Cari Blog Ini

Senin, 15 Januari 2018

Kerajaan Allah



Kerinduan Datangnya Mesias/Kerajaan Allah
Sebelum kedatangan Yesus bangsa Israel dijajah oleh bangsa lain seperti, Bangsa Persia, Bangsa Yunani, dan terakhir bangsa Romawi. Selain dijajah oleh bangsa-bangsa lain, mereka juga ditindas oleh pemimpin mereka sendiri, yaitu raja-raja yang diangkat oleh para penjajah. Dalam situasi seperti itu, bangsa Israel selalu memimpikan datangnya Mesias dan datangnya Kerajaan Allah yang dapat membebaskan mereka dari situasi penindasan tersebut. Untuk mengerti dengan baik impian tersebut, maka perlu melihat situasi sosial Bangsa Israel saat itu.
  1. Situasi Sosial-Politik
    1. Bangsa Israel dijajah bangsa lain.
    2. Pemimpin-pemimpin mereka sering menindas rakyatnya sendiri demi kepentingan dan kedudukan.
    3. Situasi penindasan tersebut memunculkan kelompok-kelompok  pemberontakan yang dipelopori kaum zelot.
  2. Situasi Sosial-Ekonomi
    1. Sebagian besar tanah dikuasai orang-orang kaya.
    2. Rakyat hanya berfungsi sebagai penggarap tanah.
    3. Sebagian besar penduduk hidup berkekurangan, penghasilan terlalu kecil.
    4. Rakyat dibebani berbagai macam pajak yang sangat membebani rakyat.
  3. Situasi Sosial-Kemasyarakatan
    1. Masyarakat terbagai dalam kelas-kelas strata sosial (kelas tinggi, menengah, rendah) dan kelompok yang terkucilkan dari masyrakat.
    2. Terdapat juga berbagai bentuk diskriminasi.
  4. Situasi Sosio-Religius
    1. Hukum Taurat sangat mewarnai hidup religius orang Yahudi.
    2. Orang Yahudi sangat taat pada hukum Taurat dan berusaha hidup sesuai dengan hukum Taurat.
    3. Orang Farisi berusaha menjaga hukum Taurat secara ketat, tetapi mereka sering kali memanipulasi hukum Taurat demi kepentingan mereka, yang pada akhirnya sangat memberatkan rakyat kecil.

Faham-Faham Kerajaan Allah Pada Jaman Yesus
  1. Faham yang murni, yaitu faham yang merangkum kepercayaan bahwa Tuhanlah yang menguasai dunia ini. Karena itu ada pengharapan bahwa akan tiba saatnya Tuhan akan tampil untuk meniadakan ketidakadilan dan kesusahan dari tengah kehidupan manusia yang sekarang penuh ketidakpastian dan kepahitan. Pewartaan para nabi pada zaman Perjanjian Lama mengungkapkan bahwa Kerajaan Allah adalah daya kekuatan Allah yang menyelamatkan.

  1. Faham yang tidak/kurang murni, yang terdiri dari dua bentuk yang masih terdapat pada zaman Yesus yaitu :
  1. Faham Nasionalistis-Politis: Faham bahwa Kerajaan Allah berarti kemenangan bangsa Israel atas bangsa kafir yaitu terbebasnya bangsa Isarel dari penjajahan bangsa Romawi. Faham ini berkembang di kalangan kaum Zelot. Bagi kaum Zelot, “Kebangkitan Nasional” akan membawa bangsa Israel pada kemenangan, dengan demikian Kerajaan Allah akan terwujud. Dalam mewujudkan cita-cita politisnya, penganut faham ini menggunakan senjata untuk melawan penjajah.
  2. Faham Apokaliptis: Faham bahwa Pemerintahan Allah akan terlaksana pada akhir zaman. Menurut faham ini, kehadiran Kerajaan Allah akan ditandai dengan terjadinya kegoncangan pada kekuatan-kekuatan langit karena campur tangan Allah dan setelah itu akan lahirlah suatu dunia baru. Penganut faham ini sering tergoda untuk meramalkan saat persis datangnya akhir zaman eskatologis/hari kiamat dan ada kalanya mereka mempergunakan gambaran-gambaran yang penuh hayal dan fantasi.

Pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah
Pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah diawali dengan seruan untuk bertobat (bdk. Mrk.1:15). Bertobat (Yunani: metanoia) berarti berpaling meninggalkan semua yang bertentangan atau yang menghalangi terlaksananya kehendak Allah. Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus adalah hadirnya kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita (Rom. 14:17). Datangnya Kerajaan Allah adalah datangnya kasih Allah kepada manusia, Allah meraja di hati dan dalam hidup manusia. Hal ini akan terjadi kalau manusia menanggapi tawaran kasih Allah itu dengan sikap yang radikal yakni bertobat dan percaya kepada Injil. Salah satu bentuk pertobatan adalah melepaskan diri dari keterikatan pada harta, kehormatan, dan keangkuhan hati.
Pokok-pokok Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus :
  1. Kerajaan Allah berarti Allah yang meraja atau memerintah.
  2. Kerajaan Allah akan mencapai kepenuhannya pada akhir zaman.
  3. Kerajaan Allah yang mencapai kepenuhannya pada akhir zaman itu sudah dekat bahkan sudah datang dalam sabda dan karya Yesus.
  4. Kerajaan Allah adalah kabar mengenai masa depan dunia, dimana yang miskin tidak akan miskin lagi, yang lapar akan dipuaskan, yang tertawan akan dibebaskan. Namun untuk mencapai masa depan yang demikian itu perlu diperjuangkan.
  5. Perjuangan Yesus untuk mewujudkan Kerajaan Allah belum selesai. Yesus member tugas kepada para pengikutNya untuk melanjutkan perjuangan tersebut.

YESUS DATANG MEWARTAKAN DAN MEMPERJUANGKAN KERAJAAN ALLAH
    Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus kerap kali menggunakan perumpamaan. Perumpamaan adalah cerita yang diambil dari kehidupan sehari-hari sehingga menyenangkan untuk didengar dan gampang untuk dipahami, untuk menyampaikan satu kebenaran khususnya tentang Kerajaan Allah. Tujuan sebuah perumpamaan:
  1. Dengan perumpamaan pendengar lebih mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan Yesus.
  2. Perumpamaan membuat orang tertantang untuk mencari dan menemukan pesan yang berkaitan dengan Kerajaan Allah dan kedatangannya bagi manusia, arti hidup, dan kselamatan.
  3. Perumpamaan tidak bersifat memaksa, melainkan orang bebas menanggapinya.
  4. Melalui perumpanaan, Yesus ingin mengungkapkan kenyataan hidup yang tersembunyi bagi indera manusiawi bahwa Allah manusia.

Kerajaan Allah bersifat misteri: karena mencakup seluruh kekayaan realitas Allah dan berbagai realitas manusia serta melampaui seluruh kemampuan berpikir manusia. Karena itu Kerajaan Allah tidak cukup diungkapkan hanya dengan satu perumpamaan saja, melainkan dengan banyak perumpamaan.
Perumpamaan Yesus mengenai Kerajaan Allah mau menyampaikan hal-hal berikut:
  1. Kerajaan Allah sudah dekat: ketika Yesus berkeliling unntuk mewartakan kabar baik sebenarnya Kerajaan Allah mulai tampak ditengah umat manusia, (bdk. Luk 10:23-24). Contoh perumpamaan tentang Kerajaan Allah yang sudah dekat misalnya: tentang Pohon Ara (Mrk. 13:28-32; Luk 12:57-58).
  2. Kerajaan Allah menuntut sikap pasrah/iman manusia kepada Allah: Kerajaan Allah menuntut sikap iman manusia terhadap Allah. Artinya Allahlah yang menjadi harapan, biji sesawi, sandaran, dan andalan bagi manusia. Berbeda dengan sikap Orang Farisi yang terlalu mengandalkan kekuatan dirinya sendiri.
  3. Kerajaan Allah adalah suatu karunia: Kerajaan Allah adalah suatu karunia dari Allah. Dan bukan jasa manusia. Hal itu Nampak dalam beberapa perumpamaan seperti: Benih yang tumbuh (Mrk 4:26-29); ragi (Mat 13:33 dst); biji sesawi (Mat 13:31-32); dan penabur (Mrk 4:1-9). Kerajaan Allah sebagai karunia Allah harus diperjuangkan dan dikembangkan oleh manusia sebagai nilai yang paling tinggi (bdk. Mat 13:44-46, tentang perumpamaan harta yang terpendam perdam mutiara yang berharga).

Yesus Mewujudkan Kerajaan Allah Dengan Mujizat
    Yesus mewartakan Kerajaan Allah tidak hanya dengan sabdaNya tetapi juga melalui mujizat. Mujizat adalah kejadian atau perbuatan luarbiasa yang bagi orang percaya menangkapnya sebagai pernyataan kuasa Allah Penyelamat. Dengan mujizat, Allah menyatakan kekuasaan penyelamatanNya.
Muzijat yang dilakukan Yesus menunjukkan :
  1. Muzijat yang dilakukan Yesus dalam rangka pemberitaan Allah. Yesus tidak pernah mengerjakan mujizat dengan tujuan menunjukkan kuasaNya. Dengan mengadakan mujizat Yesus memperlihatkan bahwa Kerajaan Allah sudah datang dan akan mencapai kepenuhannya pada akhir jaman.
  2. Mujizat yang dilakukan Yesus mempunyai arti Mesias. Artinya mujizat itu mau menunjukkan bahwa Yesus adalah mesias yang dinanti-nantikan. Dalam diri Yesus genaplah nubuat para nabi tentang Mesias yang dijanjikan kepada leluhur Israel. Melalui penyembuhan orang sakit, dan pengusiran roh-roh jahat menjadi nyata bahwa zaman mesias sudah dimulai.
  3. Mujizat Yesus menunjukkan solidaritas  Allah dengan manusia dalam segala situasi yang dialami manusia.
  4. Mujizat Yesus menunjukkan bahwa Yesus tidak hanya menyampaikan kabar gembira,tetapi ia sendirilah kabar gembira. Ia sendirilah keselamatan.
  5. Mujizat Yesus menunjukkan kuasa Yesus atas alam, penyakit, setan, dan atas hidup manusia.
  6. Mujizat ialah perisiwa di mana manusia dalam penderitaan dan kedosaannya bertemu dan mengalami kehadiran Allah secara luar biasa. Dengan demikian mujizat juga memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat, percaya kepada Allah.

Hubungan antara Nilai-Nilai Duniawi dan Nilai-Nilai Kerajaan Allah
  1. Uang/harta dan Kerajaan Allah : Uang dan harta adalah sesuatu yang baik, bernilai bagi hidup manusia. Namun uang dan harta tidak boleh menguasai manusia. Uang dan harta tidak boleh dimutlakkan, didewakan yang pada akhirnya menjadi penghalang seseorang untuk bersatu dengan Allah. Ambisi untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya seringkali bertentangan dengan usaha untuk mencari Kerajaan Allah (bdk.Mrk 10:25). Namun, Yesus mendorong orang kaya untuk memiliki semangat solidaritas terhadap orang miskin dan menderita untuk membebaskan mereka dari kemiskinan dan penderitaan.
  2. Kekuasaan Dan Kerajaan Allah : kekuasaan adalah sesuatu yang bernilai, namun tidak boleh dimutlakkan sehingga usaha untuk membangun Kerajaan Allah terhalang. Kekuasaan jangan dipakai untuk menindas orang, melainkan untuk melayani, dan membebaskan orang.
  3. Kehormatan/gengsi dan Kerajaan Allah : kehormatan/gengsi adalah sesuatu hal yang berarti bagi setiap orang. Orang akan berusaha mempertahankan gengsinya bahkan akan rela mati demi gengsinya. Gengsi seringkali didasarkan pada keturunan, kekayaan, kekuasaan, pendidikan, dll. Seringkali karena gengsi seseorang lalu bertindak dan melakukan sesuatu bertentangan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Di hadapan Allah, semua orang sama dan dihormati, dihargai karena ia adalah pribadi ciptaan Allah ; dan bukan karena latar belakang pendidikan, status sosial, kekuasaan dan kekayaan.
  4. Solidaritas dan Kerajaan Allah: mencakup semua umat manusia tanpa perbedaan suku, agama, ras, dll. (bdk. Mat 5:43-44 ; Luk 6:27-28.32).