BERSIKAP
KRITIS DAN BERTANGGUNG
JAWAB TERHADAP PENGARUH MEDIA
MASSA
Doa Pembuka
Doa
Mohon Kebijaksanaan (PS 142)
Allah yang
Mahabijaksana, Engkau telah
menciptakan dan menata alam ini dengan kebijaksanaan yang tak
terhingga. Engkau pun telah mengajarkan kebijaksanaan sejati kepada kami, yang seringkali tidak kami pahami,
karena jalan-Mu jauh berbeda dengan jalan kami, dan pikiran kami jauh berbeda
dari pikiran-Mu. Berilah kami bagian dari kebijaksanaa-Mu, supaya seperti
Salomo, kami lebih mencintai kebijaksanaan daripada harta dan kuasa yang akan
binasa.
Terangilah hati kami dengan
Roh Kebijaksanaan-Mu, supaya kami berpengamatan tajam dan luas. Jauhkanlah kami
dari segala ketakutan dan kecemasan yang tak berfaedah, dan janganlah
membiarkan kami menyeleweng karena pelbagai keinginan yang tidak teratur.
Semoga kami selalu waspada terhadap bujuk rayu dan godaan yang menyesatkan.
Ya Allah, anugerahkanlah
kepada kami kebijaksanaan yang sejati, supaya kami belajar mencari Engkau di
dalam segala sesuatu, dan memahami peristiwa-peristiwa hidup ini sesuai dengan
tata kebijaksanaan-Mu. Berilah kami kebijaksanaan sejati, agar dengan pikiran
yang jernih kami dapat memilih yang terbaik, dan melangkah di jalan yang lurus,
mengikuti jejak Yesus, guru kebijaksanaan sejati. Dialah Tuhan, pengantara
kami. Amin.
Gagasan Pokok
Pada era globalisasi sekarang
ini telah terjadi perubahan cepat, khususnya dalam bidang komunikasi. Dunia menjadi transparan dan
terasa sempit, hubungan menjadi sangat mudah dan dekat, jarak waktu seakan
tidak terasa dan seakan pula tanpa batas. Sebagai dampaknya, informasi yang masuk ke
dalam kehidupan sehari-hari tidak terbendung. Persoalannya, informasi itu ada yang bersifat membangun,
tetapi ada juga yang bersifat merugikan.
Kaum remaja mempunyai rasa
ingin tahu yang tinggi, oleh karena itu mereka suka mencoba hal yang baru,
termasuk kehadiran media. Kerapkali mereka tidak selektif dan menelan begitu
saja apa yang disediakan oleh media dan tidak mencernanya dengan baik, sehingga
mereka sering salah dalam mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu remaja
perlu mendapatkan bimbingan supaya mereka dapat bersikap kritis dalam memilih
media dan mampu mengolahnya menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan kualitas
hidup mereka.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), arti media
massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan
berita dan pesan kepada masyarakat luas. Media adalah bentuk jamak dari
medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris
yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Media Massa adalah sarana komunikasi massa dimana proses
penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara
serentak.
Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah tentang
media, melainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungjawab- kan
apa yang kita pilih dan kita percaya. Sikap kritis berarti mampu mempertimbangkan baik-buruk
sesuatu hal, selektif dan mampu membuat skala prioritas sebelum kita mengambil
suatu sikap. Dengan demikian, kita akan dapat menempatkan media massa
pada tempat yang semestinya bagi perkembangan diri kita.
Dalam dokumen Konsili Vatikan
II Inter Mirifica (IM), Gereja ingin mengajak umat manusia untuk menyadari peran positif berbagai
sarana komunikasi sosial untuk menyegarkan hati dan mengembangkan budi, agar
harkat kemanusiaannya semakin hari semakin tampak dan semakin berkembang.
Selain itu, aneka sarana
komunikasi sosial juga dapat dimanfaatkan untuk mewartakan kabar sukacita yang
menjadi warisan teragung Kristus, demi keselamatan umat beriman kristiani,
bahkan juga demi kemajuan hidup manusia pada umumnya.
Secara khusus untuk
meminimalisir dampak negatif dari pemakaian media komunikasi sosial maka diatur
tentang kewajiban-kewajiban
para pemakai komunikasi sosial (IM 9) juga kewajiban-kewajiban kaum muda dan orang tua (IM
10). Dengan demikian media
komunikasi sosial dapat dipakai sebagai sarana untuk mewartakan Kerajaan Allah.
Selanjutnya, dalam dokumen
“Gereja dan Internet” yang dirilis Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial pada
22 Februari 2002, dijelaskan pokok berikut: “Gereja memandang sarana-sarana ini sebagai
‘anugerah-anugerah Allah’, sesuai rencana Penyelenggaraan Ilahi, dimaksudkan
untuk menyatukan manusia dalam ikatan persaudaraan, agar menjadi teman sekerja
dalam rencana-rencana penyelamatan-Nya’. Hal tersebut tetap menjadi
pandangan kami, dan itulah pandangan yang kami pegang tentang Internet.” Dan
dalam dokumen ini juga ditegaskan bahwa media komunikasi sosial memberi manfaat- manfaat penting
dan keuntungan-keuntungan dari perspektif religius, karena dapat dipakai
sebagai sarana evangelisasi dan media komunikasi memiliki peran penting dalam
pembentukan kepribadian seseorang, mempengaruhi pembentukan pendapat umum yang
sangat menentukan cara pikir dan cara pandang manusia. Gereja bermaksud membantu mereka
yang bekerja dalam media untuk menjadikan media komunikasi sebagai jalan untuk
mencapai kesejahteraan umum dan berpusat kepada pribadi manusia.
Yesus pun memberi contoh dan mengajarkan kepada kita agar
senantiasa bersikap kritis. Pada zaman Yesus, belum ada banyak jenis
media. Media yang sangat
berpengaruh pada waktu itu adalah kitab atau buku. Kitab yang paling
berpengaruh dalam masyarakat Yahudi pada waktu itu adalah Kitab Hukum Taurat.
Yesus menyikapi Hukum Taurat mengenai hari Sabat dengan kritis (bdk.
Markus 2:23⎯28). Peraturan seperti itulah yang ditolak oleh Yesus.
Hari Sabat adalah demi keselamatan umat, bukan sebaliknya, umat untuk hari
Sabat.
Apa artinya sikap kritis Yesus
ini bagi kita? Yesus mengajak
kita untuk bersikap kritis. Kita harus dapat membedakan mana yang benar dan
mana yang salah; mana yang baik dan mana yang jahat; mana yang berguna bagi
keselamatan manusia dan mana yang tidak berguna. Keselamatan manusia adalah
yang menjadi pilihan (opsi) Yesus dalam hidup dan karya-Nya.
Mendalami Pengalaman Hidup Sehari-hari berkaitan dengan Penyebaran
Berita Hoax Dalam Masyarakat.
Remaja
Rentan Jadi Penyebar Berita Hoax
Kompas.com - 22/09/2017, 16:16
WIB Penulis Tim Cek Fakta | EditorTim Cek Fakta KOMPAS.com –
Anak remaja sangat rentan
menjadi pelaku penyebaran hoax atau berita bohong di jagat maya. Beberapa
pelaku penyebaran hoax yang berhasil ditangkap polisi ternyata masih berstatus
pelajar. Hal ini sangat memprihatinkan.
Menurut Head of Social Media
Management Center dari Kantor Staf Presiden RI, Alois Wisnuhardana, remaja
mudah percaya pada hoax karena anak muda memang cenderung emosional. Setiap
informasi yang masuk, apalagi yang sensasional, akan langsung disebarkan.
“Selain itu banyak remaja yang
malas membaca. Minat baca orang Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara,”
kata Wisnu dalam acara peluncuran kampanye “Enaknya Nggak Hoax” yang digelar
oleh salah satu produk makanan ringan di SMK Negeri 19 Jakarta (20/9/2017).
Data Kementerian Kominfo RI,
di akhir tahun 2016 ada 800 ribu situs yang terindikasi menyebarkan hoaks dan
ujaran kebencian. Hoaks banyak disebar terutama melalui media sosial.
Berdasarkan hasil survei We Are Social di tahun 2017, 18 persen pengguna media
sosial berusia 13 sampai 17 tahun, yang merupakan usia pelajar.
Berita hoax atau bohong di
jagat maya seringkali berdampak langsung pada kehidupan nyata. Misalnya saja
aksi kekerasan antar kelompok atau pun hancurnya reputasi seseorang atau
perusahaan. “Remaja seharusnya lebih bijaksana saat posting karena medsos-mu
hari ini adalah portofolio di masa depan. Kalau sudah terlanjur menyebar, tidak
bisa dihapus lagi,” ujarnya. Wisnu mengimbau
agar remaja selalu
memverifikasi berita yang didapat
dari internet. “Cek kebenarannya dengan membaca sumber beritanya, bandingkan
dengan 3 situs berita online lain apakah memuat yang sama,” katanya di hadapan
para pelajar SMKN 19. Selain itu, jika sudah dipastikan kebenarannya, gunakan
nalar apakah konten yang akan disebar itu berguna bagi orang lain atau tidak.
“Kalau ternyata konten itu hoax laporkan saja. Ada banyak saluran untuk
menyebarkan berita-berita palsu,” paparnya.
Kampanye “Enaknya Nggak Hoax”
merupakan edukasi kepada generasi muda Indonesia, khususnya pelajar, yang
digelar produk makanan ringan dari OT Group. “Kita merasa perlu mendukung
pemerintah mengatasi persoalan hoax dengan membantu memberi pemahaman pada
pelajar tentang penggunaan media sosial yang positif dan bertanggung jawab,” kata
Head of Corporate and Marketing Communication OT Group, Harianus I Zebua.
Ia menambahkan, kampanye ini
akan dilakukan di ratusan sekolah di sejumlah wilayah di Indonesia seperti
Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali, Palembang,
dan Medan, dengan target minimal 100.000 pelajar.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul “Remaja Rentan Jadi Penyebar Berita Hoax”, Klik untuk
baca: https://lifestyle.kompas.com/
read/2017/09/22/161600620/remaja-rentan-jadi-penyebar-berita-hoax.
Peneguhan
a.
Kaum remaja mempunyai rasa ingin tahu yang
tinggi, oleh karena itu mereka suka mencoba hal yang baru, termasuk kehadiran
media. Kerapkali mereka tidak selektif dan menelan begitu saja apa yang
disediakan oleh media dan tidak mencernanya dengan baik, sehingga mereka sering
salah dalam mengambil keputusan. Akibatnya mereka menjadi kelompok yang rentan
terhadap persebaran hoax.
b.
Sehubungan dengan itu remaja perlu mendapatkan
bimbingan supaya mereka dapat bersikap kritis dalam memilih media dan mampu
mengolahnya menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
c.
Bersikap
kritis tidak berarti
menolak mentah-mentah tentang media, melainkan kita
mencoba menyaringnya dan
mampu mempertanggungjawabkan apa yang kita pilih dan kita percaya. Sikap
kritis berarti mampu mempertimbangkan baik-buruk sesuatu hal, selektif dan
mampu membuat skala prioritas sebelum kita mengambil suatu sikap. Dengan
demikian, kita akan dapat menempatkan media massa pada tempat yang semestinya
bagi perkembangan diri kita.
d.
Media
massa merupakan sebuah
fasilitas yang diciptakan
demi kesejahteraan hidup manusia. Berikut ini adalah dampak positif dan
negatif dari media massa:
1) Dampak
positif dari media massa:
a)
Dapat memberikan informasi dengan cepat,
sekaligus dipakai untuk menyimpan informasi.
b)
Dapat dipakai untuk membangun sikap peduli
antara satu dengan yang lain.
c)
Dapat membangun relasi dengan lebih mudah.
d)
Memberikan kemudahan dalam bidang pendidikan,
belanja, dan lain-lain.
2) Dampak
negatif dari media massa:
a)
Berawal
dari media sosial
sering terjadi tindak
kejahatan seperti penipuan, pembunuhan, penculikan, dan lain-lain.
b)
Membuat orang menjadi susah bersosialisasi
dengan dunia sekitarnya.
c)
Situs media sosial akan membuat seseorang lebih
mementing- kan diri sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di
sekitar mereka karena terlalu banyak menghabiskan waktu mereka dengan
menggunakan internet.
d)
Media sosial dapat membuat anak-anak dan remaja
menjadi lalai dan juga tidak bisa membagi waktu karena terlalu asyik dengan
dunia maya.
e)
Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindarkan
hoax adalah sebagai berikut:
i.
Hati-hati dengan judul provokatif.
Berita
hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan
langsung menudingkan jari ke pihak tertentu.
ii.
Cermati alamat situs apakah sudah terverifikasi
oleh dewan pers atau belum.
iii.
iii) Periksalah fakta langsung dari sumbernya
atau carilah sumber lain yang menampilkan berita yang sama.
iv.
iv) Cek keaslian foto, misalnya dengan
memanfaatkan mesin pencari Google.
v.
v) Ikut serta dalam forum diskusi anti hoax.
Mendalami Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang Media Massa
1) (Markus
2:23–28)
Murid-murid
Memetik Gandum pada Hari Sabat
23Pada
suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara
berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. 24Maka kata
orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang
tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” 25Jawab-Nya kepada mereka:
“Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang
mengikutinya kekurangan dan kelaparan, 26bagaimana ia masuk ke dalam
Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian
itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga
kepada pengikut-pengikutnya?” 27Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari
Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28jadi
Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”
2) Inter
Mirifica 9
Kewajiban-kewajiban
Para Pemakai Media Komunikasi Sosial
Kewajiban-kewajiban
khusus mengikat semua penerima, yakni para pembaca, pemirsa dan pendengar, yang
atas pilihan pribadi dan bebas menampung informasi-informasi yang disiarkan
oleh media itu. Sebab cara memilih yang tepat meminta, supaya mereka mendukung
sepenuhnya segala sesuatu yang menampilkan nilai keutamaan, ilmu-pengetahuan
dan pengetahuan. Sebaliknya hendaklah mereka menghindari apa saja, yang bagi
diri mereka sendiri menyebabkan atau memungkinkan timbulnya kerugian rohani,
atau yang dapat membahayakan sesama karena contoh yang bururk, atau
menghalang-halangi tersebarnya informasi yang baik dan mendukung tersiarnya
informasi yang buruk. Hal itu kebanyakan terjadi dengan membayar iuran kepada
para penyelenggara, yang memanfaatkan media itu karena alasan-alasan ekonomi
semata-mata. Maka supaya para penerima itu mematuhi hukum moral, hendaknya
mereka jangan melalaikan kewajiban,
untuk pada waktunya mencari informasi tentang penilaian-penilaian yang mengenai
semuanya itu diberikan oleh instansi-instansi yang berwenang, dan untuk
mengikutinya sebagai pedoman menurut suara hati yang cermat. Untuk lebih mudah
melawan dampak-dampak yang merugikan, dan mengikuti sepenuhnya
pengaruh-pengaruh yang baik, hendaknya mereka berusaha mengarahkan dan membina
suara hati mereka dengan upaya-upaya yang cocok.
3) Inter
Mirifica 10
Kewajiban-kewajiban
Kaum Muda dan Para Orang Tua
Hendaknya
para penerima, terutama dikalangan kaum muda berusaha, supaya dalam memakai
upaya-upaya komunikasi sosial mereka belajar mengendalikan diri dan menjaga
ketertiban. Kecuali itu hendaklah mereka berusaha memahami secara lebih
mendalam apa yang mereka lihat, dengar dan baca. Hendaklah itu mereka
percakapkan dengan para pendidik dan para ahli, dan dengan demikian mereka
belajar memberi penilaian yang saksama. Sedangkan para orang-tua hendaknya
menyadari sebagai kewajiban mereka: menjaga dengan sungguhsungguh, supaya tayangan-tayangan, terbitan-terbitan tercetak
dan lain sebagainya, yang bertentangan dengan iman serta tata susila,
jangan sampai memasuki ambang pintu rumah tangga, dan jangan sampai anak-anak
menjumpainya diluar lingkup keluarga.
4) Dewan
Kepausan Untuk Komunikasi Sosial Gereja Dan Internet
Media
komunikasi sosial memberi manfaat-manfaat penting dan keuntungan-
keuntungan dari perspektif religius: “Media komunikasi sosial
membawa berita-berita dan informasi mengenai peristiwa-peristiwa keagamaan,
gagasan- gagasan keagamaan, dan tokoh-tokoh agama; media merupakan alat untuk
evangelisasi dan katekese. Dari hari ke hari media komunikasi sosial memberi
informasi, dorongan serta kesempatan untuk beribadat bagi orangorang yang
terpaksa harus tinggal di rumah mereka atau lembaga mereka.” Selain dari semua
manfaat ini, ada juga yang kurang lebih khas bagi internet. Internet
menyediakan akses langsung dan segera ke sumber-sumber penting religius dan
spiritual – perpustakaan-perpustakaan besar, museum-museum dan tempat-tempat
ibadat, dokumen-dokumen Magisterium, tulisan-tulisan para Bapa dan Doktor
Gereja, serta kebijaksanaan religius berabad-abad. Internet memiliki kemampuan
luar biasa mengatasi jarak dan isolasi dengan menghubungkan orang-orang dengan
mereka yang sama-sama mempunyai kehendak baik yang bergabung dalam komunitas
iman virtual untuk saling menyemangati dan membantu satu sama lain. Gereja
dapat memberikan pelayanan penting kepada orang-orang Katolik maupun
orang-orang bukan Katolik dengan memilih dan menyampaikan data- data yang
berguna melalui internet.
Peneguhan
a. Di
antara perbuatan-perbuatan yang dilakukan Yesus terdapat tindakan tertentu yang
mengungkapkan sikap dan pandangan Yesus mengenai hukum Taurat. Yesus memaklumkan bahwa Allah
itu pembebas. Allah ingin memungkinkan manusia mengembangkan diri secara lebih
utuh dan penuh. Segala hukum, peraturan, dan perintah harus diabdikan kepada
tujuan pemerdekaan manusia. Maksud terdalam setiap hukum ialah membebaskan (atau menghindarkan)
manusia dari segala sesuatu yang dapat menghalangi manusia berbuat baik.
Begitu pula tujuan hukum Taurat. Sikap Yesus terhadap hukum Taurat dapat
diringkaskan dengan mengatakan bahwa Yesus selalu memandang hukum Taurat dalam terang hukum kasih.
b.
Yang dikritik Yesus bukanlah hukum Sabat sebagai pernyataan kehendak
Allah, melainkan cara hukum itu ditafsirkan dan diterapkan. Hari Sabat
bukan untuk mengabaikan kesempatan berbuat baik. Pandangan Yesus tentang
Taurat-Nya adalah pandangan
yang bersifat memerdekakan sesuai dengan maksud asli hukum Taurat itu sendiri.
c. Dalam
dokumen Konsili Vatikan II Inter Mirifica (IM), Gereja ingin mengajak umat manusia untuk menyadari peran
positif berbagai sarana komunikasi
sosial untuk menyegarkan hati dan
mengembangkan budi, agar harkat kemanusiaannya semakin hari semakin tampak dan semakin berkembang.
Selain itu, aneka sarana komunikasi sosial juga dapat dimanfaatkan untuk mewartakan kabar sukacita yang
menjadi warisan teragung Kristus, demi keselamatan umat beriman kristiani,
bahkan juga demi kemajuan hidup manusia pada umumnya.
d. Secara
khusus untuk meminimalisir dampak negatif dari pemakaian media komunikasi
sosial maka diatur tentang kewajiban-kewajiban para pemakai komunikasi sosial
(IM 9) juga kewajiban-kewajiban kaum muda dan orang tua (IM 10). Dengan
demikian media komunikasi sosial dapat dipakai sebagai sarana untuk mewartakan
Kerajaan Allah.
e. Selanjutnya,
dalam dokumen “Gereja dan Internet” yang dirilis Dewan Kepausan untuk
Komunikasi Sosial pada 22 Februari 2002, dijelaskan pokok berikut: “Gereja
memandang sarana-sarana ini sebagai ‘anugerah- anugerah Allah’, sesuai rencana
Penyelenggaraan Ilahi, dimaksudkan untuk menyatukan manusia dalam ikatan
persaudaraan, agar menjadi teman sekerja dalam rencana-rencana penyelamatan-Nya’.
Hal tersebut tetap menjadi pandangan kami, dan itulah pandangan yang kami
pegang tentang Internet.” Dan dalam dokumen ini juga ditegaskan bahwa media komunikasi sosial
memberi manfaat-manfaat penting dan keuntungan-keuntungan dari perspektif
religius, karena dapat dipakai sebagai sarana evangelisasi dan katekese.
f.
Media komunikasi memiliki
peran penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, mempengaruhi
pembentukan pendapat umum yang sangat menentukan cara
pikir dan cara pandang manusia. Gereja
bermaksud membantu
mereka yang bekerja
dalam media untuk menjadikan media
komunikasi sebagai jalan untuk mencapai kesejahteraan umum dan berpusat kepada
pribadi manusia.
g.
Ketua Komisi Sosial Konferensi Waligereja
Indonesia (Komsos KWI) 2006 Mgr. Hilarion Datus Lega Pr. mengambil sikap tegas
melalui pernyataannya: “Anda harus
berani mengambil sikap!
Jadikanlah media sebagai alat bukan tuan! Media bukan segala-galanya yang harus melampaui hati
nurani, akal budi sehat dan kebutuhan konkret manusia yang menggunakannya.
Ayat untuk Direnungkan:
Dalam menghadapi pengaruh
media sosial dan media elektronik : “hendaklah kamu cerdik seperti ular dan
tulus seperti merpati” (Mat. 10:16)
Refleksi.
Curhatlah
pada Tuhan, Jangan di Media Sosial
Saat ini ada banyak anak muda
galau yang berlomba-lomba mengumbar persoalan
hidupnya di media
sosial. Mereka seperti
haus perhatian dari orang lain
padahal mereka tidak saling kenal. Jika tak seorangpun mempedulikan status yang
dibagikan di media sosial, terkadang mereka akan semakin frustasi. Apakah kamu
juga sering curhat di media sosial?
Tidak ada gunanya curhat di
media sosial. Tidak akan ada orang yang benar-benar peduli kepada kita bahkan
untuk sekadar mendoakan. Curhatlah kepada keluarga, sahabat, atau kakak rohani
kita, sebab merekalah yang akan selalu mendukung kita dalam doa. Mereka jugalah
yang akan memantau kehidupan kita sehingga saat kita galau, merekalah yang akan
menghibur.
Jangan pula bertengkar dengan
teman di media sosial. Komentar orang-orang yang tidak mengenal dan yang tidak
mengetahui persoalannya hanya akan memperkeruh keadaan. Jika ada masalah dengan
teman, lebih baik segera diselesaikan dengan bertatap muka. Kasihilah temanmu,
sebab di dalam kasih tidak ada permusuhan.
Jika kita mempunyai beban yang
tidak ingin seorang pun tahu, katakanlah hanya kepada Tuhan saja melalui doa.
Tuhan tidak ada di media sosial. Tuhan hanya dapat kita temui ketika kita
menyerukan nama- Nya dalam doa. Jangan mempermalukan diri sendiri dengan curhat
di media sosial.
Ketika jiwaku letih lesu di
dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke
dalam bait-Mu yang kudus (Yunus 2:7).
Sumber:
https://www.renungankristiani.com/curhatlah-pada-tuhan-jangan-di-media-sosial/
Doa Penutup
Mazmur
75:1⎯11
Allah
Hakim yang Adil
1Untuk pemimpin
biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Mazmur Asaf. Nyanyian.
2Kami bersyukur
kepada-Mu, ya Allah, kami bersyukur, dan orang-orang yang menyerukan nama-Mu
menceritakan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3“Apabila Aku
menetapkan waktunya, Aku
sendiri akan menghakimi dengan kebenaran.
4Bumi hancur dan
semua penduduknya; tetapi Akulah yang mengokohkan tiang-tiangnya.”
5Aku berkata kepada
pembual-pembual: “Jangan membual.” Dan kepada orang-orang fasik: “Jangan
meninggikan tanduk!
6Jangan mengangkat
tandukmu tinggi-tinggi, jangan berbicara dengan bertegang leher!”
7Sebab bukan dari
timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu,
8tetapi Allah
adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan- Nya yang lain.
9Sebab sebuah piala
ada di tangan TUHAN, berisi anggur berbuih, penuh campuran bumbu; Ia menuang
dari situ; sungguh, ampasnya akan dihirup dan diminum oleh semua orang fasik di
bumi.
10Tetapi aku hendak
bersorak-sorak untuk selama-lamanya, aku hendak bermazmur bagi Allah Yakub.
11Segala tanduk
orang-orang fasik akan dihancurkan-Nya, tetapi tanduk- tanduk orang benar akan
ditinggikan.
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh
Kudus,
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu,
dan sepanjang segala abad, Amin.