Cari Blog Ini

Jumat, 05 Juli 2024

BERSIKAP KRITIS DAN BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PENGARUH MEDIA MASSA

 

BERSIKAP KRITIS DAN BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PENGARUH MEDIA MASSA

 

Doa Pembuka

Doa Mohon Kebijaksanaan (PS 142)

Allah yang Mahabijaksana, Engkau telah menciptakan dan menata alam ini dengan kebijaksanaan yang tak terhingga. Engkau pun telah mengajarkan kebijaksanaan sejati kepada kami, yang seringkali tidak kami pahami, karena jalan-Mu jauh berbeda dengan jalan kami, dan pikiran kami jauh berbeda dari pikiran-Mu. Berilah kami bagian dari kebijaksanaa-Mu, supaya seperti Salomo, kami lebih mencintai kebijaksanaan daripada harta dan kuasa yang akan binasa.

Terangilah hati kami dengan Roh Kebijaksanaan-Mu, supaya kami berpengamatan tajam dan luas. Jauhkanlah kami dari segala ketakutan dan kecemasan yang tak berfaedah, dan janganlah membiarkan kami menyeleweng karena pelbagai keinginan yang tidak teratur. Semoga kami selalu waspada terhadap bujuk rayu dan godaan yang menyesatkan.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kebijaksanaan yang sejati, supaya kami belajar mencari Engkau di dalam segala sesuatu, dan memahami peristiwa-peristiwa hidup ini sesuai dengan tata kebijaksanaan-Mu. Berilah kami kebijaksanaan sejati, agar dengan pikiran yang jernih kami dapat memilih yang terbaik, dan melangkah di jalan yang lurus, mengikuti jejak Yesus, guru kebijaksanaan sejati. Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin.

 

Langkah Pertama: Mendalami Pengalaman Hidup Sehari-hari berkaitan dengan Penyebaran Berita Hoax Dalam Masyarakat.

1.   Guru membangun situasi yang kondusif untuk belajar melalui dialog dengan peserta didik, misalnya: dalam pelajaran yang lalu kita telah belajar bersama tentang penggunaan suara hati, sebelum masuk ke materi berikutnya, apakah ada pertanyaan yang masih mengganjal berkaitan dengan penggunaan suara hati. Sekiranya ada silakan disampaikan.

2.   Selanjutnya, guru membangkitkan motivasi/minat belajar peserta didik untuk tema berikutnya, yakni: Pernahkah kalian menemukan dalam HPmu (Hand Phone) berita hoax yang mengejutkan? Bagaimana reaksimu terhadap berita tersebut sebelum kamu tahu bahwa berita itu hoax. Hari ini kita akan belajar, bagaimana kita mesti bersikap kritis terhadap media massa atau media sosial.

Remaja Rentan Jadi Penyebar Berita Hoax

Anak remaja sangat rentan menjadi pelaku penyebaran hoax atau berita bohong di jagat maya. Beberapa pelaku penyebaran hoax yang berhasil ditangkap polisi ternyata masih berstatus pelajar. Hal ini sangat memprihatinkan.

Menurut Head of Social Media Management Center dari Kantor Staf Presiden RI, Alois Wisnuhardana, remaja mudah percaya pada hoax karena anak muda memang cenderung emosional. Setiap informasi yang masuk, apalagi yang sensasional, akan langsung disebarkan.

“Selain itu banyak remaja yang malas membaca. Minat baca orang Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara,” kata Wisnu dalam acara peluncuran kampanye “Enaknya Nggak Hoax” yang digelar oleh salah satu produk makanan ringan di SMK Negeri 19 Jakarta (20/9/2017).

Data Kementerian Kominfo RI, di akhir tahun 2016 ada 800 ribu situs yang terindikasi menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian. Hoaks banyak disebar terutama melalui media sosial. Berdasarkan hasil survei We Are Social di tahun 2017, 18 persen pengguna media sosial berusia 13 sampai 17 tahun, yang merupakan usia pelajar.

Berita hoax atau bohong di jagat maya seringkali berdampak langsung pada kehidupan nyata. Misalnya saja aksi kekerasan antar kelompok atau pun hancurnya reputasi seseorang atau perusahaan. “Remaja seharusnya lebih bijaksana saat posting karena medsos-mu hari ini adalah portofolio di masa depan. Kalau sudah terlanjur menyebar, tidak bisa dihapus lagi,” ujarnya. Wisnu mengimbau agar remaja selalu memverifikasi berita yang didapat dari internet. “Cek kebenarannya dengan membaca sumber beritanya, bandingkan dengan 3 situs berita online lain apakah memuat yang sama,” katanya di hadapan para pelajar SMKN 19. Selain itu, jika sudah dipastikan kebenarannya, gunakan nalar apakah konten yang akan disebar itu berguna bagi orang lain atau tidak. “Kalau ternyata konten itu hoax laporkan saja. Ada banyak saluran untuk menyebarkan berita-berita palsu,” paparnya.

Kampanye “Enaknya Nggak Hoax” merupakan edukasi kepada generasi muda Indonesia, khususnya pelajar, yang digelar produk makanan ringan dari OT Group. “Kita merasa perlu mendukung pemerintah mengatasi persoalan hoax dengan membantu memberi pemahaman pada pelajar tentang penggunaan media sosial yang positif dan bertanggung jawab,” kata Head of Corporate and Marketing Communication OT Group, Harianus I Zebua.

Ia menambahkan, kampanye ini akan dilakukan di ratusan sekolah di sejumlah wilayah di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali, Palembang, dan Medan, dengan target minimal 100.000 pelajar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Remaja Rentan Jadi Penyebar Berita Hoax”, Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/ read/2017/09/22/161600620/remaja-rentan-jadi-penyebar-berita-hoax.

 

3.   Guru mengajak peserta didik mendalami kisah tersebut dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:

a.     Menurut kalian, mengapa “kaum remaja” mudah untuk dipengaruhi dan menyebarkan hoax?

b.     Apa dampak berita hoax dalam kehidupan sosial?

c.     Carilah contoh berita hoax yang beredar dalam masyarakat kita akhir- akhir ini!

d.     Upaya apa saja yang dapat kita lakukan untuk menangkal hoax?

e.     Bagaimana pengalaman kalian tentang hoax (entah sebagai penerima atau penyebar hoax)?

4.   Guru meminta peserta didik mendiskusikan pertanyaan tersebut di atas dengan teman duduk dan mencatat poin-poin yang penting.

5.   Guru membagi kelas ke dalam empat kelompok dan peserta didik diminta melakukan kegiatan literasi dengan menggali informasi melalui studi pustaka atau browsing di internet:

a.     Kelompok 1 dan 2 mencari informasi dan mendiskusikan pengertian dan dampak media massa.

b.     Kelompok 3 dan 4 mencari informasi dan mendiskusikan penggunaan media massa dalam masyarakat dan bagaimana seharusnya kita menggunakan media secara bijaksana. Kemudian setiap kelompok mencatat semua informasi yang didapat dalam buku catatan. Aturlah sedemikian rupa untuk berbagi informasi antara kelompok yang satu dengan yang lain, sehingga setiap kelompok mempunyai data yang lengkap. Misalnya: Kelompok 1 dan 3 saling bertukar informasi dan kelompok 2 dan 4 saling bertukar informasi.

6.   Selanjutnya guru dapat memberi peneguhan sebagai berikut:

a.     Kaum remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, oleh karena itu mereka suka mencoba hal yang baru, termasuk kehadiran media. Kerapkali mereka tidak selektif dan menelan begitu saja apa yang disediakan oleh media dan tidak mencernanya dengan baik, sehingga mereka sering salah dalam mengambil keputusan. Akibatnya mereka menjadi kelompok yang rentan terhadap persebaran hoax.

b.     Sehubungan dengan itu remaja perlu mendapatkan bimbingan supaya mereka dapat bersikap kritis dalam memilih media dan mampu mengolahnya menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

c.     Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah tentang media, melainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang kita pilih dan kita percaya. Sikap kritis berarti mampu mempertimbangkan baik-buruk sesuatu hal, selektif dan mampu membuat skala prioritas sebelum kita mengambil suatu sikap. Dengan demikian, kita akan dapat menempatkan media massa pada tempat yang semestinya bagi perkembangan diri kita.

d.     Media massa merupakan sebuah fasilitas yang diciptakan demi kesejahteraan hidup manusia. Berikut ini adalah dampak positif dan negatif dari media massa:

1.     Dampak positif dari media massa:

a)   Dapat memberikan informasi dengan cepat, sekaligus dipakai untuk menyimpan informasi.

b)   Dapat dipakai untuk membangun sikap peduli antara satu dengan yang lain.

c)   Dapat membangun relasi dengan lebih mudah.

d)   Memberikan kemudahan dalam bidang pendidikan, belanja, dan lain-lain.

2.     Dampak negatif dari media massa:

a)   Berawal dari media sosial sering terjadi tindak kejahatan seperti penipuan, pembunuhan, penculikan, dan lain-lain.

b)   Membuat orang menjadi susah bersosialisasi dengan dunia sekitarnya.

c)   Situs media sosial akan membuat seseorang lebih mementing- kan diri sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka karena terlalu banyak menghabiskan waktu mereka dengan menggunakan internet.

d)   Media sosial dapat membuat anak-anak dan remaja menjadi lalai dan juga tidak bisa membagi waktu karena terlalu asyik dengan dunia maya.

e)   Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindarkan hoax adalah sebagai berikut:

1)      Hati-hati dengan judul provokatif. Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu.

2)      Cermati alamat situs apakah sudah terverifikasi oleh dewan pers atau belum.

3)      Periksalah fakta langsung dari sumbernya atau carilah sumber lain yang menampilkan berita yang sama.

4)      Cek keaslian foto, misalnya dengan memanfaatkan mesin pencari Google.

5)      Ikut serta dalam forum diskusi anti hoax.

 

Langkah Kedua: Mendalami Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang Media Massa

1.   Guru mengajak peserta didik untuk mendalami Kitab Suci dan Ajaran Sosial Gereja berkaitan dengan media massa melalui Dokumen Konsili Vatikan II dan Seri Dokumen Gerejawi No. 11 tentang Gereja dan Internet.

Murid-murid Memetik Gandum pada Hari Sabat (Markus 2:23–28)

23Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.

24Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”

25Jawab-Nya kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,

26bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?”

27Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,

28jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”

 

Inter Mirifica 9

Kewajiban-kewajiban Para Pemakai Media Komunikasi Sosial

Kewajiban-kewajiban khusus mengikat semua penerima, yakni para pembaca, pemirsa dan pendengar, yang atas pilihan pribadi dan bebas menampung informasi-informasi yang disiarkan oleh media itu. Sebab cara memilih yang tepat meminta, supaya mereka mendukung sepenuhnya segala sesuatu yang menampilkan nilai keutamaan, ilmu-pengetahuan dan pengetahuan. Sebaliknya hendaklah mereka menghindari apa saja, yang bagi diri mereka sendiri menyebabkan atau memungkinkan timbulnya kerugian rohani, atau yang dapat membahayakan sesama karena contoh yang bururk, atau menghalang-halangi tersebarnya informasi yang baik dan mendukung tersiarnya informasi yang buruk. Hal itu kebanyakan terjadi dengan membayar iuran kepada para penyelenggara, yang memanfaatkan media itu karena alasan-alasan ekonomi semata-mata. Maka supaya para penerima itu mematuhi hukum moral, hendaknya mereka jangan melalaikan kewajiban, untuk pada waktunya mencari informasi tentang penilaian-penilaian yang mengenai semuanya itu diberikan oleh instansi-instansi yang berwenang, dan untuk mengikutinya sebagai pedoman menurut suara hati yang cermat. Untuk lebih mudah melawan dampak-dampak yang merugikan, dan mengikuti sepenuhnya pengaruh-pengaruh yang baik, hendaknya mereka berusaha mengarahkan dan membina suara hati mereka dengan upaya-upaya yang cocok.

 

Inter Mirifica 10

Kewajiban-kewajiban Kaum Muda dan Para Orang Tua

Hendaknya para penerima, terutama dikalangan kaum muda berusaha, supaya dalam memakai upaya-upaya komunikasi sosial mereka belajar mengendalikan diri dan menjaga ketertiban. Kecuali itu hendaklah mereka berusaha memahami secara lebih mendalam apa yang mereka lihat, dengar dan baca. Hendaklah itu mereka percakapkan dengan para pendidik dan para ahli, dan dengan demikian mereka belajar memberi penilaian yang saksama. Sedangkan para orang-tua hendaknya menyadari sebagai kewajiban mereka: menjaga dengan sungguh-sungguh, supaya tayangan-tayangan, terbitan-terbitan tercetak dan lain sebagainya, yang bertentangan dengan iman serta tata susila, jangan sampai memasuki ambang pintu rumah tangga, dan jangan sampai anak-anak menjumpainya diluar lingkup keluarga.

Dewan Kepausan Untuk Komunikasi Sosial Gereja Dan Internet

Media komunikasi sosial memberi manfaat-manfaat penting dan keuntungan- keuntungan dari perspektif religius: “Media komunikasi sosial membawa berita-berita dan informasi mengenai peristiwa-peristiwa keagamaan, gagasan- gagasan keagamaan, dan tokoh-tokoh agama; media merupakan alat untuk evangelisasi dan katekese. Dari hari ke hari media komunikasi sosial memberi informasi, dorongan serta kesempatan untuk beribadat bagi orangorang yang terpaksa harus tinggal di rumah mereka atau lembaga mereka.” Selain dari semua manfaat ini, ada juga yang kurang lebih khas bagi internet. Internet menyediakan akses langsung dan segera ke sumber-sumber penting religius dan spiritual – perpustakaan-perpustakaan besar, museum-museum dan tempat-tempat ibadat, dokumen-dokumen Magisterium, tulisan-tulisan para Bapa dan Doktor Gereja, serta kebijaksanaan religius berabad-abad. Internet memiliki kemampuan luar biasa mengatasi jarak dan isolasi dengan menghubungkan orang-orang dengan mereka yang sama-sama mempunyai kehendak baik yang bergabung dalam komunitas iman virtual untuk saling menyemangati dan membantu satu sama lain. Gereja dapat memberikan pelayanan penting kepada orang-orang Katolik maupun orang-orang bukan Katolik dengan memilih dan menyampaikan data- data yang berguna melalui internet.

 

2.   Selanjutnya, guru membagi peserta didik dalam kelompok kecil dan mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut:

a.     Mengapa Tuhan Yesus membiarkan murid-murid-Nya memetik bulir gandum di hari Sabat?

b.     Apa maksud “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat?”

c.     Apa saja kewajiban-kewajiban para pemakai media komunikasi sosial?

d.     Apa kewajiban kaum muda dalam menyikapi dan menggunakan berbagai kemajuan media sosial maupun media elektronik?

e.     Apa kewajiban orang tua dalam menyikapi dan menggunakan berbagai kemajuan media sosial maupun media elektronik?

f.      Sikap kritis apa yang mau diajarkan oleh Yesus kepada kita berkaitan dengan media sosial maupun media elektronik dewasa?

3.   Peserta didik diminta untuk mencatat hasil diskusi dalam buku catatan dan membuat kesimpulan dari diskusi. Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi di dalam pleno.

4.   Selanjutnya, guru dapat memberikan peneguhan, sebagai berikut:

a.     Di antara perbuatan-perbuatan yang dilakukan Yesus terdapat tindakan tertentu yang mengungkapkan sikap dan pandangan Yesus mengenai hukum Taurat. Yesus memaklumkan bahwa Allah itu pembebas. Allah ingin memungkinkan manusia mengembangkan diri secara lebih utuh dan penuh. Segala hukum, peraturan, dan perintah harus diabdikan kepada tujuan pemerdekaan manusia. Maksud terdalam setiap hukum ialah membebaskan (atau menghindarkan) manusia dari segala sesuatu yang dapat menghalangi manusia berbuat baik. Begitu pula tujuan hukum Taurat. Sikap Yesus terhadap hukum Taurat dapat diringkaskan dengan mengatakan bahwa Yesus selalu memandang hukum Taurat dalam terang hukum kasih.

b.     Yang dikritik Yesus bukanlah hukum Sabat sebagai pernyataan kehendak Allah, melainkan cara hukum itu ditafsirkan dan diterapkan. Hari Sabat bukan untuk mengabaikan kesempatan berbuat baik. Pandangan Yesus tentang Taurat-Nya adalah pandangan yang bersifat memerdekakan sesuai dengan maksud asli hukum Taurat itu sendiri.

c.     Dalam dokumen Konsili Vatikan II Inter Mirifica (IM), Gereja ingin mengajak umat manusia untuk menyadari peran positif berbagai sarana komunikasi sosial untuk menyegarkan hati dan mengembangkan budi, agar harkat kemanusiaannya semakin hari semakin tampak dan semakin berkembang. Selain itu, aneka sarana komunikasi sosial juga dapat dimanfaatkan untuk mewartakan kabar sukacita yang menjadi warisan teragung Kristus, demi keselamatan umat beriman kristiani, bahkan juga demi kemajuan hidup manusia pada umumnya.

d.     Secara khusus untuk meminimalisir dampak negatif dari pemakaian media komunikasi sosial maka diatur tentang kewajiban-kewajiban para pemakai komunikasi sosial (IM 9) juga kewajiban-kewajiban kaum muda dan orang tua (IM 10). Dengan demikian media komunikasi sosial dapat dipakai sebagai sarana untuk mewartakan Kerajaan Allah.

e.     Selanjutnya, dalam dokumen “Gereja dan Internet” yang dirilis Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial pada 22 Februari 2002, dijelaskan pokok berikut: “Gereja memandang sarana-sarana ini sebagai ‘anugerah- anugerah Allah’, sesuai rencana Penyelenggaraan Ilahi, dimaksudkan untuk menyatukan manusia dalam ikatan persaudaraan, agar menjadi teman sekerja dalam rencana-rencana penyelamatan-Nya’. Hal tersebut tetap menjadi pandangan kami, dan itulah pandangan yang kami pegang tentang Internet.” Dan dalam dokumen ini juga ditegaskan bahwa media komunikasi sosial memberi manfaat-manfaat penting dan keuntungan-keuntungan dari perspektif religius, karena dapat dipakai sebagai sarana evangelisasi dan katekese.

f.      Media komunikasi memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, mempengaruhi pembentukan pendapat umum yang sangat menentukan cara pikir dan cara pandang manusia. Gereja bermaksud membantu mereka yang bekerja dalam media untuk menjadikan media komunikasi sebagai jalan untuk mencapai kesejahteraan umum dan berpusat kepada pribadi manusia.

g.     Ketua Komisi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) 2006 Mgr. Hilarion Datus Lega Pr. mengambil sikap tegas melalui pernyataannya: “Anda harus berani mengambil sikap! Jadikanlah media sebagai alat bukan tuan! Media bukan segala-galanya yang harus melampaui hati nurani, akal budi sehat dan kebutuhan konkret manusia yang menggunakannya.

 

Ayat untuk Direnungkan:

Dalam menghadapi pengaruh media sosial dan media elektronik : “hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Mat. 10:16)

 

Langkah Ketiga: Refleksi dan Aksi

1.   Refleksi.

Guru meminta peserta didik untuk membaca pelan-pelan renungan berikut ini (jika memungkinkan diiringi musik yang lembut, sehingga peserta didik lebih dapat kosentrasi):

Curhatlah pada Tuhan, Jangan di Media Sosial

Saat ini ada banyak anak muda galau yang berlomba-lomba mengumbar persoalan hidupnya di media sosial. Mereka seperti haus perhatian dari orang lain padahal mereka tidak saling kenal. Jika tak seorangpun mempedulikan status yang dibagikan di media sosial, terkadang mereka akan semakin frustasi. Apakah kamu juga sering curhat di media sosial?

Tidak ada gunanya curhat di media sosial. Tidak akan ada orang yang benar-benar peduli kepada kita bahkan untuk sekadar mendoakan. Curhatlah kepada keluarga, sahabat, atau kakak rohani kita, sebab merekalah yang akan selalu mendukung kita dalam doa. Mereka jugalah yang akan memantau kehidupan kita sehingga saat kita galau, merekalah yang akan menghibur.

Jangan pula bertengkar dengan teman di media sosial. Komentar orang-orang yang tidak mengenal dan yang tidak mengetahui persoalannya hanya akan memperkeruh keadaan. Jika ada masalah dengan teman, lebih baik segera diselesaikan dengan bertatap muka. Kasihilah temanmu, sebab di dalam kasih tidak ada permusuhan.

Jika kita mempunyai beban yang tidak ingin seorang pun tahu, katakanlah hanya kepada Tuhan saja melalui doa. Tuhan tidak ada di media sosial. Tuhan hanya dapat kita temui ketika kita menyerukan nama- Nya dalam doa. Jangan mempermalukan diri sendiri dengan curhat di media sosial.

Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. Yunus 2:7

Sumber: https://www.renungankristiani.com/curhatlah-pada-tuhan-jangan-di- media-sosial/

2.   Aksi.

Guru memberi penugasan kepada peserta didik untuk membuat poster dengan tema “Stop Berita Hoax” semenarik mungkin. Selanjutnya peserta didik diminta menempelkan di papan yang sudah disiapkan di sekolah. Jika memungkinkan peserta didik juga diminta mengupload poster yang sudah dibuat ke media sosial misalnya Instagram, Facebook, dan lain-lain.

 

Doa Penutup

Guru mengajak peserta didik untuk mendaraskan Mazmur 75:111 berikut:

Allah Hakim yang Adil

1Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Mazmur Asaf. Nyanyian.

2Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kami bersyukur, dan orang-orang yang menyerukan nama-Mu menceritakan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.

3“Apabila Aku menetapkan waktunya, Aku sendiri akan menghakimi dengan kebenaran.

4Bumi hancur dan semua penduduknya; tetapi Akulah yang mengokohkan tiang-tiangnya.”

5Aku berkata kepada pembual-pembual: “Jangan membual.” Dan kepada orang-orang fasik: “Jangan meninggikan tanduk!

6Jangan mengangkat tandukmu tinggi-tinggi, jangan berbicara dengan bertegang leher!”

7Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu,

8tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan- Nya yang lain.

9Sebab sebuah piala ada di tangan TUHAN, berisi anggur berbuih, penuh campuran bumbu; Ia menuang dari situ; sungguh, ampasnya akan dihirup dan diminum oleh semua orang fasik di bumi.

10Tetapi aku hendak bersorak-sorak untuk selama-lamanya, aku hendak bermazmur bagi Allah Yakub.

11Segala tanduk orang-orang fasik akan dihancurkan-Nya, tetapi tanduk- tanduk orang benar akan ditinggikan.

Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad, Amin.