BERSIKAP KRITIS DAN BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP PENGARUH MEDIA MASSA
Doa Pembuka
Doa
Mohon Kebijaksanaan (PS 142)
Allah yang Mahabijaksana,
Engkau telah menciptakan dan menata alam ini dengan kebijaksanaan yang tak
terhingga. Engkau pun telah mengajarkan kebijaksanaan sejati kepada kami, yang seringkali
tidak kami pahami, karena jalan-Mu jauh berbeda dengan jalan kami, dan pikiran
kami jauh berbeda dari pikiran-Mu. Berilah kami bagian dari kebijaksanaa-Mu,
supaya seperti Salomo, kami lebih mencintai kebijaksanaan daripada harta dan
kuasa yang akan binasa.
Terangilah hati
kami dengan Roh Kebijaksanaan-Mu, supaya kami berpengamatan tajam dan luas.
Jauhkanlah kami dari segala ketakutan dan kecemasan yang tak berfaedah, dan
janganlah membiarkan kami menyeleweng karena pelbagai keinginan yang tidak
teratur. Semoga kami selalu waspada terhadap bujuk rayu dan godaan yang
menyesatkan.
Ya Allah,
anugerahkanlah kepada kami kebijaksanaan yang sejati, supaya kami belajar
mencari Engkau di dalam segala sesuatu, dan memahami peristiwa-peristiwa hidup
ini sesuai dengan tata kebijaksanaan-Mu. Berilah kami kebijaksanaan sejati,
agar dengan pikiran yang jernih kami dapat memilih yang terbaik, dan melangkah
di jalan yang lurus, mengikuti jejak Yesus, guru kebijaksanaan sejati. Dialah
Tuhan, pengantara kami. Amin.
Langkah Pertama: Mendalami Pengalaman Hidup Sehari-hari berkaitan
dengan Penyebaran Berita Hoax Dalam Masyarakat.
1.
Guru membangun situasi yang kondusif untuk
belajar melalui dialog dengan peserta didik, misalnya: dalam pelajaran yang lalu
kita telah belajar bersama tentang penggunaan suara hati, sebelum masuk ke
materi berikutnya, apakah ada pertanyaan yang masih mengganjal berkaitan dengan
penggunaan suara hati. Sekiranya ada silakan disampaikan.
2.
Selanjutnya, guru membangkitkan
motivasi/minat belajar peserta didik untuk tema berikutnya, yakni: Pernahkah
kalian menemukan dalam HPmu (Hand Phone) berita hoax yang mengejutkan? Bagaimana
reaksimu terhadap berita tersebut sebelum kamu tahu bahwa berita itu hoax. Hari
ini kita akan belajar, bagaimana kita mesti bersikap kritis terhadap media
massa atau media sosial.
Remaja
Rentan Jadi Penyebar Berita Hoax
Anak
remaja sangat rentan menjadi pelaku penyebaran hoax atau berita bohong di jagat
maya. Beberapa pelaku penyebaran hoax yang berhasil ditangkap polisi ternyata
masih berstatus pelajar. Hal ini sangat memprihatinkan.
Menurut
Head of Social Media Management Center dari Kantor Staf Presiden RI, Alois
Wisnuhardana, remaja mudah percaya pada hoax karena anak muda memang cenderung
emosional. Setiap informasi yang masuk, apalagi yang sensasional, akan langsung
disebarkan.
“Selain
itu banyak remaja yang malas membaca. Minat baca orang Indonesia berada di
urutan 60 dari 61 negara,” kata Wisnu dalam acara peluncuran kampanye “Enaknya
Nggak Hoax” yang digelar oleh salah satu produk makanan ringan di SMK Negeri 19
Jakarta (20/9/2017).
Data
Kementerian Kominfo RI, di akhir tahun 2016 ada 800 ribu situs yang terindikasi
menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian. Hoaks banyak disebar terutama melalui
media sosial. Berdasarkan hasil survei We Are Social di tahun 2017, 18 persen
pengguna media sosial berusia 13 sampai 17 tahun, yang merupakan usia pelajar.
Berita
hoax atau bohong di jagat maya seringkali berdampak langsung pada kehidupan
nyata. Misalnya saja aksi kekerasan antar kelompok atau pun hancurnya reputasi
seseorang atau perusahaan. “Remaja seharusnya lebih bijaksana saat posting
karena medsos-mu hari ini adalah portofolio di masa depan. Kalau sudah
terlanjur menyebar, tidak bisa dihapus lagi,” ujarnya. Wisnu mengimbau agar remaja
selalu memverifikasi berita yang didapat dari internet. “Cek kebenarannya
dengan membaca sumber beritanya, bandingkan dengan 3 situs berita online lain
apakah memuat yang sama,” katanya di hadapan para pelajar SMKN 19. Selain itu,
jika sudah dipastikan kebenarannya, gunakan nalar apakah konten yang akan
disebar itu berguna bagi orang lain atau tidak. “Kalau ternyata konten itu hoax
laporkan saja. Ada banyak saluran untuk menyebarkan berita-berita palsu,”
paparnya.
Kampanye
“Enaknya Nggak Hoax” merupakan edukasi kepada generasi muda Indonesia,
khususnya pelajar, yang digelar produk makanan ringan dari OT Group. “Kita merasa
perlu mendukung pemerintah mengatasi persoalan hoax dengan membantu memberi
pemahaman pada pelajar tentang penggunaan media sosial yang positif dan
bertanggung jawab,” kata Head of Corporate and Marketing Communication OT
Group, Harianus I Zebua.
Ia
menambahkan, kampanye ini akan dilakukan di ratusan sekolah di sejumlah wilayah
di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
Malang, Bali, Palembang, dan Medan, dengan target minimal 100.000 pelajar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Remaja Rentan
Jadi Penyebar Berita Hoax”, Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/
read/2017/09/22/161600620/remaja-rentan-jadi-penyebar-berita-hoax.
3.
Guru mengajak peserta didik mendalami
kisah tersebut dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:
a.
Menurut kalian, mengapa “kaum remaja”
mudah untuk dipengaruhi dan menyebarkan hoax?
b.
Apa dampak berita hoax dalam kehidupan
sosial?
c.
Carilah contoh berita hoax yang
beredar dalam masyarakat kita akhir- akhir ini!
d.
Upaya apa saja yang dapat kita lakukan
untuk menangkal hoax?
e.
Bagaimana pengalaman kalian tentang
hoax (entah sebagai penerima atau penyebar hoax)?
4.
Guru meminta peserta didik
mendiskusikan pertanyaan tersebut di atas dengan teman duduk dan mencatat
poin-poin yang penting.
5.
Guru membagi kelas ke dalam empat
kelompok dan peserta didik diminta melakukan kegiatan literasi dengan menggali
informasi melalui studi pustaka atau browsing di internet:
a.
Kelompok 1 dan 2 mencari informasi dan
mendiskusikan pengertian dan dampak media massa.
b.
Kelompok 3 dan 4 mencari informasi dan
mendiskusikan penggunaan media massa dalam masyarakat dan bagaimana seharusnya
kita menggunakan media secara bijaksana. Kemudian setiap kelompok mencatat
semua informasi yang didapat dalam buku catatan. Aturlah sedemikian rupa untuk
berbagi informasi antara kelompok yang satu dengan yang lain, sehingga setiap
kelompok mempunyai data yang lengkap. Misalnya: Kelompok 1 dan 3 saling
bertukar informasi dan kelompok 2 dan 4 saling bertukar informasi.
6.
Selanjutnya guru dapat memberi
peneguhan sebagai berikut:
a.
Kaum remaja mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi, oleh karena itu mereka suka mencoba hal yang baru, termasuk
kehadiran media. Kerapkali mereka tidak selektif dan menelan begitu saja apa
yang disediakan oleh media dan tidak mencernanya dengan baik, sehingga mereka
sering salah dalam mengambil keputusan. Akibatnya mereka menjadi kelompok yang
rentan terhadap persebaran hoax.
b.
Sehubungan dengan itu remaja perlu
mendapatkan bimbingan supaya mereka dapat bersikap kritis dalam memilih media
dan mampu mengolahnya menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan kualitas hidup
mereka.
c.
Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah
tentang media, melainkan kita mencoba menyaringnya dan mampu
mempertanggungjawabkan apa yang kita pilih dan kita percaya. Sikap kritis
berarti mampu mempertimbangkan baik-buruk sesuatu hal, selektif dan mampu
membuat skala prioritas sebelum kita mengambil suatu sikap. Dengan demikian,
kita akan dapat menempatkan media massa pada tempat yang semestinya bagi
perkembangan diri kita.
d.
Media massa merupakan sebuah fasilitas
yang diciptakan demi kesejahteraan hidup manusia. Berikut ini adalah dampak positif
dan negatif dari media massa:
1.
Dampak positif dari media massa:
a)
Dapat memberikan informasi dengan
cepat, sekaligus dipakai untuk menyimpan informasi.
b)
Dapat dipakai untuk membangun sikap
peduli antara satu dengan yang lain.
c)
Dapat membangun relasi dengan lebih
mudah.
d)
Memberikan kemudahan dalam bidang
pendidikan, belanja, dan lain-lain.
2.
Dampak negatif dari media massa:
a)
Berawal dari media sosial sering terjadi
tindak kejahatan seperti penipuan, pembunuhan, penculikan, dan lain-lain.
b)
Membuat orang menjadi susah
bersosialisasi dengan dunia sekitarnya.
c)
Situs media sosial akan membuat
seseorang lebih mementing- kan diri sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan
lingkungan di sekitar mereka karena terlalu banyak menghabiskan waktu mereka
dengan menggunakan internet.
d)
Media sosial dapat membuat anak-anak
dan remaja menjadi lalai dan juga tidak bisa membagi waktu karena terlalu asyik
dengan dunia maya.
e)
Upaya yang dapat dilakukan untuk
menghindarkan hoax adalah sebagai berikut:
1)
Hati-hati dengan judul provokatif.
Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya
dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu.
2)
Cermati alamat situs apakah sudah
terverifikasi oleh dewan pers atau belum.
3)
Periksalah fakta langsung dari
sumbernya atau carilah sumber lain yang menampilkan berita yang sama.
4)
Cek keaslian foto, misalnya dengan
memanfaatkan mesin pencari Google.
5)
Ikut serta dalam forum diskusi anti
hoax.
Langkah Kedua: Mendalami Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang
Media Massa
1.
Guru mengajak peserta didik untuk
mendalami Kitab Suci dan Ajaran Sosial Gereja berkaitan dengan media massa
melalui Dokumen Konsili Vatikan II dan Seri Dokumen Gerejawi No. 11 tentang
Gereja dan Internet.
Murid-murid
Memetik Gandum pada Hari Sabat (Markus 2:23–28)
23Pada
suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara
berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
24Maka
kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang
tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”
25Jawab-Nya
kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia
dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,
26bagaimana
ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu
makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan
memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?”
27Lalu
kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia
untuk hari Sabat,
28jadi
Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”
Inter
Mirifica 9
Kewajiban-kewajiban
Para Pemakai Media Komunikasi Sosial
Kewajiban-kewajiban
khusus mengikat semua penerima, yakni para pembaca, pemirsa dan pendengar, yang
atas pilihan pribadi dan bebas menampung informasi-informasi yang disiarkan
oleh media itu. Sebab cara memilih yang tepat meminta, supaya mereka mendukung
sepenuhnya segala sesuatu yang menampilkan nilai keutamaan, ilmu-pengetahuan
dan pengetahuan. Sebaliknya hendaklah mereka menghindari apa saja, yang bagi
diri mereka sendiri menyebabkan atau memungkinkan timbulnya kerugian rohani,
atau yang dapat membahayakan sesama karena contoh yang bururk, atau
menghalang-halangi tersebarnya informasi yang baik dan mendukung tersiarnya
informasi yang buruk. Hal itu kebanyakan terjadi dengan membayar iuran kepada
para penyelenggara, yang memanfaatkan media itu karena alasan-alasan ekonomi
semata-mata. Maka supaya para penerima itu mematuhi hukum moral, hendaknya
mereka jangan melalaikan kewajiban, untuk pada waktunya mencari informasi
tentang penilaian-penilaian yang mengenai semuanya itu diberikan oleh
instansi-instansi yang berwenang, dan untuk mengikutinya sebagai pedoman
menurut suara hati yang cermat. Untuk lebih mudah melawan dampak-dampak yang
merugikan, dan mengikuti sepenuhnya pengaruh-pengaruh yang baik, hendaknya
mereka berusaha mengarahkan dan membina suara hati mereka dengan upaya-upaya
yang cocok.
Inter
Mirifica 10
Kewajiban-kewajiban
Kaum Muda dan Para Orang Tua
Hendaknya
para penerima, terutama dikalangan kaum muda berusaha, supaya dalam memakai
upaya-upaya komunikasi sosial mereka belajar mengendalikan diri dan menjaga
ketertiban. Kecuali itu hendaklah mereka berusaha memahami secara lebih
mendalam apa yang mereka lihat, dengar dan baca. Hendaklah itu mereka
percakapkan dengan para pendidik dan para ahli, dan dengan demikian mereka
belajar memberi penilaian yang saksama. Sedangkan para orang-tua hendaknya
menyadari sebagai kewajiban mereka: menjaga dengan sungguh-sungguh, supaya tayangan-tayangan,
terbitan-terbitan tercetak dan lain sebagainya, yang bertentangan dengan iman
serta tata susila, jangan sampai memasuki ambang pintu rumah tangga, dan jangan
sampai anak-anak menjumpainya diluar lingkup keluarga.
Dewan
Kepausan Untuk Komunikasi Sosial Gereja Dan Internet
Media
komunikasi sosial memberi manfaat-manfaat penting dan keuntungan- keuntungan dari
perspektif religius: “Media komunikasi sosial membawa berita-berita dan
informasi mengenai peristiwa-peristiwa keagamaan, gagasan- gagasan keagamaan,
dan tokoh-tokoh agama; media merupakan alat untuk evangelisasi dan katekese.
Dari hari ke hari media komunikasi sosial memberi informasi, dorongan serta
kesempatan untuk beribadat bagi orangorang yang terpaksa harus tinggal di rumah
mereka atau lembaga mereka.” Selain dari semua manfaat ini, ada juga yang
kurang lebih khas bagi internet. Internet menyediakan akses langsung dan segera
ke sumber-sumber penting religius dan spiritual – perpustakaan-perpustakaan
besar, museum-museum dan tempat-tempat ibadat, dokumen-dokumen Magisterium,
tulisan-tulisan para Bapa dan Doktor Gereja, serta kebijaksanaan religius
berabad-abad. Internet memiliki kemampuan luar biasa mengatasi jarak dan
isolasi dengan menghubungkan orang-orang dengan mereka yang sama-sama mempunyai
kehendak baik yang bergabung dalam komunitas iman virtual untuk saling
menyemangati dan membantu satu sama lain. Gereja dapat memberikan pelayanan
penting kepada orang-orang Katolik maupun orang-orang bukan Katolik dengan
memilih dan menyampaikan data- data yang berguna melalui internet.
2.
Selanjutnya, guru membagi peserta
didik dalam kelompok kecil dan mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut:
a.
Mengapa Tuhan Yesus membiarkan
murid-murid-Nya memetik bulir gandum di hari Sabat?
b.
Apa maksud “Hari Sabat diadakan untuk
manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat?”
c.
Apa saja kewajiban-kewajiban para
pemakai media komunikasi sosial?
d.
Apa kewajiban kaum muda dalam
menyikapi dan menggunakan berbagai kemajuan media sosial maupun media
elektronik?
e.
Apa kewajiban orang tua dalam
menyikapi dan menggunakan berbagai kemajuan media sosial maupun media
elektronik?
f.
Sikap kritis apa yang mau diajarkan
oleh Yesus kepada kita berkaitan dengan media sosial maupun media elektronik
dewasa?
3.
Peserta didik diminta untuk mencatat
hasil diskusi dalam buku catatan dan membuat kesimpulan dari diskusi.
Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi di dalam pleno.
4.
Selanjutnya, guru dapat memberikan
peneguhan, sebagai berikut:
a.
Di antara perbuatan-perbuatan yang
dilakukan Yesus terdapat tindakan tertentu yang mengungkapkan sikap dan pandangan
Yesus mengenai hukum Taurat. Yesus memaklumkan bahwa Allah itu pembebas. Allah
ingin memungkinkan manusia mengembangkan diri secara lebih utuh dan penuh.
Segala hukum, peraturan, dan perintah harus diabdikan kepada tujuan pemerdekaan
manusia. Maksud terdalam setiap hukum ialah membebaskan (atau menghindarkan)
manusia dari segala sesuatu yang dapat menghalangi manusia berbuat baik. Begitu
pula tujuan hukum Taurat. Sikap Yesus terhadap hukum Taurat dapat diringkaskan
dengan mengatakan bahwa Yesus selalu memandang hukum Taurat dalam terang hukum
kasih.
b.
Yang dikritik Yesus bukanlah hukum
Sabat sebagai pernyataan kehendak Allah, melainkan cara hukum itu ditafsirkan
dan diterapkan. Hari Sabat bukan untuk mengabaikan kesempatan berbuat baik.
Pandangan Yesus tentang Taurat-Nya adalah pandangan yang bersifat memerdekakan
sesuai dengan maksud asli hukum Taurat itu sendiri.
c.
Dalam dokumen Konsili Vatikan II Inter
Mirifica (IM), Gereja ingin mengajak umat manusia untuk menyadari peran positif
berbagai sarana komunikasi sosial untuk menyegarkan hati dan mengembangkan
budi, agar harkat kemanusiaannya semakin hari semakin tampak dan semakin
berkembang. Selain itu, aneka sarana komunikasi sosial juga dapat dimanfaatkan
untuk mewartakan kabar sukacita yang menjadi warisan teragung Kristus, demi
keselamatan umat beriman kristiani, bahkan juga demi kemajuan hidup manusia
pada umumnya.
d.
Secara khusus untuk meminimalisir
dampak negatif dari pemakaian media komunikasi sosial maka diatur tentang
kewajiban-kewajiban para pemakai komunikasi sosial (IM 9) juga
kewajiban-kewajiban kaum muda dan orang tua (IM 10). Dengan demikian media
komunikasi sosial dapat dipakai sebagai sarana untuk mewartakan Kerajaan Allah.
e.
Selanjutnya, dalam dokumen “Gereja dan
Internet” yang dirilis Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial pada 22 Februari
2002, dijelaskan pokok berikut: “Gereja memandang sarana-sarana ini sebagai
‘anugerah- anugerah Allah’, sesuai rencana Penyelenggaraan Ilahi, dimaksudkan
untuk menyatukan manusia dalam ikatan persaudaraan, agar menjadi teman sekerja
dalam rencana-rencana penyelamatan-Nya’. Hal tersebut tetap menjadi pandangan
kami, dan itulah pandangan yang kami pegang tentang Internet.” Dan dalam
dokumen ini juga ditegaskan bahwa media komunikasi sosial memberi manfaat-manfaat
penting dan keuntungan-keuntungan dari perspektif religius, karena dapat
dipakai sebagai sarana evangelisasi dan katekese.
f.
Media komunikasi memiliki peran
penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, mempengaruhi pembentukan pendapat
umum yang sangat menentukan cara pikir dan cara pandang manusia. Gereja bermaksud
membantu mereka yang bekerja dalam media untuk menjadikan media komunikasi
sebagai jalan untuk mencapai kesejahteraan umum dan berpusat kepada pribadi
manusia.
g.
Ketua Komisi Sosial Konferensi
Waligereja Indonesia (Komsos KWI) 2006 Mgr. Hilarion Datus Lega Pr. mengambil
sikap tegas melalui pernyataannya: “Anda harus berani mengambil sikap! Jadikanlah
media sebagai alat bukan tuan! Media bukan segala-galanya yang harus melampaui
hati nurani, akal budi sehat dan kebutuhan konkret manusia yang menggunakannya.
Ayat
untuk Direnungkan:
Dalam
menghadapi pengaruh media sosial dan media elektronik : “hendaklah kamu cerdik
seperti ular dan tulus seperti merpati” (Mat. 10:16)
Langkah Ketiga: Refleksi dan Aksi
1.
Refleksi.
Guru
meminta peserta didik untuk membaca pelan-pelan renungan berikut ini (jika
memungkinkan diiringi musik yang lembut, sehingga peserta didik lebih dapat
kosentrasi):
Curhatlah
pada Tuhan, Jangan di Media Sosial
Saat
ini ada banyak anak muda galau yang berlomba-lomba mengumbar persoalan hidupnya
di media sosial. Mereka seperti haus perhatian dari orang lain padahal mereka
tidak saling kenal. Jika tak seorangpun mempedulikan status yang dibagikan di
media sosial, terkadang mereka akan semakin frustasi. Apakah kamu juga sering
curhat di media sosial?
Tidak
ada gunanya curhat di media sosial. Tidak akan ada orang yang benar-benar
peduli kepada kita bahkan untuk sekadar mendoakan. Curhatlah kepada keluarga,
sahabat, atau kakak rohani kita, sebab merekalah yang akan selalu mendukung
kita dalam doa. Mereka jugalah yang akan memantau kehidupan kita sehingga saat
kita galau, merekalah yang akan menghibur.
Jangan
pula bertengkar dengan teman di media sosial. Komentar orang-orang yang tidak
mengenal dan yang tidak mengetahui persoalannya hanya akan memperkeruh keadaan.
Jika ada masalah dengan teman, lebih baik segera diselesaikan dengan bertatap
muka. Kasihilah temanmu, sebab di dalam kasih tidak ada permusuhan.
Jika
kita mempunyai beban yang tidak ingin seorang pun tahu, katakanlah hanya kepada
Tuhan saja melalui doa. Tuhan tidak ada di media sosial. Tuhan hanya dapat kita
temui ketika kita menyerukan nama- Nya dalam doa. Jangan mempermalukan diri
sendiri dengan curhat di media sosial.
Ketika
jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah
doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. Yunus 2:7
Sumber:
https://www.renungankristiani.com/curhatlah-pada-tuhan-jangan-di- media-sosial/
2.
Aksi.
Guru memberi
penugasan kepada peserta didik untuk membuat poster dengan tema “Stop Berita
Hoax” semenarik mungkin. Selanjutnya peserta didik diminta menempelkan di papan
yang sudah disiapkan di sekolah. Jika memungkinkan peserta didik juga diminta
mengupload poster yang sudah dibuat ke media sosial misalnya Instagram,
Facebook, dan lain-lain.
Doa
Penutup
Guru mengajak peserta didik untuk mendaraskan
Mazmur 75:1⎯11 berikut:
Allah
Hakim yang Adil
1Untuk
pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Mazmur Asaf. Nyanyian.
2Kami
bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kami bersyukur, dan orang-orang yang menyerukan
nama-Mu menceritakan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
3“Apabila
Aku menetapkan waktunya, Aku sendiri akan menghakimi dengan kebenaran.
4Bumi
hancur dan semua penduduknya; tetapi Akulah yang mengokohkan tiang-tiangnya.”
5Aku
berkata kepada pembual-pembual: “Jangan membual.” Dan kepada orang-orang fasik:
“Jangan meninggikan tanduk!
6Jangan
mengangkat tandukmu tinggi-tinggi, jangan berbicara dengan bertegang leher!”
7Sebab
bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya
peninggian itu,
8tetapi
Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan- Nya yang lain.
9Sebab
sebuah piala ada di tangan TUHAN, berisi anggur berbuih, penuh campuran bumbu;
Ia menuang dari situ; sungguh, ampasnya akan dihirup dan diminum oleh semua
orang fasik di bumi.
10Tetapi aku
hendak bersorak-sorak untuk selama-lamanya, aku hendak bermazmur bagi Allah
Yakub.
11Segala
tanduk orang-orang fasik akan dihancurkan-Nya, tetapi tanduk- tanduk orang
benar akan ditinggikan.
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh
Kudus,
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan
sepanjang segala abad, Amin.