PENGERTIAN KITAB SUCI
Kitab Suci terdiri dari dua jilid yakni Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru. Kitab Suci disebut perjanjian karena memuat perjanjian antara Allah. Karena perjanjian tersebut hubungan antara Allah dan manusia merupakan hubungan yang istimewa.
Kitab Suci merupakan:
- kumpulan buku yang membuat buku yang memuat kesaksian tentang relasi cinta antara Allah dengan manusia dalam suatu proses : Allah memperkenalkan diri kepada manusia (wahyu) dan manusia menanggapinya (iman).
- hasil refleksi pengalaman iman akan keselamatan yang diberikan Allah kepada manusia yang mencapai puncaknya dalam pribadi Yesus Kristus.
- karya tulis manusia yang mendapat ilham/penerangan oleh Allah sehingga menjadi jelaslah bahwa Allah menyatakan diriNya kepada manusia dengan bahasa yang dimengerti oleh manusia.
- buku suci karena memuat sabda Allah dan berasal dari Allah dan berasal dari Allah yang suci, yang dapat menyucikan manusia, memperbaharui dan meningkatkan hidup moral manusia.
KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA (KSPL)
Bagian pertama Kitab Suci disebut Perjanjian Lama. Kitab Suci Perjanjian Lama adalah kitab yang berisi perjanjian antara Allah dan manusia sebelum Yesus Kristus lahir. Artinya perjanjian antara Allah dan umat Israel oleh sebab itu, kitab ini juga merupakan kitab iman bangsa Israel. Isi perjanjian tersebut adalah: “Allah adalah Allah umat Israel dan Israel adalah umat Allah. Allah akan melindungi dan memelihara umat Israel apabila umat Israel setia dan taat kepada Allah. Apabila mereka tidak setia Allah akan mendatangkan malapetaka dan kutuk bagi mereka.“ Singkatnya, dalam KSPL diceritakan hal ikhwal perjanjian antara Allah dan manusia yakni manusia setia atau tidak setia terhadap perjanjian; dan bagaimana perjanjian itu terlaksana atau tidak.
Kitab Suci Perjanjian Lama (KSPL) adalah kitab iman bangsa Israel (bukan riwayat hidup dan sejarah bangsa Israel). Oleh karena itu, bisa saja terjadi bahwa tokoh-tokoh dalam perjanjian lama adalah tokoh sejarah dan mempunyai latar belakang sejarah namun KSPL terutama memuat refleksi iman bangsa Israel yang berelasi dengan Allah/Yahwe.
KITAB SUCI PERJANJIAN BARU (KSPB)
Bagian kedua Kitab Suci umat Kristiani disebut Perjanjian Baru. Kitab Suci Perjanjian Baru adalah Kitab Suci yang berisi perjanjian antara Allah dan manusia melalui dan di dalam Yesus Kristus. Perjanjian tersebut adalah kekal, artinya tidak pernah akan batal.
Hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Perjanjian Baru adalah: tanpa Perjanjian Lama, Perjanjian Baru tidak ada; Perjanjian Lama mempersiapkan Perjanjian Baru. Dengan Perjanjian Baru, Perjanjian Lama dilanjutkan, ditingkatkan, disempurnakan, dan diselesaikan di dalam Yesus Kristus, serta bagaimana janji-janji Allah dalam Perjanjian Lama terpenuhi secara definitif.
Kitab Suci Perjanjian Baru, mengisahkan tentang Yesus Kristus: hidup, karya, ajaran, sengsara, wafat, dan kebangkitanNya. Pada awalnya kisah Yesus ini disampaikan secara lisan yang pada suatu masa kemudian ditulis menjadi Kitab Suci Perjanjian Baru. Karena itu, Kitab Suci Perjanjian Baru merupakan ungkapan pengalaman iman jemaat Kristen awal akan karya keselamatan melalui Yesus Kristus.
Sebagai buku iman, Kitab Suci baik perjanjian lama maupun perjanjian baru, mengungkapkan pengalaman panjang umat dalam menggumuli hidup, menggumuli siapa Allah dan karya keselamatan dari Allah yang sejak awal telah direncanakan Allah untuk manusia.
KITAB SUCI SEBAGAI PERPUSTAKAAN
Kitab Suci disebut perpustakaan, karena dalam Kitab Suci terdapat sejumlah kitab dan karangan.
A. Kitab Suci Perjanjian Lama memuat 46 kitab yang terdiri dari:
- 5 Kitab Pentateukh. Pentateukh dalam bahasa Yunani berarti, lima jilid, lima gulungan. Dalam bahasa Ibrani disebut Torah/Taurat. Kelima kitab tersebut adalah :
- Kitab Kejadian : mengisahkan tentang kejadian dunia dan awal umat Israel.
- Kitab Keluaran : mengisahkan tentang umat Israel waktu mengungsi ke Mesir, keluar dari Mesir dan mengembara di padang gurun.
- Kitab Imamat : memuat tata upacara ibadat umat Israel yang ditetapkan Musa waktu mengembara di padang gurun.
- Kitab Bilangan : melanjutkan kisah pengalaman umat Israel di padang gurun sampai mereka tiba di perbatasan Kanaan Palestina. Disebut Kitab Bilangan, karena dalam Kitab Bilangan terdapat banyak angka, daftar.
- Kitab Ulangan : menceritakan kembali hal ikhwal umat Israel di padang gurun dan hukum yang diumumkan waktu itu.
- 16 Kitab Sejarah: Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1-2 Samuel, 1-2 Raja, 1-2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Tobit, Yudit, Ester, 1-2 Makabe.
- 7 Kitab Puisi/Kitab Kebijaksanaan: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan Salomo, Putera Sirakh.
- 18 Kitab Para Nabi: kitab yang berisi kumpulan nubuat/khotbah para nabi: Yesaya, Yeremia, Ratapan, Barukh, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zafanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi. Ada empat nabi besar, yakni: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel. Disebut nabi besar karena kitabnya tebal-tebal. Ada 12 nabi kecil, disebut nabi kecil karena kitabnya tipis-tipis.
B. Pengelompokan Kitab Suci Perjanjian Baru:
- Kitab Injil : Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
- Kitab Para Rasul, yang dituliskan oleh Lukas.
- 13 surat Paulus: Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, dan Filemon.
- Surat kepada orang Ibrani.
- Surat-surat Katolik: Yakobus, Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, dan Yudas.
- Wahyu.
C. Kitab Deuterokanonika
Yang dimaksud dengan kitab Deuterokanonika adalah bagian Kitab Suci yang memuat 7 Kitab (Tobit, Yudit, 1 Makabe, 2 Makabe, Kebijaksanaan Salomo, Putra Sirakh, Barukh) dan sejumlah tambahan pada Kitab Daniel dan Ester, yang oleh Gereja-Gereja reformasi tidak diterima sebagai Kitab Suci, tetapi bagi Gereja Katolik diterima sebagai bagian dari Kitab Suci.
D. Pengarang Kitab Suci
Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru, bukanlah kitab yang langsung diturunkan dari Surga, atau didiktekan Allah kemudian direkam oleh manusia. Kitab Suci dikarang oleh umat Allah dengan bimbingan dan inspirasi dari Allah melalui Roh Kudus. Oleh karena itu, Kitab Suci adalah kitab karangan manusia sekaligus karangan Allah. Kitab Suci sebagai suatu inspirasi dari Allah menyapa, memanggil, menegur, dan menasehati manusia beriman.
E. Terbentuknya Kitab Suci
Kitab Suci, disusun berdasarkan pengalaman konkrit manusia akan Allah yang disebut pengalaman Iman. Kitab Suci Perjanjian Lama bersumber dari pengalaman iman bangsa Israel yang meliputi:
- Pengalaman mereka sebagai bangsa berhadapan dengan bangsa lain.
- Refleksi dan penghayatan mereka akan Allah, makna dan tujuan hidup manusia.
- Realitas dunia dan alam semesta yang membutuhkan hukum tertentu.
Secara historis Kitab Suci Perjanjian Lama berawal dari tradisi lisan tentang pengalaman bangsa Israel akan bimbingan Yahwe pada masa perbudakan di Mesir, keluar dari Mesir, dan peristiwa besar di Gunung Sinai. Tradisi-tradisi itu kemudian dikumpulkan, digabungkan, dan disusun kembali secara tertulis, lalu diwariskan turun-temurun sebagai sesuatu yang suci karena menjadi pedoman bagi hidup pribadi dan kelompok.
Kitab suci Perjanjian Baru, bersumber dari pengalaman iman manusia akan Yesus: hidup, ajaran, karya, serta sengsara, wafat, dan kebangkitanNya. Pengalaman akan Yesus dan tanggapan orang atas ajarannya mendorong mereka menulis seluruh peristiwa hidup Yesus dengan tujuan melestarikan dan menyebarluaskan ajaran-ajarannya (bdk. Mat 28:19-20; Mrk 16:15). Serta mengajar dan meneguhkan iman pengikutnya (bdk. Surat-surat).
Terbentuknya Kitab Suci Perjanjian Baru melalui tahap-tahap:
- Tahap hidup ajaran dan karya Yesus.
- Tahap terang kebangkitan.
- Tahap terbentuknya tradisi-tradisi.
- Tahap redaksional para penginjil.
F. Perlunya membaca Kitab Suci
Kita perlu membaca Kitab Suci karena:
- “Tidak mengenal Kitab Suci, berarti tidak mengenal Kristus” ungkapan Santo Hieronimus ini menegaskan bahwa sarana utama untuk mengenal Kristus adalah kitab suci.
- Iman tumbuh dan berkembang dengan membaca Kitab Suci.
- Kitab Suci adalah buku Gereja, buku iman Gereja. Kitab Suci bersama tradisi merupakan tolok ukur tertinggi dari iman Gereja.
- Melalui kitab suci, kita dapat semakin bersatu dengan umat lainnya.
G. Kitab Suci yang hidup dan berdaya guna:
Kitab Suci adalah firman Allah yang tertulis. Firman itu menjadi hidup apabila dibaca dan didengar dengan iman. Firman yang hidup itu menjadi berdayaguna bila mengubah hidup manusia, atau dihayati dan diwujudkan dalam hidup sehari-hari.
Sikap Iman dalam membaca Kitab Suci:
- Iman bahwa Kitab Suci firman Allah. Karena itu, membaca Kitab Suci harus dengan sikap iman dan dalam suasana doa.
- Tekun dan membiasakan diri membaca Kitab Suci.
TRADISI
Tradisi berasal dari kata latin “traditio” yang berarti, penyerahan secara sah suatu barang dari pemilik lama ke pemilik baru. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tradisi diartikan sebgai segala sesuatu (adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran, dll) yang secara turun temurun diwariskan dari nenek moyang.
Sebuah tradisi diteruskan dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Penerusan tradisi pada umumnya diteruskan secara lisan, namun ada juga beberapa tradisi yang diteruskan secara tertulis. Dalam perkembangan selanjutnya, seringkali tradisi mengalami perubahan dan perkembangan, bahkan ada tradisi yang hilang karena sudah tidak sesuai perkembangan zaman atau ada hal yang sama diteruskan dengan cara yang berbeda.
Tradisi dalam Gereja Katolik
Gereja senantiasa melestarikan dan meneruskan hidup, ajaran, dan ibadatnya dari generasi ke generasi. Proses penerusan atau komunikasi iman dari satu angkatan berikutnya itulah yang disebut tradisi.
Tradisi Yesus adalah segala sesuatu yang dilakukan Yesus dalam mengajar, berkarya, membuat mujizat, dan mewartakan Kerajaan Allah untuk banyak orang.
Sedangkan tradisi Rasuli merupakan pewartaan karya penyelamatan Allah yang terwujud dalam diri, hidup dan karya Yesus yang diwartakan para rasul kepada seluruh bangsa. Pewartaan para Rasul tentang Yesus tidak lepas dari tafsiran dan kreativitas mereka sekaligus disesuaikan dengan situasi dan kondisi jemaat yang mendengar pewartaan sehingga seringkali beredar cerita yang berbeda tentang hal yang sama.
Pada abad-abad pertama, tradisi Apostolik (tradisi Rasuli) digunakan untuk menjaga supaya iman generasi-generasi berikutnya tetap sama dengan iman para Rasul sehingga tidak memungkinkan munculnya bidaah-bidaah atau ajaran-ajaran sesat. Tradisi para Rasul ini, ada yang tetap diteruskan secara lisan, tetapi ada juga yang ditulis, seperti Kitab Suci Perjanjian Baru.
Hubungan Kitab Suci dan Tradisi
Kitab Suci dan Tradisi saling berhubungan karena :
- Kitab Suci dan tradisi merupakan tolok ukur iman Gereja. Itu berarti iman Gereja, baik iman Gereja secara keseluruhan (iman obyektif) maupun iman dalam arti sikap masing-masing orang (iman subyektif), diukur kebenarannya oleh Kitab Suci dan tradisi.
- Kitab Suci dan Tradisi mempunyai hubungan timbal balik, keduanya berasal dari Allah sendiri, dan mempunyai tujuan yang sama, yakni meneruskan Wahyu. Keduanya meneruskan sabda Allah yang sama dengan cara yang berbeda.
- Tradisi berakar dalam Kitab Suci, tetapi tidak terbatas pada Kitab Suci. Sebaliknya tradisi berusaha terus menghayati dan memahami kekayaan iman yang terungkap di dalam Kitab Suci.
Contoh Tradisi ajaran iman Gereja Katolik: Hubungan tradisi dan Kitab Suci
Tradisi dan Kitab Suci saling berhubungan. Salah satu contohnya adalah Syahadat Para Rasul. Di dalam Kitab Suci tidak ditemukan syahadat tetapi ada yang terungkap dalam syahadat dilandaskan pada Kitab Suci, seperti rumusan syahadat yang singkat dan rumusan Nicea/syahadat panjang.
Syahadat pendek lebih tua dari syahadat panjang. Syahadat panjang muncul disebabkan munculnya ajaran-ajaran sesat yang tidak mengakui kemanusiaan dan ke-Allahan Yesus. Oleh karena itu dalam Syahadat Panjang, pribadi Yesus Kristus dirumuskan secara panjang lebar dibandingkan dalam Syahadat yang pendek. Syahadat Panjang mau menekankan bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. ”…Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah Benar dari Allah Benar. Ia dilahirkan bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa; segala sesuatu dijadikan olehNya. Ia turun dari Surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita.”