YESUS PUTERA ALLAH DAN JURU SELAMAT
PENDAHULUAN
Dalam masyarakat, kita mengenal adanya orang-orang
yang karena sebab tertentu memiliki gelar. Ada gelar yang sifatnya akademis,
ada gelar yang berkaitan dengan kebangsawanan, ada gelar yang berkaitan dengan
ketokohan dalam bidang tertentu. Idealnya, orang yang memiliki gelar tersebut,
hidupnya mencerminkan kemampuan atau perilaku yang sesuai.
Dalam Kitab Suci, kita menemukan
berbagai gelar yang diberikan Allah sendiri maupun oleh Umat beriman maupun
yang dinyatakan sendiri oleh Yesus. Gelar-gelar itu antara lain:
Mesias, Kristus, Anak Allah,
Putera Allah, Firman, Gembala, Pintu, Pokok Anggur, Kebangkitan dan Hidup, dan
sebagainya.
Dari sekian banyak gelar yang
dimiliki Yesus, tidak semua gelar akan diuraikan. Ada tiga gelar Yesus, yakni
gelar Yesus sebagai Tuhan, Putera Allah, dan Juru Selamat yang cukup penting untuk dipahami:
1. Gelar
“Yesus Tuhan” rupanya menjadi gelar yang amat penting, sebab gelar tersebut
kerap muncul dalam Perjanjian Baru, walaupun dengan variasi yang senada,
antara lain: “Yesus Tuhan”; “Tuhan
Yesus”; “Tuhan kita”; dan “Tuhan kita Yesus Kristus”. Bahkan, dalam surat-surat
Paulus, gelar ini dipakai lebih dari 200 kali.
2. Gelar
“Yesus Anak Allah”
merupakan gelar yang paling
kerap diucapkan.
3. Gelar
“Juru Selamat” atau “Penyelamat”. Yesus datang untuk menggapai dambaan manusia
yang paling mendalam, yaitu keselamatan. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru,
Yesus disebut dan diakui sebagai Juru Selamat, karena Ia membebaskan umat dari
dosa (lihat Matius 1: 21) dan mendekatkan manusia kepada Allah (lihat Ibrani 7:
25).
Gelar-gelar tersebut diyakini
kebenarannya berkat iman akan Yesus. Hanya mereka yang mengimani Yesus akan
merasakan makna dari gelar-gelar tersebut.
Dalam pelajaran ini, akan
dijelaskan ketiga gelar Yesus tersebut. Gelar ini mempunyai dasar biblisnya.
Kita diajak mengimani gelar-gelar tersebut dengan melihat kesesuaian gelar
tersebut dalam sabda dan tindakan
Yesus. Walaupun demikian, karena kita pun mengimani Yesus, barangkali kita
pun dalam menghayati Yesus dapat memberi gelar kepada
Yesus. Oleh karena itu, dalam
pelajaran ini kita
dibimbing untuk tidak hanya sekedar tahu arti gelar Yesus sebagai Tuhan,
melainkan menyadari arti gelar itu bagi hidupnya.
MATERI
1. Yesus
itu TUHAN
Gelar Yesus sebagai
“Tuhan”. Gelar itu dituliskan dalam beberapa variasi, antara lain: Yesus
Tuhan, Tuhan Yesus, Tuhan
kita, Tuhan kita
Yesus Kristus. Bahkan, dalam surat-surat Paulus gelar ini dipakai lebih
dari 200 kali. Kata “Tuhan” (dalam bahasa Yunani “Kyrios”) berarti “Dia yang
mengatur seseorang atau sesuatu”. Yesus
Tuhan berarti Yesus yang memiliki kuasa
untuk mengatur atau memimpin. Yesus adalah pemimpin yang diurapi Allah
(bandingkan Lukas 2: 11), yang dipilih dan dilantik langsung oleh Allah.
Makna Gelar
Yesus itu TUHAN
a.
Gelar “Tuhan” dikaitkan dengan peranan Yesus sebagai Penyelamat
manusia (bandingkan 2Petrus 1: 11). Wibawa kemuliaan bukan untuk
menghancurkan, melainkan untuk menyelamatkan.
b.
Gelar “Tuhan” terkait erat dengan kemuliaan dan
kedatangan-Nya kembali dengan kemuliaan-Nya pada akhir zaman, untuk mengadili
atau menghakimi.
c.
Gelar “Tuhan” menunjukkan wibawa atau kuasa Yesus yang
tidak dapat dibantahkan oleh siapapun, sebab apa yang disampaikanNya
merupakan perintah Tuhan sendiri (bandingkan 1Korintus 9: 14). Anak manusia
adalah Tuhan atas hari Sabat (bandingkan Markus 2: 28).
d.
Gelar “Tuhan” merupakan seruan doa dan ibadat.
Itulah sebabnya dalam doa-doa orang Kristen berseru Yesus sebagai Tuhan. Yesus
adalah satu-satunya Junjungan (bandingkan 1Korintus 8: 5). Bila orang Kristen
berkumpul dan bernyanyi, mereka bernyanyi bagi Tuhan. Seruan “Yesus Tuhan” adalah seruan
iman. Kepercayaan khas orang Kristen adalah kepercayaan akan Yesus,
Kristus Tuhan (bandingkan Roma 10: 9). Roh Kuduslah yang mengantar orang sampai
pada pengakuan bahwa Yesuslah Tuhan (bandingkan 1 Korintus 12: 3).
Jika kita
mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, maka itu berarti:
•
Kita
menjadikan Yesus sebagai
pimpinan atau junjungan yang mengarahkan hidup kita. Hidup kita
setiap hari ada di dalam pimpinan- Nya.
•
Kita menjadikan
kata-kata Yesus sebagai kata terakhir, sebab
kata- kataNya adalah sabda Tuhan. Kata-kata-Nya adalah ukuran terakhir
dan tertinggi.
•
Pengakuan kita
terhadap Yesus merupakan pengakuan iman yang merupakan semboyan
perjuangan sampai tuntas. Yesus Tuhan dulu dan sekarang. Pengakuan ini adalah
suatu sikap penyerahan diri kepada-Nya dengan segala risiko.
2. Yesus
adalah Anak Allah
Gelar “Anak
Allah” menunjukkan hubungan khas antara Yesus dan Allah. Tidak ada
hubungan yang begitu erat dan mesra
seperti Yesus dan Allah (bandingkan Yohanes 10:30). Dalam hubungan yang erat
tersebut tetap terlihat bahwa antara Yesus dan Bapa berbeda. Yesus tidak sama
dengan Allah Bapa. Allah Bapa berbeda dengan Yesus sang Anak (bandingkan
Yohanes 14:28). Anak dan Bapa memiliki peranan yang berbeda.
Hubungan antara Bapa dan Anak itu tampak dalam
“ketaatan”. Yesus taat sempurna terhadap Allah, Bapa- Nya (bandingkan Yohanes
4:34). Seluruh hidup dan pribadi Yesus melayani dan melaksanakan kehendak Bapa,
dan semua itu dijalankan dengan ketaatan secara total, bahkan taat sampai mati
di kayu salib.
Makna Gelar
Yesus itu Anak Allah
a.
Gelar “Anak Allah” juga menunjukkan pengetahuan dan
pengenalan Yesus yang istimewa tentang Allah. Hanya Anaklah yang mengenal Bapa
dengan baik (bandingkan Matius 11: 27). Pengetahuan-Nya bukan sekedar pemahaman
intelektual, melainkan lebih sebagai sikap pribadi.
b.
Gelar “Anak Allah” juga memperlihatkan “kewibawaan
Yesus”. Yesus adalah Anak Allah yang berwibawa.
Jika kita
mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, maka itu berarti:
•
Yesus merupakan teladan bagi kita dalam hal ketaatan
kepada kehendak Allah daripada ketaatan kepada kehendak sendiri.
•
Yesus adalah pribadi yang menampilkan wibawa dan pesona
Ilahi. Orang yang berhadapan dengan Yesus berarti berhadapan dengan wibawa dan
pesona Ilahi itu.
•
Yesus dekat dengan Allah yang tersuci dan pantas
dihormati. Sebutan itu menumbuhkan rasa devosi dan penyerahan diri.
3. Yesus
adalah Juru Selamat
Yesus datang
untuk menanggapi kerinduan manusia yang paling mendalam yaitu keselamatan
secara paripurna. Keselamatan itu dinyatakan dengan pembebasan manusia dari
dosa (bandingkan Matius 1: 21) dan mendekatkan kembali manusia kepada Allah
(bandingkan Ibrani 7: 25). Seluruh kata dan perbuatan-Nya terarah pada upaya
mendekatkan hubungan manusia dan Allah (bandingkan Roma 5: 10).
Melalui
perjuangan-Nya, Yesus menyatakan bahwa keselamatan yang diberikan Allah itu
semata-mata sebagai kasih karunia Allah (bandingkan Kisah Para Rasul 15: 11).
Keselamatan yang dialami manusia bukan pertama- tama usaha manusia, melainkan
karunia kasih-Nya (bandingkan 1Korintus 1:21). Walaupun demikian, Allah tetap
bersikap aktif dalam mengupayakannya.
Keselamatan itu
berkembang dalam pewartaan (bandingkan Yakobus 1:21). Yesus mewartakan bahwa
keselamatan itu bagaikan biji yang ditaburkan, yang mulai dari hal-hal kecil
tetapi akan bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah (bandingkan Matius 13:
1-9).
Keselamatan yang
ditawarkan Yesus itu tetap diteruskan dalam Gereja dan terlaksana secara
sakramental. Sakramen dalam Gereja mengungkapkan tindakan Allah yang
menyelamatkan.
Kedudukan Yesus
sebagai Juru Selamat sekaligus menegaskan bahwa Ia datang untuk menolong
manusia karena manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri. Ia tampil sebagai
jalan dan sarana mencapai keselamatan yang ditawarkan Allah itu. Janji itu pula
yang menjadi kekuatan dan harapan yang pasti, bahwa pada saatnya keselamatan
itu akan dinyatakan secara penuh
Jika kita
mengakui bahwa Yesus adalah Juru Selamat, maka itu berarti:
•
Kita bersedia mengikuti-Nya dan bersedia dibaptis
sebagai tanda iman akan tawaran keselamatan dari Yesus.
•
Kita menjadikan Yesus sebagai Penolong untuk sampai
kepada Allah, karena kita tidak dapat menolong diri kita sendiri di hadirat
Allah.
•
Kita percaya bahwa Yesus telah membebaskan kita dari
dosa dan maut; percaya bahwa kita adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Untuk
menunjukkan diri sebagai orang yang telah diselamatkan, kita hidup sesuai
dengan firman-Nya.
Bacaan Kitab Suci
Matius 16:13-20
13 Setelah Yesus tiba
di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid- murid-Nya: “Kata orang,
siapakah Anak Manusia itu?”
14 Jawab mereka: “Ada
yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula
yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”
15 Lalu Yesus bertanya
kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah
Mesias, Anak Allah yang hidup!”
17 Kata Yesus
kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di Surga.
18 Dan Aku pun berkata
kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan
jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya
19 Kepadamu akan Kuberikan
kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Surga dan
apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Surga.”
20 Lalu Yesus melarang
murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias.
RENUNGAN
a. Mengenal
dan mengimani Kristus itu proses yang tidak bisa terbangun seketika. Hal yang
sama dialami oleh para murid- murid Yesus terhadap Yesus. Mereka selalu
bersama-sama dengan Yesus, tetapi rupanya tidak semua murid Yesus mengenal
secara mendalam pribadi Yesus.
b. Itulah
sebabnya ketika Yesus menguji mereka dengan pertanyaan: “Menurut kamu siapakah
Aku?” ada yang menjawab: “Ada yang mengatakan….”, Jawaban itu bukan keluar dari
penghayatan pribadi… jawaban itu menujukkan bahwa mereka baru mengenal Yesus
seperti yang dikatakan orang lain. Mereka mengenal Yesus seperti orang lain.
c. Hanya
jawaban Petrus yang menunjukkan jawaban yang berasal penghayatan iman
pribadinya kepada Yesus. Hal itu menujukkan pula bahwa Petrus mengenal secara
mendalam pribadi Yesus sehingga berani memberi gelar khusus kepada Yesus.
d. Kita
pun diajak mengenal dan mengimani Yesus seperti Petrus; mengenal-Nya secara
mendalam, sehingga iman kita akan Yesus bukan iman ikut-ikutan, tetapi iman
yang keluar dari penghayatan pribadi.
KESIMPULAN :
GELAR-GELAR YESUS
1)
Gelar Yesus Tuhan
Gelar
Yesus Tuhan merupakan gelar Yesus yang sangat terkenal. Gelar ini dalam
Perjanjian Baru sering dipakai istilah : Yesus Tuhan, Tuhan Yesus, Tuhan kita,
Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam surat Paulus gelar ini dipakai lebih dari 200
kali. Makna gelar “Tuhan” adalah:
a.
Kita Tuhan, dalam
bahasa Yunani Kyrios, berarti Dia yang mengatur segala sesuatu. Yesus Tuhan
berarti Yesus punya kuasa untuk mengatur, atau memimpin.
b.
Gelar Tuhan
berkaitan dengan peran Yesus sebagai Penyelamat Manusia.
c.
Gelar Tuhan, erat
kaitannya dengan Tuhan yang akan datang kembali dengan kemuliaanNya.
d.
Gelar Tuhan,
gelar yang sangat sarat dengan wibawa dan kekuasaan Yesus.
e.
Gelar Tuhan ,
merupakan seruan doa dan ibadat.
f.
Gelar Yesus
Tuhan, merupakan seruan iman.
2)
Yesus adalah Anak
Allah, Putra Allah
Ungkapan
Anak Allah/Putra Allah cukup lazim di Timur Tengah. Arti ungkapan ini adalah,
Allah menerima seseorang menjadi anakNya. Dalam Perjanjian Lama, ungkapan ini
diterapkan kepada para Malaikat, Umat Pilihan, kepada Raja, dan kepada
orang-orang Israel yang setia.
Dalam
Perjanjian Baru ungkapan ini ditunjukkan kepada semua orang, untuk menunjukkan
adanya suatu hubungan khusus yang mempersatukan seseorang dengan Allah. Sebutan
Anak Allah/Putra Allah bagi Yesus tidak dalam arti hubungn biologis melainkan
sebuah gelar. Yesus disebut Putra Allah karena kemanusiaan Yesus dari Nazaret
diterima Allah dan menjadi milikNya.
Makna
gelar Yesus sebagai Anak Allah sebagai berikut :
a.
Menunjukkan
hubungan yang khas antara Yesus dan Allah (bdk. Yoh 10:30)
b.
Menunjukkan bahwa antara Yesus dan Bapa adalah beda.
Yesus tidak sama dengan Bapa (bdk. Yoh 14:28). Antara anak dan Bapa memiliki
peran yang berbeda.
c.
Menunjukkan
hubungan antara Bapa dan Anak adalah hubungan istimewa dalam segi ketaatan
(bdk. Yoh 4:34). Seluruh hidup Yesus hanya diperuntukkan untuk BapaNya.
d.
Menunjukkan
pengetahuannNya yang istimewa tentang Allah. Hanya Anak yang mengenal Bapa
dengan baik (bdk. Mat 11:27)
e.
Menunjukkan
kewibawaan Yesus. Yesus adalah Anak Allah yang beribawa.
3)
Yesus adalah Juru
Selamat
Misi
Allah dengan mengutus PutraNya yang tunggal ke dunia adalah untuk menyelamatkan
manusia dari kekuasaan akan dosan dan memberikan kembali pada manusia mahkota
ke-Ilahian. Oleh karena itu Yesus diberi gelar “Juru Selamat atau Penyelamat”
Yesus
datang untuk menanggapi dambaan manusia yang paling dalam, yakni keselamatan
manusia yang paripurna. Mengapa manusia mendambakan keselamatan ?
a.
Dunia dan manusia
terus-menerus dilanda tragedi.
b.
Manusia memiliki
kelemahan baik secara rohani, jasmani, moral maupun kejiwaan.
c.
Manusia sadar
akan dosanya dan betapa sulitnya terlepas dari dosa tersebut.
d.
Manusia mengalami
konflik dalam dirinya sendiri.
Makna
kata penyelamat dalam Perjanjian Lama :
a.
Allah adalah
sebagai penyelamat, sehingga seseorang tidak perlu takut (bdk. Yes 12:2)
b.
Pelepasan dari
kuasa dosa yang menghantui manusia (Mzm 51:14)
c.
Kebebasan dari
ancaman kesengsaraan dan badai.
Makna
gelar Yesus sebagai Juru Selamat sebagai berikut :
a.
Yesus datang
menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.
b.
Keselamatan yang
dibawa Yesus erat hubungannya dengan kasih karunia Allah (bdk. Kis 15:11).
Allah menyelamatkan manusia semata-mata karena kasih karunia Allah (bdk. Kor
1:21). Kendari keselamatan adalah karunia Allah, namun manusia harus menanggapi
dan menjawab serta memperjuangkan keselamatan itu.
c.
Keselamatan umat
kristiani, dihubungkan dengan hidup dan
perjuangan Yesus Kristus. Hidup dan perjuangan Yesus ialah mendekatkan manusia
dengan Allah (bdk. Rm 5:10).
d.
Keselamatan itu
berkembang dalam pewartaan (bdk. Yak 1:21), agar tumbuh dan menghasilkan buah
(bdk. Mat 13:1-9).
e.
Keselamatan dalam
Gereja terlaksana secara sakramental (bdk. Ke-7 sakramen).
f.
Yesus datang
menolong manusia karena manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri.
MAKNA GELAR-GELAR YESUS
BAGI MANUSIA
a.
Umat Kristiani
mengakui Yesus sebagai Tuhan berarti :
1)
Menjadikan
Kristus sebagai pimpinan/junjungan yang mengarahkan hidup kita di dunia.
2)
Menjadikan
kata-kata/ajaran Yesus sebagai pedoman hidup. Kata-kata/ajaranNya merupakan
ukuran terakhir dan tertinggi.
3)
Pengakuan kita
terhadap Yesus merupakan pengakuan iman yang menjadi semboyan perjuangan sampai
tuntas. Pengakuan ini merupakan sikap penyerahan diri dengan segala resikonya.
b.
Umat Kristiani
mengakui Yesus sebagai Anak Allah berarti :
1)
Yesus menjadi
teladan dalam hal ketaatan kepada Allah.
2)
Yesus menampilkan
wibawa dan pesona Ilahi, Lewat Yesus orang dapat melihat dan mengalami pesona
dan wibawa Ilahi tersebut.
3)
Yesus dekat
dengan Allah yang tersuci dan pantas dihormati, yang menumbuhkan rasa devosi
dan penyerahan diri.
c.
Umat Kristiani
mengakui Yesus Juru Selamat berarti :
1)
Bersedia
mengikutiNya dan dibaptis sebagai tanda iman akan tawaran keselamatan dari
Yesus.
2)
Menjadikan Yesus
sebagai penolong untuk sampai kepada Allah.
3)
Percaya bahwa
Yesus telah membebaskan kita dari dosa dan maut. Untuk itu manusia harus hidup
sesuai dengan firmanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar