Cari Blog Ini

Rabu, 10 Mei 2023

PERAN ROH KUDUS DALAM GEREJA DAN PENJELASAN TENTANG ALLAH TRITUNGGAL

 

PERAN ROH KUDUS

 

Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik mampu memahami peran Roh Kudus   yang melahirkan, membimbing dan menghidupi Gereja, baik yang terungkap dalam Kitab Suci maupun Tradisi, menghayatinya dalam kehidupan pribadi serta mewujudkannya dengan menjalani hidup yang diresapi dan diarahkan oleh Roh Kudus.

 

 

Media Pembelajaran/Sarana:

Kitab Suci, Buku Siswa, Laptop, Proyektor.

 

Pendekatan: Pendekatan Kateketis.

Melalui pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta didik baik secara langsung dialami maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut didalami dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

 

 

Metode:

Dialog Partisipatif, Diskusi, Penugasan, Studi Pustaka, Refleksi.

 

 

Gagasan Pokok:

Dalam kehidupan sehari-hari kita baru akan mengenal sahabat kita secara benar dan utuh, apabila kita sudah bergaul lama dengan sahabat kita itu. Pengenalan yang benar dan utuh, selain merupakan proses yang tidak sebentar, juga mengandaikan pemahaman kita tentang  berbagai aspek kehidupan yang diperlihatkan sahabat kita itu. Kita tidak bisa menyimpulkan begitu saja tentang pribadi sahabat kita hanya dengan mendengar, melihat atau mengalaminya dalam satu kali peristiwa.

Demikian pula pengenalan kita akan Roh Kudus. Banyak orang menyangka bahwa Roh Kudus baru muncul dalam Perjanjian Baru, seolah-olah dalam Perjanjian  Lama  Roh  Kudus  belum  ada.  Tentu  anggapan  itu  sangat  salah, sebab kemanunggalan Bapa, Putra dan Roh Kudus sudah ada sejak semula. Sesungguhnya pengenalan kita akan Roh Kudus tidak akan pernah dapat dilepaskan dalam kaitan dengan pribadi Allah lainnya, Bapa dan Putra. Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus dikenal dengan penamaan yang berbeda, dan peranannya masih terselubung. Roh kudus seperti yang kita pahami saat ini, baru terkuak sempurna dalam Perjanjian Baru, khususnya sejak peristiwa Pentakosta.

Dalam peristiwa Pentakosta, Roh Kudus yang dicurahkan Bapa melalui Yesus Kristus memperlihatkan daya kekuatannya yang luar biasa. Ia mempertobatkan banyak orang yang mendengar kesaksian para murid tentang Yesus Kristus, membentuk mereka menjadi komunitas yang menjadi cikal bakal Gereja Kristus. Selanjutnya daya kerja Roh Kudus senantiasa hadir dalam perjalanan hidup dan pelayanan Gereja, baik sebagai pribadi anggota-anggotanya maupun sebagai dalam kebersamaan sebagai. Kenyataan ini semakin membuktikan janji Yesus sendiri, bahwa Ia akan menyertai Gereja-Nya sepanjang zaman.

Anugerah yang besar ini perlu dihayati sebagai panggilan bagi Gereja dan setiap anggotanya, agar dalam setiap gerak langah pelayanannya, tak henti- hentinya memohon penyertaan Roh Kudus.

 

Kegiatan Pembelajaran:

 

Lagu Pembuka

Lagu Datanglah Roh Maha Kudus, dari Madah Bhakti 448:

Datanglah Roh Maha Kudus

Datanglah Roh Maha Kudus, masuki hati umatMu

Sirami jiwa yang layu, dengan embun kurniaMu

 

Roh cinta Bapa dan Putra, taburkanlah cinta mesra

Dalam hati manusia, cinta anak pada Bapa

Datanglah Roh Maha Kudus, bentara cinta Sang Kristus

Tolong kami jadi saksi, membawa cinta ilahi

 

Lidah api angin taufan, lambang Roh Kudus yang datang

Maka kami dibaharui, oleh Pembaharu yang suci

Roh Kristus ajari kami, bahasa cinta ilahi

Satulah bangsa semua, karena bahasa cinta

 

Cinta yang laksana api, kobarkan semangat kami

Agar musnalah terbasmi, jiwa angkuh hati dengki

Sang penghibur umat Allah, kuatkan iman yang lemah

Agar hati bergembira, walau dilanda derita

Penggerak pada RasulMu, lepaskan lidah yang kelu

Supaya kami wartakan, karya keselamatan Tuhan

 

 

 

 

 

Langkah Pertama:

Memahami sebutan untuk Roh Kudus dan Perannya serta Pengalaman Merasakan Kehadiran Roh Kudus

a.       Apa saja sebutan lain dari Roh Kudus dalam lagu di atas?

b.      Apa saja peranan Roh Kudus yang diungkapkan dalam lagu tersebut?

c.       Pernahkah kalian merasakan kehadiran Roh Kudus dalam hidupmu? Cobalah kalian sharingkan!

 

Peneguhan:

a.       Dalam tiap bait terdapat sebutan Roh Kudus. Roh Kudus disebut:

1)      Roh Maha Kudus,

2)      Roh Cinta Bapa dan Putra, artinya Roh yang berasal dari Bapa dan Putra,

3)      Bentara cinta Sang Kristus. Kata “bentara” dalam KBBI artinya pembantu raja yg bertugas melayani dan menyampaikan titah raja, atau abdi dalem. Jadi Roh Kudus itu pelayan Allah,

4)      Cinta yang laksana api, Roh Kudus itu kasih Allah sendiri,

5)      Sang penghibur umat Allah,

6)      Penggerak pada rasul-Mu. Roh Kudus itu menggerakkan dan mengibarkan semangat para Rasul Kristus.

b.      Dalam  lagu  tadi,  diungkapkan  juga  peran  Roh  Kudus,  baik  dalam kehidupan pribadi maupun komunitas:

1)      Menyirami jiwa untuk memberi ketenangan kesejukan dalam hati kita

2)      Menaburkan cinta dalam hati kita, sehingga kita menerima cinta bagaikan cinta Bapa pada anak-Nya

3)      Menolong kita mampu menjadi saksi cinta Tuhan

4)      Menguatkan iman yang lemah terutama saat kita dilanda derita atau kesulitan

5)      Menyucikan   diri   kita   sehingga   mampu   mewartakan   karya keselamatan Tuhan

 

c.       Injil Yohanes menyebutkan bahwa Allah itu Roh (Yoh. 4:24). Karena Allah itu Roh maka Allah itu tidak berbentuk, Allah bukan materi. Karena Allah adalah Roh maka keberadaan Allah bersifat kekal.

d.      Pewahyuan akan Roh Kudus sebagai pribadi baru menjadi jelas dalam Perjanjian Baru, tetapi sesungguhnya Roh Kudus dan karyanya  sudah ada sejak saat penciptaan.

Dalam Perjanjian Lama kata Roh Kudus secara langsung baru muncul dalam Yes. 63:10-14. Kata Ibrani untuk "Roh" adalah “ruah”, yang sering diterjemahkan dengan "angin" atau "nafas". Maka Roh Allah artinya “nafas” Allah atau “angin” dari Allah (mis. Kej. 2:7; Yeh. 37:9-10), kata- kata tersebut mengacu kepada karya Roh Kudus. Walaupun demikian, secara cukup jelas bahwa Roh Allah atau Roh Tuhan berbeda dengan Allah sendiri.

-                      Roh Sebagai Daya Ilahi yang Menghidupkan dan Menyelamat- kan Umat-Nya.

Dalam Kej. 1:1-2: “Pada mulanya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi masih belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Kutipan tersebut menegaskan bahwa dalam kisah penciptaan Roh Allah adalah Roh yang menata dan memberi daya hidup terhadap semua ciptaan Allah. Berkat Roh segala yang hidup terhubung dengan Allah (Kej. 2:7; 6:3. 17; 7:15.22).

-                      Roh Allah hadir dalam tokoh-tokoh tertentu untuk menjalankan tugas tertentu

Roh atau ”ruah” Allah hadir dalam tokoh-tokoh tertentu, seperti para Hakim dan Nabi dan Raja. Dalam Kitab Hakim-hakim 3:10 dikisahkan yang dipenuhi Roh Kudus untuk melawan musuh- musuh Israel. Roh Allah juga menghinggapi Simson (Hak. 13:25) dan Yefta (Hak. 11:29). Berkat kehadiran Roh dalam dirinya, mereka tampil sebagai pahlawan bagi Israel, sebagaimana yang dialami Raja Saul (1Sam. 11:6). Roh Allah juga menganugerahi seseorang untuk menduduki jabatan tertentu, seperti yang dialami oleh Daud (1Sam. 16:13).

Kesimpulannya, Roh Allah itu menghidupkan umat Allah dengan membangkitkan dan menguatkan tokoh-tokoh bangsa Israel yang dibutuhkan demi keselamatan dan perkembangan umat.

 

 

 

 

 

e.       Dalam bagian awal Perjanjian Baru, kehadiran Roh dan peran Roh Kudus lebih banyak berkaitan pada diri Yesus atau orang-orang yang diutus Allah untuk mempersiapkan kedatangan dan pelaksanaan misi- Nya. Masing-masing kitab dalam Perjanjian Baru memiliki penekanan yang berbeda tentang bagaimana Roh Kudus bekerja pada diri Yesus.

1)      Injil Markus dan Injil Matius Kedua Injil ini menekankan bahwa Roh Kudus akan dicurahkan sepenuhnya oleh Yesus Kristus, yakni melalui baptisan. Dalam Markus 1:8, Yohanes Pembaptis berkata: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus”. Ia yang dimaksudkan Yohanes di sini adalah Yesus, Sang Mesias, yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama, dan yang mencurahkan Roh Kudus ke atas jemaat-Nya.

2)      Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, menekankan Yesus yang sejak awal dipersiapkan dan dikandung oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya, Yesus tidak hanya Ia dikandung dari Roh Kudus, bahkan Maria yang akan mengandungnya pun sudah dicurahi Roh Kudus. Kepada Bunda Maria, malaikat Gabriel berkata: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Luk. 1:35). Secara khusus Allah mencurahkan Roh Kudus di hadapan publik kepada Yesus saat dibaptis Yohanes. Sejak saat itu Yesus penuh dengan Roh Kudus (Luk. 4:1). Dengan kata lain, persatuan yang erat Yesus dengan Roh Kudus sudah terjadi sejak Ia dikandung oleh Maria. Pencurahan Roh Kudus atas diri Yesus itulah yang menyebabkan pengajaran maupun tindakan-Nya memperlihatkan daya kekuatan Roh kudus yang bekerja dalam diri-Nya.

3)      Injil Yohanes menekankan bahwa Roh Kudus yang akan dicurahkan Yesus itulah yang akan memimpin manusia ke dalam “seluruh kebenaran”, sebagaimana dijanjikan Yesus sebelum naik ke surga Ia berkata: “Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata- kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar- Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya daripada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya daripada-Ku” (Yoh. 16:13⎯15)

4)      Santo Paulus dalam surat-suratnya memahami Roh Kudus sebagai anugerah Allah yang dicurahkan berkat jasa Yesus Kristus (Rm. 5:5). Roh Kudus itulah yang hidup dan bekerja dalam diri manusia agar manusia mampu mengenal dan percaya akan Yesus Kristus. Dengan  demikian,  manusia  akan  memahami  seluruh  rahasia penyelamatan Allah hanya dengan percaya kepada-Nya dan mau mengalami hidup seperti Yesus Kristus, sebab “Bapa menunjukkan kepada kita kasih-Nya yang tak terlampaui dengan menyerahkan Putra-Nya” (Rm. 8:32.39).

 

Langkah Kedua:

Memahami  Makna  Peristiwa  Pentakosta  dan  Karya  Roh  Kudus  dalam Gereja

 

Pengantar

a.       Dalam  Injil  Yohanes  dituliskan  bahwa  sebelum  Yesus  ditangkap, Yesus sudah memberitahukan bahwa Ia harus kembali kepada Bapa. Tetapi Ia tidak akan membiarkan murid-murid-Nya berjalan sendiri. Itulah sebabnya Ia menjanjikan akan mengutus Roh Kudus, yakni Roh Kebenaran, Roh Penghibur (Yoh. 14:15. 15:26). Janji bahwa Yesus akan menyertai para murid-Nya disebutkan juga dalam Injil Lukas sebelum Yesus terangkat ke surga: “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." (Luk. 24:49). Tetapi Injil Lukas tidak secara langsung menyebut Roh Kudus.

b.      Janji  Yesus  itu  dipenuhi  dalam  peristiwa  Pentakosta,  sebagaimana dikisahkan dalam Kis. 2:113, 1440 dan 4147

 

Pentakosta

1Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.

2Tiba-tiba  turunlah  dari  langit  suatu  bunyi  seperti  tiupan  angin  keras  yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;

3dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

4Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

5Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.

6Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.

7Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?

8Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:

9kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,

10Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan

Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,

11baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."

12Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?"

13Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis"

 

Khotbah Petrus

14Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.

15Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan,

16tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:

17Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan- penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.

18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh- Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.

19Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap.

20Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.

21Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.

22Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.

23Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.

24Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.

25Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

26Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram,

27sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.

28Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.

29Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita.  Ia telah mati dan dikubur,  dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.

30Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.

31Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.

32Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.

33Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.

34Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan

telah berfirman kepada Tuanku:

35Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.

36Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat

Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

37Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu,  lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

38Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

39Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."

40Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."

 

Cara Hidup Jemaat yang Pertama

41Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

42Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

43Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.

44Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

45dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi- bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

46Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

47sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

 

Pertanyaan:

Bertolak dari ketiga bacaan tersebut:

1)   Bagaimana Roh Kudus turun atas para rasul dikisahkan?

2)   Apa yang dialami para rasul setelah Roh Kudus turun atas mereka?

3)   Bagaimana reaksi/ tanggapan orang-orang yang menyaksikan peristiwa tersebut?

4)   Apa yang harus orang-orang itu lakukan sebagai tanggapan mereka terhadap khotbah para rasul?

5)   Apa dampak Pentakosta terhadap perkembangan orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus?

3.    Guru memberi kesempatan tiap kelompok mempresentasikan hasilnya.

 

Kesimpulan

a.       Kata Pentakosta berarti “hari kelima puluh”, yaitu 50 hari sesudah perayaan Paskah. Lima puluh hari setelah kebangkitan-Nya Yesus memenuhi janji-Nya untuk mencurahkan Roh Kudus kepada para rasul, sebagaimana Ia janjikan sebelum kenaikan-Nya ke surga  (Kis. 1:8;2:1⎯13).

b.      Pada hari itu, para rasul yang tadinya diliputi ketakutan, berkat turunnya Roh Kudus, berubah menjadi berani tampil dengan gagah di hadapan publik. Hati mereka berkobar-kobar. Mereka menjadi semakin percaya dengan semua yang diajarkan dan dilakukan Yesus. Melalui kotbah kesaksian mereka, mereka berhasil meyakinkan para pendengarnya kepada iman akan Yesus Kristus. Sehingga seketika itu, jumlah mereka bertambah sampai tiga ribu jiwa (bdk. Kis. 2:41).

c.       Jumlah  mereka  yang  awalnya  terbatas  pada  para  rasul,  beberapa perempuan dan Bunda Maria (dan beberapa orang lain), berkat Pentakosta menjadi ribuan. Itulah sebabnya Pentakosta sering dipandang sebagai hari kelahiran Gereja.

d.      Daya  kekuatan  Roh  Kudus  yang  diterima  oleh  para  rasul  dalam Pentakosta, dan yang sekarang hadir dalam orang banyak yang telah menerima baptisan, dihayati dan diwujudkan dalam cara hidup yang luar biasa. Hal ini pula yang menyebabkan makin banyak orang percaya akan Yesus Kristus.

 

Membaca Kitab Suci:

1)      Kis. 4

2)      Kis. 10:4448

3)      Kis 67

4)      Kis 15:134

Kesimpulan

a.       Berbeda dengan peran Roh Kudus dalam Perjanjian Lama, yang terbatas pada tokoh-tokoh tertentu, sejak Pentakosta Roh Kudus benar-benar dicurahkan kepada semua orang yang percaya. Dan daya Roh Kudus bekerja secara lebih dahsyat, sehingga berkat kehadiran Roh Kudus mereka memiliki kekuatan dan keberanian untuk memberi kesaksian akan iman tentang karya keselamatan Allah Bapa yang dinyatakan secara penuh dalam dan melalui Yesus Kristus. Berkat Roh Kudus, Petrus dan Yohanes mewartakan Injil dengan berani sekalipun mendapat ancaman (Kis. 4). Stefanus dipenuhi Roh Kudus, sehingga dapat bersaksi sampai akhir hidupnya (Kis. 6 dan 7). Hal yang sama juga dialami Paulus dan Barnabas (lih. Kis. 13:2).

b.      Roh Kudus menggerakkan mereka melakukan mukjizat dan tanda- tanda yang membuat orang percaya. Tetapi juga menggerakkan mereka melakukan karya-karya kreatif yang menghadirkan keselamatan, seperti nampak dalam keinginan mereka melayani dan memperhatikan orang-orang miskin di luar komunitas mereka (Kis. 6).

c.       Roh Kudus membimbing para rasul (Gereja) pada saat mereka harus mengambil keputusan berkaitan dengan ajaran atau sikap terhadap suatu masalah yang dihadapi. Misalnya, pada terjadi perbedaan pendapat tentang boleh-tidaknya membaptis Kornelius, yang defacto seorang tentara Romawi (yang dianggap kafir). Petrus dengan bimbingan Roh Kudus meyakinkan para rasul yang lain bahwa siapapun bisa diterima sebagai murid Kristus (Kis. 10:4448).

d.      Roh Kudus telah terbukti sebagai Pelindung dari serangan kaum bidaah yang berusaha menyerang ajaran Gereja dan mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Yesus sendiri. Roh Kudus bekerja melalui para Paus dan Santo-Santa untuk mempertahankan ajaran yang benar. Contoh: pada waktu bidaah Arianisme, maka Roh Kudus bekerja melalui St. Athanasius (373) melawan ajaran mereka; Roh Kudus juga menyemangati Paus St. Gregorius VII untuk membenahi Gereja (1085); Roh Kudus menguatkan iman St. Dominic (1221) untuk melawan bidaah Albigenses, melalui St. Katharina dari Siena (1380) Gereja terhindar dari bahaya perpecahan, dan sebagainya.

e.       Gereja mengimani bahwa Roh Kudus adalah mengajar Gereja untuk berani  mewartakan  kebenaran  serta  menjamin  kebenaran  ajaran yang ditetapkan melalui para Paus. Banyak ajaran-ajaran Gereja yang memberi pengaruh pada sikap dan pandangan para pemimpin agama yang lain, maupun para tokoh pemerintahan, seperti tentang kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan sebagainya.

f.        Roh Kudus yang dianugerahkan oleh Allah Bapa berkat Yesus Kristus tinggal di dalam diri setiap orang beriman, yang memungkinkan mereka memiliki cara pikir dan cara tindak seperti Allah. Paulus mengatakan: “tubuhmu  adalah  bait  Roh  Kudus  yang  diam  di  dalam  kamu,  Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah” (1Kor. 6:19). Roh itu pula yang membimbing kita bagaimana berdoa (Rm. 8:26), dan menumbuhkan buah-buah roh (Gal. 5:2223).

g.       Dan yang paling penting dari semuanya itu, Gereja percaya bahwa Roh Kuduslah yang telah menjadikan kita anak-anak Allah, sehingga kita mempunyai relasi yang sangat akrab dengan Allah, dan dengan penuh keyakinan boleh menyapa Allah dengan "Abba, ya Bapa" (Rm. 8: 1516). Dengan menjadi anak-anak Allah hidup kita sepenuhnya dipimpin oleh- Nya dan memperoleh karunia kasih-Nya (bdk. Rm. 8:14).

h.      Pemberian (Pengaruniaan) Roh Kudus kepada umat beriman. Gereja Katolik mengimani bahwa Roh Kudus dikaruniakan secara khusus kepada umat beriman melalui Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan. Dalam Sakramen Baptis, Roh Kudus yang kita terima membersihkan dosa dan memberikan hidup baru kepada mereka, memungkinkan kita mengalami persekutuan dengan hidup Allah Tritunggal (bdk. Yoh. 17:2023). Pada saat penerimaan Sakramen Penguatan, kita mendapat pencurahan Roh Kudus dalam kelimpahannya, seperti dialami para rasul saat Pentakosta. (KGK 1320), ia memampukan seseorang untuk menjadi murid Kristus yang memikul tanggung jawab menjadi saksi Kristus.

 

Langkah Ketiga: Memahami Lambang Kehadiran Roh Kudus Dalam Gereja, ada beberapa simbol yang melambangkan Roh Kudus:

1)      Air

Dalam upacara Pembaptisan air adalah lambang tindakan  Roh Kudus, karena sesudah menyerukan Roh Kudus, air menjadi tanda sakramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali. Seperti pada kelahiran kita yang pertama kita tumbuh dalam air ketuban, maka air Pembaptisan adalah tanda bahwa kelahiran kita untuk kehidupan ilahi, dianugerahkan kepada kita dalam Roh Kudus. “Dibaptis dalam satu Roh”, kita juga “diberi minum dari satu Roh” (1 Korintus 12:13). Jadi Roh dalam pribadi-Nya adalah air yang menghidupkan, yang mengalir, dari Kristus yang disalibkan dan yang memberi kita kehidupan abadi.

2)      Urapan

Salah satu lambang Roh Kudus adalah juga urapan dengan minyak, malahan sampai ia menjadi sinonim dengan-Nya. Dalam inisiasi Kristen, urapan adalah tanda sakramental dalam Sakramen Penguatan, yang karenanya dinamakan “Khrismation” dalam Gereja-gereja  Timur.  Tetapi  untuk  mengerti  sepenuhnya  bobot nilai dari lambang ini, orang harus kembali ke urapan pertama, yang Roh Kudus kerjakan: Urapan Yesus. “Khristos” (terjemahan dari  perkataan  Ibrani  “Messias”)  berarti  yang  “diurapi  dengan Roh Allah”. Dalam Perjanjian Lama sudah ada orang yang “diurapi” Tuhan; terutama Daud adalah seorang yang diurapi. Tetapi Yesus secara khusus adalah Dia yang diurapi Allah: kodrat manusiawi yang Putra terima, diurapi sepenuhnya oleh “Roh Kudus”. Oleh Roh Kudus, Yesus menjadi “Kristus”. Perawan Maria mengandung Kristus dengan perantaraan Roh Kudus, yang mengumumkan-Nya melalui malaikat pada kelahiran-Nya sebagai Kristus, dan yang membawa Simeon ke dalam kenisah, supaya ia dapat melihat yang diurapi Tuhan. Ia yang memenuhi Kristus, dan kekuatan-Nya keluar dari Kristus, waktu Ia melakukan penyembuhan dan karya-karya keselamatan. Pada akhirnya Ia jugalah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Dalam kodrat manusiawi- Nya, yang adalah pemenang atas kematian, setelah sepenuhnya dan seutuhnya menjadi “Kristus”, Yesus memberikan Roh Kudus secara berlimpah ruah, sampai “orang-orang kudus” dalam persatuanNya dengan kodrat manusiawi Putra Allah menjadi “manusia sempurna” dan “menampilkan Kristus dalam kepenuhan-Nya” (Efesus 4:13): “Kristus paripurna”, seperti yang dikatakan Santo Agustinus.

3)      Api

Sementara air melambangkan kelahiran dan kesuburan kehidupan yang dianugerahkan dalam Roh Kudus, api melambangkan daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Nabi Elia, yang “tampil bagaikan api dan perkataannya bagaikan obor yang menyala” (Sir. 48:1), dengan perantaraan doanya menarik api turun atas korban di gunung Karmel - lambang api Roh Kudus yang mengubah apa yang Ia sentuh. Yohanes Pembaptis, yang mendahului Tuhan “dalam roh dan kuasa Elia” (Lukas 1:17) mengumumkan Kristus sebagai Dia, yang “akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api” (Lukas 3:16). Mengenai Roh ini Yesus berkata: “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala” (Lukas 12:49). Dalam “Lidah-lidah seperti api” Roh Kudus turun atas para Rasul pada pagi hari Pentakosta dan memenuhi mereka (Kisah Para Rasul 2:34). Dalam tradisi rohani, lambang api ini dikenal sebagai salah satu lambang yang paling berkesan mengenai karya Roh Kudus. Janganlah padamkan Roh (1 Tesalonika 5:19).

4)      Awan dan Sinar

Kedua lambang ini selalu berkaitan satu sama lain, kalau Roh Kudus menampakkan Diri. Sejak masa teofani Perjanjian Lama, awan - baik yang gelap maupun yang cerah - menyatakan Allah yang hidup dan menyelamatkan, dengan menyelubungi kemuliaan-Nya yang adikodrati. Demikian juga dengan Musa di Gunung Sinai”, dalam kemah wahyu” dan selama perjalanan di padang gurun”; pada Salomo waktu pemberkatan kenisah”. Semua gambaran ini telah dipenuhi dalam Roh Kudus oleh Kristus. Roh turun atas Perawan Maria dan “menaunginya”, supaya ia mengandung dan melahirkan Yesus (Lukas 1:35). Di atas Gunung Transfigurasi Ia datang dalam awan, “yang menaungi” Yesus, Musa, Elia, Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan “satu suara kedengaran dari dalam awan: Inilah Anak- Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia” (Lukas 9:3435). Awan yang sama itu akhirnya menyembunyikan Yesus pada hari kenaikan- Nya ke Surga dari pandangan para murid (Kis. 1:9); pada hari kedatangan-Nya awan itu akan menyatakan Dia sebagai Putra Allah dalam segala kemuliaan-Nya.

5)      Meterai

Meterai adalah sebuah lambang, yang erat berkaitan dengan pengurapan. Kristus telah disahkan oleh “Bapa dengan meterai- Nya” (Yohanes 6:27) dan di dalam Dia, Bapa juga memeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Karena gambaran meterai [bahasa Yunani sphragis] menandaskan akibat pengurapan Roh Kudus yang tidak terhapuskan dalam penerimaan Sakramen Pembaptisan, Penguatan, dan Tahbisan, maka ia dipakai dalam beberapa tradisi teologis untuk mengungkapkan “karakter”, yang tidak terhapuskan, tanda yang ditanamkan oleh ketiga Sakramen yang tidak dapat diulangi itu.

6)      Tangan

Yesus menyembuhkan orang sakit dan memberkati anak-anak kecil, dengan meletakkan tangan ke atas mereka. Atas nama-Nya para Rasul melakukan yang sama. Melalui peletakan tangan para Rasul, Roh Kudus diberikan. Surat kepada umat Ibrani memasukkan peletakan tangan dalam “unsur-unsur pokok” ajarannya. Dalam epiklese sakramentalnya, Gereja mempertahankan tanda pencurahan Roh Kudus ini yang mampu mengerjakan segala sesuatu.

7)      Jari

“Dengan jari Allah” Yesus mengusir setan (Lukas 11:20). Sementara perintah Allah ditulis dengan “jari Allah” atas loh-loh batu (Keluaran 31:18), “surat Kristus” yang ditulis oleh para rasul, “ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging yaitu di dalam hati manusia” (2 Korintus 3:3). Madah “Veni, Creator Spiritus” berseru kepada Roh Kudus sebagai “jari tangan kanan Bapa”.

8)      Merpati

Pada akhir air bah (yang adalah lambang Pembaptisan), merpati, yang diterbangkan oleh Nuh dari dalam bahtera, - kembali dengan sehelai daun zaitun segar di paruhnya sebagai tanda bahwa bumi sudah dapat didiami lagi. Waktu Kristus naik dari air Pembaptisan- Nya, Roh Kudus dalam rupa merpati turun atas-Nya dan berhenti di atas-Nya. Roh turun ke dalam hati mereka yang sudah dimurnikan oleh Pembaptisan dan tinggal di dalamnya. Di beberapa Gereja, Ekaristi Suci disimpan dalam satu bejana logam yang berbentuk merpati [columbarium] dan digantung di atas altar. Merpati dalam ikonografi Kristen sejak dahulu adalah lambang Roh Kudus.

 

Langkah Keempat: Memahami Tujuh Karunia Roh Kudus

Yes.   11:12

1Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

2Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;

 

Pertanyaan:

a.       Temukan karunia Roh Kudus yang ada dalam Yes. 11:2!

b.      Sebutkan ketujuh karunia Roh Kudus!

c.       Apa makna tujuh karunia itu?

 

Penjelasan

Dalam Tradisi Gereja, kita mengenal adanya tujuh karunia Roh Kudus. Karunia-karunia Roh Kudus itu biasanya dihubungkan dengan Yes 11:2: “Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan.” Keenam kurnia roh yang disebut dalam Yes. 11: 2 ini kemudian dilengkapi dengan roh kesalehan, sehingga jumlahnya lengkap menjadi tujuh. Ketujuh karunia Roh Kudus itu adalah sebagai berikut:

1)      Karunia Takut akan Tuhan

Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan. Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang dalam pertobatan awal. Namun, bukankah Rasul Yohanes mengatakan  bahwa  dalam  kasih  tidak  ada  ketakutan?  (lihat  Yoh. 4:18) Takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, kalau didasarkan pada kasih. Inilah yang disebut takut karena kasih, seperti anak yang takut menyedihkan hati bapanya.

2)      Karunia Keperkasaan

Karunia keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut. Karunia keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan, bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada kemampuan Tuhan. Inilah yang dikatakan oleh rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Juga, “Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8:31) Melalui karunia ini, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk yakin dan percaya akan kekuatan Allah. Allah dapat menggunakan kita yang terbatas dalam banyak hal untuk memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebab Allah memilih orang-orang yang bodoh, yang lemah, agar kemuliaan Allah dapat semakin dinyatakan dan agar tidak ada yang bermegah di hadapanNya (lihat 1 Korintus 1:2729).

3)      Karunia Kesalehan

Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan  kita  dengan  Allah  seperti  anak  dengan  bapa;  dan  pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah, yang diwujudkan dengan agama, dan keadilan kepada sesama. Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, yang dapat berseru “Abba, Bapa!” (lihat Roma 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, kita dapat melakukan apa saja yang diminta oleh Allah dengan segera, karena  percaya  bahwa  Allah mengetahui  yang terbaik.  Dalam doa, orang ini menaruh kepercayaan yang besar kepada Allah, karena percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik, sama seperti seorang bapa  akan  memberikan  yang  terbaik  bagi  anak-anaknya.  Mereka yang menerima karunia kesalehan akan memberikan penghormatan kepada Bunda Maria, para malaikat, para kudus, Gereja, sakramen, karena mereka semua berkaitan dengan Allah. Juga, mereka yang diberi karunia ini, juga akan membaca Kitab Suci dengan penuh hormat dan kasih, karena Kitab Suci merupakan surat cinta dari Allah kepada manusia. Dalam hubungannya dengan sesama, karunia kesalehan dapat menempatkan sesama sebagai saudara/i di dalam Kristus, karena Allah mengasihi seluruh umat manusia dan menginginkan agar mereka juga mendapatkan keselamatan. Mereka yang saleh ini akan menjadi lebih bermurah hati kepada sesama. Dan dalam derajat yang lebih tinggi, mereka bersedia memberikan dirinya demi kebaikan bersama.

4)      Karunia Nasihat

Karunia Roh Kudus ini adalah karunia untuk mampu memberikan petunjuk jalan yang harus ditempuh seseorang agar dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan.  Karunia ini menerangi kebajikan kebijaksanaan, yang dapat memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat dan keadaan tertentu. Karunia ini perlu dijalankan dengan benar-benar mendengarkan Roh Kudus, membiarkan diri dibimbing olehNya, sehingga apapun nasihat dan keputusan yang kita berikan sesuai dengan kehendak Allah.

5)      Karunia Pengenalan

Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada kita untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Penciptanya (bandingkan Keb. 13:15) Dengan karunia ini, seseorang dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari dan mengangkat ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan kekudusan. Ini berarti semua profesi harus dilakukan dengan jujur dapat menjadi cara untuk bertumbuh dalam kekudusan. Semua hal di dunia ini dapat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai masing-masing ciptaan-Nya.

6)      Karunia Pengertian

Karunia pengertian adalah karunia yang memungkinkan kita mengerti kedalaman misteri iman, mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh pengharapan dia menuliskan, “Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.” (Mazmur 119:34). Karunia ini memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci,  kehidupan  rahmat,  pertumbuhan  dalam  sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan tujuan akhir kita, yaitu Surga. Karunia ini mendorong agar apapun yang kita lakukan mengarah pada tujuan akhir hidup ini.

7)      Karunia Kebijaksanaan

Karunia kebijaksanaan ini memungkinkan seseorang mampu melihat segala sesuatu dari kacamata ilahi. Orang yang memiliki karunia ini dapat menimbang segala sesuatu dengan tepat, mempunyai sudut pandang yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupan sebagai rahmat Tuhan yang perlu disyukuri, sehingga ia tetap mampu bersukacita sekalipun di dalam penderitaan. Karunia ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terarah kepada Tuhan. Karunia ini membuat seseorang menjadi cermin akan Kristus, seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar- Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (1Korintus 3:8).

 

Ayat untuk Direnungkan:

Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (Yoh. 16:13)

 

Langkah Kelima: Refleksi dan Aksi

 

1.    Refleksi.

Merenungkan kutipan  Gal. 5:16,1923

 

Hidup Menurut Daging atau Roh

16Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

19Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,

20penyembahan   berhala,   sihir,   perseteruan,   perselisihan,   iri   hati,   amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,

21kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

22Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

23kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

     i.      Mengamati dan merefeksikan: unsur hidup dalam daging yang dirasakan masih sangat kuat/sering dilakukan dan unsur hidup dalam roh yang dirasakan masih kurang nyata dalam kehidupan

   ii.      Menyusun niat untuk melakukan satu kebaikan dalam satu hari selama satu minggu sebagai wujud hidup yang dibimbing oleh Roh Kudus.

 

2.   Aksi.

1.                   Mewujudkan niat yang sudah diungkapkan, lalu mencatat pelaksanaan- nya dalam jurnal atau buku catatan.

2.                   Mencari informasi dari berbagai sumber dan menguraikannya secara tertulis tentang lambang-lambang Roh Kudus dan Tujuh Karunia Roh Kudus disertai penjelasan.

 

DOA MOHON ROH KUDUS TETAP TINGGAL DALAM HATIKU

Ya Roh Kudus,

Penasihat yang penuh kuasa,

pengikat yang kudus antara Bapa dan Putra, harapan bagi mereka yang bersedih.

Turunlah dalam hatiku dan tinggallah di dalamnya, nyalakanlah jiwaku yang nyaris padam dengan kasihMu, agar aku dapat sepenuhnya menjadi milikMu.

Aku percaya,

bila Engkau tinggal di dalam aku,

Engkau juga akan menyediakan tempat tinggal bagi Bapa dan Putra.

Oleh karenanya,

berkenanlah datang kepadaku, Penasihat jiwa-jiwa yang ditinggalkan, Pelindung mereka yang membutuhkan.

Bantulah aku dalam kelemahanku dan dukunglah dalam kegoyahanku.

Datang dan sucikanlah diriku,

semoga iblis tidak berniat memiliki diriku.

Engkau mengasihi yang bersahaja dan menyingkirkan yang sombong.

Datanglah kepadaku,

kemuliaan orang yang hidup dan harapan orang mati.

Tuntunlah diriku dengan karunia kasihMu, agar aku senantiasa menyenangkan hatiMu.

Amin.

 

Sumber:

https://hape3.blogspot.com/2010/01/mohon-tujuh-karunia-roh-kudus-datanglah.html

 

 

 

ALLAH TRITUNGGAL

 

Tujuan Pembelajaran:

 

Peserta didik memahami ajaran tentang Allah yang Esa Tiga Pribadi atau Titunggal Mahakudus, sehingga semakin menghayatinya dengan mem- bangun hidup yang semakin mengandalkan kekuasaan Allah dan menjaga kesucian diri, serta terdorong   mewujudkannya dengan   mengupayakan tumbuhnya persekutuan cinta dalam keluarga dan masyarakat.

 

 

Media Pembelajaran/Sarana:

Kitab Suci, Buku Siswa, Kertas Flap, Laptop, Proyektor.

 

 

Pendekatan: Pendekatan Kateketis.

Melalui  pendekatan  yang  diawali  dengan  pengalaman  sehari-hari  yang

dialami oleh peserta didik baik secara langsung dialami maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut didalami dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

 

 

Metode:

Dialog Partisipatif, Diskusi, Penugasan, Studi Pustaka, Refleksi.

 

Gagasan Pokok:

Setiap  agama  mempunyai  ajaran-ajaran  yang  kadang-kadang  sulit  dicerna oleh penganutnya sendiri – terutama oleh mereka yang wawasan pengetahuan keagamaannya minim, apalagi oleh orang lain yang berbeda agama. Kesulitan memahami konsep ajaran agama idealnya mendorong orang tersebut untuk belajar lebih banyak, sehingga hidup keagamaannya didasari oleh keyakinan yang kokoh.

Salah satu ajaran iman kristiani yang dirasa sulit dipahami adalah tentang Tritunggal Mahakudus. Kesulitan tersebut sering menjadi penyebab terjadinya kesalahan penafsiran. Misalnya: banyak orang yang yang bukan Kristen mengatakan bahwa orang Kristen percaya akan tiga Tuhan. Tentu saja hal ini tidak benar, sebab iman Kristiani mengajarkan Allah yang Esa. Namun bagaimana mungkin Allah yang Esa ini mempunyai tiga Pribadi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan iman dan keterbukaan hati serta pola pikiran yang lebih dalam dan luas dalam memahami Allah. Pola pikir yang dibutuhkan adalah bahwa tidak semua hal tentang Allah dapat dijelaskan dengan logika manusia semata-mata. Kita harus sampai pada kesadaran bahwa dibalik kesulitan menjelaskan Allah, kenyataannya kehadiran Allah dapat dirasakan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun ajaran tentang Trinitas ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan akal, bukan berarti bahwa Allah Tritunggal ini adalah konsep yang sama sekali tidak masuk akal. St. Agustinus bahkan mengatakan, “Kalau engkau memahami-Nya, Ia bukan lagi Allah”. Sebab Allah jauh melebihi manusia dalam segala hal, dan meskipun Ia telah mewahyukan Diri, Ia tetap rahasia/misteri. Di sinilah peran iman, karena dengan iman inilah kita menerima misteri Allah yang diwahyukan dalam Kitab Suci, sehingga kita dapat menjadikannya sebagai dasar pengharapan, dan bukti dari apa yang tidak kita lihat (lihat Ibrani 11:12). Agar dapat sedikit menangkap maknanya, kita perlu mempunyai keterbukaan hati. Hanya dengan hati terbuka, kita dapat menerima rahmat Tuhan, untuk menerima rahasia Allah yang terbesar ini; dan hati kita akan dipenuhi oleh ucapan syukur tanpa henti. Jadi jika ada orang yang bertanya, apa dasarnya kita percaya pada Allah Tritunggal, sebaiknya kita katakan, “karena Allah melalui Yesus menyatakan Diri-Nya sendiri demikian”, dan hal ini kita ketahui dari Kitab Suci.

Dalam rangka membantu peserta didik memahami Tritunggal Mahakudus, mereka akan diajak untuk melihat dari Kitab Suci maupun ajaran Bapa Gereja. Walaupun cukup sulit, minimal peserta didik mempunyai pemahaman dasar yang diharapkan memperkokoh iman kepercayaan mereka.

 

Kegiatan Pembelajaran:

Doa Pembuka

Guru mengajak peserta didik berdoa, secara bergantian antara Guru dengan peserta didik. Doa ini bisa diulangi tiga kali dengan diberi jeda sesaat.

+      Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus

Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi. Semua : Datanglah Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami.

Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup: Semua : Kasihanilah aku, orang berdosa.

Roh Kudus, Roh Allah yang hidup dalam diri kami

Baharuilah kami dan seluruh dunia.

 

Marilah berdoa,

Allah, Bapa yang Mahakasih

tak henti-hentinya Engkau mengasihi manusia.

Engkau menunjukkan cinta-Mu dengan menciptakan kami

dan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan agar kami hidup

Engkau mendatangi kami melalui Putra-Mu, sehingga melalui Dia kami makin mengenal Engkau Dan kini Engkau menyertai kami melalui Roh Kudus agar hidup kami selalu terarah pada-Mu.

kuatkalah iman kami

dan gelorakanlah cinta kami, kini dan sepanjang segala masa Amin.

+ Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus .

 

 

Langkah Pertama:

Menggali Pengalaman Mengungkapkan Iman akan Tritunggal

 

Tritunggal.

Tritunggal merupakan ajaran iman kristiani yang menimbulkan berbagai macam tanggapan, baik dari umat Katolik dan Kristen sendiri maupun dari saudara-saudara kita yang beragama lain. Yang sering dipersoalkan sesungguhnya terutama berkaitan dengan istilah “Tritunggal”, padahal isi pengakuan imannya itu sendiri sudah jelas, yakni sebagaimana dirumuskan dalam syahadat.

Pertanyaan:

a.                   Apakah kalian sering merasa malu membuat tanda salib? Mengapa malu?

b.                  Dalam tayangan tadi dikatakan  kita tidak usah malu membuat tanda salib. Apa makna tanda salib bagi umat Katolik?

c.                   Selain membuat tanda salib, apa yang biasa kalian lakukan atau kalian dengar atau kalian dirasakan berkaitan dengan ungkapan iman akan Allah Tritunggal ?

d.                  Apa yang kalian sendiri pahami tentang Tritunggal?

e.                   Pernahkah  kalian  mendengar  komentar  atau  tanggapan  orang  lain tentang Tritunggal? Bagaimana kalian sendiri menanggapi mereka yang memberi tanggapan seperti itu?

 

Penjelasan

1.       Sesungguhnya banyak kebiasaan yang dilakukan Umat Katolik untuk mengungkapkan iman akan Tritunggal, walaupun seringkali kurang disadari, diantaranya:

a.       Tanda Salib

Membuat Tanda Salib (menandai diri dengan salib) sebelum dan sesudah berdoa merupakan ungkapan yang khas bagi Umat Katolik. Pada saat membuat tanda salib kita mengucapkan kata-kata yang mengungkapkan iman akan Tritungggal: “Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin”. Dengan   membuat   tanda   salib   kita   hendak   mengungkapkan iman akan karya penyelamatan Allah yang sejak semula sudah direncanakan dan dilaksanakan Bapa dengan berbagai cara, dan yang secara khusus dinyatakan dalam sengsara dan wafat serta kebangkitan Putra-Nya, Yesus Kristus, dan yang berkat Roh Kudus masih berlangsung hingga sekarang ini.

Dengan tanda salib kita meneladan Yesus Kristus yang berkat salibNya telah menebus dosa dan mengantar manusia kepada Allah Bapa, serta berharap dapat berpartisipasi meneruskan dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b.      Doa Kemuliaan (Gloria)

Madah kemuliaan yang biasanya kita nyanyikan merupakan pujian atas kebesaran karya keselamatan Allah. “Kemuliaan kepada Allah di Surga.” Kita tahu bahwa Allah telah turun dari Surga untuk keselamatan kita dan untuk mengangkat kita “ke atas” manusia yang kecil yang mengagumi karya kebesaran Allah. Dalam madah ini, kita juga memuji Putra Allah yang setara dengan Bapa, yang “menghapus dosa dunia”, yang menebus kita. Dalam penutup madah ini, kita sekali lagi mengingat hidup Allah Tritunggal; dan Kristus Penebus kita, yang mewahyukan Bapa bersama dengan Roh Kudus, sekali lagi menjadi pusat cinta kasih dan pujian kita: “Karena hanya Engkaulah kudus, hanya Engkaulah Tuhan, hanya Engkaulah Mahatinggi, Ya Yesus Kristus, bersama dengan Roh Kudus, dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.

c.       Syahadat/Credo

Isi Syahadat/Credo, dengan sangat jelas mengungkapkan iman akan Allah Tritunggal Mahakudus. Syahadat atau credo merupakan ringkasan   seluruh   sejarah   karya   penyelamatan   Allah,   mulai dari penciptaan, penjelmaan, kesengsaraan, wafat, kebangkitan, kenaikan ke Surga, kedatangan Roh Kudus, kedatangan Kristus kembali, misteri Gereja, sakramen-sakramen sampai dengan kehidupan kekal. Oleh karena itu, setiap kali kita mengucapkan Syahadat/Credo kita mengenangkan seluruh sejarah penyelamatan yang dilaksanakan oleh Allah Tritunggal Mahakudus. Sejarah penyelamatan adalah sejarah keselamatan yang berasal dari Bapa, terlaksana oleh Putra dan dilanjutkan oleh Roh Kudus di dalam Gereja sampai pada akhir zaman.

d.      Doksologi

Doksologi  artinya  doa  pujian.  Doa  ini  diucapkan  pada  akhir dari Doa Syukur Agung pada waktu Perayaan Ekaristi. Doa Doksologi berbunyi: “Bersama dan bersatu dengan Kristus dan dengan perantaraanNya, dalam persatuan dengan Roh Kudus, disampaikanlah kepada-Mu Allah Bapa yang Mahakuasa, segala hormat dan pujian, kini dan sepanjang segala masa”. Umat menjawab “Amin”.

Doksologi memperlihatkan tiga macam relasi, hubungan kita dengan Kristus: oleh Kristus, dengan Kristus dan dalam Kristus. “Oleh Kristus” menekankan perantaraan Kristus. Yesus Kristus adalah satu-satunya pengantara antara Allah Bapa dan manusia. “Dengan  Kristus”  (“bersama  Kristus”)  berarti  bukan  Kristus sendiri saja yang mempersembahkan kurban, tetapi seluruh Gereja mempersembahkannya bersama dengan Dia. “Dalam Kristus” sangat dekat dengan istilah “Dalam Roh Kudus”.

Dan memang tekanan doksologi menuju ke sini: Kepada-Mu Allah Bapa yang Mahakuasa, dalam persatuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan pujian. Roh Kudus begitu menyatukan kita dengan Kristus sehingga hubungan kita dengan Bapa menjadi sama seperti hubungan Kristus dengan Bapa. Jawaban “Amin” yang kita ucapkan menjadi sungguh-sungguh pengakuan iman kita yang penuh dan lengkap.

e.       Pembaptisan

Pembaptisan yang dilaksanakan dalam Gereja Katolik mengguna- kan rumusan Trinitas. Pada waktu membaptis, Imam mengucapkan, “N .............. (Nama orang yang dibaptis) Aku membaptis kamu: dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.” Melalui pembaptisan ini, orang yang dibaptis dipersatukan dalam kehidupan Tritunggal Mahakudus.

2.       Mungkin kalian sendiri sering merasa bingung dengan ajaran tentang Tritunggal. Atau pernah mendengar pemahaman orang lain yang salah, misalnya: yang mengatakan bahwa orang Katolik itu menyembah tiga Allah (Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus), atau pandangan lainnya. Padahal, dalam hal tertentu banyak konsep yang hampir sejalan dengan Tritunggal dengan mudah dipahami. Misalnya: Istilah Pancasila, yang artinya lima sila, yang kalau saja salah satu sila itu hilang maka tidak bisa disebut lagi Pancasila, karena masing-masing sila menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan, walaupun punya pengertian masing-masing. Atau istilah “Bhinneka Tunggal Ika”, beragam tapi satu.

3.       Gereja  tidak  berdiri  dan  berkembang  setelah  adanya  ajaran  baku terlebih dahulu lalu diikuti oleh orang-orang yang mau mengikuti ajaran tersebut. Gereja berdiri dan berkembang karena iman akan Allah yang senantiasa ingin menyelamatkan manusia, yang kemudian mengutus Yesus Kristus Putra-Nya terkasih, dan tetap menyertai manusia sepanjang zaman dengan Roh-Nya yang Kudus. Tapi Allah tidak pernah menurunkan buku pedoman tertulis yang baku untuk dijalankan manusia. Manusia dengan kebebasan dan akal budi serta hati nuraninya dipanggil Allah untuk mencari dan mendekati Allah.

4.       Hal itulah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan seringkali dalam perjalanan Gereja muncul berbagai macam penafsiran yang berkembang menjadi  aliran  keagamaan.  Tetapi  banyak diantaranya dianggap tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Yesus maupun yang diimani oleh para rasul. Salah satu aliran yang dianggap bidaah adalah Arianisme dengan tokohnya Arius. Arianisme mengajarkan bahwa Yesus Kristus bukan Anak Allah tapi anak angkat, Ia tidak sehakekat dengan Allah maka tidak mungkin dapat memahami kehendak Allah, dan sebagainya. Dan masih banyak aliran lainnya. Munculnya konsep atau istilah “Tritunggal” tidak bisa dilepaskan dari dinamika tersebut.

5.       Istilah Tritunggal memang tidak tertulis dalam Kitab Suci. Istilah itu baru dimunculkan oleh Tertullianus (155230) yang digelari Bapak Teologi Latin dan diakui juga sebagai salah satu Bapa Gereja. Istilah tersebut  sangat  kental  dengan  pemikiran  filsafat  yang  berkembang saat  itu.  Tertullianus  itu  pernah belajar filsafat  Yunani,  terutama  ia terpengaruh oleh seorang filsuf yang namanya adalah ‘Aristoteles’ yang telah hidup 300 tahun sebelum Yesus. Aristoteles itu terkenal dalam ajarannya yang menganalisa dan mendefinisikan manusia itu seperti apa. Lalu Tetullianus mempergunakan istilah-istilah yang ia pakai untuk mendifinisikan manusia itu dan diterapkannya-diaplikasikannya juga pada pernyataan Yesus yang terdapat dalam Injil Matius.” … baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus…” (Mat. 28:19). Dari situ Tertullianus merumuskan bahwa ALLAH ITU SATU yang daya serta karya keselamatannya hadir dalam 3 pribadi: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Hasil pemikirannya dikembangan oleh para teolog selama beberapa abad sampai bemuara pada dua Konsili: Konsili Nicea tahun 325 dan Konsili Konstantinopel tahun 381 yang menegaskan ajaran Allah yang Esa sekaligus Tritunggal.

6.       Beberapa kendala dalam memahami ajaran Tritunggal

                                                               i.      Kita sadar bahwa kemampuan manusia memahami Allah itu sangat terbatas, bisa jadi sampai kita meninggal pun banyak hal belum dapat kita pahami tentang Allah. Tetapi dalam keterbatasan itu manusia diharapkan tidak menyerah, manusia dipanggil sampai pada pengenalan akan Allah dalam kebenarannya

                                                             ii.      Karena latar belakang perumusan istilah Tritunggal sangat kental dengan filsafat Yunani, kita juga terkendala dalam hal bahasa. Beberapa istilah kunci yang mendasari istilah Tritunggal tidak bisa diterjemahkan secara pas dengan istilah dalam bahasa Indonesia, misalnya: istilah persona (bahasa Yunani), istilah substantia/ esentia (bahasa Latin), tidak bisa terlalu pas diterjemahkan dalam kata “pribadi, topeng, hakikat”. Dengan demikian perumusan istilah Tritunggal tidak berarti salah atau tidak berguna, melainkan akan dapat dipahami oleh mereka yang menguasai filsafat. Sama halnya dengan pengalaman kita sehari-hari: orang yang tidak memiliki latar belakang ilmu kedokteran, tidak bisa sepenuhnya memahami istilah-istilah yang dipakai dalam dunia kedokteran, walaupun istilah itu menunjuk pada sesuatu yang ada atau terjadi.

7.       Kendala-kendala yang diuraikan di atas, mengajak kita untuk kembali pada kebenaran yang diimani oleh Gereja, sebagaimana diungkapkan dalam Kitab Suci dan Tradisi. Dan yang harus dimengerti dalam terang iman dan Roh Kudus. Artinya: orang yang tidak mengimani sudah pasti tidak akan mengerti juga.

 

Langkah Kedua: Memahami ajaran Kitab Suci tentang Tritunggal

Ul. 6:4 5

4Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

5Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

Pertanyaan:

1.       Apa inti iman/kepercayaan bangsa Israel?

2.       Apakah dalam pewartaan-Nya Yesus juga mengajarkan hal yang sama dengan yang diimani bangsa Israel?

 

Yoh. 1:1 4

1Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

2Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

3Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

4Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Pertanyaan:

1.       Siapakah yang dimaksud Firman?

2.       Bagaimana hubungan Firman dengan Allah?

 

 

Mat. 28:19 20

19“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka

dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Pertanyaan:

1.       Siapa  yang  menyampaikan  perintah  di  atas?

2.       Adakah  pernyataan  yang menunjukkan iman akan Allah Tritunggal?

 

Penjelasan

a.       Keesaan Allah

Iman Kristiani tidak bisa dilepaskan begitu saja dari iman yang sudah lama dihayati oleh umat Perjanjian Lama, yakni percaya akan Allah yang Maha Esa. Allah yang Esa, bukan hanya berarti bahwa Allah itu satu, tetapi juga mengandung arti  bahwa kekuasaan Allah itu tak terbatas. Allah Maha Esa juga karena ia adalah satu-satunya Allah, tiada yang lain. Pengakuan iman akan Allah Esa itu dirumuskan dalam Kitab Ulangan: “Dengarlah, hai orang Israel TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa!” (Ul. 6:4).

b.      Sejak semula Allah sudah Trinitas

Kenyataan bahwa Allah Yang Esa itu sekaligus Tritunggal Mahakudus tersirat pada Kitab Kejadian 1:13 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan udara. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. ” Ayat-ayat ini menyatakan hakikat Allah yang Tritunggal itu: Allah (Bapa), Roh Allah (Roh Kudus), dan Firman Allah (Yesus) muncul sebagai satu kesatuan. “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yoh. 1: 1).

Sejak awal Kitab Suci memperlihatkan bahwa Allah tidak pernah sendirian. Kitab Kejadian 1:26 menulis: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi" Di sini, dengan terang bahwa sudah sejak semula Allah menunjukkan diriNya sebagai kesatuan komuniter (Kasih). Allah, Roh yang melayang- layang, firman yang bersama-sama dengan Bapa, ketiganya satu sejak semula. Ayat-ayat lain misalnya (Yohanes 14:9) “Barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa”, lalu (Yohanes 10:30) “Aku dan Bapa adalah satu”. Semua ini menunjukkan bahwa ketiganya satu kaesatuan dalam jalinan kasih yang tak terbagi.

c.       Kesatuan Bapa, Putra dan Roh Kudus merupakan Relasi Kasih

Keesaan Allah merupakan ciri utama atau beberadaan Allah. Allah adalah satu dan tiada yang lain. Gereja Katolik juga beriman akan Allah yang Esa. Pertanyaannya: bagaimana menggambarkan bahwa  Allah yang Esa itu sekaligus Triniter? Untuk menjawab itu, kita terlebih dahulu berangkat dari pernyataan tentang Allah yang terdapat dalam surat pertama Yohanes: “Allah adalah Kasih” (1Yoh. 4:8). Kata “Kasih” itu bersifat relasional atau timbal balik, dan mengandaikan ada pihak lain. Kasih tidak akan pernah ada dalam kesendirian. “Kasih” yang dimaksudkan dalam kutipan tersebut harus dimengerti dalam artii kasih ilahi, yakni kasih yang murni, yang terjalin dalam kesatuan total dan mendalam, sedemikian rupa terbentuk kesamaan pikiran, dan kehendak, tanpa kehilangan keunikan masing-masing. Kesatuan kasih itulah yang nampak dalam relasi Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus

Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa “Kasih” merupakan inti iman Kristiani sebab bersumber dari Allah sendiri yang adalah kasih. Kasih Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus tidak bisa diartikan seakan-akan ada 3 kasih, melainkan tetap satu dan sama dalam kesatuan. Itulah relasi kasih. Oleh karena itu ketika kita berelasi dengan Kristus maka kita mengungkapkan kasih yang satu dan sama sama; dan pada saat kita mengasihi sesama, maka kita juga mengungkapkan Allah yang adalah kasih,  “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi,” (Yoh. 13:35). Maka kalau kita percaya Allah itu kasih, kita dipanggil untuk mengasihi Allah, sebagaimana juga dalam Matius 22: 3538 Dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”

 

 

 

 

 

Langkah Ketiga: Penghayatan Gereja akan Allah Tritunggal

Ef.  1:314

3Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! Ia memberkati kita dengan segala berkat rohani di dalam surga, karena kita bersatu dengan Kristus.

4Sebelum dunia ini diciptakan, Allah telah memilih kita melalui Kristus dengan maksud supaya kita menjadi milik-Nya yang khusus dan tidak bercacat di hadapan- Nya. Karena kasih Allah,

5maka Ia sudah menentukan terlebih dahulu bahwa melalui Yesus Kristus, Ia akan mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya sendiri. Dan memang itulah yang ingin dilakukan-Nya.

6Terpujilah Allah yang agung, karena melalui Anak-Nya yang tercinta Ia sangat mengasihi kita.

7Sebab, oleh kematian Kristus, kita dibebaskan oleh Allah, berarti Ia sudah mengampuni kita dari dosa-dosa kita.

8Ia melakukan itu karena Ia sangat mengasihi kita, dan kasih itu dilimpahkan-Nya kepada kita dengan penuh kebijaksanaan dan pengertian.

9Menurut kemauan-Nya sendiri, Allah memberitahukan kepada kita rahasia rencana-Nya; Ia sudah memutuskan bahwa rencana-Nya itu akan diselesaikan melalui Kristus.

10Rencana itu ialah supaya segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala. Dan hal itu akan diselesaikan oleh Allah kalau sudah sampai waktunya.

11Allah mengerjakan segala sesuatu menurut keinginan-Nya dan keputusan-Nya sendiri. Sejak semula Ia sudah memilih kita sebab Ia ingin supaya kita menjadi umat-Nya karena bersatu dengan Kristus.

12Biarlah kita, yang pertama-tama berharap pada Kristus, memuji Allah karena keagungan-Nya!

13Kalian pun sudah menjadi umat Allah sewaktu kalian mendengar pesan Allah, yakni Kabar Baik yang memberi keselamatan kepadamu. Kalian percaya kepada Yesus Kristus, karena itu Allah memberi tanda milik-Nya kepadamu, yaitu Roh-Nya yang dijanjikan-Nya.

14Roh  itulah  jaminan  bahwa  kita  akan  menerima  apa  yang  telah  dijanjikan Allah kepada umat-Nya. Ini memberi keyakinan kepada kita bahwa Allah akan membebaskan umat-Nya. Terpujilah Allah karena keagungan-Nya!

 

Pertanyaan

a.       Apa  yang  dilakukan  Allah  untuk  menunjukkan  cinta-Nya  kepada manusia?

b.      Dengan cara bagaimana Allah melakukan semuanya itu?

 

Peneguhan

a.                   Dalam ucapan syukur yang diungkapkan Santo Paulus kepada umatnya di Efesus, Paulus secara langsung mengungkapkan karya penyelamatan dan kasih Allah kepada manusia dalam ketiga pribadi Allah. Manusia selayaknya bersyukur dan memuji Allah karena:

1)      Memberikan berkat rohani

2)      Memilih kita menjadi milik-Nya dan tidak bercacat di hadapan-Nya

3)      Mengangkat kita menjadi anak-Nya

4)      Kita dibebaskan dan diampuni oleh Allah

b.                  Semua berkat itu bisa kita terima dari Bapa berkat iman kita akan Yesus Kristus dan berkat Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita. Roh Kudus membuat kita yang mendengar pewartaan Kristus mengenal Allah secara lebih dalam dan dekat, dan menyatakan iman kepada Allah itu dengan mengimani dan mengikuti Yesus Kristus, sekaligus akan menghantar kita kembali kepada Bapa dalam kemuliaan kekal, seperti yang sudah diterima oleh Yesus Kristus. Dengan kata lain, keselamatan yang kita peroleh (memperoleh berkat rohani, diangkat menjadi milik Allah dan Anak Allah, dan sebagainya) itu berkat Roh Kudus (sebab berkat Roh Kudus yang dicurahkan kepada para Rasul dan para penggantinya kita mengenal pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah menyampaikan pewartaan dan karya keselamatan-Nya) yang membantu kita beriman kepada Yesus Kristus agar bisa beriman kepada Bapa.

c.                   Cinta kasih dan karya keselamatan dinyatakan kepada kita melalui ketiga pribadi Allah, tetapi tidak berarti bahwa kita menerima cinta kasih dan karya keselamatan itu masing-masing sepertiga. Cinta kasih dan karya keselamatan itu satu dan sama.

d.                  Apa yang diungkapkan Santo Paulus di atas sejalan dengan ajaran Tritunggal yang telah berakar dari zaman Gereja perdana dan terus dipelahara dalam Tradisi Gereja, sebagaimana ditegaskan dalam Katekismus Gereja Katolik:

1)      Dogma Tritunggal sesungguhnya bicara tentang Allah yang Esa (KGK 253). Pribadi ini tidak membagi-bagi ke-Allah-an seolah masing- masing  menjadi  sepertiga,  namun  mereka  adalah  ‘sepenuhnya dan seluruhnya’. Bapa adalah yang sama seperti Putra, Putra yang sama seperti Bapa; dan Bapa dan Putra adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah dengan kodrat ilahi yang sama. Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada di dalam Putra, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putra seluruhnya ada di dalam Bapa, dan seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus ada seluruhnya di dalam Bapa, dan seluruhnya di dalam Putra.

2)      Walaupun sama dalam kodrat ilahinya, namun ketiga Pribadi ini berbeda secara nyata satu sama lain, yaitu berbeda di dalam hal hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putra yang dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan (KGK 254).

3)      Ketiga   Pribadi   ini   berhubungan   satu   dengan   yang   lainnya.

Perbedaan dalam hal asal tersebut tidak membagi kesatuan ilahi, namun malah menunjukkan hubungan timbal balik antarpribadi Allah tersebut. Bapa dihubungkan dengan Putra, Putra dengan Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan keduanya. Hakikat mereka adalah satu, yaitu Allah (KGK 255).

e.                   Bentuk penghayatan iman akan Allah Tritunggal:

1)      Kita dipanggil mengupayakan agar diri dan hidup kita menjadi tempat yang layak dan suci bagi kehadiran Allah yang Kudus.

2)      Kita dipanggil percaya dan menjadikan Allah sumber kekuatan yang menggerakkan hidup kita, dan tidak memberi tempat bagi kekuatan lain untuk menguasai dan mengatur hidup kita

3)      Kita dipanggil untuk menjadikan model ikatan kasih Tritunggal dalam hidup kita di tengah keluarga. Keluarga dipanggil menjadi persekutuan cinta yang total, yang sehati dan seperasaan, yang bersumber dari kasih Allah

4)      Kita juga dipanggil menjadikan ikatan kasih Tritunggal menjadi model kehidupan kita di tengah masyarakat. Hal ini merupakan perjuangan yang berat, karena arus yang ada dalam masyarakat semakin menguat dalam individualisme, egoisme, dan mencari keuntungan diri sendiri

 

Ayat untuk Direnungkan:

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:1920)

 

Langkah Keempat: Refleksi dan Aksi

1.    Refleksi.

        Guru   mengajak   peserta   untuk   membaca   bahan   refleksi   berikut   dan menuliskan jawaban atas pertanyaan refleksi dalam catatan mereka.

Dibalik semua keterbatasan pengertian kita akan Tritunggal, ada kenyataan yang tak bisa disangkal, yakni: bahwa Allah begitu mengasihi umat manusia, sampai mengorbankan Yesus Kristus Putra-Nya, dan sekalipun Yesus telah naik ke surga, Ia mengutus Roh Kudus. Berkat Roh Kudus yang meng- gerakkan para rasul dan penggantinya, mereka mewartakan peristiwa keselamatan itu kepada makin banyak orang, sehingga kita pun bisa memperoleh daya kekuatan Roh itu, dan mendorong kita untuk mengenal dan mencintai Allah sebagaimana yang diwartakan Yesus Kristus, sehingga kita mempunyai harapan dapat menikmati keselamatan kekal. Itulah karya Tritunggal dalam diri kita.

Daya ilahi dalam Bapa dan Putra memanggil kita untuk hidup dalam lingkaran cinta ilahi-Nya.

Dengan cara apa kalian akan mewujudkan penghayatan iman kalian akan Tritunggal keempat hal tersebut? Coba jawab dalam hati dahulu baru kemudian tulis dalam catatan kalian:

a.                   Apa yang akan kalian lakukan dalam menjaga kesucian diri sehingga menjadi tempat yang layak bagi kehadiran Allah yang Kudus?

b.                  Apa yang akan kalian lakukan agar semakin menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan hidupmu?

c.                   Apa yang akan kalian lakukan agar persekutuan kasih dalam keluarga makin tulus dan makin mewujudkan kesatuan ikatan dalam keluarga?

d.                  Apa yang akan kalian lakukan agar kasih Allah semakin meresap dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat?

 

2.   Aksi

Peserta didik merencanakan tindakan nyata dan menuliskannya di dalam buku jurnal/catatan, bertolak dari satu diantara empat poin permenungan di atas

 

PENUTUP

 

Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi,

dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;

dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal.

Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad, Allah dari Allah,

Terang dari Terang,

Allah benar dari Allah benar.

Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa;

segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.

Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita.

Ia dikandung dari Roh Kudus,

Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.

Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus; Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.

Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci. Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.

Ia akan kembali dengan mulia,

mengadili orang yang hidup dan yang mati;

kerajaan-Nya takkan berakhir. aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan;

Ia berasal dari Bapa dan Putra, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan;

Ia bersabda dengan perantaraan para nabi. aku percaya akan Gereja

yang satu, kudus, katolik dan apostolik. aku mengakui satu pembaptisan

akan penghapusan dosa.

aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat. Amin.

 

 

 

 

 

Penilaian

Aspek Pengetahuan

1.       Apa arti dari Pentakosta?

2.       Apa saja peran Roh Kudus dalam Gereja Katolik?

3.       Sebutkan 8  lambang Roh Kudus!

4.       Sebutkan 4 contoh doa yang mengungkapkan iman Gereja akan Allah Tritunggal! Jelaskan secara singkat

5.       Apa arti 3 pribadi dalam satu Allah?

 

Kunci Jawaban:

1.           Arti dari pentakosta berarti “hari kelima puluh”, yaitu 50 hari sesudah perayaan Paskah. Lima puluh hari setelah kebangkitan-Nya Yesus memenuhi janji-Nya untuk mencurahkan Roh Kudus kepada Para Rasul, sebagaimana Ia janjikan sebelum kenaikan-Nya ke surga (Kis. 1:8; 2:113).

 

2.    Peran Roh Kudus dalam Gereja Katolik:

a.           Kehadiran Roh Kudus memberikan kekuatan dan keberanian untuk memberi kesaksian akan iman tentang karya keselamatan Allah Bapa yang dinyatakan secara penuh dalam dan melalui Yesus Kristus. Berkat Roh Kudus, Petrus dan Yohanes mewartakan Injil dengan berani sekalipun mendapat ancaman (Kis. 4). Stefanus dipenuhi Roh Kudus, sehingga dapat bersaksi sampai akhir hidupnya (Kis. 6 dan 7). Hal yang sama juga dialami Paulus dan Barnabas (lih. Kis. 13:2).

b.           Roh Kudus menggerakkan mereka melakukan mukjizat dan tanda- tanda yang membuat orang percaya. Tetapi juga menggerakkan mereka melakukan karya-karya kreatif yang menghadirkan keselamatan, seperti nampak dalam keinginan mereka melayani dan memperhatikan orang-orang miskin di luar komunitas mereka (Kis. 6).

c.           Roh Kudus membimbing para rasul (Gereja) pada saat mereka harus mengambil keputusan berkaitan dengan ajaran atau sikap terhadap suatu masalah yang dihadapi. Misalnya, pada terjadi perbedaan pendapat tentang boleh-tidaknya membaptis Kornelius, yang defacto seorang tentara Romawi (yang dianggap kafir). Petrus dengan bimbingan Roh Kudus meyakinkan para rasul yang lain bahwa siapapun bisa diterima sebagai murid Kristus (Kis. 10:4448).

d.           Roh Kudus telah terbukti sebagai Pelindung dari serangan kaum bidaah yang berusaha menyerang ajaran Gereja dan mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Yesus sendiri. Roh Kudus bekerja melalui para Paus dan Santo-Santa untuk mempertahankan ajaran yang benar.

 

3.    Tiga lambang Roh Kudus:

a.    Air

Dalam upacara Pembaptisan, air adalah lambang tindakan Roh Kudus. Sesudah menyerukan Roh Kudus, air menjadi tanda sakramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali dalam pembaptisan itu.

b.    Urapan

Urapan dengan minyak suci dalam inisisiasi Kristen melambangkan Roh Kudus. Dalam inisiasi Kristen, khususnya dalam Sakramen Penguatan/ Krisma, dengan urapan minyak suci seseorang dikuatkan oleh Roh Kudus.

c.    Api

Api melambangkan daya transformasi Roh Kudus. Roh Kudus turun atas para Rasul pada hari pentakosta dan memenuhi mereka (bdk. Kis.

2: 34) dalam rupa lidah-lidah api. Roh Kudus dalam lambang api itu mengubah para rasul dari penakut menjadi pemberani dan bersemangat untuk mulai menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi.

4.    Beberapa  contoh  doa  yang  mengungkapkan  iman  Gereja  akan  Allah

Tritunggal, yakni:

a.   Tanda Salib

Membuat Tanda Salib (menandai diri dengan salib) sebelum dan sesudah berdoa merupakan ungkapan yang khas bagi Umat Katolik. Pada saat membuat tanda salib kita mengucapkan kata-kata yang mengungkapkan iman akan Tritungggal: “Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Amin”.

b.    Doa Kemuliaan (Gloria)

Madah kemuliaan yang biasanya kita nyanyikan merupakan pujian atas  kebesaran  karya  keselamatan  Allah.  “Kemuliaan  kepada  Allah di Surga.” Dalam madah ini, kita juga memuji Putra Allah yang setara dengan Bapa, yang “menghapus dosa dunia”, yang menebus kita. Dalam penutup madah ini, kita sekali lagi mengingat hidup Allah Tritunggal; dan Kristus Penebus kita, yang mewahyukan Bapa bersama dengan Roh Kudus, sekali lagi menjadi pusat cinta kasih dan pujian kita: “Karena hanya Engkaulah kudus, hanya Engkaulah   Tuhan, hanya Engkaulah Mahatinggi, Ya Yesus Kristus, bersama dengan Roh Kudus, dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.

c.    Syahadat/Credo

Isi Syahadat/Credo, dengan sangat jelas mengungkapkan iman akan Allah Tritunggal Mahakudus. Syahadat atau credo merupakan ringkasan seluruh sejarah karya penyelamatan Allah, mulai dari penciptaan, penjelmaan, kesengsaraan, wafat, kebangkitan, kenaikan ke Surga, kedatangan Roh Kudus, kedatangan Kristus kembali, misteri Gereja, sakramen-sakramen sampai dengan kehidupan kekal.

d.    Doksologi

Doksologi artinya doa pujian. Doa ini diucapkan pada akhir dari Doa Syukur Agung pada waktu Perayaan Ekaristi. Doa Doksologi berbunyi: “Bersama dan bersatu dengan Kristus dan dengan perantaraanNya, dalam persatuan dengan Roh Kudus, disampaikanlah kepada-Mu Allah Bapa yang Mahakuasa, segala hormat dan pujian, kini dan sepanjang segala masa”. Umat menjawab “Amin”.

5.    Arti TIGA PRIBADI dalam SATU ALLAH

a.           Allah Tritunggal adalah satu dan TIGA pribadi sekaligus (Bapa, Putra, dan Roh Kudus). Dalam bahasa sehari-hari, kata “pribadi” dikenakan pada manusia. Manusia adalah makhluk yang mempribadi. Hanya manusia yang merupakan makhluk ciptaan yang berpribadi dan berelasi. Artinya, hanya manusia yang dapat menyapa, mengkomunikasikan diri, bergaul, solider, dan sebagainya..

b.           Allah adalah satu dan tiga pribadi, artinya Allah adalah Dia yang berelasi, menyapa,  merangkul,  menghadirkan  diri,  dan  mengkomunikasikan diri.  Jika  Allah  adalah  Allah  yang  berelasi,  relasi  macam  apakah yang dihadirkan oleh Allah? Relasi Allah adalah relasi kesatuan, kesempurnaan, ketunggalan, dan keutuhan dalam keilahian-Nya. Artinya, masing-masing berada dalam satu kesempurnaan ilahi yang tidak kekurangan sedikit pun. Relasi Allah Tritunggal adalah relasi sempurna, total, penuh, dan tuntas. Relasi kesatuan semacam itu hanya dapat  dijelaskan  kalau  merupakan  relasi  KASIH.  Jadi,  tiga  pribadi Allah yang relasional adalah Allah yang saling mengasihi, yang saling mencintai secara penuh, total, selesai, dan sempurna. Misteri Allah Tritunggal, dengan demikian adalah misteri ALLAH YANG MENGASIHI.

 

 

Aspek Keterampilan

 

1.    Gambarlah lambang Roh Kudus, bisa dari yang sudah ada atau menurut penghayatan kalian sendiri dan beri penjelasan tentang makna dari lambang tersebut!

2.           Buatlah  sebuah  doa  syukur  akan  kehadiran  Allah  Tritunggal  dalam kehidupan-Nya!