Cari Blog Ini

Senin, 08 November 2021

MENGEMBANGKAN KARUNIA ALLAH

MENGEMBANGKAN KARUNIA ALLAH

Jika kita menyadari serta menerima kelebihan dan kekurangan kita maka kita dapat mengambil sikap yang seimbang, Kita tidak akan mudah jatuh dalam sikap angkuh dan rendah diri. Keadaan kita terbentuk dari berbagai macam faktor. Di antaranya adalah:

  1. Faktor keturunan dan faktor lingkungan : 

  • Ada aliran yang berpendapat bahwa keberadaan fisik, bakat, kemampuan, karakter, dan sifat-sifat seseorang lebih disebabkan oleh faktor keturunan

  • Ada pula yang lebih menekankan faktor lingkungan (alam, kebudayaan, kultur, dll) yang membentuk diri seseorang. 

  • Namun ada pula aliran yang menerima keduanya. Keberadaan seseorang ditentukan bukan hanya oleh faktor keturunan tetapi juga oleh faktor lingkungan

  1. Sikap menerima diri seperti adanya sambil berjuang untuk mengembangkannya.

  2. Potensi-potensi dan keunggulan dalam diri kita

  3. Kekurangan-kekurangan dan berbagai cacat yang kita miliki.


Matius 25:14-30

Perumpamaan tentang talenta
25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 25:17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. 25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Berdasarkan Injil Mat 25:14-30, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang tuan yang memberi talenta kepada hamba-hambanya. Di antara hamba-hamba tersebut ada yang mengembangkannya dan ada pula yang hanya memendamnya dalam tanah. Hamba yang mengembangkan talenta tersebut mendapat pujian sedangkan yang tidak mengembangkan talentanya memperoleh hukuman. Melalui cerita tersebut, Yesus mengisyarakatkan agar setiap orang mengembangkan talenta yang dimilikinya. Ini merupakan suatu panggilan dan tuntutan Kristiani sebab Allah telah menganugerahkan kepada setiap orang talenta berupa bakat dan kemampuan untuk dikembangkan. 


Mengembangkan talenta yang dimiliki hanya dapat diperoleh dengan keberanian untuk menyadari keadaan diri kita, memiliki harapan, iman, dan kasih, mau belajar, berani bertindak dan tekun mengusahakannya.


Kamis, 04 November 2021

PENGAYAAN TENTANG PERKAWINAN DALAM GEREJA KATOLIK

 PENGAYAAN TENTANG PERKAWINAN DALAM GEREJA KATOLIK

Hakikat sosial pernikahan (Sosial – hubungan yang khusus antara dua atau lebih pribadi)

1.       Persekutuan hidup dan cinta : perkawinan adalah persatuan antara dua pribadi yang berbeda. Dimana cinta bisa mengalahkan semua perbedaan, menjadi dasar dan tujuan dari persekutuan tersebut. Dan sangat terbuka terhadap kehadiran anak-anak / anggota sosial yang lain.

2.       Monogami dan tak terceraikan : Perkawinan itu hanya untuk satu laki-laki dan perempuan, memiliki ketetapan hukum sehingga tidak dapat seenaknya saja bercerai untuk kawin lagi.

 

Tujuan perkawinan

a)      Kesejahteran hidup bersama suami – istri (Bonum vitae). Tujuan utama perkawinan adalah agar suami - istri untuk saling membahagiakan.

b)      Membentuk persekutuan hidup bersama (Bonum Cognium/ Comune). Suami istri harus menerima pasangan secara total, seluruh diri dan apa adanya. Cinta yang tanpa syarat.

c)       Kebaikan hidup anak-anak (Bonum Proles). Perkawinan itu harus terbuka pada kelahiran anak (procreatio) dan bertanggung jawab untuk kebahagiaan dan kemandirian anak-anak.

 

Ciri Perkawinan Katolik

1.       Monogami : Perkawinan itu hanya untuk satu laki-laki dan satu perempuan.

2.       Tak terceraikan : Setia dengan satu pasangan sampai akhir hayat sebab apa yang telah disatukan Allah tidak dapat diceraikan oleh manusia. (Matius, 5:32; 19.6)

3.       Sakramental : Perkawinan itu direstui oleh Allah sendiri dan Allah hadir di dalam keluarga tersebut.

 

Proses Pernikahan Katolik

Syarat pernikahan : Sah bila

1.          Ada kesepakatan / perjanjian nikah.

2.          Kesepakatan diterima oleh pejabat gereja (uskup, imam atau diakon).

3.          Ada saksi minimal dua orang.

 

Syarat tambahan :

4.          Pasangan bebas dan memahami –lewat KPP) tentang perkawinan.

5.          Penyelidikan Kanonik : untuk memastikan kelayakan secara moral dan hukum suatu perkawinan.

 

Halangan Perkawinan

Halangan pernikahan dari hukum ilahi : halangan yang bersifat kodrati, tidak terbantahkan.

1.          Impotensi yang bersifat tetap (Kak 1084)

2.          Masih terikat perkawinan sebelumnya (Kan. 1085)

3.          Ada hubungan darah dalam garis lurus (kebawah atau ke atas) – (Kan 1091 $ 1)

Garis lurus : ayah/ Ibu – Anak – Cucu – Cicit, dst.

 

Halangan nikah menurut Kitab Hukum Kanonik :

1.          Belum cukup Umur (Pr. 14 th & Lk. 16 th).

2.          Beda Agama

3.          Masih terikat Tahbisan Suci

4.          Masih terikat kaul biarawan/ wati

5.          Penculikan

6.          Kriminal

7.          Hubungan darah ke samping : Adik-kakak sepupu.

8.          Hubungan semenda (anak tiri dan ipar)

9.          Kelayakan public (calon pengantin gangguan jiwa (tidak paham arti perkawinan), atau sulit diterima masyarakat karena cendrung berbahaya)

10.       Pertalian adopsi.

Selasa, 02 November 2021

GEREJA YANG MELAYANI (DIAKONIA)

 

GEREJA YANG MELAYANI (DIAKONIA)

 

Kompetensi Dasar

1.4 Beriman  pada Yesus Kristus sebagai  pokok  iman Gereja yang memberi  peran kepada setiap anggota Gereja sesuai  kedudukannya  masing-masing.

2.4 Responsif dan proaktif pada tugas pokok Gereja sesuai dengan kedudukan dan peranannya sebagai murid Yesus Kristus.

3.4 Memahami   tugas pokok Gereja sesuai dengan kedudukan dan peranannya sebagai murid Yesus Kristus.

4.4 Melakukan    aktivitas    (misalnya    menuliskan    refleksi/doa/puisi/membuat rangkuman) tentang keterlibatan diri dalam tugas pokok Gereja sesuai dengan kedudukan dan peranannya sebagai murid Yesus Kristus.

 

Indikator

1.       Mendeskripsikan isi/pesan Injil Mrk 10:35-45 dalam kaitannya dengan semangat pelayanan bagi orang Katolik.

2.       Menjelaskan  tugas pelayanan sebagai tanggung jawab murid-murid Kristus

3.       Mendeskripsikan ciri-ciri pelayanan Gereja.

4.       Menyebutkan macam-macam bentuk pelayanan Gereja Katolik.

5.       Menceritakan tokoh-tokoh Gereja yang mencurahkan hidupnya untuk pelayanan kepada kaum miskin dan tertindas.

6.       Mendeskripsikan  bentuk partisipasi dalam tugas pelayanan Gereja.

 

Bahan Kajian

1.       Pengalaman siswa dalam melayani orang lain.

2.       Menguasai atau melayani dalam Injil (Mrk 10: 35-45).

3.       Tanggung jawab murid-murid Kristus.

4.       Ciri-ciri pelayanan Gereja.

5.       Bentuk-bentuk pelayanan dalam Gereja Katolik.

6.       Tokoh-tokoh Gereja pelayan kaum miskin dan tertindas.

7.       Partisipasi siswa dalam tugas pelayanan Gereja.

 

Sumber Belajar

1.       Pengalaman hidup peserta didik dan guru

2.       Kitab Suci (Kis 4:41-47; Yoh 13:13-14; Mrk 10:45; 1Yoh 2:6; Flp 2:7; Mrk 9:35; Luk 17:10)

3.       Konferensi Waligereja Indonesia. 1995. Iman Katolik, Yogyakarta: Kanisius

4.       Propinsi Gerejani Ende (Penterj). 1995. Katekismus Gereja Katolik. Ende: Nusa Indah

5.       R. Hardowiryono, SJ (Penterj). 1993. Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: Dokpen KWI dan Obor

 

Pendekatan

Kateketis dan saintifik

 

Sarana

1.       Kitab Suci (Alkitab)

2.       Buku Siswa SMA/SMK, Kelas XI,  Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

 

Pemikiran Dasar

Dalam hidup sehari-hari telinga kita akrab mendengar kata pelayan dan melayani. Dalam dunia pemerintahan negara, semua aparat negara bahkan disebut sebagai pelayan masyarakat. Namun, dalam kenyataan, kita menjumpai banyak aparat negara berperilaku sebaliknya yaitu ingin selalu dilayani sebagai tuan-tuan, atau sebagai bos. Perilaku seperti ini tentu bertentangan dengan sumpah jabatan mereka sebagai pelayan atau abdi masyarakat.

Gereja (Umat Allah) dipanggil untuk melayani manusia, seluruh umat manusia. “Melayani” adalah kata penting dalam ajaran Yesus. Pada Malam Perjamuan Terakhir, Yesus membasuh kaki para murid-Nya. Sikap ini menunjukkan bahwa para pengikut Yesus harus merendahkan diri dan rela menjadi pelayan bagi sesamanya. Jika orang ingin menjadi terkemuka, ia harus rela menjadi pelayan. Yesus sendiri menegaskan: “Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Mrk 10:45). Itulah sikap yang diharapkan oleh Yesus terhadap murid-murid-Nya.Gereja mempunyai tanggung jawab untuk melayani manusia. Dasar pengabdian Gereja adalah imannya akan Kristus. Barang siapa menyatakan diri murid Kristus, “ia wajib hidup seperti Kristus” (1Yoh 2: 6). Kristus yang “mengambil rupa seorang hamba” (Flp 2: 7) tidak ada artinya jika murid-murid-Nya mengambil rupa seorang penguasa. Melayani berarti mengikuti jejak Kristus.

Melalui pelajaran ini, kita belajar untuk menyadari panggilan sebagai pengikut Kristus untuk menjadi pelayan bagi sesamanya.

 

Doa Pembukaan

Bapa yang Maharahim, Yesus Kristus Putra-Mu telah memberikan teladan tentang bagaimana seharusnya kami hidup saling melayani.  Karena itu ya Bapa, bimbinglah kami dalam pelajaran ini agar mampu memahami ajaran Yesus tentang melayani yang diwariskan kepada Gereja sehingga selanjutnya kami mampu menjadi pelayan satu terhadap yang lain atas dasar kasih Yesus sendiri sendiri. Amin.

 

1.       Mendalami Makna Gereja yang Melayani

a.    Menyimak kisah pelayanan seorang dokter Katolik berikut ini:

dr. Lie Augustinus Dharmawan, Peduli Kaum Pinggiran

LABUAN BAJO, FBC- Keprihatinan terhadap kaum pinggiran yakni mereka yang miskin dan termarjinal telah mendorong  dr. Augustinus Dharmawan, Ph.d, FICF, SpB, Sp B.T.K.V mengabdikan diri tanpa pamrih dengan memberikan pelayanan medis secara gratis kepada ribuan masyarakat miskin di desa-desa di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk  mempermudah  aktivitas  pelayanan  medis,  ia  mendirikan  sebuah  wadah yakni Yayasan Doctor Share (share accessible health and care) yang berkedudukan di Jakarta. “Saya terpanggil untuk melayani mereka yang miskin dan terpinggirkan. Saya terpanggil untuk mengabdikan diri untuk masyarakat kita yang sebagian besar masih hidup dalam kemiskinan terutama anak-anak. Mereka harus diselamatkan dari kematian terutama karena malnutrisi,” ujar dr. Lie demikian ia biasa disapa ketika berbincang-bincang dengan FBC di Labuan Bajo, Sabtu pekan lalu.

Keprihatinan terhadap kaum miskin dan terpinggirkan merupakan panggilan jiwa dr. Lie untuk memberikan diri sepenuhnya melayani orang-orang sakit. Ia berkeliling Indonesia memberikan pertolongan medis secara gratis. dr, Lie adalah seorang ahli bedah dan telah menghabiskan waktu dan tenaga untuk melayani masyarakat miskin di seluruh Indonesia. Ia berjalan dari kampung ke kampung untuk melayani mereka yang sakit dan menderita. Ia sudah menjelajahi separuh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Ia mengaku selama menjalankan pelayanan medis, ia menghadapi berbagai tantangan dan halangan terutama tantangan alam yang sering tidak bersahabat. Namun ia mengaku kekuatan Tuhan telah menuntun perjalanan dan karya luhurnya melayani sesama.

Pengagum berat Muder Theresa dari Kalkuta ini menyatakan, NTT termasuk wilayah yang  mendapatkan  pelayanan  dari  yayasannya  karena  daerah  NTT  merupakan salah satu daerah paling tertinggal di Indonesia selain Papua dan Maluku. Di NTT sejumlah daerah telah ia kunjungi seperti Atambua di Pulau Timor dan Manggarai Barat di Flores.

Kata dia, manusia tentu saja menghadapi banyak persoalan, namun persoalan tersebut bukanlah untuk dihindari melainkan untuk diatasi. Ia mengaku sejak Yayasan ini didirikan pada tahun 2008 lalu, sudah ribuan pasien yang mendapatkan pelayanan secara gratis. Dalam tugas pelayanan itu ditemukan beragam penyakit mulai dari penyakit yang ringan sampai yang berat seperti penyakit kanker.

Atas dedikasi dan pelayanan tanpa pamrih itu pada tahun 2011 lalu, ia mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) karena berhasil menolong pasien secara gratis sebanyak 12.380 orang pasien.

Dokter ahli bedah yang tampil low profile itu mengatakan, Indonesia semestinya tidak boleh miskin dan menderita kalau semua orang termasuk pemerintah peduli pada mereka yang miskin dan terpinggirkan. Manusia Indonesia harus sehat secara rohani, jasmani, dan spiritualnya.

Untuk mendukung karya pelayanan, yayasan telah merancang sebuah kapal laut untuk dijadikan rumah sakit terapung. Rumah sakit itu untuk melayani masyarakat di wilayah-wilayah terpencil terutama masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil di seluruh Indonesia.

“Kami sudah punya rumah sakit terapung tetapi kami tidak datang bersama kapal karena cuaca buruk. Namun ke depan kami akan melakukan pelayanan di atas kapal yang sudah tersedia. Dengan adanya rumah sakit terapung, masyarakat di pulau-pulau akan mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus ke darat,” ujarnya. (Kornelius Rahalaka)

http://www.floresbangkit.com/2012/08/dr-lie-augustinus-dharmawan-peduli-kaum-pinggiran/

 

b.    Pendalaman Cerita

1)      Apa pesan  cerita tersebut?

2)      Apa motivasi dr. Lie membangu  rumah sakit terapung?

3)      Sebagai anggota Gereja Katolik, tugas apakah yang telah dan sedang dr. Lea lakukan Berikan analisis Anda!

4)      Semangat apa yang dapat Anda teladani dalam hidupmu sebagai anggota Gereja?

 

2.       Mendalami    Ajaran  Kitab  Suci  tentang  Gereja  yang Melayani

 

a.     Menyimak Cerita Kitab Suci

Bukan Memerintah Melainkan Melayani (Mrk 10: 35-45)

35Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!” 36Jawab-Nya kepada mereka: “Apa yang kamu kehendaki, Aku perbuat bagimu?” 37Lalu kata mereka: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan- Mu kelak, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu. 38Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” 39Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Ku-minum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. 40Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak atau memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan”. 41Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. 42Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 43Tidaklah demikian di antara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 44dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. 45Karena anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

 

b.    Pendalaman Cerita Kitab Suci

1)      Apa isi pesan Kitab Suci yang telah dibaca?

2)      Sikap apakah yang diajarkan Yesus kepada kita?

3)      Salah satu tugas Gereja adalah melayani. Apakah ciri-ciri pelayanan Gereja itu?

4)      Apa sajakah bentuk-bentuk pelayanan Gereja Katolik  di Indonesia?

 

c.     Kesimpulan atas Pendalaman Kitab Suci

Yesus mengajari kita untuk saling melayani dengan kerendahan hati. Demikian juga sebagai pemimpin. Seorang pemimpin dipilih untuk melayani umat atau masyarakat dan bukan sebaliknya untuk dilayani.

 

d.    Penjelasan

Semangat pelayanan itu diteruskan di dalam Gereja-Nya. Hal itu ditekankan lagi oleh Konsili Vatikan II. Tugas kegembalaan atau kepemimpinan dalam Gereja adalah tugas pelayanan.

1)       Dasar Pelayanan dalam Gereja

a)    Dasar  pelayanan  dalam  Gereja  adalah  semangat  pelayanan  Kristus  sendiri. Barangsiapa menyatakan diri murid, “ia wajib hidup sama seperti hidup Kristus (1Yoh 2: 6). Yesus yang “mengambil rupa seorang hamba” (Flp 2: 7) tidak ada artinya jika para murid-Nya mengambil rupa para penguasa. Pelayanan berarti mengikuti jejak Yesus. Perwujudan iman Kristiani adalah pelayanan. Yesus bersabda: “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan” (Luk 17: 10).

b)   Pelayanan Kristiani adalah sikap pokok para pengikut Yesus. Dengan kata lain, melayani sesama adalah tanggung jawab setiap orang Kristiani sebagai konsekuensi dari imannya. Dengan demikian, orang Kristen tidak hanya bertanggung jawab terhadap Allah dan Putra-Nya, Yesus Kristus, tetapi juga bertanggung jawab terhadap orang lain dengan menjadi sesamanya.

2)      Ciri-Ciri Pelayanan Gereja:

a)    Bersikap sebagai pelayan

Yesus menyuruh para murid-Nya selalu bersikap sebagai “yang paling rendah dari semua dan sebagai pelayan dari semua” (Mrk 9: 35). Yesus sendiri memberi teladan dan menerangkan bahwa demikianlah kehendak Bapa. Menjadi pelayanan adalah sikap iman yang radikal.

b)   Kesetiaan kepada Kristus sebagai Tuhan dan Guru

Ciri religius pelayanan Gereja ialah menimba kekuatannya dari sari teladan Yesus Kristus.

c)    Orientasi pelayanan Gereja terutama ditunjukkan kepada kaum miskin.

Dalam usaha pelayanan kepada kaum miskin janganlah mereka menjadi objek belas kasihan. Pelayanan berarti kerja sama, di dalamnya semua orang merupakan subjek yang ikut bertanggung jawab. Yang pokok adalah harkat, martabat, harga diri, bukan kemajuan dan bantuan spiritual ataupun sosial, yang hanyalah sarana. Tentu sarana-sarana juga penting, dan tidak dapat ditinggalkan begitu saja, tetapi yang pokok ialah sikap pelayanan itu sendiri.

d)   Kerendahan hati

Dalam pelayanan, Gereja (kita) harus tetap bersikap rendah hati. Gereja tidak boleh berbangga diri, tetapi tetap melihat dirinya sebagai “hamba yang tak berguna” (Luk 17: 10)

 

3)      Bentuk-Bentuk Pelayanan Gereja

Pelayanan Gereja dapat bersifat ke dalam, tetapi juga ke luar.

a)      Pelayanan ke dalam adalah pelayanan untuk membangun jemaat. Pelayanan ini pada dasarnya dipercayakan kepada hierarki, tetapi awam pun diharapkan berpartisipasi di dalamnya, misalnya dengan melibatkan diri dalam kepengurusan Dewan Keuskupan, Dewan Paroki, dan Pengurus Wilayah/ Lingkungan.

b)      Pelayanan ke luar yang lebih difokuskan adalah pelayanan demi kepentingan masyarakat luas. Bentuk-bentuk pelayanan Gereja Katolik Indonesia untuk masyarakat luas antara lain; Pelayanan di bidang kebudayaan dan pendidikan, bidang kesejahteraan, politik dan hukum.

 

Doa Penutup

Ya Bapa, terima kasih untuk segala berkat dan rahmat-Mu yang Engkau limpahkan kepada kami dalam pertemuan ini. Semoga dalam hidup sehari-hari, kami sanggup melayani   sesama baik dalam kata-kata maupun perbuatan demi kemuliaan-Mu, sepanjang segala masa. Amin.

 

Pertanyaan Panduan dari materi ini:

1.       Berdasarkan kutipan Mrk 10: 35-45, sikap apakah yang diajarkan Yesus kepada kita?

2.       Jelaskan dasar-dasar pelayanan dalam Gereja!

3.       Apa saja ciri-ciri pelayanan Gereja?

4.       Apa saja bentuk-bentuk pelayanan Gereja?

 

Senin, 01 November 2021

AKU PRIBADI YANG UNIK

 

AKU PRIBADI YANG UNIK

 

Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik mampu memahami dirinya sebagai makhluk pribadi yang unik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya, sehingga menerima diri dan bersyukur atas keberadaan dirinya sebagai manusia yang unik.

 

Media Pembelajaran/Sarana:

Kitab Suci, Buku Siswa, Laptop, Proyektor.

 

Pendekatan: Pendekatan Kateketis.

Pendekatan  ini  diawali  dengan  pengalaman  sehari-hari  yang  dialami oleh peserta didik baik secara langsung dialami siswa maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut didalami dalam terang Kitab Suci atau ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

 

Metode:

Dialog Partisipatif, Diskusi, Penugasan, Studi Pustaka, Refleksi.

 

 

Gagasan Pokok:

Setiap manusia itu unik (unique atau unus = satu), tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara khusus pula.

Setiap orang mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Tidak pernah ada di dunia ini, manusia yang sempurna tanpa keterbatasan. Manusia yang paling kuat sekalipun, pasti mempunyai keterbatasan. Sebaliknya sekecil apapun keterbatasan kita, selalu ada kekuatan dibaliknya. Meskipun pribadi kita tidak sempurna, namun pasti ada keunikan didalamnya.

Singkatnya, manusia adalah makhluk yang indah dan “istimewa”. Keistimewaan dan keagungan manusia ini hendaknya sungguh disadari oleh semua orang. Untuk melukiskan keistimewaan dan keagungan manusia itu, Kitab Suci Kejadian menceritakannya dengan indah sekali.

1.       Waktu menciptakan manusia, Allah merencanakan dan menciptakannya menurut gambar dan rupa-Nya. Menurut citra-Nya. (Kej. 1:26).

2.       Allah menjadikan manusia berkuasa atas buatan Tuhan, segala-galanya telah diletakkan di bawah kakinya (Mzm. 8:7).

3.       Waktu  menciptakan  manusia,  Allah  seolah-olah  perlu  “bekerja”  secara khusus. “Tuhan Allah membentuk manusia dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya” (Kej. 2:7).

Bukankah   manusia   itu   istimewa? Tuhan   memperlakukan   manusia secara khusus. Manusia sudah dipikirkan dan direncanakan oleh Tuhan sejak keabadian. Kehadiran manusia di bumi dipersiapkan dan diatur secara teliti dan mengagumkan. Manusia sungguh diperlakukan sebagai “orang” sebagai pribadi “seperti” Tuhan sendiri.

Orang yang bersikap positif akan menerima keunikan itu sebagai anugerah, ia bangga bahwa dirinya berbeda, ia bersyukur bahwa apa pun yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya. Dan sebagai bentuk syukur ia akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengembangkan semua yang ada di dalam dirinya agar tidak hanya berguna bagi dirinya tetapi juga berguna bagi orang lain.

Setiap orang mempunyai kemampuan dan bakat-bakat dalam ukuran tertentu. Kemampuan dan bakat yang dimiliki seseorang seharusnya dikembangkan dan digunakan. Kemampuan dan bakat adalah anugerah Tuhan. Kemampuan dan bakat itu dapat disebut juga talenta. Dengan demikian setiap orang memiliki talenta yang wajib untuk dikembangkan dan digunakan. Dalam Injil Matius 25:1430, dikisahkan tentang seorang tuan yang memanggil hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk dikembangkan dan digunakan.

Sebagai orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin memahami, menerima, bangga, dan percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama. Dari semula ia menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya. Dari cara berpikir, bersikap, dan bertindak, ia tidak ragu menunjukkan diri sebagai pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagai seorang pribadi kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya. Dengan demikian kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan kesadaran diri (self-consciousness), penerimaan diri (self-acceptance), kepercayaan diri (self-confidence) dan perasaan aman diri (self-assurance) yang tinggi. Dengan dasar itu kita dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan melaksanakan panggilan Allah.

 

 

Doa Pembuka

Allah yang Maha Baik, kami bersyukur atas penyelenggaraan-Mu. Engkau menciptakan semua baik adanya, termasuk diri kami yang Kau ciptakan begitu indah dan sempurna.

Ya, Allah kami pada saat ini ingin belajar mengenal keunikan diri kami dengan lebih baik Utuslah Roh Kudus-Mu hadir di tengah-tengah kami sehingga kami dapat membuka diri tentang berbagai hal berkaitan dengan kekuatan dan keterbatasan kami. Dengan demikian kamipun akan dapat mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya demi kemuliaan Nama-Mu.

Amin.

 

 

Menggali Pengalaman Hidup Berkaitan dengan Keunikan Diri dan Orang Lain

Bantul, DIY – Tarjono Slamet, lelaki kelahiran   Pekalongan   29   Desember 1972 ini harus kehilangan kaki kirinya yang terpaksa diamputasi pada tahun 1990. Dia juga harus menerima kenyataan  bahwa  10  jari  tangannya tak bisa lagi digerakkan lantaran mengalami kerusakan syaraf.

Kejadiannya terhitung sangat cepat. Begitu lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM) tahun 1989, Tarjono diterima bekerja di Perusahaan Listrik Negara (PLN) bagian instalasi. Ia ditugaskan di wilayah Klaten Jawa Tengah. Belum genap setahun bekerja, Tarjono dan dua orang temannya kesetrum listrik tegangan tinggi. Meski ketiganya selamat, semuanya mengalami cacat seumur hidup, termasuk Tarjono yang harus kehilangan kaki dan fungsi jari- jari tangannya.

Tarjono butuh waktu dua tahun lebih untuk mengembalikan rasa percaya dirinya. Meski sudah setahun belajar di Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) di Yogyakarta, dan mengikuti sejumlah pendidikan serta keterampilan khusus bagi orang cacat, semangat hidup Tarjono tak juga datang. “Saya butuh waktu yang lama untuk bisa bangkit,” ujar Tarjono

Kebersamaan dengan sesama penderita cacat akhirnya menggugah Tarjono untuk bangkit dari keputusasaan. Ia juga makin tekun  menggeluti latihan keterampilan  yang  diajarkan  di  Yakkum.  Bahkan,  Tarjono  sempat  dikirim ke Selandia Baru, Australia, dan Belanda untuk mengikuti berbagai kursus termasuk pelatihan fund rising.

Sepulang dari Australia, Tarjono memutuskan memulai hidup baru menjadi enterpreneur dan pekerjaan sebagai staf Yakkum ditinggalkannya. Dengan bekal keterampilan yang dimiliki dan modal warisan serta uang sisa gaji, Tarjono mendirikan CV Mandiri Craft yang memproduksi aneka macam kerajinan kayu seperti alat peraga pendidikan dan puzzle.

Tarjono merekrut 25 orang yang semuanya penyandang cacat sebagai karyawan. Tak banyak kesulitan saat memulai usaha karena mayoritas karyawannya adalah alumni Yakkum yang sudah dibekali keterampilan membuat aneka macam kerajinan.

Tidak heran jika kemampuan produksi CV Mandiri Craft juga cukup besar mencapai 650 unit per bulannya, jumlah yang setara dengan kapasitas produksi suatu perusahaan yang dikerjakan oleh tenaga tanpa cacat fisik.

Soal pemasaran, bukan masalah serius bagi Tarjono. Pengalaman pernah belajar ke Eropa dan Australia membuka jaringan pemasaran untuk barang produksinya. Sebagian besar produk Mandiri Craft memang dieskpor, utamanya ke Eropa dan Amerika.

Dengan pangsa ekspor itu, tak heran jika Tarjono mampu membayar semua karyawannya dengan upah di atas ketentuan pemerintah. Semua karyawan Mandiri Craft digaji di atas Upah Minimum Provinsi atau UMP. Bambang Gustiawan) Sumber:https://umkmkreatifjogja.wordpress.com/2015/12/25/tarjono-slamet-saya-butuh-waktu-yang-lama-untuk-bisa-bangkit-1/

 

Refleksi:

Silakan merefleksikan beberapa hal di bawah ini:

Aspek-Aspek Diriku

1.                   Kekuatanku              

2.                   Keterbatasanku

3.                   Fisik/Jasmani                         

4.                   Bakat/Kemampuan              

5.                   Materi/Ekonomi                   

6.                   Sifat-Sifat                  

7.                   Impian (sukses) yang ingin kuraih

 

 

Penjelasan:

a.       Setiap manusia itu unik (unique atau unus = satu), tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Keunikan  itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/kemampuan serta pengalaman- pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara khusus pula.

b.      Setiap orang mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Tidak pernah ada di dunia ini, manusia yang sempurna tanpa keterbatasan. Manusia yang paling kuat sekalipun, pasti mempunyai keterbatasan. Sebaliknya sekecil apapun keterbatasan kita, selalu ada kekuatan dibaliknya. Meskipun pribadi kita tidak sempurna, namun pasti ada keunikan didalamnya.

c.       Menurut  Alan  Downs,  dalam  bukunya  The  Half  Empty  Heart:  A Supportive Guide for Breaking Free From Chronic Discontent, kebanyakan orang cenderung terlalu memikirkan kelemahan ketimbang fokus pada kekuatan-kekuatan mereka. Berikut, cara mengubah beberapa sifat negatif yang paling umum menjadi kekuatan.

1)      Ubah sikap pesimistis menjadi realistis

Gunakan sifat dan bakat kalian yang praktis dan realistis untuk mencari solusi dengan melihat sisi terang dari situasi apapun dan dengan mengubah sifat pesimis bisa membuat Anda bahagia.

2)      Ubah sikap menunda menjadi pemikir yang dalam

Daripada menghukum diri sendiri karena sifat suka menunda, lebih baik fokus pada kemampuan kalian dalam mempertimbangkan pilihan-pilihan.

3)      Ubah sikap suka mencela diri sendiri menjadi analitis

Jika kalian melakukan kesalahan, berhentilah mencela diri, melainkan analisalah mengapa kesalahan itu terjadi dan buattlah sebuah rencana baru yang lebih baik.

4)      Ubah sikap impulsif menjadi spontan

Sikap impulsif mendorong kalian membuat keputusan yang tergesa- gesa atau gegabah, sedangkan spontanitas adalah sikap-sikap yang fleksibel dan terbuka terhadap perubahan.

 

 

Mendalami Pesan Kitab Suci Tentang Keunikan Diri

Kej. 1:26–31.

26Berfirmanlah  Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar

Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

29Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh- tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.

30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian.

31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

 

Penjelasan:

1)      Keunikan manusia dalam Kitab Suci:

a)    Waktu  menciptakan  manusia,  Allah  merencanakan  dan menciptakannya menurut gambar dan rupa-Nya. Menurut citra- Nya. (Kej. 1:26).

b)   Allah menjadikan manusia berkuasa atas buatan Tuhan, segala- galanya telah diletakkan di bawah kakinya (Mzm. 8:7).

c)    Waktu menciptakan manusia, Allah seolah-olah perlu “bekerja” secara khusus. “Tuhan Allah membentuk manusia dari debu dan tanah  dan  menghembuskan  nafas  hidup  ke  dalam  hidungnya” (Kej. 2:7).

Bukankah manusia itu istimewa? Tuhan memperlakukan manusia secara khusus. Manusia sudah dipikirkan dan direncanakan oleh Allah sejak keabadian. Kehadiran manusia di muka bumi telah disiapkan dan diatur secara teliti dan mengagumkan. Manusia sungguh diperlakukan sebagai “orang”, sebagai pribadi, “seperti” Tuhan sendiri. Betapa uniknya kita manusia ini!

2)      Setelah kita menyadari bahwa Allah menciptakan kita secara istimewa dengan anugerah yang begitu luar biasa, maka sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah dengan cara mengembangkan dan mengolah segenap kekuatan dan keterbatasan dengan sebaik-baiknya.

3)      Menurut  Aristoteles,  manusia  akan  bahagia  jika  ia  secara  aktif merealisasikan bakat-bakat dan potensinya. Manusia adalah makhluk yang mempunyai banyak potensi, tetapi potensi-potensi itu akan menjadi nyata jika kita merealisasikannya. Kebahagiaan tercapai dalam mempergunakan atau mengaktifkan bakat dan kemampuannya.

4)      Setiap   orang   mempunyai   kemampuan   dan   bakat-bakat   dalam ukuran tertentu. Kemampuan dan bakat yang dimiliki seseorang seharusnya dikembangkan dan digunakan. Kemampuan dan bakat adalah anugerah Tuhan, yang dalam Kitab Suci sering disebut talenta. Tuhan menghendaki agar talenta itu dikembangkan dan digunakan. Dalam Injil Matius 25:1430, dikisahkan tentang seorang tuan yang memanggil hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk “dikembangkan” dan “digunakan” dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama. Iapun menindak tegas kepada seorang hamba yang tidak mau mengembangkan talenta dan hanya memendamnya ke dalam tanah.

5)      Karena itu maka manusia harus mampu mengembangkan potensinya sebagai seorang individu yang unik. Pengembangan potensi dan mendayagunakan segala kemampuan kita untuk turut mengembangkan peradaban manusia itu sendiri serta kelestarian ciptaan merupakan wujud dari rasa syukur dan tanggung jawab kita atas anugerah yang kita terima dari Tuhan.

6)      Sebagai orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin memahami, menerima, bangga, dan percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama. Dari semula ia menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya. Dari cara berpikir, bersikap dan bertindak, ia tidak ragu menunjukkan diri sebagai pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagai seorang pribadi kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya. Dengan demikian, kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan kesadaran diri (self-consciousness), penerimaan diri (self-acceptance), kepercayaan diri (self-confidence) dan perasaan aman diri (self-assurance) yang tinggi. Dengan dasar itu kita dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan melaksanakan panggilan Allah.

 

Menghayati Pesan Kitab Suci tentang Keunikan Diri

JADILAH DIRI SENDIRI YANG TERBAIK!

Jika kau tak dapat menjadi pohon meranti di puncak bukit, jadilah semak belukar di lembah.

Jadilah semak belukar yang teranggun di sisi bukit, kalau bukan rumput, semak belukar pun jadilah!

Jika kau tak boleh merijadi rimbun, jadilah rumput, dan hiasilah jalan dimana-mana.

Jika kau tak dapat menjadi ikan mas, jadilah ikan sepat. Tapi jadilah ikan sepat terlincah di dalam payau.

Tidak semua dapat menjadi nahkoda,

lainnya harus menjadi awak kapal dan penumpang.

Pasti ada sesuatu untuk semua.

Karena ada tugas berat, maka ada tugas ringan di antaranya dibuat yang lebih berdekatan.

Jika kau tak dapat menjadi bulan, jadilah bintang. Jika kau tak dapat menjadi jagung, jadilah kedelai Bukan dinilai kau kalah ataupun menang.

Jadilah dirimu sendiri yang terbaik!

(Douglas Mallock)

 

Doa Penutup

Mazmur 138:18

1Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu

2Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.

3Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

4Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu;

5mereka  akan  menyanyi  tentang  jalan-jalan  TUHAN,  sebab  besar  kemuliaan TUHAN.

6TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.

7Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku.

8TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama- lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!

Kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus, Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.

 

 

Pertanyaan Panduan:

1.       Bagaimana Kitab Suci melukiskan keistimewaan dan keagungan manusia?

2.       Bagaimana cara mengubah beberapa sifat negatif yang paling umum menjadi kekuatan?

3.       Sebagai seorang pribadi kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya. Dengan demikian kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan 4 hal yaitu ….