AKU PRIBADI YANG
UNIK
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik mampu memahami
dirinya sebagai makhluk pribadi yang unik dengan segala kemampuan dan
keterbatasannya, sehingga menerima diri dan bersyukur atas keberadaan dirinya
sebagai manusia yang unik.
Media Pembelajaran/Sarana:
Kitab Suci, Buku Siswa,
Laptop, Proyektor.
Pendekatan: Pendekatan Kateketis.
Pendekatan ini
diawali dengan pengalaman
sehari-hari yang dialami oleh peserta didik baik secara
langsung dialami siswa maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan
orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut didalami dalam terang Kitab Suci
atau ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup
sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.
Metode:
Dialog Partisipatif, Diskusi,
Penugasan, Studi Pustaka, Refleksi.
Gagasan Pokok:
Setiap manusia itu unik
(unique atau unus = satu), tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan
dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan.
Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/kemampuan serta
pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah
yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan
secara khusus pula.
Setiap orang mempunyai
kekuatan dan keterbatasan. Tidak pernah ada di dunia ini, manusia yang sempurna
tanpa keterbatasan. Manusia yang paling kuat sekalipun, pasti mempunyai
keterbatasan. Sebaliknya sekecil apapun keterbatasan kita, selalu ada kekuatan
dibaliknya. Meskipun pribadi kita tidak sempurna, namun pasti ada keunikan
didalamnya.
Singkatnya, manusia adalah
makhluk yang indah dan “istimewa”. Keistimewaan dan keagungan manusia ini
hendaknya sungguh disadari oleh semua orang. Untuk melukiskan keistimewaan dan
keagungan manusia itu, Kitab Suci Kejadian menceritakannya dengan indah sekali.
1.
Waktu menciptakan manusia, Allah merencanakan dan menciptakannya
menurut gambar dan rupa-Nya. Menurut citra-Nya. (Kej. 1:26).
2.
Allah menjadikan manusia berkuasa atas buatan Tuhan, segala-galanya
telah diletakkan di bawah kakinya (Mzm. 8:7).
3.
Waktu menciptakan manusia,
Allah seolah-olah perlu
“bekerja” secara khusus. “Tuhan
Allah membentuk manusia dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas hidup ke
dalam hidungnya” (Kej. 2:7).
Bukankah manusia
itu istimewa? Tuhan memperlakukan manusia secara khusus. Manusia sudah
dipikirkan dan direncanakan oleh Tuhan sejak keabadian. Kehadiran manusia di
bumi dipersiapkan dan diatur secara teliti dan mengagumkan. Manusia sungguh
diperlakukan sebagai “orang” sebagai pribadi “seperti” Tuhan sendiri.
Orang yang bersikap positif
akan menerima keunikan itu sebagai anugerah, ia bangga bahwa dirinya berbeda,
ia bersyukur bahwa apa pun yang ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang
baik adanya. Dan sebagai bentuk syukur ia akan berusaha dengan sekuat tenaga
untuk mengembangkan semua yang ada di dalam dirinya agar tidak hanya berguna
bagi dirinya tetapi juga berguna bagi orang lain.
Setiap orang mempunyai
kemampuan dan bakat-bakat dalam ukuran tertentu. Kemampuan dan bakat yang
dimiliki seseorang seharusnya dikembangkan dan digunakan. Kemampuan dan bakat
adalah anugerah Tuhan. Kemampuan dan bakat itu dapat disebut juga talenta.
Dengan demikian setiap orang memiliki talenta yang wajib untuk dikembangkan dan
digunakan. Dalam Injil Matius 25:14⎯30, dikisahkan tentang seorang
tuan yang memanggil hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk “dikembangkan” dan “digunakan”.
Sebagai orang beriman
kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin memahami, menerima, bangga, dan
percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama. Dari semula
ia menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya. Dari cara
berpikir, bersikap, dan bertindak, ia tidak ragu menunjukkan diri sebagai
pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagai seorang pribadi kita harus menyadari, mengerti dan
menerima diri apa adanya. Dengan demikian kitapun akan dapat semakin
mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan kesadaran diri (self-consciousness),
penerimaan diri (self-acceptance), kepercayaan diri (self-confidence) dan
perasaan aman diri (self-assurance) yang tinggi. Dengan dasar itu kita
dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan melaksanakan panggilan Allah.
Doa Pembuka
Allah yang Maha Baik, kami
bersyukur atas penyelenggaraan-Mu. Engkau menciptakan semua baik adanya,
termasuk diri kami yang Kau ciptakan begitu indah dan sempurna.
Ya, Allah kami pada saat ini
ingin belajar mengenal keunikan diri kami dengan lebih baik Utuslah Roh
Kudus-Mu hadir di tengah-tengah kami sehingga kami dapat membuka diri tentang
berbagai hal berkaitan dengan kekuatan dan keterbatasan kami. Dengan demikian
kamipun akan dapat mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya demi kemuliaan
Nama-Mu.
Amin.
Menggali Pengalaman Hidup Berkaitan dengan Keunikan Diri dan Orang Lain
Bantul,
DIY – Tarjono Slamet, lelaki kelahiran
Pekalongan 29 Desember 1972 ini harus kehilangan kaki
kirinya yang terpaksa diamputasi pada tahun 1990. Dia juga harus menerima
kenyataan bahwa 10
jari tangannya tak bisa lagi
digerakkan lantaran mengalami kerusakan syaraf.
Kejadiannya terhitung sangat
cepat. Begitu lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM) tahun 1989, Tarjono
diterima bekerja di Perusahaan Listrik Negara (PLN) bagian instalasi. Ia
ditugaskan di wilayah Klaten Jawa Tengah. Belum genap setahun bekerja, Tarjono
dan dua orang temannya kesetrum listrik tegangan tinggi. Meski ketiganya
selamat, semuanya mengalami cacat seumur hidup, termasuk Tarjono yang harus
kehilangan kaki dan fungsi jari- jari tangannya.
Tarjono butuh waktu dua tahun
lebih untuk mengembalikan rasa percaya dirinya. Meski sudah setahun belajar di
Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) di Yogyakarta,
dan mengikuti sejumlah pendidikan serta keterampilan khusus bagi orang cacat,
semangat hidup Tarjono tak juga datang. “Saya butuh waktu yang lama untuk bisa
bangkit,” ujar Tarjono
Kebersamaan dengan sesama
penderita cacat akhirnya menggugah Tarjono untuk bangkit dari keputusasaan. Ia
juga makin tekun menggeluti latihan
keterampilan yang diajarkan
di Yakkum. Bahkan,
Tarjono sempat dikirim ke Selandia Baru, Australia, dan
Belanda untuk mengikuti berbagai kursus termasuk pelatihan fund rising.
Sepulang dari Australia,
Tarjono memutuskan memulai hidup baru menjadi enterpreneur dan pekerjaan
sebagai staf Yakkum ditinggalkannya. Dengan bekal keterampilan yang dimiliki
dan modal warisan serta uang sisa gaji, Tarjono mendirikan CV Mandiri Craft
yang memproduksi aneka macam kerajinan kayu seperti alat peraga pendidikan dan
puzzle.
Tarjono merekrut 25 orang yang
semuanya penyandang cacat sebagai karyawan. Tak banyak kesulitan saat memulai
usaha karena mayoritas karyawannya adalah alumni Yakkum yang sudah dibekali
keterampilan membuat aneka macam kerajinan.
Tidak heran jika kemampuan
produksi CV Mandiri Craft juga cukup besar mencapai 650 unit per bulannya,
jumlah yang setara dengan kapasitas produksi suatu perusahaan yang dikerjakan
oleh tenaga tanpa cacat fisik.
Soal pemasaran, bukan masalah
serius bagi Tarjono. Pengalaman pernah belajar ke Eropa dan Australia membuka
jaringan pemasaran untuk barang produksinya. Sebagian besar produk Mandiri
Craft memang dieskpor, utamanya ke Eropa dan Amerika.
Dengan pangsa ekspor itu, tak
heran jika Tarjono mampu membayar semua karyawannya dengan upah di atas
ketentuan pemerintah. Semua karyawan Mandiri Craft digaji di atas Upah Minimum
Provinsi atau UMP. Bambang
Gustiawan)
Sumber:https://umkmkreatifjogja.wordpress.com/2015/12/25/tarjono-slamet-saya-butuh-waktu-yang-lama-untuk-bisa-bangkit-1/
Refleksi:
Silakan merefleksikan beberapa
hal di bawah ini:
Aspek-Aspek
Diriku
1.
Kekuatanku
2.
Keterbatasanku
3.
Fisik/Jasmani
4.
Bakat/Kemampuan
5.
Materi/Ekonomi
6.
Sifat-Sifat
7.
Impian (sukses) yang ingin kuraih
Penjelasan:
a. Setiap
manusia itu unik (unique atau unus = satu), tak ada satu orang pun yang
mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu
mempunyai perbedaan. Keunikan itu bisa
diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/kemampuan serta pengalaman-
pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah yang
menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara
khusus pula.
b. Setiap
orang mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Tidak pernah ada di dunia ini,
manusia yang sempurna tanpa keterbatasan. Manusia yang paling kuat sekalipun,
pasti mempunyai keterbatasan. Sebaliknya sekecil apapun keterbatasan kita,
selalu ada kekuatan dibaliknya. Meskipun pribadi kita tidak sempurna, namun
pasti ada keunikan didalamnya.
c. Menurut Alan
Downs, dalam bukunya
The Half Empty
Heart: A Supportive Guide for
Breaking Free From Chronic Discontent, kebanyakan orang cenderung terlalu
memikirkan kelemahan ketimbang fokus pada kekuatan-kekuatan mereka. Berikut,
cara mengubah beberapa sifat negatif yang paling umum menjadi kekuatan.
1) Ubah
sikap pesimistis menjadi realistis
Gunakan
sifat dan bakat kalian yang praktis dan realistis untuk mencari solusi dengan
melihat sisi terang dari situasi apapun dan dengan mengubah sifat pesimis bisa
membuat Anda bahagia.
2) Ubah
sikap menunda menjadi pemikir yang dalam
Daripada
menghukum diri sendiri karena sifat suka menunda, lebih baik fokus pada
kemampuan kalian dalam mempertimbangkan pilihan-pilihan.
3) Ubah
sikap suka mencela diri sendiri menjadi analitis
Jika kalian
melakukan kesalahan, berhentilah mencela diri, melainkan analisalah mengapa
kesalahan itu terjadi dan buattlah sebuah rencana baru yang lebih baik.
4) Ubah
sikap impulsif menjadi spontan
Sikap
impulsif mendorong kalian membuat keputusan yang tergesa- gesa atau gegabah,
sedangkan spontanitas adalah sikap-sikap yang fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan.
Mendalami Pesan Kitab Suci
Tentang Keunikan Diri
Kej. 1:26–31.
26Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala
binatang melata yang merayap di bumi.”
27Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia;
laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28Allah memberkati
mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
29Berfirmanlah
Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh- tumbuhan yang berbiji
di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan
menjadi makananmu.
30Tetapi kepada
segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di
bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi
makanannya.” Dan jadilah demikian.
31Maka Allah
melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari keenam.
Penjelasan:
1)
Keunikan manusia dalam Kitab Suci:
a)
Waktu menciptakan manusia,
Allah merencanakan dan menciptakannya menurut gambar dan
rupa-Nya. Menurut citra- Nya. (Kej. 1:26).
b)
Allah menjadikan manusia berkuasa atas buatan Tuhan, segala- galanya
telah diletakkan di bawah kakinya (Mzm. 8:7).
c)
Waktu menciptakan manusia, Allah seolah-olah perlu “bekerja” secara
khusus. “Tuhan Allah membentuk manusia dari debu dan tanah dan
menghembuskan nafas hidup
ke dalam hidungnya” (Kej. 2:7).
Bukankah
manusia itu istimewa? Tuhan memperlakukan manusia secara khusus. Manusia sudah
dipikirkan dan direncanakan oleh Allah sejak keabadian. Kehadiran manusia di
muka bumi telah disiapkan dan diatur secara teliti dan mengagumkan. Manusia
sungguh diperlakukan sebagai “orang”, sebagai pribadi, “seperti” Tuhan sendiri.
Betapa uniknya kita manusia ini!
2) Setelah
kita menyadari bahwa Allah menciptakan kita secara istimewa dengan anugerah
yang begitu luar biasa, maka sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah
dengan cara mengembangkan dan mengolah segenap kekuatan dan keterbatasan dengan
sebaik-baiknya.
3) Menurut Aristoteles,
manusia akan bahagia
jika ia secara
aktif merealisasikan bakat-bakat dan potensinya. Manusia adalah makhluk
yang mempunyai banyak potensi, tetapi potensi-potensi itu akan menjadi nyata
jika kita merealisasikannya. Kebahagiaan tercapai dalam mempergunakan atau
mengaktifkan bakat dan kemampuannya.
4) Setiap orang
mempunyai kemampuan dan
bakat-bakat dalam ukuran
tertentu. Kemampuan dan bakat yang dimiliki seseorang seharusnya dikembangkan
dan digunakan. Kemampuan dan bakat adalah anugerah Tuhan, yang dalam Kitab Suci
sering disebut talenta. Tuhan menghendaki agar talenta itu dikembangkan dan
digunakan. Dalam Injil Matius 25:14⎯30, dikisahkan tentang seorang
tuan yang memanggil hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk
“dikembangkan” dan “digunakan” dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama.
Iapun menindak tegas kepada seorang hamba yang tidak mau mengembangkan talenta
dan hanya memendamnya ke dalam tanah.
5) Karena
itu maka manusia harus mampu mengembangkan potensinya sebagai seorang individu
yang unik. Pengembangan potensi dan mendayagunakan segala kemampuan kita untuk
turut mengembangkan peradaban manusia itu sendiri serta kelestarian ciptaan
merupakan wujud dari rasa syukur dan tanggung jawab kita atas anugerah yang
kita terima dari Tuhan.
6) Sebagai
orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin memahami, menerima,
bangga, dan percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama.
Dari semula ia menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya.
Dari cara berpikir, bersikap dan bertindak, ia tidak ragu menunjukkan diri
sebagai pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagai seorang pribadi
kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya. Dengan demikian,
kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan
kesadaran diri (self-consciousness), penerimaan diri (self-acceptance),
kepercayaan diri (self-confidence) dan perasaan aman diri (self-assurance) yang
tinggi. Dengan dasar itu kita dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan
melaksanakan panggilan Allah.
Menghayati Pesan Kitab Suci tentang Keunikan Diri
JADILAH
DIRI SENDIRI YANG TERBAIK!
Jika kau tak dapat menjadi
pohon meranti di puncak bukit, jadilah semak belukar di lembah.
Jadilah semak belukar yang
teranggun di sisi bukit, kalau bukan rumput, semak belukar pun jadilah!
Jika kau tak boleh merijadi
rimbun, jadilah rumput, dan hiasilah jalan dimana-mana.
Jika kau tak dapat menjadi
ikan mas, jadilah ikan sepat. Tapi jadilah ikan sepat terlincah di dalam payau.
Tidak semua dapat menjadi
nahkoda,
lainnya harus menjadi awak
kapal dan penumpang.
Pasti ada sesuatu untuk semua.
Karena ada tugas berat, maka
ada tugas ringan di antaranya dibuat yang lebih berdekatan.
Jika kau tak dapat menjadi
bulan, jadilah bintang. Jika kau tak dapat menjadi jagung, jadilah kedelai
Bukan dinilai kau kalah ataupun menang.
Jadilah dirimu sendiri yang
terbaik!
(Douglas Mallock)
Doa Penutup
Mazmur
138:1⎯8
1Aku hendak
bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan
bermazmur bagi-Mu
2Aku hendak sujud
ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh
karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
3Pada hari aku
berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
4Semua raja di bumi
akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu;
5mereka akan
menyanyi tentang jalan-jalan
TUHAN, sebab besar
kemuliaan TUHAN.
6TUHAN itu tinggi,
namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.
7Jika aku berada
dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau
mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku.
8TUHAN akan
menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama- lamanya;
janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
Kemuliaan kepada Bapa, Putra,
dan Roh Kudus, Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala
abad. Amin.
Pertanyaan Panduan:
1. Bagaimana
Kitab Suci melukiskan keistimewaan dan keagungan manusia?
2. Bagaimana
cara mengubah beberapa sifat negatif yang paling umum menjadi kekuatan?
3. Sebagai
seorang pribadi kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya.
Dengan demikian kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan
sesuatu dengan 4 hal yaitu ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar