a.
Mengamati berbagai
ketidakjujuran dalam masyarakat.
1)
Menginventarisir fakta
ketidakjujuran dalam masyarakat
a)
Guru mengajak peserta didik
untuk mengamati kasus-kasus yang berkaitan dengan perilaku tidak jujur dalam
hidup masyarakat dan negara. Peserta didik diminta untuk menyebutkan beberapa
fakta ketidakjujuran dalam masyarakat yang ditemukannya.
b)
Guru mengajak peserta didik
untuk menyimak berita berikut ini.
“Riauterkini-JAKARTA- Said Faisal Mukhlis alias Hendra
ajudan mantan Gubernur Riau Rusli Zainal hari ini, Kamis (10/4/14) kembali
diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka keterangan
atau sumpah palsu dalam persidangan kasus PON Riau atas terdakwa M Rusli Zainal
di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru, Riau. Said sendiri mendatangi
gedung KPK Kuningan, Jakarta sekitar pukul 09.30 WIB lengkap dengan seragam
tahanan KPK, dan tujuh jam kemudian Said keluar dari Gedung KPK pada pukul
16:00 WIB dan dijemput dengan mobil tahanan. Namun, Said Faisal tetap bungkam
serta tidak mau menjawab pertanyaan wartawan dan buru-buru masuk ke mobil
tahanan saat diminta komentar.
Setelah ditetapkan
tersangka, pertengahan Februari lalu, baru hari ini Said Faisal kembali
diperiksa sebagai tersangka oleh KPK. Ia disangkakan melanggar Pasal 22 juncto
Pasal 35 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mengatur soal
penyampaian keterangan palsu. Pasal tersebut memuat ancaman hukuman paling lama
12 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 600 juta. Bukan hanya itu saja, KPK
juga menjerat Said Faisal dengan Pasal 15 juncto Pasal 12 huruf ( a) atau Pasal
11 Undang- Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 56. Pasal 15
mengatur soal percobaan pembantuan atau pemufakatan jahat untuk melakukan
tindak pidana korupsi.
Sebelumnya, Said
Faisal kepada wartawan sesaat setelah keluar dari Gedung KPK setelah ditahan,
dirinya membantah semua sangkaan yang diberikan KPK terhadap dirinya. Penetapan
Said sebagai tersangka ini merupakan hasil pengembangan kasus dugaan suap PON Riau.
Dan ini pertama kali KPK menetapkan seseorang sebagai tersangka karena
menyampaikan keterangan palsu dalam persidangan”(jor)
http://riauterkini.com/hukum.php?10 April 2014 17:31
2)
Pendalaman/Diskusi
a)
Guru mengajak peserta didik
untuk merumuskan pertanyaan- pertanyaan setelah menyimak cerita atau berita
tentang sumpah palsu.
b)
Guru mengajak
peserta didik untuk
mendiskusikan pertanyaan berikut:
·
Hal apa yang dikisahkan dalam
berita tersebut?
·
Apa pendapatmu tentang isi
berita tersebut?
·
Mengapa orang berlaku tidak
jujur dengan berkorupsi?
·
Apa sebab dan akibat dari
ketidakjujuran (korupsi)?
·
Apa arti kejujuran?
3)
Peneguhan
Guru dapat memberi penjelasan setelah mendapat jawaban-jawaban dari diskusi
kelas, misalnya sebagai berikut:
Indonesia terkenal
sebagai negara paling
korup, baik di
tingkat Asia maupun tingkat dunia. Setiap hari, media massa di Indonesia
memberitakan tentang kasus korupsi yang melibatkan banyak pejabat negara dan
kroni-kroninya. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) pun kewalahan
menangani para koruptor itu. Korupsi adalah salah satu wujud perbuatan atau
perilaku tidak jujur.
Selanjutnya guru memberikan masukan/informasi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kejujuran dalam hidup.
a)
Makna Kejujuran
(1) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ditulis, jujur berarti tidak curang dan tidak berbohong.
Jujur juga kerap diartikan satunya
kata dengan perbuatan. Apa yang ada dalam hati sama dengan apa yang dikatakan.
(2) Makna kejujuran dapat disebut antara lain:
·
Kejujuran dapat menjadi
modal untuk perkembangan pribadi dan kemajuan kelompok. Orang yang jujur akan sanggup
menerima kenyataan pada
diri sendiri, orang lain dan
kelompok. Sikap ini dapat membawa banyak perkembangan pribadi dan kelompok.
·
Kejujuran
menimbulkan kepercayaan yang
menjadi landasan pergaulan dan hidup bersama.
Tanpa kejujuran orang tidak dapat bergaul dan hidup secara wajar.
·
Kejujuran dapat memecahkan
banyak persoalan. Baik persoalan pribadi,
persoalan kelompok, masyarakat, maupun negara. Jika kita berpolitik secara
jujur, membangun hidup ekonomi secara jujur, berbudaya secara jujur, maka
krisis multidimensi dapat teratasi.
b) Bentuk-Bentuk
Ketidakjujuran
(1) Ketidakjujuran di bidang
politik
·
Penguasa dapat
bersikap curang
dan korup untuk kepentingan diri dan golongan; memanipulasi undang- undang dan
peraturan; menggunakan agama untuk kepentingan politik, dsb.
·
Sementara itu, rakyat jelata
yang menghadapi kekuasaan yang sewenang-wenang akan bersikap munafik, formalitas, ABS, dsb.
(2) Ketidakjujuran di bidang
ekonomi
·
Penguasa dan pengusaha akan bersikap korup, membuat mark up,
kredit macet, menggelapkan uang negara, menyusun proyek fiktif, dsb.
·
Rakyat berusaha untuk menyogok, bersikap ABS, menipu,
dsb.
(3) Ketidakjujuran di bidang
budaya/pendidikan
·
Penguasa merekayasa pendidikan, termasuk
undang- undangnya.
·
Fanatik budaya daerah
tertentu dan mendiskreditkan budaya daerah lain.
·
Rakyat dan anak didik akan bersikap formalitas, munafik,
dsb.
c) Alasan dan Akar
Ketidakjujuran
(1) Alasan ketidakjujuran di bidang politik tentu saja keserakahan pada kekuasaan. Kekuasaan seperti opium, orang
terdorong untuk menambahkan kekuasaan
atau mempertahankannya, apa pun
taruhannya. Tujuan (kekuasaan) dapat menghalalkan segala cara. Sementara bagi rakyat kecil ketidakjujuran terpaksa dilakukan
demi rasa aman.
(2) Alasan ketidakjujuran di bidang ekonomi adalah
keserakahan pada materi, harta, khususnya pada uang. Uang menjadi dewa
baru bagi manusia zaman ini, yang sudah hanyut dalam budaya konsumerisme dan
hedonisme. Uang dapat membeli apa saja, termasuk kejujuran.
Sementara bagi rakyat kecil ketidakjujuran terpaksa dibuat demi untuk mempertahankan hidup.
(3) Alasan ketidakjujuran di bidang budaya mungkin adalah demi harmonisasi palsu. Orang bersopan santun hanyalah formalitas
dan munafik demi harmonitas palsu itu.
d) Akibat dari
Ketidakjujuran
(1) Untuk para pelaku
·
Walaupun ia hidup berkelimpahan
dan senang, tetapi belum tentu
bahagia.
·
Hati nurani tidak
berfungsi (mati) jika ketidakjujuran dilakukan berulang-ulang.
·
Kemerosotan moral dan kepribadiannya.
·
Mungkin saja suatu saat
ketidakjujuran akan terbongkar dan ia serta keluarganya akan menderita.
(2) Untuk masyarakat luas
Ketidakjujuran merupakan salah
satu akar dari berbagai
krisis multi dimensi seperti
yang dialami negeri kita. Karena ketidakjujuran (dan ketidakadilan), kita
mengalami krisis di bidang politik/hukum, ekonomi, lingkungan hidup, budaya,
dsb.
b.
Mendalami Kitab Suci
1)
Menyimak cerita Kitab Suci
Guru mengajak peserta didik untuk menyimak Kitab Suci berikut ini:
Matius 23: 13-16
13Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena
kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri
tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. 14Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan
doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih
berat. 15Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan
menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu
dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih
jahat dari pada kamu sendiri. 16 Celakalah kamu, hai
pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu
tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
Matius 5: 33-37
33Kamu telah mendengar
pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu,
melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit
adalah takhta Allah, 35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan
kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 36
janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak
berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. 37 Jika
ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa
yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
2)
Pendalaman/Diskusi
Guru mengajak peserta didik untuk mendalami isi/pesan dari kutipan Kitab
Suci dengan pertanyaan:
a)
Apa isi pesan Kitab Suci Matius
23: 13-16?
b)
Apa isi pesan Kitab Suci Matius
5: 33-37?
c)
Bentuk ketidakjujuran seperti
apa saja yang ditentang oleh Yesus?
d)
Mengapa Yesus begitu keras
terhadap orang-orang yang tidak jujur dan yang munafik?
3)
Peneguhan
Guru memberikan penjelasan sebagai berikut:
Secara khusus Yesus
menasihatkan kepada kita supaya kita tidak bersumpah palsu: “Kamu telah
mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah
palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata
kepadamu, janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit
adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kakinya,
ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar. Janganlah juga
engkau bersumpah demi
kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau
menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ‘ya’, hendaklah kamu katakan ‘ya’, jika ‘tidak’,
hendaklah kamu katakan ‘tidak’. Apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat
(lih. Matius 5: 33-37).
c.
Menghayati kejujuran dalam
hidup sehari-hari
1)
Refleksi
Guru mengajak peserta didik untuk membuat sebuah refleksi tentang
pentingnya berperilaku jujur dalam hidup sehari-hari, baik dari perkataan
maupun perbuatan.
2)
Aksi
Guru mengajak peserta didik untuk mengembangkan sikap jujur mulai
dari rumah atau keluarga; dalam relasi, komunikasi dengan orang tua, kakak,
adik, dan orang lain dalam rumah. Sikap jujur juga dikembangkan dalam pergaulan
di lingkungan sekitar, dengan teman-teman baik di lingkungan tetangga maupun di
lingkungan sekolah. Sikap jujur di sekolah misalnya: tidak menyontek, tidak mencuri
barang-barang milik teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar