Cari Blog Ini

Kamis, 09 Oktober 2025

Memperjuangkan Kejujuran

 


a.         Mengamati berbagai ketidakjujuran dalam masyarakat.

1)     Menginventarisir fakta ketidakjujuran dalam masyarakat

a)    Guru mengajak peserta didik untuk mengamati kasus-kasus yang berkaitan dengan perilaku tidak jujur dalam hidup masyarakat dan negara. Peserta didik diminta untuk menyebutkan beberapa fakta ketidakjujuran dalam masyarakat yang ditemukannya.

b)    Guru mengajak peserta didik untuk menyimak berita berikut ini.

 “Riauterkini-JAKARTA- Said Faisal Mukhlis alias Hendra ajudan mantan Gubernur Riau Rusli Zainal hari ini, Kamis (10/4/14) kembali diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka keterangan atau sumpah palsu dalam persidangan kasus PON Riau atas terdakwa M Rusli Zainal di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru, Riau. Said sendiri mendatangi gedung KPK Kuningan, Jakarta sekitar pukul 09.30 WIB lengkap dengan seragam tahanan KPK, dan tujuh jam kemudian Said keluar dari Gedung KPK pada pukul 16:00 WIB dan dijemput dengan mobil tahanan. Namun, Said Faisal tetap bungkam serta tidak mau menjawab pertanyaan wartawan dan buru-buru masuk ke mobil tahanan saat diminta komentar.

Setelah ditetapkan tersangka, pertengahan Februari lalu, baru hari ini Said Faisal kembali diperiksa sebagai tersangka oleh KPK. Ia disangkakan melanggar Pasal 22 juncto Pasal 35 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mengatur soal penyampaian keterangan palsu. Pasal tersebut memuat ancaman hukuman paling lama 12 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 600 juta. Bukan hanya itu saja, KPK juga menjerat Said Faisal dengan Pasal 15 juncto Pasal 12 huruf ( a) atau Pasal 11 Undang- Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 56. Pasal 15 mengatur soal percobaan pembantuan atau pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi.

Sebelumnya, Said Faisal kepada wartawan sesaat setelah keluar dari Gedung KPK setelah ditahan, dirinya membantah semua sangkaan yang diberikan KPK terhadap dirinya. Penetapan Said sebagai tersangka ini merupakan hasil pengembangan kasus dugaan suap PON Riau. Dan ini pertama kali KPK menetapkan seseorang sebagai tersangka karena menyampaikan keterangan palsu dalam persidangan”(jor)

http://riauterkini.com/hukum.php?10 April 2014 17:31

2)     Pendalaman/Diskusi

a)         Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan- pertanyaan setelah menyimak cerita atau berita tentang sumpah palsu.

b)         Guru  mengajak  peserta  didik  untuk  mendiskusikan  pertanyaan berikut:

·      Hal apa yang dikisahkan dalam berita tersebut?

·      Apa pendapatmu tentang isi berita tersebut?

·      Mengapa orang berlaku tidak jujur dengan berkorupsi?

·      Apa sebab dan akibat dari ketidakjujuran (korupsi)?

·      Apa arti kejujuran?

3)     Peneguhan

Guru dapat memberi penjelasan setelah mendapat jawaban-jawaban dari diskusi kelas, misalnya sebagai berikut:

Indonesia  terkenal  sebagai  negara  paling  korup,  baik  di  tingkat Asia maupun tingkat dunia. Setiap hari, media massa di Indonesia memberitakan tentang kasus korupsi yang melibatkan banyak pejabat negara  dan  kroni-kroninya.  Komisi  Pemberantasan  Korupsi  (KPK) pun kewalahan menangani para koruptor itu. Korupsi adalah salah satu wujud perbuatan atau perilaku tidak jujur.

Selanjutnya guru memberikan masukan/informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kejujuran dalam hidup.

a)    Makna Kejujuran

(1) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ditulis, jujur berarti tidak curang dan tidak berbohong. Jujur juga kerap diartikan satunya kata dengan perbuatan. Apa yang ada dalam hati sama dengan apa yang dikatakan.

(2) Makna kejujuran dapat disebut antara lain:

·     Kejujuran  dapat  menjadi  modal  untuk  perkembangan pribadi dan kemajuan kelompok. Orang yang jujur akan sanggup  menerima  kenyataan  pada  diri  sendiri, orang lain dan kelompok. Sikap ini dapat membawa banyak perkembangan pribadi dan kelompok.

·     Kejujuran   menimbulkan   kepercayaan   yang   menjadi landasan pergaulan dan hidup bersama. Tanpa kejujuran orang tidak dapat bergaul dan hidup secara wajar.

·     Kejujuran  dapat  memecahkan  banyak  persoalan.  Baik persoalan pribadi, persoalan kelompok, masyarakat, maupun negara. Jika kita berpolitik secara jujur, membangun hidup ekonomi secara jujur, berbudaya secara jujur, maka krisis multidimensi dapat teratasi.

b)    Bentuk-Bentuk Ketidakjujuran

(1) Ketidakjujuran di bidang politik

·     Penguasa   dapat   bersikap   curang   dan   korup   untuk kepentingan diri dan golongan; memanipulasi undang- undang dan peraturan; menggunakan agama untuk kepentingan politik, dsb.

·     Sementara itu, rakyat jelata yang menghadapi kekuasaan yang sewenang-wenang akan bersikap munafik, formalitas, ABS, dsb.

(2) Ketidakjujuran di bidang ekonomi

·     Penguasa dan pengusaha akan bersikap korup, membuat mark up, kredit macet, menggelapkan uang negara, menyusun proyek fiktif, dsb.

·     Rakyat berusaha untuk menyogok, bersikap ABS, menipu, dsb.

(3) Ketidakjujuran di bidang budaya/pendidikan

·     Penguasa  merekayasa  pendidikan,  termasuk  undang- undangnya.

·     Fanatik  budaya  daerah  tertentu  dan  mendiskreditkan budaya daerah lain.

·     Rakyat dan anak didik akan bersikap formalitas, munafik, dsb.

c)     Alasan dan Akar Ketidakjujuran

(1) Alasan ketidakjujuran di bidang politik tentu saja keserakahan pada kekuasaan. Kekuasaan seperti opium, orang terdorong untuk  menambahkan  kekuasaan  atau  mempertahankannya, apa pun taruhannya. Tujuan (kekuasaan) dapat menghalalkan segala cara. Sementara bagi rakyat kecil ketidakjujuran terpaksa dilakukan demi rasa aman.

(2) Alasan ketidakjujuran di bidang ekonomi adalah keserakahan pada materi, harta, khususnya pada uang. Uang menjadi dewa baru bagi manusia zaman ini, yang sudah hanyut dalam budaya konsumerisme dan hedonisme. Uang dapat membeli apa saja, termasuk kejujuran.

Sementara bagi rakyat kecil ketidakjujuran terpaksa dibuat demi untuk mempertahankan hidup.

(3) Alasan ketidakjujuran di bidang budaya mungkin adalah demi harmonisasi palsu. Orang bersopan santun hanyalah formalitas dan munafik demi harmonitas palsu itu.

d)    Akibat dari Ketidakjujuran

(1) Untuk para pelaku

·     Walaupun ia hidup berkelimpahan dan senang, tetapi belum tentu bahagia.

·     Hati  nurani  tidak  berfungsi  (mati)  jika  ketidakjujuran dilakukan berulang-ulang.

·     Kemerosotan moral dan kepribadiannya.

·     Mungkin saja suatu saat ketidakjujuran akan terbongkar dan ia serta keluarganya akan menderita.

(2) Untuk masyarakat luas

Ketidakjujuran  merupakan  salah  satu  akar  dari  berbagai krisis multi dimensi seperti yang dialami negeri kita. Karena ketidakjujuran (dan ketidakadilan), kita mengalami krisis di bidang politik/hukum, ekonomi, lingkungan hidup, budaya, dsb.

b.         Mendalami Kitab Suci

1)    Menyimak cerita Kitab Suci

Guru mengajak peserta didik untuk menyimak Kitab Suci berikut ini:

Matius 23: 13-16

13Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. 14Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. 15Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. 16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.

Matius 5: 33-37

33Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. 37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

2)    Pendalaman/Diskusi

Guru mengajak peserta didik untuk mendalami isi/pesan dari kutipan Kitab Suci dengan pertanyaan:

a)    Apa isi pesan Kitab Suci Matius 23: 13-16?

b)    Apa isi pesan Kitab Suci Matius 5: 33-37?

c)     Bentuk ketidakjujuran seperti apa saja yang ditentang oleh Yesus?

d)    Mengapa Yesus begitu keras terhadap orang-orang yang tidak jujur dan yang munafik?

3)    Peneguhan

Guru memberikan penjelasan sebagai berikut:

Secara khusus Yesus menasihatkan kepada kita supaya kita tidak bersumpah palsu: “Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu, janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kakinya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar. Janganlah  juga  engkau  bersumpah  demi  kepalamu,  karena  engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ‘ya’, hendaklah kamu katakan ‘ya’, jika ‘tidak’, hendaklah kamu katakan ‘tidak’. Apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat (lih. Matius 5: 33-37).

c.          Menghayati kejujuran dalam hidup sehari-hari

1)    Refleksi

Guru mengajak peserta didik untuk membuat sebuah refleksi tentang pentingnya berperilaku jujur dalam hidup sehari-hari, baik dari perkataan maupun perbuatan.

2)    Aksi

Guru mengajak peserta didik untuk mengembangkan sikap jujur mulai dari rumah atau keluarga; dalam relasi, komunikasi dengan orang tua, kakak, adik, dan orang lain dalam rumah. Sikap jujur juga dikembangkan dalam pergaulan di lingkungan sekitar, dengan teman-teman baik di lingkungan tetangga maupun di lingkungan sekolah. Sikap jujur di sekolah misalnya: tidak menyontek, tidak mencuri barang-barang milik teman.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar