Cari Blog Ini

Rabu, 10 Januari 2018

GEREJA DAN DUNIA

GEREJA DAN DUNIA

PENDAHULUAN

Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, artikel 1 antara lain berkata: “Kegembiraan dan  harapan,  duka, dan  kecemasan manusia  dewasa ini, terutama  yang miskin dan terlantar, adalah kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan murid-murid Kristus pula”. Kalimat tersebut menunjukkan :

·       perhatian dan keprihatinan Gereja terhadap dunia

·       Gereja sungguh-sungguh mewartakan dan memberi kesaksian tentang “Kabar Gembira” kepada dunia

·       Gereja belajar dan mengambil banyak nilai-nilai positif yang dimiliki dunia untuk perkembangan diri dan pewartaannya.

 

Gereja kini telah memiliki pandangan  tentang dunia yang jauh lebih positif dari zaman-zaman yang lampau,  sehingga hubungan  antara  keduanya  menjadi  lebih saling menguntungkan.  Jadi, hubungan  antara  Gereja dan  dunia  memiliki pandangan-pandangan baru yang perlu dipahami.

 

Gaudium et Spes sebagai sebuah tanggapan yang sarat makna dari pihak Gereja terhadap berbagai harapan dan kerinduan dunia dewasa ini. Dalam konstitusi ini, “selaras dengan  pembaruan  gerejawi, direfleksikan sebuah gagasan baru  tentang bagaimana menjadi sebuah persekutuan kaum beriman dan umat Allah. Konstitusi tersebut membangkitkan minat baru berkenaan dengan doktrin yang termuat dalam dokumen-dokumen terdahulu tentang kesaksian dan kehidupan orang-orang Kristen sebagai cara-cara yang sejati menjadikan kehadiran Allah di dunia ini kasatmata.”

 

Gaudium et Spes menampilkan wajah Gereja yang :

·       mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya, yang menempuh perjalanan bersama dengan seluruh umat manusia dan bersama dengan dunia mengalami nasib keduniaan yang sama,

·       dan juga pada saat yang sama hadir ibarat ragi dan bagaikan penjiwa masyarakat manusia yang harus dibarui dalam Kristus dan diubah menjadi keluarga Allah”.

 

 

MENDALAMI MAKNA HUBUNGAN GEREJA DAN DUNIA

 

Simaklah teks dokumen Ajaran Gereja berikut ini:

 

Gaudium et Spes artikel 2

Maka, sesudah menjajagi misteri Gereja secara lebih mendalam,  Konsili Vatikan Kedua tanpa ragu-ragu mengarahkan amanatnya bukan lagi hanya kepada putera-putera  Gereja  dan  sekalian  orang  yang  menyerukan  nama  Kristus,  melainkan kepada  semua  orang.  Kepada  mereka  semua  Konsili bermaksud  menguraikan, bagaimana memandang kehadiran serta kegiatan Gereja di masa kini.  Jadi Konsili mau menghadapi dunia manusia, dengan kata lain segenap keluarga manusia beserta kenyataan semesta yang menjadi lingkungan hidupnya; dunia yang mementaskan sejarah umat manusia, dan ditandai oleh jerih-payahnya, kekalahan serta kejayaannya; dunia, yang menurut  iman umat  kristiani diciptakan dan dilestarikan oleh cinta kasih Sang Pencipta; dunia, yang memang berada dalam perbudakan  dosa, tetapi telah dibebaskan oleh Kristus yang disalibkan dan bangkit, sesudah kuasa si Jahat dihancurkan, supaya menurut rencana Allah mengalami perombakan dan mencapai kepenuhannya.

 

Gaudium et Spes artikel 3

Adapun zaman sekarang umat manusia terpukau oleh rasa kagum akan penemuan-penemuan serta kekuasaannya sendiri. Tetapi sering pula manusia dengan gelisah bertanya-tanya tentang perkembangan dunia dewasa ini, tentang tempat dan tugasnya di  alam  semesta, tentang  makna  jerih-payahnya  perorangan  maupun  usahanya bersama, akhirnya tentang tujuan terakhir segala sesuatu dan manusia sendiri. Oleh karena itu Konsili menyampaikan kesaksian dan penjelasan tentang iman segenap Umat Allah yang dihimpun  oleh Kristus. Konsili tidak dapat menunjukkan secara lebih jelas-mengenai kesetiakawanan, penghargaan serta cinta kasih umat itu terhadap seluruh keluarga manusia yang mencakupnya, dari pada dengan menjalin temu wicara dengannya tentang pelbagai masalah itu. Konsili menerangi soal-soal itu dengan cahaya Injil, serta menyediakan bagi bangsa manusia daya-kekuatan pembawa keselamatan, yang oleh Gereja, dibawah bimbingan Roh Kudus, diterima dari pendirinya. Sebab memang pribadi manusia harus diselamatkan, dan masyarakatnya diperbarui. Maka manusia, ditinjau dalam kesatuan dan keutuhannya, beserta jiwa maupun raganya, dengan hati serta nuraninya, dengan budi dan kehendaknya, akan merupakan poros seluruh uraian kami.

Maka Konsili suci mengakui,  bahwa amat  luhurlah  panggilan manusia,  dan menyatakan bahwa suatu benih ilahi telah ditanam dalam dirinya. Konsili menawarkan kepada umat manusia kerja sama Gereja yang tulus, untuk membangun persaudaraan semua orang, yang menanggapi panggilan itu. Gereja tidak sedikit pun  tergerak oleh ambisi duniawi; melainkan hanya satu maksudnya: yakni, dengan bimbingan Roh Penghibur melangsungkan karya Kristus sendiri, yang datang ke dunia untuk memberi kesaksian akan kebenaran; untuk menyelamatkan, bukan untuk mengadili; untuk melayani, bukan untuk dilayani.

 

Penjelasan :

Konsili Vatikan II sungguh telah memperbarui  Gereja dan hubungannya  dengan dunia.  Hubungan  yang menjadi  lebih baik ini  disebabkan  karena  Gereja mulai memiliki pandangan baru tentang dunia dan manusia. Mungkin ada baiknya kita melihat pandangan-pandangan   baru  tentang  dunia  dan  manusia,  kemudian  kita melihat hubungan antara Gereja dan dunia serta alasan-alasan mengapa harus terjalin hubungan yang saling mengisi antara keduanya.

 

Pandangan Baru tetang Dunia dan Manusia

1)    Dunia

Pada masa lampau  dunia  sering kali dipandang  negatif sebagai dunia  berdosa sehingga terdapat gagasan bahwa dunia tidak berharga, berbahaya, jahat, dan tidak termasuk lingkup keselamatan manusia, bahkan merupakan halangan dan rintangan bagi manusia untuk mencapai keselamatannya. Pandangan demikian didasari oleh penafsiran secara dangkal terhadap teks Kitab  Suci, misalnya:“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua orang yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (1Yoh 2: 15-16). “ Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada dibawah kuasa si jahat” (1 Yoh 5: 19). “Janganlah menjadi serupa dengan dunia” (Rm 12: 2). Dalam Injil ataupun dalam surat-surat juga ditekankan bahwa dunia berdosa, dunia yang bermusuhan dengan Allah telah dikalahkan oleh Kristus (bdk. Yoh 16: 33). Berkat salib Kristus, seorang Kristen hidup dalam dunia yang baru. Dunia yang terletak dalam genggaman si jahat telah dikalahkan oleh Kristus seperti dikatakan Paulus: “Karena salib Kristus, bagiku dunia disalibkan dan Aku pun di salibkan bagi dunia (Gal 6: 14).

2)    Konsili Vatikan II mengajak kita untuk melihat dunia secara lebih positif.

Dunia  dilihat  sebagai seluruh  keluarga manusia  dengan  segala hal yang ada di sekelilingnya. Dunia menjadi pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia ditandai oleh usaha-usaha manusia, dengan segala kekalahan dan kemenangannya. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh cinta kasih Tuhan Pencipta. Dunia yang pernah jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan oleh Kristus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar dunia dapat disusun kembali sesuai dengan rencana Allah dan dapat mencapai kesempurnaan (G.S. 2).

3)    Martabat Manusia

Manusia adalah ciptaan yang memiliki akal budi, kehendak bebas dan hati nurani. Ketiga-tiganya menunjukkan  bahwa manusia adalah sebagai citra Allah, walaupun dapat disalahgunakan sehingga jatuh kedalam dosa. Manusia sungguh ciptaan yang istimewa, karena ia di ciptakan demi dirinya sendiri, padahal makhluk lain diciptakan hanya untuk manusia.

4)    Masyarakat Manusia

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang bermasyarakat. Allah, yang memelihara segala sesuatu sebagai Bapa, menghendaki  agar semua manusia membentuk satu keluarga dan  memperlakukan  seorang akan yang lain dengan jiwa persaudaraan (GS art 24). Kristus sendiri berdoa agar “semua menjadi satu ……… seperti kita pun satu adanya” (Ya 17: 21-22).

5)    Usaha atau Karya Manusia

Perkembangan  dunia  di segala bidang memang  dikehendaki  Tuhan  dan  manusia dipilih untuk menjadi “rekan kerja” Tuhan dalam melaksanakan kebaikan dunia.

6)    Hubungan antara Gereja dan Dunia

Menyangkut hubungan antara Gereja dan dunia dapat diangkat dalam tiga hal berikut ini:

a.    Gereja postkonsilier melihat dirinya sebagai “Sakramen Keselamatan” bagi dunia. Gereja menjadi terang, garam, dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi tempat atau ladang, dimana Gereja berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi, tetapi didatangi dan ditawari keselamatan.

b.    Dunia  dijadikan  mitra  dialog. Gereja dapat menawarkan  nilai-nilai injili dan dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan  dan teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia.

c.     Gereja tetap menghormati otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena didalamnya terkandung  nilai-nilai yang dapat  mensejahterakan  manusia  dan membangun sendi-sendi Kerajaan.

 

Tugas Gereja Di Dalam Dunia:

·     Tugas Gereja adalah melanjutkan karya Yesus, yakni mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia. Kerajaan Allah baru terwujud secara sempurna pada akhir zaman, tetapi Kerajaan Allah harus diwujudkan mulai dari dunia ini.

·     Dalam Injil tersirat kesadaran bahwa misi atau tugas Gereja pertama-tama bukan “penyebaran agama”, melainkan Kabar Gembira (Kerajaan Allah) yang relevan dan mengena pada situasi konkret manusia dalam dunia yang majemuk ini.

·     Menjadi pelayan Kerajaan Allah berarti  berusaha  dengan  segala macam  cara ke arah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat, misalnya persaudaraan, kerjasama, dialog, solidaritas,  keterbukaan, keadilan, hormat kepada hidup, memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas, tersingkirkan, dsb.

·     Bagi Gereja, mewartakan Injil berarti membawa Kabar Gembira ke segenap lapisan umat manusia, sehingga berkat dayanya kabar tersebut masuk ke dalam lubuk hati manusia dan membarui umat manusia dari dalam. “Lihatlah Aku memperbarui seluruh ciptaan” (EN 18).

 

Beberapa hal pokok seperti yang disarankan oleh Gaudium et Spes yang harus menjadi perhatian Gereja masa kini:

1.       Martabat Manusia

Manusia dewasa ini berada di jalan menuju  pengembangan kepribadiannya yang lebih penuh dan menuju penemuan serta penebusan hak-haknya yang makin hari makin bertambah. Untuk itu Gereja dapat berperan antara lain:

·       Membebaskan martabat kodrat manusia dari segala perubahan paham, misalnya terlalu menekankan dan mendewakan tubuh manusia atau sebaliknya.

·       Menolak dengan tegas segala macam perbudakan dan pemerkosaan martabat dan pribadi manusia.

·       Menempatkan dan memperjuangkan  martabat manusia sesuai dengan maksud Penciptanya.

2.       Masyarakat Manusia

Terhadap masyarakat manusia Gereja dapat berperan antara lain:

·       Membangkitkan karya-karya yang melayani semua orang, terutama yang miskin, seperti karya-karya amal, dsb.

·       Mendorong  semua usaha ke arah persatuan, sosialisasi, dan persekutuan  yang sehat di bidang kewargaan dan ekonomi.

·       Karena  universalitasnya, Gereja dapat  menjadi  pengantara  yang baik  antara masyarakat dan negara-negara yang berbeda-beda hidup budaya dan politik.

3.       Usaha dan Karya Manusia

·       Gereja akan tetap meyakinkan putra-putrinya  dan dunia, bahwa semua usaha manusia, betapapun  kecilnya bila sesuai dengan kehendak Tuhan  mempunyai nilai yang sangat tinggi, karena merupakan sumbangan pada pelaksanaan rencana Tuhan

·       Gereja akan tetap bersikap positif dan mendorong  setiap kemajuan ilmiah dan teknik di dunia ini asal tidak menghalangi melainkan secara positif mengusahakan tercapainya tujuan akhir manusia.

·       Konsili Vatikan II mencatat masalah-masalah yang dilihatnya sebagai masalah yang mendesak, yakni martabat pernikahan dan kehidupan keluarga, pengembangan kemajuan kebudayaan, kehidupan sosial ekonomi dan politik serta perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa.

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar