MENGUPAYAKAN
PERDAMAIAN DAN PERSATUAN BANGSA
a)
Kemajemukan atau keanekaragaman (suku/etnis, agama, budaya, dll) masyarakat
Indonesia, dapat menimbulkan
kerawanan akan konflik. Masalah yang sepele yang terjadi antardua orang
yang kebetulan berbeda agama dapat memicu konflik antarsuku atau antaragama. Tetapi dalam bangsa majemuk
seperti Indonesia, sebenarnya juga terdapat potensi yang luar biasa. Ketika kebudayaan dari berbagai suku
dikelola dengan baik akan menghasilkan khasanah budaya bangsa yang luar biasa.
Ketika semua umat beragama dapat hidup berdampingan dengan semangat toleransi
yang tinggi, tentu akan menghasilkan kehidupan yang indah, saling memberdayakan
dan saling menghormati dalam kehidupan yang demokratis.
b)
Kata kunci dalam mengelola konflik (conflict
management) adalah bagaimana kita hidup berdampingan dalam keanekaragaman
tetapi tetap memiliki
semangat persatuan; dalam kerangka NKRI. Selama kita memiliki semangat Bhinneka Tunggal Ika, dalam menghadapi
konflik akan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan, musyawarah – mufakat
dalam bentuk komunikasi dialogis serta menjauhkan diri dari fanatisme sempit
dan kekerasan. Konflik itu sendiri akan tetap muncul setiap saat, tetapi kita
perlu memiliki konsensus untuk menyelesaikan dalam koridor persatuan bangsa.
Untuk itu Pancasila yang telah disepakati sebagai dasar negara dan way of life
harus kita jadikan alat pemersatu bangsa. Mengenai hal ini M. Dawam Rahardjo
(2010) menyatakan bahwa konsep NKRI hanya dapat dipertahankan kalau kita tetap
berpegang teguh pada semangat Bhinneka Tunggal Ika, sehingga kemajemukan
masyarakat Indonesia bukan merupakan ancaman, melainkan justru merupakan
kekuatan dan ssumber dinamika.
c)
Konflik horisontal adalah
konflik antarkelompok masyarakat yang disebabkan oleh berbagai
faktor seperti ideologi politik, ekonomi dan faktor primordial. Konflik vertikal maksudnya adalah
konflik antara pemerintah/penguasa dengan warga masyarakat.
d)
Beberapa contoh
konflik horisontal yang pernah terjadi di Indonesia misalnya: Konflik antarkampung/desa/wilayah karena
isu etnis; isu aliran kepercayaan; isu ekonomi (seperti
rebutan lahan ekonomi pertanian,
perikanan, pertambangan); isu
solidaritas (suporter olah raga, kebanggaan group); isu ideologi
dan isu sosial lainnya (tawuran antar anak sekolah, antar kelompok geng).
e)
Contoh peristiwa
konflik vertikal misalnya: konflik ideologi untuk memisahkan diri dari wilayah RI,
konflik yang dipicu oleh perlakuan tidak adil dari pemerintah berkaitan dengan
pembagian hasil pengolahan sumber daya alam, kebijakan ekonomi yang dinilai
merugikan kelompok tertentu, dampak pemekaran wilayah, dampak kebijakan yang
dinilai diskriminatif.
f)
Konflik massal tidak akan terjadi secara serta merta,
melainkan selalu diawali dengan adanya potensi yang mengendap di dalam
masyarakat, yang kemudian dapat
berkembang memanas menjadi ketegangan dan akhirnya memuncak pecah menjadi
konflik fisik akibat adanya faktor pemicu konflik. Oleh karenanya dalam rangka
penanggulangan konflik, yang
perlu diwaspadai bukan hanya faktor-faktor yang dapat memicu konflik, namun juga yang tidak
kalah pentingnya adalah faktor-faktor
yang dapat menjadi potensi atau sumber-sumber timbulnya konflik.
a.
MENEMUKAN AJARAN-AJARAN KITAB SUCI (PERJANJIAN LAMA
DAN PERJANJIAN BARU) TENTANG PERDAMAIAN DAN PERSATUAN DALAM HIDUP MANUSIA.
Kitab Suci
Perjanjian Lama
·
Yesaya 11:1-9
Kitab Suci
Perjanjian Baru
·
Mateus 5:9. 21 - 25
·
Roma 5:1-21
b.
PENJELASAN
1)
Pesan damai dan
persatuan dalam Perjanjian Lama
a)
Meskipun
hubungan manusia dengan
Tuhan telah rusak, akan tetapi Allah masih menyediakan jalan bagi umatnya yang telah
jatuh kedalam dosa. Jalan masuk pendamaian dalam PL diperoleh dengan
penyerahan kurban-kurban seperti penyerahan lembu tambun, inilah jalan yang
ditentukan oleh Allah bagi manusia memperoleh pendamaian untuk memulihkan
hubungan manusia dengan Allah.
b)
Allah tetap menyediakan
dan memberi kesempatan
kepada manusia untuk berupaya menciptakan perdamaian di tengah kehidupan
manusia. Manusia diberi jalan untuk berdamai kepada Allah dan
kemudian kepada sesama manusia. Praktik yang pada umum dilakukan adalah
dalam upacara keagamaan, social dan juga dalam pengharapan akan dunia yang
damai. Didalamnya serigala dapat hidup berdampingan dengan domba-domba,
bangsa-bangsa hidup dalam perdamaian, dan orang-orang miskin dan tertindas
memperoleh keadilan (Yes. 11:1-9).
2)
Pesan damai dan
persatuan dalam Perjanjian Baru
a)
Yesus Kristus, adalah tokoh sempurna dalam perdamaian. Demi untuk perdamaian, dan persatuan hidup manusia,
Yesus melalui jalan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, memperdamaikan dunia
dengan Allah. Yesus bersabda, ”Berbahagialah orang yang membawa damai, karena
mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9).
b)
Pendamaian
adalah sebagai wujud
dari kasih Allah
kepada manusia. Allah selalu
berinisitaif bagi pendamaian. Pendamaian mengungkapkan kasih Allah kepada manusia,
yaitu kasih Bapa kepada anak-Nya. Paulus menandaskan bahwa “Allah menunjukkan
kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita
masih berdosa” (Rm.5:8).
c)
Gagasan dasar
pendamaian mencakup arti bahwa dua pihak yang sekarang telah didamaikan. Jalan
pendamaian senantiasa bersifat menyingkirkan penyebab timbulnya permusuhan. Kasih Allah tidak berubah kepada
manusia, kendati apa pun yang diperbuat manusia. Pekerjaan Kristus yang mendamaikan berakar dalam kasih
Allah yang begitu besar kepada manusia.
d)
Dalam PB sendiri,
Allah-lah yang memprakarsi
adanya perdamaian antara Dia dan manusia, yang merupakan wujud kasih-Nya.
Perdamaian yang didalamnya kasih, kasih
yang telah dinyatakan Allah kepada manusia menuntut agar manusia juga saling
mengasihi terhadap sesamanya.
c.
MENYIMAK AJARAN GEREJA
Gaudium et
spes art.1
Gaudium et
spes art.78
d.
PENJELASAN
1)
Gaudium et
spes art.1 menyatakan:
”Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan manusia dewasa
ini, terutama yang miskin dan terlantar,
adalah kegembiraan dan
harapan, duka dan
kecemasan murid-murid Kristus pula.” Artinya bahwa Gereja tampil di dunia dan
masyarakat sebagai tanda dan sarana keselamatan. Gereja hadir sebagai
sakramen keselamatan bagi dunia dan masyarakatnya.
2)
Kita perlu memberikan pertanggungjawaban iman Katolik di
tengah- tengah kehidupan yang konkret.
Pertanggungjawaban iman itu di mana saja kita berada, entah di sekolah sebagai
pelajar, di masyarakat sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain,
pertanggungjawaban iman dalam konteks kehidupan yang nyata dengan segala
persoalan yang ada. Misalnya kita ikut ambil bagian secara aktif dalam
membangun kehidupan yang damai sejahtera serta bersatu sebagai anak-anak Allah
dalam memperjuangkan nilai-nilai kehidupan yang diangerahkan Allah semua
manusia serta alam lingkungan.
3)
Dasar pertanggungjawabannya adalah iman akan Yesus Kristus
yang telah menyelamatkan semua orang, tanpa pandang bulu agama, suku, rasa,
ideologi, kebudayaan dan latar belakang apa pun. St. Paulus berkata, ”kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua
manusia sudah nyata” (Titus 2:11). Allah menyelamatkan semua orang dan semua
manusia, maka Gereja Katolik harus sungguh menjadi sakramen keselamatan dengan
perkataan dan perbuatan, melalui pergulatan dan usaha pembebasan manusia, pembebasan
sepenuhnya dan seutuhnya bagi semua orang, terutama mereka yang miskin dan
terlantar.
4)
”Damai di dunia
ini, yang lahir dari cinta kasih terhadap sesama, merupakan cermin dan buah
damai Kristus, yang berasal dari Allah Bapa” (GS 78). Dasarnya adalah peristiwa salib. Yesus Kristus, Putera
Allah, telah mendampaikan semua orang dengan Allah melalui salib- Nya.
Karenanya, semangat perdamaian
dalam ajaran Gereja Katolik tidak pernah bisa dilepaskan dari peristiwa salib
Kristus. Umat
Kristiani dipanggil dan diutus untuk memohon dan mewujudkan perdamaian di
dunia.
PERTANYAAN
1.
Apa pesan
perdamaian yang diwartakan
dalam teks Kitab
Suci Perjanjian Lama: Yesaya 11:1-9?
2.
Apa pesan
perdamaian yang diwartakan dalam teks-teks Kitab Suci Perjanjian Baru: Mateus
5:9. 21-25, Roma 5:1-21?
3.
Apa pesan dari
Ajaran Gereja Katolik yang termuat dalam Gaudium et Spes artikel 1 dan artikel
78?
4.
Apa upaya
kita untuk mewujudkan
perdamaian dan persatuan sesuai ajaran Gereja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar