Cari Blog Ini

Jumat, 15 Januari 2021

MENGUPAYAKAN PERDAMAIAN DAN PERSATUAN BANGSA

 

MENGUPAYAKAN PERDAMAIAN DAN PERSATUAN BANGSA

 

a)    Kemajemukan atau keanekaragaman (suku/etnis, agama, budaya, dll) masyarakat Indonesia, dapat menimbulkan kerawanan akan konflik. Masalah yang sepele yang terjadi antardua orang yang kebetulan berbeda agama dapat memicu konflik antarsuku atau antaragama. Tetapi dalam bangsa majemuk seperti Indonesia, sebenarnya juga terdapat potensi yang luar biasa. Ketika kebudayaan dari berbagai suku dikelola dengan baik akan menghasilkan khasanah budaya bangsa yang luar biasa. Ketika semua umat beragama dapat hidup berdampingan dengan semangat toleransi yang tinggi, tentu akan menghasilkan kehidupan yang indah, saling memberdayakan dan saling menghormati dalam kehidupan yang demokratis.

b)   Kata kunci dalam mengelola konflik (conflict management) adalah bagaimana kita hidup berdampingan dalam keanekaragaman tetapi tetap memiliki semangat persatuan; dalam kerangka NKRI. Selama kita memiliki semangat Bhinneka Tunggal Ika, dalam menghadapi konflik akan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan, musyawarah – mufakat dalam bentuk komunikasi dialogis serta menjauhkan diri dari fanatisme sempit dan kekerasan. Konflik itu sendiri akan tetap muncul setiap saat, tetapi kita perlu memiliki konsensus untuk menyelesaikan dalam koridor persatuan bangsa. Untuk itu Pancasila yang telah disepakati sebagai dasar negara dan way of life harus kita jadikan alat pemersatu bangsa. Mengenai hal ini M. Dawam Rahardjo (2010) menyatakan bahwa konsep NKRI hanya dapat dipertahankan kalau kita tetap berpegang teguh pada semangat Bhinneka Tunggal Ika, sehingga kemajemukan masyarakat Indonesia bukan merupakan ancaman, melainkan justru merupakan kekuatan dan ssumber dinamika.

c)    Konflik horisontal  adalah  konflik  antarkelompok  masyarakat  yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti ideologi politik, ekonomi dan faktor primordial. Konflik vertikal maksudnya adalah konflik antara pemerintah/penguasa dengan warga masyarakat.

d)   Beberapa contoh konflik horisontal yang pernah terjadi di Indonesia misalnya:  Konflik antarkampung/desa/wilayah  karena  isu  etnis;  isu aliran kepercayaan; isu ekonomi (seperti rebutan lahan ekonomi pertanian,  perikanan,  pertambangan);  isu  solidaritas  (suporter  olah raga, kebanggaan group); isu ideologi dan isu sosial lainnya (tawuran antar anak sekolah, antar kelompok geng).

e)    Contoh  peristiwa  konflik vertikal  misalnya:  konflik ideologi  untuk memisahkan diri dari wilayah RI, konflik yang dipicu oleh perlakuan tidak adil dari pemerintah berkaitan dengan pembagian hasil pengolahan sumber daya alam, kebijakan ekonomi yang dinilai merugikan kelompok tertentu, dampak pemekaran wilayah, dampak kebijakan yang dinilai diskriminatif.

f)     Konflik massal tidak akan terjadi secara serta merta, melainkan selalu diawali dengan adanya potensi yang mengendap di dalam masyarakat, yang kemudian dapat berkembang memanas menjadi ketegangan dan akhirnya memuncak pecah menjadi konflik fisik akibat adanya faktor pemicu konflik. Oleh karenanya dalam rangka penanggulangan konflik, yang perlu diwaspadai bukan hanya faktor-faktor yang dapat memicu konflik, namun juga yang tidak kalah pentingnya adalah faktor-faktor yang dapat menjadi potensi atau sumber-sumber timbulnya konflik.

 

a.    MENEMUKAN AJARAN-AJARAN KITAB SUCI (PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU)  TENTANG  PERDAMAIAN DAN PERSATUAN DALAM HIDUP MANUSIA.

Kitab Suci Perjanjian Lama

·       Yesaya 11:1-9

Kitab Suci Perjanjian Baru

·       Mateus 5:9. 21 - 25

·       Roma 5:1-21

b.   PENJELASAN

1)    Pesan damai dan persatuan dalam Perjanjian Lama

a)   Meskipun  hubungan  manusia  dengan  Tuhan  telah  rusak,  akan tetapi Allah masih menyediakan jalan bagi umatnya yang telah jatuh kedalam dosa. Jalan masuk pendamaian dalam PL diperoleh dengan penyerahan kurban-kurban seperti penyerahan lembu tambun, inilah jalan yang ditentukan oleh Allah bagi manusia memperoleh pendamaian untuk memulihkan hubungan manusia dengan Allah.

b)   Allah   tetap   menyediakan   dan   memberi   kesempatan   kepada manusia untuk berupaya menciptakan perdamaian di tengah kehidupan manusia. Manusia diberi jalan untuk berdamai kepada Allah dan kemudian kepada sesama manusia. Praktik yang pada umum dilakukan adalah dalam upacara keagamaan, social dan juga dalam pengharapan akan dunia yang damai. Didalamnya serigala dapat hidup berdampingan dengan domba-domba, bangsa-bangsa hidup dalam perdamaian, dan orang-orang miskin dan tertindas memperoleh keadilan (Yes. 11:1-9).

2)    Pesan damai dan persatuan dalam Perjanjian Baru

a)   Yesus Kristus, adalah tokoh sempurna dalam perdamaian. Demi untuk perdamaian, dan persatuan hidup manusia, Yesus melalui jalan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, memperdamaikan dunia dengan Allah. Yesus bersabda, ”Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9).

b)   Pendamaian  adalah  sebagai  wujud  dari  kasih  Allah  kepada manusia. Allah selalu  berinisitaif  bagi pendamaian. Pendamaian mengungkapkan kasih Allah kepada manusia, yaitu kasih Bapa kepada anak-Nya. Paulus menandaskan bahwa “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm.5:8).

c)    Gagasan dasar pendamaian mencakup arti bahwa dua pihak yang sekarang telah didamaikan. Jalan pendamaian senantiasa bersifat menyingkirkan penyebab timbulnya permusuhan. Kasih Allah tidak berubah kepada manusia, kendati apa pun yang diperbuat manusia. Pekerjaan Kristus yang mendamaikan berakar dalam kasih Allah yang begitu besar kepada manusia.

d)   Dalam PB sendiri, Allah-lah yang memprakarsi adanya perdamaian antara Dia dan manusia, yang merupakan wujud kasih-Nya. Perdamaian yang didalamnya kasih,  kasih yang telah dinyatakan Allah kepada manusia menuntut agar manusia juga saling mengasihi terhadap sesamanya.

c.    MENYIMAK AJARAN GEREJA

Gaudium  et  spes  art.1 

Gaudium  et  spes  art.78

d.   PENJELASAN

1)    Gaudium  et  spes  art.1  menyatakan:  ”Kegembiraan  dan  harapan, duka dan kecemasan manusia dewasa ini, terutama yang miskin dan terlantar,  adalah  kegembiraan  dan  harapan,  duka  dan  kecemasan murid-murid Kristus pula.” Artinya bahwa Gereja tampil di dunia dan masyarakat sebagai tanda dan sarana keselamatan. Gereja hadir sebagai sakramen keselamatan bagi dunia dan masyarakatnya.

2)    Kita perlu memberikan pertanggungjawaban iman Katolik di tengah- tengah kehidupan yang konkret. Pertanggungjawaban iman itu di mana saja kita berada, entah di sekolah sebagai pelajar, di masyarakat sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, pertanggungjawaban iman dalam konteks kehidupan yang nyata dengan segala persoalan yang ada. Misalnya kita ikut ambil bagian secara aktif dalam membangun kehidupan yang damai sejahtera serta bersatu sebagai anak-anak Allah dalam memperjuangkan nilai-nilai kehidupan yang diangerahkan Allah semua manusia serta alam lingkungan.

3)    Dasar pertanggungjawabannya adalah iman akan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan semua orang, tanpa pandang bulu agama, suku, rasa, ideologi, kebudayaan dan latar belakang apa pun. St. Paulus berkata, ”kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata” (Titus 2:11). Allah menyelamatkan semua orang dan semua manusia, maka Gereja Katolik harus sungguh menjadi sakramen keselamatan dengan perkataan dan perbuatan, melalui pergulatan dan usaha pembebasan manusia, pembebasan sepenuhnya dan seutuhnya bagi semua orang, terutama mereka yang miskin dan terlantar.

4)    ”Damai di dunia ini, yang lahir dari cinta kasih terhadap sesama, merupakan cermin dan buah damai Kristus, yang berasal dari Allah Bapa” (GS 78). Dasarnya adalah peristiwa salib. Yesus Kristus, Putera Allah, telah mendampaikan semua orang dengan Allah melalui salib- Nya. Karenanya, semangat perdamaian dalam ajaran Gereja Katolik tidak pernah bisa dilepaskan dari peristiwa salib Kristus. Umat Kristiani dipanggil dan diutus untuk memohon dan mewujudkan perdamaian di dunia.

 

PERTANYAAN

1.      Apa  pesan  perdamaian    yang  diwartakan  dalam  teks  Kitab  Suci Perjanjian Lama: Yesaya 11:1-9?

2.      Apa pesan perdamaian yang diwartakan dalam teks-teks Kitab Suci Perjanjian Baru: Mateus 5:9. 21-25, Roma 5:1-21?

3.      Apa pesan dari Ajaran Gereja Katolik yang termuat dalam Gaudium et Spes artikel 1 dan artikel 78?

4.      Apa  upaya  kita  untuk  mewujudkan  perdamaian  dan  persatuan sesuai ajaran Gereja?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar