BERSIKAP KRITIS TERHADAP IDEOLOGI DAN GAYA HIDUP YANG BERKEMBANG DEWASA INI
Gagasan Pokok
Perkembangan teknologi yang
begitu luar biasa dewasa ini banyak memberikan tawaran dalam
kehidupan kita, termasuk
didalamnya bermacam-macam paham atau
ideologi dan gaya hidup. Berhadapan dengan banyaknya tawaran tersebut diperlukan kedewasaan sikap
sehingga kita tidak terlalu mudah dalam menjatuhkan pilihan tanpa kita tahu
dengan benar apa yang dipilih. Terlebih seperti yang dialami oleh banyak
kaum muda sekarang ini, tren apapun bentuknya mulai dari mode, musik, film,
sampai pada berbagai gaya hidup lainnya, akan dengan mudah mereka ikuti. Hal
ini disebabkan kaum remaja
sedang dalam pencarian jati diri dan ingin selalu mencoba hal baru.
Fakta-fakta tersebut
memperlihatkan bagaimana kerentanan
kalangan generasi muda dari keterpengaruhan paham atau ideologi dan gaya hidup
yang sedang ngetren baik secara langsung maupun melalui media online yang
menjadi sangat populer akhir-akhir ini. Kaum muda sering dijadikan
sasaran dari penyebaran dan perluasan ideologi atau paham-paham dan aliran.
Karena itulah, upaya
membentengi generasi muda dari keterpengaruhan ajaran dan ajakan kekerasan
menjadi tugas bersama.
Ada tiga institusi sosial yang sangat penting untuk
memerankan diri dalam melindungi generasi muda. Tiga institusi sosial
itu adalah lembaga pendidikan,
keluarga dan lingkungan atau komunitas. Pada subbab ini kita akan fokus
pada dampak ideologi dan gaya hidup generasi muda, khususnya kaum remaja. Mereka perlu bersikap kritis
terhadap derasnya tawaran ideologi dan gaya hidup yang berkembang dewasa ini,
sehingga tidak salah dalam membuat pilihan.
Pengertian ideologi sendiri dapat diartikan
sebagai sebuah sistem keyakinan yang akan memandu perilaku dan tindakan sosial.
Dari bahasanya, ideologi berasal dari perpaduan dua istilah Yunani yaitu idein
dan logos. Idein berarti memandang, melihat, ide, dan cita-cita, sementara
Logos adalah logia atau ilmu. Dari perpaduan kata tersebut, ideologi dapat
diartikan sebagai seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk
mewujudkan cita-cita manusia.
Gaya Hidup (Bahasa Inggris: lifestyle) adalah bagian dari
kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan
seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa dilihat dari
cara berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif
tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan contoh dan
juga bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik: makan dan istirahat
secara teratur, makan makanan 4 sehat 5 sempurna, dan lain-lain. Contoh gaya
hidup tidak baik: berbicara tidak sepatutnya, makan sembarangan, dan lain-lain.
Berhadapan dengan ideologi dan
gaya hidup pada zamannya, Yesus memberikan teladan yang cukup jelas. Sepanjang hidup-Nya, Yesus
bertemu dengan berbagai orang yang menganut macam-macam ideologi, paham dan
aliran, misalnya kaum Farisi, kaum Saduki, kaum Esseni, dan kaum Zelot.
Dalam menghadapi berbagai ideologi, paham, dan aliran tersebut, Yesus sudah memiliki sikap kritis.
Yesus tetap pada pilihan-Nya
(opsi-Nya), yaitu Kerajaan Allah. Yesus juga pernah dihadapkan kepada
berbagai tawaran yang menggiurkan, seperti jaminan sosial ekonomi, kekuasaan,
dan kesenangan, tetapi Yesus tetap menolaknya (Lihat Matius 4:1⎯11).
Pilihan (opsi) Yesus tetap
pada mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah.
Pada zaman yang penuh tawaran
ideologi, paham-paham, dan macam- macam godaan untuk berbagai jaminan sosial
ekonomi dan politik serta kesenangan, kaum muda hendaknya membekali diri dengan
sikap kritis, sehingga dapat menentukan pilihan dengan benar.
Doa Pembukaan
Doa
Mohon Kehendak yang Kuat (PS 144)
Ya Allah, Engkau telah
memberikan kehendak yang kuat pada Yesus, Tuhan kami. Tanpa takut atau goyah Ia
berpegang pada kehendak-Mu meski harus menanggung pengurbanan yang berat.
Takala digoda iblis, Ia tidak goyah. Demikian pula ketika harus menderita
sengsara sampai mati. Bunda Maria pun Kauberikan kepada kami sebagai panutan
yang berkehendak kuat. Berilah kami kehendak yang kuat, agar pada saat goyah
kami tidak berbelok arah dan menyeleweng. Semoga kami tidak kecil hati
menghadapi aneka kesulitan dan tantangan.
Allah, gunung batu kami,
berilah kami kehendak yang kuat laksana batu karang yang tetap tegar meski tak
henti diterpa gelombang. Semoga kami tetap teguh bila kami digoda untuk
menyeleweng, bila kami dibujuk untuk menipu dan berlaku tidak jujur, bila kami
digoda berlaku munafik, bila kami digoda untuk berbuat dosa, mencuri,
berkhianat; terlebih bila kami dibujuk untuk mengkhianati Kasih-Mu.
Ya Allah, kekuatan kami,
buatlah kami kuat seperti Yesus yang lebih suka mati daripada menyimpang dari
kehendak-Mu. Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
Amin.
Mendalami Pengalaman-pengalaman Hidup Sehari-hari Berkaitan dengan
Ideologi dan Gaya Hidup.
1. Puisi
tentang Ideologi:
Jangan
Merubah Ideologi Bangsaku
Ini negara
kami
Jangan di
acak-acak
Jika tidak
menyukainya
Pergilah
saja
Tak usah
dirubah-rubah Bentuk jenis apapun Ideologi bangsa tetap satu; Pancasila
Adalah kita
Bhinneka
Tunggal Ika
Kokoh dalam
persatuan
Jangan
coba-coba menghancurkan
Ingatlah...!!
Siapapun kamu
Tidak
gentar menghadapi
Meskipun
harus bertaruh nyawa
Surabaya 16 Agustus 2019
Sumber:
https://www.kompasiana.com/rudyuswantoro/5d55f01a0d82305ee6376522/jangan-merubah-ideologi-bangsaku
2. Puisi
tentang Gaya Hidup Hedonis
Baikkah
hedonisme? ya baik untuk orang tertentu saja. Benarkah hedonisme? ya benar
untuk orang tertentu saja. Silahkan jalani jika itu paham sempurna menurut
Anda. Tapi tak usah ajak diriku untuk menapaki.
Karena
bagiku, hedonisme itu paham yang cacat, bagai memisahkan kepala dari kaki;
hanya tentang satu sisi saja dari manusia. Mengganggap kesenangan dan
kenikmatan pribadi sebagai tempat berlabuh; tujuan akhir perjalanan.
Jadinya,
menghindari
hal yang tidak menyenangkan, menghindari tanggung jawab sosial.
Hanya
mengejar materi,
paham
orang-orang yang berlomba mengejar kekayaan pribadi;
individualisme.
Tapi mengabaikan derita sosial.
Kusingkat
saja.
Hedonisme
itu membuat seseorang selalu haus kesenangan. Berpacu dalam waktu,
ingin
merengkuh ‘kebahagiaan tertinggi’, tetapi tak akan pernah,
karena
pijakannya rapuh; tak utuh.
(Catatan langit)
Sumber:https://www.kompasiana.com/armansyarif/
5ca963aca8bc15622143f 755/perihal-hedonisme
Peneguhan
a.
Pengertian ideologi
sendiri dapat diartikan
sebagai sebuah sistem keyakinan yang akan memandu perilaku
dan tindakan sosial. Dari bahasanya, ideologi berasal dari perpaduan dua
istilah Yunani yaitu idein dan logos. Idein berarti memandang, melihat, ide,
dan cita-cita, sementara logos adalah logia atau ilmu. Dari perpaduan kata
tersebut, ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat ide yang membentuk
keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.
Macam-macam
ideologi:
1)
Nasionalisme
Nasionalisme
dapat disebut semacam etno-sentrisme atau pandangan yang berpusat pada bangsa
sendiri. Gejala seperti semangat nasionalisme, patriotisme, dan sebagainya.
terdapat pada semua bangsa untuk menciptakan rasa setia kawan dari suatu
kelompok yang senasib.
a) Nasionalisme
negatif atau nasionalisme sempit ialah nasionalisme yang mengagung-agungkan
bangsa sendiri dan meremehkan/ menghina bangsa lain. (Right or Wrong My
Country).
b) Nasionalisme
positif adalah nasionalisme yang mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan
bangsa, sekaligus menghormati kemerdekaan dan kedaulatan bangsa lain!
2)
Marxisme
Marxisme
ialah suatu kumpulan ajaran yang menjadi dasar sosialisme dan komunisme. Tujuan
utama dari marxisme ialah menghapuskan kapitalisme yang dianggap menyengsarakan
dan menjajah kaum proletar, yaitu kaum buruh/rakyat kecil.
Marxisme
hanya percaya pada materi, tidak percaya pada dunia adikodrati, termasuk tidak
percaya kepada Tuhan. Manusia merupakan satu unsur materi, suatu unsur yang
sangat terbatas dalam proses perubahan keseluruhan umat manusia dan semesta
alam. Maka, manusia dapat digunakan untuk tujuan marxisme itu. Jika manusia itu
menjadi penghalang, maka ia dapat dilenyapkan.
Yang
kiranya positif dari ideologi marxisme ini ialah perjuangan dan opsinya kepada
kaum buruh/proletar. Hanya sayangnya, ideologi marxisme ini menghalalkan segala
cara.
3)
Komunisme
Komunisme
adalah anak dari marxisme. Komunisme mencita- citakan suatu sistem masyarakat
di mana sarana-sarana produksi dilakukan berdasarkan asas bahwa setiap anggota
masyarakat dapat memperoleh hasil sesuai dengan kebutuhan. Cita-cita komunisme
ini praktis diperjuangkan dan dimonopoli oleh partai komunis.
4)
Teokrasi
Teokrasi
merupakan sebuah paham yang menghendaki agama menguasai masyarakat politis.
Dalam hal ini, pemerintahan dianggap melakukan kehendak ilahi seperti
diwahyukan menurut kepercayaan agama tertentu. Negara adalah negara agama.
Segala bentuk teokrasi bersifat statis-konservatif, karena hukum agama
dipandang tetap.
5)
Liberalisme
Liberalisme
adalah suatu paham dan gerakan yang memperjuangkan kebebasan dari penindasan
apapun.
Namun,
kebebasan itu dapat memberi peluang bagi yang kuat untuk menekan yang lemah dan
yang kaya memeras yang miskin. Oleh sebab itu, liberalisme di Indonesia sering
berkonotasi negatif.
6) Neo-Liberalisme ialah paham yang
berkembang dewasa ini dalam hubungannya dengan globalisasi dan pasar bebas,
yang akan dikuasai oleh mereka yang kuat secara ekonomis dan politis.
Neo-Liberalisme mempunyai konotasi negatif untuk negara-negara yang sedang
berkembang.
7)
Kapitalisme
Ideologi
kapitalisme menekankan kepada penguasaan modal oleh pihak swasta yang di mana
negara tidak berhak mengatur dan membuat undang-undang yang dapat mempersulit
jalannya usaha mereka.
8)
Femininisme
Ideologi
ini merupakan ideologi yang menitikberatkan kepada kesetaraan hak serta
kewajiban bagi perempuan. Kesetaraan tersebut meliputi hak ekonomi, politik,
sosial, budaya, ruang pribadi, dan ruang publik. Tujuan utama dari ideologi ini
adalah memperjuangkan hak perempuan yang dahulu kala tidak boleh bersekolah,
berpolitik, dan lain sebagainya
9)
Pancasila
Kita
sebagai bangsa Indonesia berideologi “Pancasila” daam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sejatinya, Pancasila yang berasal dari bahasa Sanskerta terdiri dari
dua kata, yakni panca dan sila. Panca berarti lima dan sila artinya prinsip.
Jika diartikan secara menyeluruh, Pancasila berarti pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Sebagai
ideologi negara, Pancasila juga dapat diartikan sebagai landasan fundamental
dalam kehidupan. Dengan kata lain, Pancasila memuat nilai dan norma yang bisa
dijadikan pedoman untuk berperilaku.
b. Gaya
Hidup (Bahasa Inggris: lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia
yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya
hidupnya. Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan
lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang
lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu.
Contoh gaya hidup baik: makan dan istirahat secara teratur, makan makanan 4
sehat 5 sempurna, dan lain-lain. Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak
sepatutnya, makan sembarangan, dan lain-lain.
Macam-macam
gaya hidup yang berkembang dalam masyarakat kita misalnya:
1) Budaya
Materialistik dan Hedonistik
Budaya
materialistik dan hedonistik adalah hidup berlimpah materi dan berkesenangan.
Manusia diukur dari apa yang dia miliki (rumah, mobil, dan sebagainya), bukan
karakter. Pengorbanan, menanggung penderitaan, askese dan tapa, kesederhanaan
dan kerelaan untuk melepaskan nikmat demi cita-cita luhur tidak mempunyai
tempat dalam budaya materialistik dan hedonistik. Budaya materialistik dan
hedonistik itu antara lain melahirkan sikap konsumerisme.
2) Konsumerisme
Sikap
orang yang terdorong untuk terus-menerus menambahkan tingkat konsumsi, bukan
karena konsumsi itu dibutuhkan, melainkan lebih demi status yang dianggap akan
diperoleh melalui konsumsi tinggi itu.
3) Individualisme
Individualisme umumnya
muncul akibat dari
perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang sedang
berlangsung. Sikap individualistik ini umumnya muncul pada masyarakat yang
hidup di kota, terutama pada masyarakat kelas menengah ke atas. Sikap
individualistik ini umumnya jarang terjadi pada kaum petani, nelayan, tukang,
dan pedagang tradisional yang pekerjaannya tidak terpisahkan dari kehidupan
keluarga.
4) Gaya
hidup modern
Hidup
dalam keluarga dan pekerjaan semakin tidak ada sangkut- pautnya satu sama yang
lain. Pagi hari ayah secara fisik dan emosional meninggalkan rumah dan
keluarganya, selama delapan sampai sebelas jam, menyibukkan diri dengan
pekerjaannya di kantor. Apabila pulang malam hari jika tidak membawa pekerjaan
kantor, barulah tersedia waktunya bagi keluarganya. Dengan demikian, budaya
kampung, ketetanggaan dan kekeluargaan dalam arti luas berubah. Orang menjadi
individualistik dan privatistik.
5) Pluralisme
Pluralisme
berarti bahwa orang dari berbagai suku, daerah, agama, keyakinan religius, dan
politik bercampur-baur di kampung- kampung, di tempat kerja, kendaraan umum, di
rumah sakit, dan di mana pun juga; tidak ada masyarakat yang tertutup dan
tradisional murni. Dengan kata lain, kontrol sosial terhadap pelaksanaan
keagamaan dan hidup
bermasyarakat rakyat makin berkurang. Lingkungan sosial semakin tidak
menentukan lagi dalam hal agama, keyakinan, politik, atau kepercayaan. Orang
menentukan sendiri keterlibatan dalam
bidang-bidang tersebut. Dalam
arti ini, agama menjadi urusan pribadi seseorang, bukan urusan
masyarakat atau pemerintah. Orang tidak harus mengetahui dan tidak mempedulikan
kepercayaan tetangganya.
6) Fundamentalisme
Gerakan
fundamentalisme sekarang banyak muncul, baik di negara- negara berkembang
maupun di negara-negara maju. Gerakan fundamentalisme ini umumnya muncul karena
adanya suatu tekanan atau ketidakpuasan terhadap kelompok tertentu atau negara
tertentu. Gerakan-gerakan fundamentalisme ini umumnya berkedok agama atau
kepentingan politik tertentu, seperti yang kita alami di negeri kita saat ini.
Selain fundamentalisme agama dan politik, ada juga fundamentalisme yang
bersifat non-agama, misalnya sukuisme, nasionalisme, dan sebagainya.
c. Bagi
kaum muda sekarang ini, gaya hidup atau tren apapun bentuknya mulai dari mode,
musik, film, sampai pada berbagai gaya hidup lainnya, hingga perangkat
teknologi, tak bisa dilepaskan pengaruhnya bagi kita. Tingkatan pengaruhnya
sangat tergantung pada kedewasaan kita dalam menjalani dan menentukan pilihan.
d. Kita
harus bersikap kritis terhadap tren-tren yang sedang berkembang pesat pada saat
ini. Tren-tren yang sangat pesat berkembang antara lain: materialisme, konsumerisme, individualisme, pluralisme, fundamentalisme, dan
sebagainya. Gaya hidup ataupun tren yang berkembang dewasa ini sangat
mempengaruhi kaum muda dalam usaha pencarian identitasnya.
Mendalami Ajaran Kitab Suci Berkaitan dengan Tawaran Ideologi Maupun
Gaya Hidup yang Berkembang Dewasa Ini.
a. Pencobaan
di Padang Gurun (Mat 4:1⎯11)
1Maka
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
2Dan
setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah
Yesus.
3Lalu
datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.”
4Tetapi
Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”
5Kemudian
Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
6lalu
berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah,
sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-
malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu
jangan terantuk kepada batu.”
7Yesus
berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!”
8Dan
Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
9dan
berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah
aku.”
10Maka
berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
11Lalu
Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
b. Pertanyaan
Orang Saduki tentang Kebangkitan (Mat 22:23⎯33)
23Pada hari
itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak
ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
24“Guru,
Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak,
saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi
saudaranya itu.
25Tetapi
di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian
mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu
bagi saudaranya.
26Demikian
juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.
27Dan
akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.
28Siapakah
di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari
kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia.”
29Yesus
menjawab mereka: “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa
Allah!
30Karena
pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup
seperti malaikat di sorga.
31Tetapi
tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang
difirmankan
Allah, ketika Ia bersabda:
32Akulah
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati,
melainkan Allah orang hidup.”
33Orang
banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.
c. Yesus
Mengecam Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi (Mat 23:1⎯33)
1Maka
berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
2“Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
3Sebab
itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka
mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
4Mereka
mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi
mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
5Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
6mereka
suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah
ibadat;
7mereka
suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
8Tetapi
kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua
adalah saudara.
9Dan
janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu,
yaitu Dia yang di sorga.
10Janganlah
pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
11Barangsiapa
terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
12Dan
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan.
13Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab
kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
14(Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang
dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman
yang lebih berat.)
15Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang- orang
munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan
satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu
menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
16Celakalah
kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu
mengikat.
17Hai
kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas
atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
18Bersumpah
demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada
di atasnya, sumpah itu mengikat.
19Hai
kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang
menguduskan persembahan itu?
20Karena
itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi
segala sesuatu yang terletak di atasnya.
21Dan
barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi
Dia, yang diam di situ.
22Dan
barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi
Dia, yang bersemayam di atasnya.
23Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar,
tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan
belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan
diabaikan.
24Hai
kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi
unta yang di dalamnya kamu telan.
25Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah
dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
26Hai
orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka
sebelah luarnya juga akan bersih.
27Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang- orang
munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah
luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang
belulang dan pelbagai jenis kotoran.
28Demikian
jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di
sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
29Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang- orang
munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang
saleh
30dan
berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut
dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
31Tetapi
dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah
keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
32Jadi,
penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
33Hai
kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu
dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?
Peneguhan
a. Sesudah
Yesus berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun, secara fisik Yesus
lemah. Kondisi “lemah” tersebut dimanfaatkan oleh iblis
untuk mencobai Yesus.
Ia mencobai
Yesus dengan menawarkan hal-hal
yang menggiurkan (lihat Mat 4:1-11).
1) Yesus digoda
untuk menyalahgunakan kedudukan-Nya sebagai Anak Allah dengan
membuat keajaiban yang dapat membuktikan diri-Nya sebagai Anak Allah. Di
samping itu, dalam godaan yang pertama Yesus juga digoda untuk lebih mementingkan “harta”, mencari
"jalan pintas” dan "kenikmatan hidup”
2) Yesus
digoda dalam hal iman, membuat
keajaiban dan ketenaran .
3) Yesus
digoda untuk berkuasa atau
untuk menguasai dunia menurut kehendak Iblis, yang menghalalkan segala
cara untuk mempertahankan kuasanya.
b. Godaan-godaan iblis bertujuan
agar Yesus menggagalkan pilihan (opsi) mewartakan Kerajaan Allah, dan
supaya Yesus menyibukkan diri dengan jaminan sosial, ekonomi, kekuasaan, dan
kesenangan. Yesus menolaknya, bukan karena hal-hal itu jelek, tetapi karena ada
hal yang lebih pokok, yaitu Kerajaan Allah!
c. Yesus bersikap kritis terhadap
ideologi dan aliran pada zaman-Nya.
Waktu Yesus
hidup di Palestina telah ada berbagai kelompok dan aliran, misalnya:
1) Farisi. (dari kata Ibrani Pharesees
= terpisah). Kelompok
Farisi adalah kelompok orang-orang Yahudi saleh yang menerima hukum tertulis
dan lisan dan dengan amat teliti menaati berbagai macam kewajiban.
Mereka mengecam Yesus karena Ia mengampuni dosa, melanggar peraturan Sabat, dan
bergaul dengan pendosa. Sebaliknya, Yesus melawan sikap legalisme lahirilah dan
formalisme pembenaran diri mereka. Mereka bekerja sama dengan para Saduki
(lawan mereka) untuk membunuh Yesus.
2) Saduki. Kata Saduki berasal dari bahasa Yunani
saddoukaios, dari kata Aram Zaddaqaya
berasal dari nama pribadi Imam Besar, yaitu Sadoq (Yun: Sadok) yang memiliki
nama asal Ibrani Syaddiq yang berarti benar, adil. Para keturunan Sadoq
berpengaruh besar pada kaum imam Yerusalem, sehingga mereka tidak disebut
anak-anak Harun lagi, melainkan anak-anak Sadoq. Kelompok Saduki merupakan salah satu kelompok politik
Palestina zaman Yesus. Mereka mempunyai pengaruh besar dalam bidang politik.
Mereka berhubungan erat dengan para Imam Agung, kaum ningrat, dan golongan
konservatif. Dalam hal agama, mereka menolak tradisi lisan, kebangkitan orang
mati, dan adanya malaikat. Mereka menentang Yesus dan bersama para Farisi
mengusahakan penyaliban Yesus, karena Yesus dianggap mengancam kedudukan
politis dan kepentingan mereka.
3) Eseni. Kata Eseni berasal
dari bahasa Aram hasin yang berarti saleh. Dalam bahasa Yunani disebut essenoi. Kelompok Eseni ini menganggap diri
sebagai orang terpilih dari antara orang-orang saleh. Mereka hidup bermatiraga
melaksanakan Hukum Taurat dengan sangat ketat, hidup berkelompok tanpa milik
pribadi, dan sebagian dari mereka tidak menikah. Mereka hidup demikian karena
yakin bahwa mereka akan bangkit dan hidup pada akhir zaman, waktu di mana
hampir semua orang menjadi murtad termasuk pimpinan bangsa dan imam-imam Yahudi.
4) Zelot. Kata Zelot berarti
“bersemangat”. Kaum Zelot dapat berarti: pembela hukum, orang bersemangat. Kelompok Zelot adalah
pejuang-pejuang kemerdekaan Yahudi melawan orang- orang Roma pada awal abad
pertama Masehi dan dalam perang yang berakhir dengan kehancuran Yerusalem pada
tahun 70 Masehi.
d. Yesus
ternyata tidak memilih salah satu dari kelompok-kelompok atau aliran-aliran
tersebut di atas. Yesus
memilih aliran dan gerakan-Nya sendiri, yaitu mewartakan dan memberi kesaksian
tentang Kerajaan Allah. Dalam rangka mewartakan dan memberi kesaksian tentang
Kerajaan Allah, Yesus menyapa orang-orang miskin.
e. Walaupun
ia berasal dari kelompok kelas menengah, Yesus secara sosial bercampur dengan orang-orang yang
paling rendah dan menyamakan diri-Nya dengan mereka. Mereka adalah orang
miskin, buta, lumpuh, kusta, kerasukan setan (dikuasai oleh roh najis), pendosa,
pelacur, pemungut cukai,
rakyat gembel yang buta hukum, lintah darat, dan penjudi.
Mereka ini dianggap oleh orang Farisi sebagai sampah masyarakat yang harus
dibuang, tidak berguna atau najis. Mereka harus disingkirkan dari pergaulan
masyarakat, karena menyimpang dari hukum dan warisan adat- istiadat.
f.
Bersikap kritis terhadap media dan ideologi
tanpa tanggung jawab dan dasar yang kuat akan menyebabkan kita hanya ingin
tampil beda saja. Sebagai
murid Kristus, sikap kritis harus berdasar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kita harus mengkritisi berbagai media, cara pandang, dan ideologi yang
mempengaruhi kita agar kita menemukan kehidupan yang autentik (dapat dipercaya)
atau yang sejati.
g. Budaya
modern dengan berbagai teknologi, gaya hidup, dan ideologi cenderung tidak lagi
memusatkan nilai iman dan hanya sedikit memberi dukungan untuk menghayati iman
dalam kehidupan sehari-hari. Bersikap
kritis pada media dan berbagai ideologi menunjukkan bahwa kita mempunyai sikap
iman.
h. Sikap iman merupakan bentuk
sikap bagaimana kita menerima Allah dan kasih Allah yang diwahyukan kepada kita
dalam pribadi Yesus melalui komitmen-komitmen kita. Sikap kritis terhadap ideologi yang ada,
semestinya membuat kita mampu bertahan dan berkembang sebagai seorang Kristen
sejati di tengah-tengah dunia ini.
i.
Konsekuensi dan dasar dari hidup kritis adalah berani menyatukan diri
ke dalam perkembangan dunia, dan berani melepas apa yang “nikmat” dan menjadi
murid Kristus. Sikap
kritis mempunyai 3 proses dasar:
1) Berusaha memusatkan
diri pada perkembangan
nilai-nilai atau cita-cita yang kita anggap luhur.
2) Berusaha
memalingkan diri dari keegoisan dan mengarahkan segala perhatian kepada
kepentingan bersama.
3) Membuka
perhatian kepada hidup yang lebih sempurna, yaitu ke arah hidup Allah sendiri.
Ayat untuk Direnungkan:
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku,
tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. (Yoh. 6:38)
Refleksi.
Mari membaca puisi berikut
ini:
Pancasila Tetap Abadi
Kepakan Sayap Garuda
Menerbangkan Pancasila
Sudah cukup banyak nyawa yang
kita korbankan
Sudah cukup banyak tangis yang
kita dengarkan
Sudah cukup banyak darah dan
keringat yang kita sumbangkan
Hanya untuk satu kata
MERDEKA…!!!
Merdeka..
Mulai menyongsong lahirnya
ideologi Negara Suatu ideologi yang dapat menyatukan bangsa Puluhan bangsa dari
ribuan pulau di Nusantara Menjadi pilar berbangsa dan bernegara
Selamat datang Pancasila…
Ketika gunung sebesar apapun
bisa diruntuhkan Ketika batu sekeras apapun bisa dipecahkan Ketika besi sekuat
apapun bisa dipatahkan
Jangan harap kamu dapat
menghancurkan pancasila
Karena pancasila lebih dari
sakti dari itu semua
Lima dasar Negara yang
memiliki makna yang dalam
Makna yang kongkrit, kaku dan
mengikat
Memiliki simbol yang bermakna
kuat pada setiap sila
Terpampang kokoh pada dada
sang garuda
Garuda terbang jauh menyusuri
nusantara
Terbang membusungkan dadanya
yang kekar Membanggakan diri telah membawa pancasila Tidak ada yang bisa
menghalanginya
Terbang sampai ke penjuru
dunia
Sayapnya yang cantik pun tak
mampu menutupinya
Jangan kamu sia-siakan berjuta
nyawa
Jangan kamu sia-siakan berjuta
tangisan
Jangan kamu sia-siakan darah
yang telah tercurah Jangan kamu membunuh burung garuda kami Dengan sifat egois
dan pikiran yang sempit
Dia telah lahir menjadi pilar
bangsa Lahir dan tumbuh di tengah-tengah kita Tumbuh menjadi pemersatu bangsa
Indonesia Terbang terus burung garuda ku
Bawalah pancasila sampai ujung
dunia
Dan abadilah sampai akhir
hayat Sudah saatnya bangkit kembali Lipat lengan baju mu kawan Kepal tangan mu
yang kekar
Angkat tanganmu
setinggi-tingginya
Dan teriakkanlah kata
“PANCASILA”
Writerdesmon Mahasiswa
Sumber:https://www.idntimes.com/fiction/poetry/yohannedabutar/
pancasila-tetap-abadi-c1c2
Doa Penutup
Mazmur
141:1⎯10
Doa dalam Pencobaan
1Mazmur Daud. Ya
TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada
suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu!
2Biarlah doaku
adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti
persembahan korban pada waktu petang.
3Awasilah mulutku,
ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
4Jangan condongkan
hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang fasik
bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku
mengecap sedap-sedapan mereka.
5Biarlah orang
benar memalu dan menghukum aku, itulah kasih; tetapi janganlah minyak orang
fasik menghiasi kepalaku! Sungguh aku terus berdoa menentang
kejahatan-kejahatan mereka.
6Apabila mereka
diserahkan kepada hakim-hakimnya, maka mereka akan mendengar, bahwa
perkataan-perkataanku menyenangkan.
7Seperti batu yang
dibelah dan dihancurkan di tanah, demikianlah akan berhamburan tulang-tulang
mereka di mulut dunia orang mati.
8Tetapi
kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung,
jangan campakkan aku!
9Lindungilah aku
terhadap katupan jerat yang mereka pasang terhadap aku, dan dari perangkap
orang-orang yang melakukan kejahatan.
10Orang-orang fasik
akan jatuh serentak ke dalam jala mereka, tetapi aku melangkah lalu.
Kemuliaan kepada Bapa, dan
Putra, dan Roh Kudus,
Seperti pada permulaan,
sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.
Pertanyaan:
1. Ada
tiga godaan yang dialami oleh Yesus (mengubah batu menjadi roti; menjatuhkan
diri dari bumbungan/menara Bait Allah dan menyembah Iblis), apa arti ketiga
godaan tersebut?
2. Bagaimana
Yesus menghadapi aliran-aliran yang ada pada zaman-Nya?
3. Aliran
apa saja yang ada pada zaman Yesus?
4. Bagaimana
kita seharusnya menghadapi bermacam-macam aliran tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar