Cari Blog Ini

Senin, 11 Oktober 2021

BERSIKAP KRITIS TERHADAP IDEOLOGI DAN GAYA HIDUP YANG BERKEMBANG DEWASA INI

 BERSIKAP  KRITIS  TERHADAP  IDEOLOGI  DAN  GAYA  HIDUP YANG BERKEMBANG DEWASA INI

 

Gagasan Pokok

Perkembangan teknologi yang begitu luar biasa dewasa ini banyak memberikan tawaran  dalam  kehidupan  kita,  termasuk  didalamnya  bermacam-macam paham atau ideologi dan gaya hidup. Berhadapan dengan banyaknya tawaran tersebut diperlukan kedewasaan sikap sehingga kita tidak terlalu mudah dalam menjatuhkan pilihan tanpa kita tahu dengan benar apa yang dipilih. Terlebih seperti yang dialami oleh banyak kaum muda sekarang ini, tren apapun bentuknya mulai dari mode, musik, film, sampai pada berbagai gaya hidup lainnya, akan dengan mudah mereka ikuti. Hal ini disebabkan kaum remaja sedang dalam pencarian jati diri dan ingin selalu mencoba hal baru.

Fakta-fakta tersebut memperlihatkan bagaimana kerentanan kalangan generasi muda dari keterpengaruhan paham atau ideologi dan gaya hidup yang sedang ngetren baik secara langsung maupun melalui media online yang menjadi sangat populer akhir-akhir ini. Kaum muda sering dijadikan sasaran dari penyebaran dan perluasan ideologi atau paham-paham dan aliran. Karena itulah, upaya membentengi generasi muda dari keterpengaruhan ajaran dan ajakan kekerasan menjadi tugas bersama.

Ada tiga institusi sosial yang sangat penting untuk memerankan diri dalam melindungi generasi muda. Tiga institusi sosial itu adalah lembaga pendidikan, keluarga dan lingkungan atau komunitas. Pada subbab ini kita akan fokus pada dampak ideologi dan gaya hidup generasi muda, khususnya kaum remaja. Mereka perlu bersikap kritis terhadap derasnya tawaran ideologi dan gaya hidup yang berkembang dewasa ini, sehingga tidak salah dalam membuat pilihan.

Pengertian ideologi sendiri dapat diartikan sebagai sebuah sistem keyakinan yang akan memandu perilaku dan tindakan sosial. Dari bahasanya, ideologi berasal dari perpaduan dua istilah Yunani yaitu idein dan logos. Idein berarti memandang, melihat, ide, dan cita-cita, sementara Logos adalah logia atau ilmu. Dari perpaduan kata tersebut, ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.

Gaya Hidup (Bahasa Inggris: lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik: makan dan istirahat secara teratur, makan makanan 4 sehat 5 sempurna, dan lain-lain. Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak sepatutnya, makan sembarangan, dan lain-lain.

Berhadapan dengan ideologi dan gaya hidup pada zamannya, Yesus memberikan teladan yang cukup jelas. Sepanjang hidup-Nya, Yesus bertemu dengan berbagai orang yang menganut macam-macam ideologi, paham dan aliran, misalnya kaum Farisi, kaum Saduki, kaum Esseni, dan kaum Zelot. Dalam menghadapi berbagai ideologi, paham, dan aliran tersebut, Yesus sudah memiliki sikap kritis. Yesus tetap pada pilihan-Nya (opsi-Nya), yaitu Kerajaan Allah. Yesus juga pernah dihadapkan kepada berbagai tawaran yang menggiurkan, seperti jaminan sosial ekonomi, kekuasaan, dan kesenangan, tetapi Yesus tetap menolaknya (Lihat Matius 4:111). Pilihan (opsi) Yesus tetap pada mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah.

Pada zaman yang penuh tawaran ideologi, paham-paham, dan macam- macam godaan untuk berbagai jaminan sosial ekonomi dan politik serta kesenangan, kaum muda hendaknya membekali diri dengan sikap kritis, sehingga dapat menentukan pilihan dengan benar.

 

 

Doa Pembukaan

Doa Mohon Kehendak yang Kuat (PS 144)

Ya Allah, Engkau telah memberikan kehendak yang kuat pada Yesus, Tuhan kami. Tanpa takut atau goyah Ia berpegang pada kehendak-Mu meski harus menanggung pengurbanan yang berat. Takala digoda iblis, Ia tidak goyah. Demikian pula ketika harus menderita sengsara sampai mati. Bunda Maria pun Kauberikan kepada kami sebagai panutan yang berkehendak kuat. Berilah kami kehendak yang kuat, agar pada saat goyah kami tidak berbelok arah dan menyeleweng. Semoga kami tidak kecil hati menghadapi aneka kesulitan dan tantangan.

Allah, gunung batu kami, berilah kami kehendak yang kuat laksana batu karang yang tetap tegar meski tak henti diterpa gelombang. Semoga kami tetap teguh bila kami digoda untuk menyeleweng, bila kami dibujuk untuk menipu dan berlaku tidak jujur, bila kami digoda berlaku munafik, bila kami digoda untuk berbuat dosa, mencuri, berkhianat; terlebih bila kami dibujuk untuk mengkhianati Kasih-Mu.

Ya Allah, kekuatan kami, buatlah kami kuat seperti Yesus yang lebih suka mati daripada menyimpang dari kehendak-Mu. Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa.

Amin.

 

Mendalami Pengalaman-pengalaman Hidup Sehari-hari Berkaitan dengan Ideologi dan Gaya Hidup.

1.       Puisi tentang Ideologi:

Jangan Merubah Ideologi Bangsaku

Ini negara kami

Jangan di acak-acak

Jika tidak menyukainya

Pergilah saja

Tak usah dirubah-rubah Bentuk jenis apapun Ideologi bangsa tetap satu; Pancasila

Adalah kita

Bhinneka Tunggal Ika

Kokoh dalam persatuan

Jangan coba-coba menghancurkan

Ingatlah...!! Siapapun kamu

Tidak gentar menghadapi

Meskipun harus bertaruh nyawa

Surabaya 16 Agustus 2019

Sumber: https://www.kompasiana.com/rudyuswantoro/5d55f01a0d82305ee6376522/jangan-merubah-ideologi-bangsaku

 

 

2.       Puisi tentang Gaya Hidup Hedonis

Baikkah hedonisme? ya baik untuk orang tertentu saja. Benarkah hedonisme? ya benar untuk orang tertentu saja. Silahkan jalani jika itu paham sempurna menurut Anda. Tapi tak usah ajak diriku untuk menapaki.

Karena bagiku, hedonisme itu paham yang cacat, bagai memisahkan kepala dari kaki; hanya tentang satu sisi saja dari manusia. Mengganggap kesenangan dan kenikmatan pribadi sebagai tempat berlabuh; tujuan akhir perjalanan.

Jadinya,

menghindari hal yang tidak menyenangkan, menghindari tanggung jawab sosial.

Hanya mengejar materi,

paham orang-orang yang berlomba mengejar kekayaan pribadi;

individualisme. Tapi mengabaikan derita sosial.

Kusingkat saja.

Hedonisme itu membuat seseorang selalu haus kesenangan. Berpacu dalam waktu,

ingin merengkuh ‘kebahagiaan tertinggi’, tetapi tak akan pernah,

karena pijakannya rapuh; tak utuh.

(Catatan langit)

Sumber:https://www.kompasiana.com/armansyarif/ 5ca963aca8bc15622143f 755/perihal-hedonisme

 

Peneguhan

a.       Pengertian  ideologi  sendiri  dapat  diartikan  sebagai  sebuah  sistem keyakinan yang akan memandu perilaku dan tindakan sosial. Dari bahasanya, ideologi berasal dari perpaduan dua istilah Yunani yaitu idein dan logos. Idein berarti memandang, melihat, ide, dan cita-cita, sementara logos adalah logia atau ilmu. Dari perpaduan kata tersebut, ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.

Macam-macam ideologi:

1)    Nasionalisme

Nasionalisme dapat disebut semacam etno-sentrisme atau pandangan yang berpusat pada bangsa sendiri. Gejala seperti semangat nasionalisme, patriotisme, dan sebagainya. terdapat pada semua bangsa untuk menciptakan rasa setia kawan dari suatu kelompok yang senasib.

a)    Nasionalisme negatif atau nasionalisme sempit ialah nasionalisme yang mengagung-agungkan bangsa sendiri dan meremehkan/ menghina bangsa lain. (Right or Wrong My Country).

b)    Nasionalisme positif adalah nasionalisme yang mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa, sekaligus menghormati kemerdekaan dan kedaulatan bangsa lain!

2)    Marxisme

Marxisme ialah suatu kumpulan ajaran yang menjadi dasar sosialisme dan komunisme. Tujuan utama dari marxisme ialah menghapuskan kapitalisme yang dianggap menyengsarakan dan menjajah kaum proletar, yaitu kaum buruh/rakyat kecil.

Marxisme hanya percaya pada materi, tidak percaya pada dunia adikodrati, termasuk tidak percaya kepada Tuhan. Manusia merupakan satu unsur materi, suatu unsur yang sangat terbatas dalam proses perubahan keseluruhan umat manusia dan semesta alam. Maka, manusia dapat digunakan untuk tujuan marxisme itu. Jika manusia itu menjadi penghalang, maka ia dapat dilenyapkan.

Yang kiranya positif dari ideologi marxisme ini ialah perjuangan dan opsinya kepada kaum buruh/proletar. Hanya sayangnya, ideologi marxisme ini menghalalkan segala cara.

3)    Komunisme

Komunisme adalah anak dari marxisme. Komunisme mencita- citakan suatu sistem masyarakat di mana sarana-sarana produksi dilakukan berdasarkan asas bahwa setiap anggota masyarakat dapat memperoleh hasil sesuai dengan kebutuhan. Cita-cita komunisme ini praktis diperjuangkan dan dimonopoli oleh partai komunis.

4)    Teokrasi

Teokrasi merupakan sebuah paham yang menghendaki agama menguasai masyarakat politis. Dalam hal ini, pemerintahan dianggap melakukan kehendak ilahi seperti diwahyukan menurut kepercayaan agama tertentu. Negara adalah negara agama. Segala bentuk teokrasi bersifat statis-konservatif, karena hukum agama dipandang tetap.

5)    Liberalisme

Liberalisme adalah suatu paham dan gerakan yang memperjuangkan kebebasan dari penindasan apapun.

Namun, kebebasan itu dapat memberi peluang bagi yang kuat untuk menekan yang lemah dan yang kaya memeras yang miskin. Oleh sebab itu, liberalisme di Indonesia sering berkonotasi negatif.

6)    Neo-Liberalisme ialah paham yang berkembang dewasa ini dalam hubungannya dengan globalisasi dan pasar bebas, yang akan dikuasai oleh mereka yang kuat secara ekonomis dan politis. Neo-Liberalisme mempunyai konotasi negatif untuk negara-negara yang sedang berkembang.

7)    Kapitalisme

Ideologi kapitalisme menekankan kepada penguasaan modal oleh pihak swasta yang di mana negara tidak berhak mengatur dan membuat undang-undang yang dapat mempersulit jalannya usaha mereka.

8)    Femininisme

Ideologi ini merupakan ideologi yang menitikberatkan kepada kesetaraan hak serta kewajiban bagi perempuan. Kesetaraan tersebut meliputi hak ekonomi, politik, sosial, budaya, ruang pribadi, dan ruang publik. Tujuan utama dari ideologi ini adalah memperjuangkan hak perempuan yang dahulu kala tidak boleh bersekolah, berpolitik, dan lain sebagainya

9)    Pancasila

Kita sebagai bangsa Indonesia berideologi “Pancasila” daam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejatinya, Pancasila yang berasal dari bahasa Sanskerta terdiri dari dua kata, yakni panca dan sila. Panca berarti lima dan sila artinya prinsip. Jika diartikan secara menyeluruh, Pancasila berarti pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai ideologi negara, Pancasila juga dapat diartikan sebagai landasan fundamental dalam kehidupan. Dengan kata lain, Pancasila memuat nilai dan norma yang bisa dijadikan pedoman untuk berperilaku.

 

b.      Gaya Hidup (Bahasa Inggris: lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik: makan dan istirahat secara teratur, makan makanan 4 sehat 5 sempurna, dan lain-lain. Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak sepatutnya, makan sembarangan, dan lain-lain.

Macam-macam gaya hidup yang berkembang dalam masyarakat kita misalnya:

1)    Budaya Materialistik dan Hedonistik

Budaya materialistik dan hedonistik adalah hidup berlimpah materi dan berkesenangan. Manusia diukur dari apa yang dia miliki (rumah, mobil, dan sebagainya), bukan karakter. Pengorbanan, menanggung penderitaan, askese dan tapa, kesederhanaan dan kerelaan untuk melepaskan nikmat demi cita-cita luhur tidak mempunyai tempat dalam budaya materialistik dan hedonistik. Budaya materialistik dan hedonistik itu antara lain melahirkan sikap konsumerisme.

2)    Konsumerisme

Sikap orang yang terdorong untuk terus-menerus menambahkan tingkat konsumsi, bukan karena konsumsi itu dibutuhkan, melainkan lebih demi status yang dianggap akan diperoleh melalui konsumsi tinggi itu.

3)    Individualisme

Individualisme  umumnya  muncul  akibat  dari  perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang sedang berlangsung. Sikap individualistik ini umumnya muncul pada masyarakat yang hidup di kota, terutama pada masyarakat kelas menengah ke atas. Sikap individualistik ini umumnya jarang terjadi pada kaum petani, nelayan, tukang, dan pedagang tradisional yang pekerjaannya tidak terpisahkan dari kehidupan keluarga.

4)    Gaya hidup modern

Hidup dalam keluarga dan pekerjaan semakin tidak ada sangkut- pautnya satu sama yang lain. Pagi hari ayah secara fisik dan emosional meninggalkan rumah dan keluarganya, selama delapan sampai sebelas jam, menyibukkan diri dengan pekerjaannya di kantor. Apabila pulang malam hari jika tidak membawa pekerjaan kantor, barulah tersedia waktunya bagi keluarganya. Dengan demikian, budaya kampung, ketetanggaan dan kekeluargaan dalam arti luas berubah. Orang menjadi individualistik dan privatistik.

5)    Pluralisme

Pluralisme berarti bahwa orang dari berbagai suku, daerah, agama, keyakinan religius, dan politik bercampur-baur di kampung- kampung, di tempat kerja, kendaraan umum, di rumah sakit, dan di mana pun juga; tidak ada masyarakat yang tertutup dan tradisional murni. Dengan kata lain, kontrol sosial terhadap pelaksanaan keagamaan  dan  hidup  bermasyarakat  rakyat makin  berkurang. Lingkungan sosial semakin tidak menentukan lagi dalam hal agama, keyakinan, politik, atau kepercayaan. Orang menentukan sendiri  keterlibatan  dalam  bidang-bidang  tersebut.  Dalam  arti ini, agama menjadi urusan pribadi seseorang, bukan urusan masyarakat atau pemerintah. Orang tidak harus mengetahui dan tidak mempedulikan kepercayaan tetangganya.

6)    Fundamentalisme

Gerakan fundamentalisme sekarang banyak muncul, baik di negara- negara berkembang maupun di negara-negara maju. Gerakan fundamentalisme ini umumnya muncul karena adanya suatu tekanan atau ketidakpuasan terhadap kelompok tertentu atau negara tertentu. Gerakan-gerakan fundamentalisme ini umumnya berkedok agama atau kepentingan politik tertentu, seperti yang kita alami di negeri kita saat ini. Selain fundamentalisme agama dan politik, ada juga fundamentalisme yang bersifat non-agama, misalnya sukuisme, nasionalisme, dan sebagainya.

c.       Bagi kaum muda sekarang ini, gaya hidup atau tren apapun bentuknya mulai dari mode, musik, film, sampai pada berbagai gaya hidup lainnya, hingga perangkat teknologi, tak bisa dilepaskan pengaruhnya bagi kita. Tingkatan pengaruhnya sangat tergantung pada kedewasaan kita dalam menjalani dan menentukan pilihan.

d.      Kita harus bersikap kritis terhadap tren-tren yang sedang berkembang pesat pada saat ini. Tren-tren yang sangat pesat berkembang antara lain:              materialisme, konsumerisme, individualisme,    pluralisme, fundamentalisme, dan sebagainya. Gaya hidup ataupun tren yang berkembang dewasa ini sangat mempengaruhi kaum muda dalam usaha pencarian identitasnya.

 

Mendalami Ajaran Kitab Suci Berkaitan dengan Tawaran Ideologi Maupun Gaya Hidup yang Berkembang Dewasa Ini.

a.    Pencobaan di Padang Gurun (Mat 4:111)

1Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.

2Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

3Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.”

4Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

5Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,

6lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat- malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.”

7Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”

8Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,

9dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.”

10Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

11Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

 

b.    Pertanyaan Orang Saduki tentang Kebangkitan (Mat 22:2333)

23Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:

24“Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.

25Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya.

26Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.

27Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.

28Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia.”

29Yesus menjawab mereka: “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!

30Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.

31Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang

difirmankan Allah, ketika Ia bersabda:

32Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.”

33Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.

 

c.     Yesus Mengecam Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi (Mat 23:133)

1Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:

2“Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.

3Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

4Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

5Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;

6mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;

7mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

8Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.

9Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.

10Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.

11Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

12Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

13Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

14(Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.)

15Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang- orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

16Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.

17Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?

18Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.

19Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

20Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.

21Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.

22Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.

23Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

24Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.

25Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.

26Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.

27Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang- orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.

28Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

29Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang- orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh

30dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.

31Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.

32Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!

33Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?

 

Peneguhan

a.    Sesudah Yesus berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun, secara fisik Yesus lemah. Kondisi “lemah” tersebut dimanfaatkan oleh  iblis  untuk  mencobai  Yesus.  Ia  mencobai  Yesus  dengan menawarkan hal-hal yang menggiurkan (lihat Mat 4:1-11).

1)      Yesus   digoda   untuk   menyalahgunakan   kedudukan-Nya sebagai Anak Allah dengan membuat keajaiban yang dapat membuktikan diri-Nya sebagai Anak Allah. Di samping itu, dalam godaan yang pertama Yesus juga digoda untuk lebih mementingkan “harta”, mencari "jalan pintas” dan "kenikmatan hidup”

2)      Yesus digoda dalam hal iman, membuat keajaiban dan ketenaran .

3)      Yesus digoda untuk berkuasa atau untuk menguasai dunia menurut kehendak Iblis, yang menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kuasanya.

b.    Godaan-godaan iblis bertujuan agar Yesus menggagalkan pilihan (opsi) mewartakan Kerajaan Allah, dan supaya Yesus menyibukkan diri dengan jaminan sosial, ekonomi, kekuasaan, dan kesenangan. Yesus menolaknya, bukan karena hal-hal itu jelek, tetapi karena ada hal yang lebih pokok, yaitu Kerajaan Allah!

c.     Yesus bersikap kritis terhadap ideologi dan aliran pada zaman-Nya.

Waktu Yesus hidup di Palestina telah ada berbagai kelompok dan aliran, misalnya:

1)    Farisi. (dari kata Ibrani Pharesees = terpisah). Kelompok Farisi adalah kelompok orang-orang Yahudi saleh yang menerima hukum tertulis dan lisan dan dengan amat teliti menaati berbagai macam kewajiban. Mereka mengecam Yesus karena Ia mengampuni dosa, melanggar peraturan Sabat, dan bergaul dengan pendosa. Sebaliknya, Yesus melawan sikap legalisme lahirilah dan formalisme pembenaran diri mereka. Mereka bekerja sama dengan para Saduki (lawan mereka) untuk membunuh Yesus.

2)    Saduki.  Kata Saduki berasal dari bahasa Yunani saddoukaios, dari kata Aram Zaddaqaya berasal dari nama pribadi Imam Besar, yaitu Sadoq (Yun: Sadok) yang memiliki nama asal Ibrani Syaddiq yang berarti benar, adil. Para keturunan Sadoq berpengaruh besar pada kaum imam Yerusalem, sehingga mereka tidak disebut anak-anak Harun lagi, melainkan anak-anak Sadoq. Kelompok Saduki merupakan salah satu kelompok politik Palestina zaman Yesus. Mereka mempunyai pengaruh besar dalam bidang politik. Mereka berhubungan erat dengan para Imam Agung, kaum ningrat, dan golongan konservatif. Dalam hal agama, mereka menolak tradisi lisan, kebangkitan orang mati, dan adanya malaikat. Mereka menentang Yesus dan bersama para Farisi mengusahakan penyaliban Yesus, karena Yesus dianggap mengancam kedudukan politis dan kepentingan mereka.

3)    Eseni. Kata Eseni berasal dari bahasa Aram hasin yang berarti saleh. Dalam bahasa Yunani disebut essenoi. Kelompok Eseni ini menganggap diri sebagai orang terpilih dari antara orang-orang saleh. Mereka hidup bermatiraga melaksanakan Hukum Taurat dengan sangat ketat, hidup berkelompok tanpa milik pribadi, dan sebagian dari mereka tidak menikah. Mereka hidup demikian karena yakin bahwa mereka akan bangkit dan hidup pada akhir zaman, waktu di mana hampir semua orang menjadi murtad termasuk pimpinan bangsa dan imam-imam Yahudi.

4)    Zelot. Kata Zelot berarti “bersemangat”. Kaum Zelot dapat berarti: pembela hukum, orang bersemangat. Kelompok Zelot adalah pejuang-pejuang kemerdekaan Yahudi melawan orang- orang Roma pada awal abad pertama Masehi dan dalam perang yang berakhir dengan kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi.

d.    Yesus ternyata tidak memilih salah satu dari kelompok-kelompok atau aliran-aliran tersebut di atas. Yesus memilih aliran dan gerakan-Nya sendiri, yaitu mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah. Dalam rangka mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah, Yesus menyapa orang-orang miskin.

e.    Walaupun ia berasal dari kelompok kelas menengah, Yesus secara sosial bercampur dengan orang-orang yang paling rendah dan menyamakan diri-Nya dengan mereka. Mereka adalah orang miskin, buta, lumpuh, kusta, kerasukan setan (dikuasai oleh roh najis),  pendosa,  pelacur,  pemungut  cukai,  rakyat  gembel  yang buta hukum, lintah darat, dan penjudi. Mereka ini dianggap oleh orang Farisi sebagai sampah masyarakat yang harus dibuang, tidak berguna atau najis. Mereka harus disingkirkan dari pergaulan masyarakat, karena menyimpang dari hukum dan warisan adat- istiadat.

f.     Bersikap kritis terhadap media dan ideologi tanpa tanggung jawab dan dasar yang kuat akan menyebabkan kita hanya ingin tampil beda saja. Sebagai murid Kristus, sikap kritis harus berdasar dan dapat dipertanggungjawabkan. Kita harus mengkritisi berbagai media, cara pandang, dan ideologi yang mempengaruhi kita agar kita menemukan kehidupan yang autentik (dapat dipercaya) atau yang sejati.

g.    Budaya modern dengan berbagai teknologi, gaya hidup, dan ideologi cenderung tidak lagi memusatkan nilai iman dan hanya sedikit memberi dukungan untuk menghayati iman dalam kehidupan sehari-hari. Bersikap kritis pada media dan berbagai ideologi menunjukkan bahwa kita mempunyai sikap iman.

h.    Sikap iman merupakan bentuk sikap bagaimana kita menerima Allah dan kasih Allah yang diwahyukan kepada kita dalam pribadi Yesus melalui komitmen-komitmen kita.   Sikap kritis terhadap ideologi yang ada, semestinya membuat kita mampu bertahan dan berkembang sebagai seorang Kristen sejati di tengah-tengah dunia ini.

i.      Konsekuensi dan dasar dari hidup kritis adalah berani menyatukan diri ke dalam perkembangan dunia, dan berani melepas apa yang “nikmat” dan menjadi murid Kristus. Sikap kritis mempunyai 3 proses dasar:

1)    Berusaha  memusatkan  diri  pada  perkembangan  nilai-nilai atau cita-cita yang kita anggap luhur.

2)    Berusaha memalingkan diri dari keegoisan dan mengarahkan segala perhatian kepada kepentingan bersama.

3)    Membuka perhatian kepada hidup yang lebih sempurna, yaitu ke arah hidup Allah sendiri.

 

Ayat untuk Direnungkan:

Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. (Yoh. 6:38)

 

Refleksi.

Mari membaca puisi berikut ini:

Pancasila Tetap Abadi

Kepakan Sayap Garuda Menerbangkan Pancasila

Sudah cukup banyak nyawa yang kita korbankan

Sudah cukup banyak tangis yang kita dengarkan

Sudah cukup banyak darah dan keringat yang kita sumbangkan

Hanya untuk satu kata

MERDEKA…!!!

Merdeka..

Mulai menyongsong lahirnya ideologi Negara Suatu ideologi yang dapat menyatukan bangsa Puluhan bangsa dari ribuan pulau di Nusantara Menjadi pilar berbangsa dan bernegara

Selamat datang Pancasila…

Ketika gunung sebesar apapun bisa diruntuhkan Ketika batu sekeras apapun bisa dipecahkan Ketika besi sekuat apapun bisa dipatahkan

Jangan harap kamu dapat menghancurkan pancasila

Karena pancasila lebih dari sakti dari itu semua

Lima dasar Negara yang memiliki makna yang dalam

Makna yang kongkrit, kaku dan mengikat

Memiliki simbol yang bermakna kuat pada setiap sila

Terpampang kokoh pada dada sang garuda

Garuda terbang jauh menyusuri nusantara

Terbang membusungkan dadanya yang kekar Membanggakan diri telah membawa pancasila Tidak ada yang bisa menghalanginya

Terbang sampai ke penjuru dunia

Sayapnya yang cantik pun tak mampu menutupinya

Jangan kamu sia-siakan berjuta nyawa

Jangan kamu sia-siakan berjuta tangisan

Jangan kamu sia-siakan darah yang telah tercurah Jangan kamu membunuh burung garuda kami Dengan sifat egois dan pikiran yang sempit

Dia telah lahir menjadi pilar bangsa Lahir dan tumbuh di tengah-tengah kita Tumbuh menjadi pemersatu bangsa Indonesia Terbang terus burung garuda ku

Bawalah pancasila sampai ujung dunia

Dan abadilah sampai akhir hayat Sudah saatnya bangkit kembali Lipat lengan baju mu kawan Kepal tangan mu yang kekar

Angkat tanganmu setinggi-tingginya

Dan teriakkanlah kata “PANCASILA”

Writerdesmon Mahasiswa Sumber:https://www.idntimes.com/fiction/poetry/yohannedabutar/

pancasila-tetap-abadi-c1c2

 

Doa Penutup

Mazmur 141:110

Doa dalam Pencobaan

1Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu!

2Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.

3Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!

4Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.

5Biarlah orang benar memalu dan menghukum aku, itulah kasih; tetapi janganlah minyak orang fasik menghiasi kepalaku! Sungguh aku terus berdoa menentang kejahatan-kejahatan mereka.

6Apabila mereka diserahkan kepada hakim-hakimnya, maka mereka akan mendengar, bahwa perkataan-perkataanku menyenangkan.

7Seperti batu yang dibelah dan dihancurkan di tanah, demikianlah akan berhamburan tulang-tulang mereka di mulut dunia orang mati.

8Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!

9Lindungilah aku terhadap katupan jerat yang mereka pasang terhadap aku, dan dari perangkap orang-orang yang melakukan kejahatan.

10Orang-orang fasik akan jatuh serentak ke dalam jala mereka, tetapi aku melangkah lalu.

Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.

 

 

Pertanyaan:

1.    Ada tiga godaan yang dialami oleh Yesus (mengubah batu menjadi roti; menjatuhkan diri dari bumbungan/menara Bait Allah dan menyembah Iblis), apa arti ketiga godaan tersebut?

2.    Bagaimana Yesus menghadapi aliran-aliran yang ada pada zaman-Nya?

3.    Aliran apa saja yang ada pada zaman Yesus?

4.    Bagaimana kita seharusnya menghadapi bermacam-macam aliran tersebut?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar