Cari Blog Ini

Senin, 11 Oktober 2021

GEREJA YANG MEWARTAKAN (KERYGMA)

 

GEREJA YANG MEWARTAKAN (KERYGMA)

Doa Pembukaan

Ya Allah yang Mahakuasa, sebelum meninggalkan dunia ini Yesus Kristus Sang Putra bersabda kepada para murid: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu”. Ya Bapa, bersabdalah juga kepada kami saat ini agar kami Kau-mampukan untuk mendalami materi dalam pertemuan ini dengan tulus ikhlas. Ya Allah anugerahkanlah juga kepada kami akal budi yang bijaksana dan hati yang mencintai agar kami rela membaktikan diri untuk terlibat aktif dalam karya pewartaan Gereja. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

 

Pemikiran Dasar

Kita (Gereja) pasti telah mendengar dan membaca firman Tuhan Yesus,“Pergilah jadikanlah   semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu” (Mat. 28,19-20). Lebih jelas lagi dalam Markus 16, 15-16:  “Pergilah  ke  seluruh  dunia,  beritakanlah  Injil  kepada  segala  makhluk.  Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”. Firman ini tidak hanya berlaku pada zaman para rasul saja, tetapi juga bagi kita semua pengikut Kristus Yesus  pada zaman modern ini, bahwa kita wajib untuk mewartakan injil, tentu  saja dengan cara yang berbeda-beda.

De facto bahwa kabar keselamatan Allah telah diwartakan oleh Gereja dengan setia dari dulu hingga sekarang lewat berbagai cara sesuai dengan peranan dan kedudukann masing-masing umat beriman. Salah satu tugas terpenting dan utama para Uskup adalah pewartaan Injil. Sebab, para Uskup adalah pewarta iman yang mengantarkan murid-murid baru kepada Kristus. Para Uskup adalah pengajar yang otentik dan pengemban kewibawaan Kristus. Artinya, para Uskup mewartakan kepada umat yang diserahkan kepadanya iman yang harus dipercaya dan diterapkan dalam perilaku manusia. Para Uskup membuat iman itu berbuah, dan dengan waspada menanggulangi kesesatan-kesesatan yang mengancam umatnya. Kaum beriman wajib menyambut dengan baik ajaran para uskup mereka tentang iman dan kesusilaan yang disampaikan atas nama Kristus dan mematuhinya dengan ketaatan hati yang suci (bdk. Lumen Gentium, Art. 25). Tugas pewartaan pada dasarnya adalah tugas hierarki, namun para awam dapat berpartisipasi dalam tugas ini. Pewartaan awam  lebih  dalam  bentuk  kesaksian  hidup.  Ciri  khas  dan  keistimewaan  kaum awam adalah sifat keduniaannya. Berdasarkan panggilan mereka, kaum awam wajib mencari Kerajaan Allah dengan menguasai hal-hal yang fana dan mengaturnya seturut kehendak Allah. Kaum awam memancarkan iman, harapan, dan cinta kasih terutama dengan kesaksian hidup mereka, serta menampakkan Kristus kepada semua orang (bdk. Lumen Gentium, Art. 31).

Melalui pelajaran ini, kita dapat memahami tugas pewartaan Gereja dan dengan demikian dapat terlibat dalam tugas ini, khususnya dengan kesaksian hidup mereka. Sebagai bagian dari umat awam, kita  menjadi bentara yang ikut  bertanggung jawab dalam pewarta iman. Peserta didik juga diharapkan tanpa ragu-ragu memadukan pengakuan iman dengan penghayatan iman. Pewartaan Injil yang disampaikan dengan kesaksian hidup dan kata-kata memperoleh ciri khas dan daya guna istimewa justru karena dijalankan dalam keadaan-keadaan biasa dunia ini (bdk. Lumen Gentium, Art. 35).

 

Mendalami Makna Tugas Gereja Mewartakan

Simaklah puisi berikut ini:

Misi Berarti Meninggalkan!

Misi berarti meninggalkan, pergi,

melepas segala sesuatu, keluar dari diri sendiri, memecah dinding keegoisan, yang memenjarakan kita, dalam ke”AKU”an

Misi berarti berhenti berkisar pada diri sendiri

seolah-olah kita adalah pusat dunia dan kehidupan

Misi berarti menolak terikat

pada masalah-masalah dunia yang kecil

dimana kita termasuk didalamnya:

Kemanusiaan itu jauh lebih besar.

Misi selalu berarti meninggalkan tetapi tidak selalu

Mengadakan perjalanan.

Di atas semua itu, misi berarti

membuka diri sendiri bagi sesama,

sebagai saudara dan saudari,

menemukan mereka,

menjumpai mereka.

Dan jika, untuk menemukan mereka dan mencintai mereka

perlu menyeberangi lautan

dan terbang mengarungi cakrawala

maka, misi berarti

pergi sampai ke ujung dunia.

(Uskup Agung Helder Camara)

 

Mendalami Ajaran Kitab Suci tentang Perutusan Murid-Murid Yesus

Perintah untuk Memberitakan Injil (Mat 28: 16-20)

16Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. 19Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

 

Membaca Dokumen Ajaran Gereja tentang Tugas Pewartaan (Kerygma)

Sebab seperti Putera diutus oleh Bapa, begitu pula Ia sendiri mengutus para Rasul (lih. Yoh 20:21), sabda-Nya: “Pergilah, ajarilah semua bangsa, dan babtislah mereka atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka menaati segala sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat 28:19-20). Perintah resmi Kristus itu mewartakan kebenaran yang menyelamatkan itu oleh Gereja diterima dari para Rasul, dan harus dilaksanakan sampai ujung bumi (lih. Kis 1:8). Maka Gereja mengambil alih sabda Rasul: “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!” (1Kor 9:16). Maka dari itu gereja terus-menerus mengutus para pewarta, sampai Gereja-Gereja baru terbentuk sepenuhnya, dan mereka sendiri-pun melanjutkan karya pewartaan Injil. Sebab Gereja didorong oleh Roh Kudus untuk ikut mengusahakan, agar rencana Allah, yang menetapkan Kristus sebagai azas keselamatan bagi seluruh dunia, terlaksana secara efektif. Dengan mewartakan Injil Gereja mengundang mereka yang mendengarnya kepada iman dan pengakuan iman, menyiapkan mereka untuk menerima babtis, membebaskan mereka dari perbudakan kesesatan, dan menyaturagakan mereka kedalam Kristus, supaya karena cinta kasih mereka bertumbuh ke arah Dia hingga kepenuhannya. Dengan usaha-usahanya Gereja menyebabkan, bahwa segala kebaikan yang tertaburkan dalam hati serta budi orang-orang, atau dalam upacara- upacara dan kebudayaan para bangsa sendiri, bukan saja tidak hilang, melainkan disehatkan, diangkat dan disempurnakan demi kemuliaan Allah, demi tersipu- sipunya setan dan kebahagiaan manusia. Setiap murid Kristus mengemban beban untuk menyiarkan iman sekadar kemampuannya. Setiap orang dapat membabtis orang beriman. Tetapi tugas Imamlah melaksanakan pembangunan Tubuh Kristus dengan mempersembahkan korban Ekaristi. Dengan demikian terpenuhilah sabda Allah melalui nabi: “Dari terbitnya matahari sampai terbenamnya besarlah nama- Ku diantara para bangsa, dan disetiap tempat dikorbankan dan dipersembahkanlah persembahan murni kepada nama-Ku” (Mal 1:11). Begitulah Gereja sekaligus berdoa dan berkarya, agar kepenuhan dunia seluruhnya beralih menjadi Umat Allah, Tubuh Tuhan dan Kenisah Roh Kudus, dan supaya dalam Kristus, Kepala semua orang, di persembahkan kepada Sang Pencipta dan Bapa semesta alam segala hormat dan kemuliaan (LG. art. 17)


 

Penjelasan

Tugas Mewartakan

Dalam diri Yesus dari Nasaret, sabda Allah tampak secara konkret manusiawi. Penampakan itu merupakan puncak seluruh sejarah pewahyuan sabda Allah. Tetapi oleh karena sabda itu sudah menjelmakan diri dalam sejarah dan tidak dapat tinggal dalam sejarah untuk selamanya, untuk mempertahankan hasilnya bagi semua orang, sabda itu harus menciptakan bentuk-bentuk lain, yang di dalamnya sabda itu dapat hadir dan berbicara.

Ada tiga bentuk sabda Allah dalam Gereja.

1. Sabda/pewartaan para rasul sebagai daya yang membangun Gereja.

2. Sabda Allah dalam Kitab Suci sebagai kesaksian normatif.

3. Sabda Allah dalam pewartaan aktual Gereja sepanjang zaman.

Tiga bentuk pewartaan tersebut di atas saling berhubungan satu sama lain. Pewartaan aktual Gereja masa kini berdasarkan dan merupakan kesinambungan dari pewartaan para rasul dan pewartaan Kitab Suci yang diwariskan kepada kita. Ada perbedaan antara sabda Allah dalam ajaran para rasul dan Alkitab dan sabda Allah dalam pewartaan aktual Gereja. Oleh karena wahyu selesai dengan kematian para rasul, maka dasar normatif juga sudah diletakkan. Segala pewartaan selanjutnya tergantung pada norma itu. Tugas pewartaan tidak lain adalah mengaktualisasi apa yang disampaikan Allah dalam Kristus sebagaimana diwartakan para rasul.Dengan demikian, sabda Allah sungguh datang kepada manusia dan menyelamatkan mereka yang mendengarkan dan melaksanakan pewartaan Gereja. Pewartaan sabda Allah oleh Gereja bukan hanya sekedar informasi mengenai Allah dan Yesus Kristus, melainkan sungguh- sungguh menghadirkan Kristus yang mulia. Di dalamnya Kristus menyelamatkan, menyembuhkan hati dari setiap orang yang mendengar dan membuka diri terhadap sabda yang disampaikan itu. Kristus membebaskan kita dari dosa melalui sabda-Nya.

Dalam mewartakan sabda Allah, kita dapat mewartakannya secara verbal melalui kata-kata (kerygma), tetapi juga dengan tindakan (martyria).

Pewartaan verbal (kerygma) pada dasarnya merupakan tugas hierarki, tetapi para awam diharapkan untuk berpartisipasi dalam tugas ini, misalnya sebagai katekis, guru agama, fasilitator pendalaman Kitab Suci, dsb. Bentuk-bentuk pewartaan masa kini, antar lain:

1.       Kotbah atau Homili: Kotbah adalah pewartaan tematis. Homili adalah pewartaan yang berdasarkan suatu perikope Kitab Suci. Kedua-duanya merupakan pewartaan dari mimbar. Kotbah dan homili yang baik harus menyapa manusia. Walaupun secara lahiriah terjadi komunikasi satu arah, tetapi kotbah yang baik harus dapat menciptakan komunikasi dua arah secara batiniah.

2.       Pelajaran   Agama:   Dalam   pelajaran   agama   diharapkan   para   guru   agama mendampingi para siswa untuk menemukan makna hidupnya dalam terang Kitab Suci dan ajaran Gereja. Pelajaran agama adalah proses pergumulan hidup nyata dalam terang iman.

3.       Katekese Umat: Katekese umat adalah kegiatan suatu kelompok umat, dimana mereka aktif berkomunikasi untuk menafsirkan hidup nyata dalam terang Injil, yang diharapkan berkelanjutan dengan aksi nyata, sehingga dapat membawa perubahan dalam masyarakat ke arah yang lebih baik.

4.       Pendalaman Kitab Suci, dsb. Pendalaman Kitab Suci dapat dilakukan dalam keluarga, kelompok, atau pada kesempatan-kesempatan khusus seperti pada masa Prapaskah (APP), masa Adven, dan pada bulan Kitab Suci (September).

 

Tugas pewartaan mengaktualisasi sabda Tuhan yang disampaikan dalam Kristus sebagaimana diwartakan oleh para rasul. Usaha mengaktualisasi sabda Tuhan itu mengandaikan berbagai tuntutan yang harus dipenuhi. Ada dua tuntutan pewartaan sebagai berikut:

a.       Mendalami dan menghayati sabda Tuhan

Pengenalan dan penghayatan yang diwartakan adalah sabda Allah. Orang tidak dapat mewartakan sabda Allah dengan baik, jika ia sendiri tidak mengenal dan menghayatinya. Oleh sebab itu, kita hendaknya cukup mengenal, mengetahui, dan menghayati isi Kitab Suci, ajaran-ajaran resmi Gereja, dan keseluruhan tradisi Gereja, baik Gereja universal maupun Gereja lokal. Kita hendaknya senantiasa membekali diri dengan berbagai bacaan, penataran, dan macam-macam pembekalan lainnya.

b.      Mengenal umat/masyarakat konteksnya

Pengenalan latar belakang dari orang-orang yang kepadanya sabda Allah akan disampaikan tentu sangat penting. Kita harus mengenal jiwa dan budaya mereka.

Dengan kata lain, pewartaan kita harus sungguh menyapa para pendengarnya, harus inkulturatif. Karena itu, pengenalan dan kepekaan terhadap lingkup budaya seseorang atau masyarakat sangat dibutuhkan. Pengenalan akan lingkup budaya dapat kita timba dari berbagai bacaan dan keterlibatan kita yang utuh kepada manusia dan budayanya. Kita hendaknya “menyatu dengan mereka yang kepadanya kita akan mewartakan kabar gembira itu”.

 

Menghayati Tugas Pewartaan dalam Hidup Sehari- hari sebagai Orang Katolik.

Menyimak, Meresapi Pesan Paus Fransiskus

Berteguhlah dalam Iman

Ketika menghadapi aneka kesukaran dalam perutusan evangelisasi, mungkin kalian akan dicobai untuk berkata seperti nabi Yeremia: “Ah, Tuhan, aku tidak pandai bicara karena aku ini masih muda”. Tetapi Tuhan akan berkata kepada kalian juga: “Jangan katakan ‘aku ini masih muda’; tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, engkau harus pergi” (Yer 1:6-7). Kapan saja kalian merasa tidak cakap, tidak mampu dan rapuh dalam mewartakan dan memberi kesaksian iman, jangan takut. Evangelisasi bukanlah prakarsa kita. Evangelisasi tidak bergantung pada bakat-bakat kita. Evangelisasi adalah sebuah tanggapan yang setia dan taat pada panggilan Tuhan, dan karena itu bukan tergantung pada kekuatan kita melainkan pada kekuatan Tuhan. Santo Paulus mengetahui hal ini dari pengalaman: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari diri kami” (2Kor 4:7).

Untuk alasan ini, saya menyemangati kalian untuk membuat doa dan sakramen- sakramen sebagai pondasi kalian. Evangelisasi yang asli lahir dari doa dan dilanjutkan dengan doa. Kita pertama-tama harus bercakap-cakap  dengan Tuhan agar mampu bercakap-cakap tentang Tuhan.  Dalam doa, kita mempercayakan pada Tuhan, orang- orang, yang kepada mereka kita telah diutus, memohon Dia agar menjamah hati mereka. Kita mohon Roh Kudus untuk menjadikan kita alat-alat untuk keselamatan mereka. Kita mohon Kristus untuk menaruh kata-kata-Nya di bibir kita dan untuk menjadikan kita tanda-tanda cinta kasih-nya.

Secara lebih umum, kita berdoa bagi missi seluruh Gereja, seperti telah dengan jelas     diperintahkan Yesus: “Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat 9:38). Temukanlah dalam Perayaan Ekaristi, mata air kehidupan iman dan kesaksian Kristen, dengan cara berkala menghadiri perayaan ekaristi setiap minggu dan kapan saja kalian bisa hadir dalam sepekan. Datanglah ke Sakramen Tobat secara berkala.   Hal ini merupakan perjumpaan yang istimewa dengan belas kasih Allah saat Dia menyambut kita, mengampuni kita, memperbarui hati kita dalam cinta kasih. Berupayalah menerima Sakramen Penguatan atau Krisma, jika kalian belum menerimanya, dan persiapkanlah dengan penuh perhatian dan komitmen.   Sakramen Penguatan, seperti Sakramen Ekaristi,  ialah  sakramen  perutusan,  karena  memberikan  kepada  kita  kekuatan dan cinta kasih dari Roh Kudus untuk mengakui iman kita tanpa takut. Saya juga mendorong kalian untuk melaksanakan Adorasi Ekaristi. Menggunakan waktu untuk mendengarkan dan bercakap-cakap dengan   Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus menjadi  sumber semangat perutusan yang baru.

Jika kalian mengikuti jalan ini, Kristus sendiri akan memberikan pada kalian kemampuan untuk setia penuh terhadap sabda-Nya dan menjadi saksi yang   setia dan bersemangat atas Dia. Kadang-kadang kalian akan dipanggil untuk memberikan bukti dari ketekunanmu, khususnya ketika Sabda Allah menemui penolakan atau tentangan. Di wilayah-wilayah dunia tertentu, sebagian dari kalian menderita oleh fakta bahwa kalian tidak dapat menjalankan kesaksian publik atas iman kalian akan Kristus berhubung dengan kurangnya kebebasan agama. Beberapa teman telah membayar harga dari kenyataan bahwa mereka telah menjadi kepunyaan Gereja dengan nyawa mereka. Saya meminta kalian untuk tetap berteguh dalam iman, percaya bahwa Kristus ada di sisi kalian pada setiap pencobaan.   Kepada kalian pula Ia berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku, kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah,karena upahmu besar di sorga” (Mat 5:11-12).

Pesan Paus Fransiskus menjelang  WYD 2013

 

Doa Penutup

Ya Allah yang Maha bijaksana, Pujian dan syukur, kami haturkan kepada-Mu atas rahmat penyertaan-Mu dalam pertemuan ini. Kami telah Engkau segarkan dengan sabda perutusanMu, agar kami semakin terlibat aktif dalam karya-karya Gereja-Mu, terlebih karya pewartaan kabar

Sukacita-Mu. Kini kami mohon, bersabdalah kepada kami, utuslah kami Ya Allah. Kami siap mendengarkan, kami siap melaksanakan. Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

 

Pertanyaan:

1.       Sebutkan tiga bentuk sabda Allah dalam Gereja!

2.       Sebutkan 4 bentuk pewartaan masa kini!

3.       Sebutkan dan jelaskan dua tuntutan pewartaan!

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar