Cari Blog Ini

Senin, 02 Agustus 2021

GEREJA YANG SATU

Sifat-Sifat Gereja

GEREJA YANG SATU

 

DOA PEMBUKAAN

Ya Allah pokok keselamatan kami, Gereja-Mu telah menjadi tanda keselamatan bagi banyak jiwa di bumi ini. Kehadiran Gereja yang bersifat: Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik sebagaimana iman para Rasul yang telah kami imani sampai saat ini, kini telah menyatukan kami dan menjadi tanda  kehadiran-Mu  yang menguduskan  kami semua. Kami mohon  kepada-Mu ya Bapa, hadirlah dalam pertemuan  ini agar kami semakin mengenal, memahami teristimewa Gereja yang Satu serta selanjutnya dapat  mengamalkan kehendak-Mu sebagai anggota Gereja. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

 

A.       PENDAHULUAN

Ajaran tradisional Gereja Katolik menyebutkan bahwa sifat-sifat Gereja adalah :

a.       Satu

b.      Kudus

c.       Katolik

d.      Apostolik.

 

Apa sesungguhnya arti dan makna Gereja yang satu itu? Menurut Ensiklopedi Gereja, “Gereja adalah satu karena bersatu dalam iman, pembaptisan, perayaan ekaristi dan pimpinan di seluruh dunia. Kesatuan ini harus dibina, dijaga, dipelihara  dalam  semangat saling mengampuni  dan  menghormati.  Kesatuan ini bukan  keseragaman yang dipaksakan atau tidak mengindahkan  kebebasan wajar Gereja-gereja  partikular. Oleh karena itu ciri Gereja yang satu   menuntut  suatu communio dengan Gereja Roma atau sekurang-kurangnya tidak terpisah daripadanya (ex-communicatio).”

 

Gereja yang satu adalah Gereja yang percaya akan kehendak Allah, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, bahwa orang-orang beriman kepada Kristus hendaknya berhimpun menjadi Umat Allah (1Ptr 2:5-10) dan menjadi satu Tubuh (1Kor 12:12). Gereja Katolik percaya bahwa kesatuan itu menjadi begitu kokoh dan kuat karena secara historis bertolak dari penetapan Petrus sebagai penerima kunci Kerajaan Surga. Setelah Petrus menyatakan pengakuannya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, maka Yesuspun menyatakan akan mendirikan jemaat-Nya di atas batu karang yang alam maut tidak akan menguasainya (Mat 16:16-19). Demikianlah Petrus ditugaskan untuk menggembalakan domba-domba dengan cinta.

 

Secara historis juga menjadi bagian dari kepercayaan bahwa para Paus merupakan  pengganti Petrus (Paus yang pertama), yang memimpin Gereja bersama semua Uskup seluruh dunia secara kolegial disebut sebagai successio apostolica.  Konsili Vatikan II menegaskan corak kolegial tugas penggembalaan ini yang bertanggungjawab bagi pelakasanaan tugas-tugas Gereja: memimpin/melayani, mengajar, dan menguduskan.

 

 

B.      MARI MEMBACA KITAB SUCI

a)      1Petrus 2: 5-10

5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan  persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada- Nya, tidak akan dipermalukan.”

7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.”

8  Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.

9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan  perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat- Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

 

b)      1 Korintus 12:12

12  Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

 

c)       2 Timoteus 2:22

22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

 

d)      Efesus 4:3-6

3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:

4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,

5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,

6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

 

e)      Matius 16:16-19

16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”

17  Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

 

C.      MENGGALI AJARAN KITAB SUCI TENTANG MAKNA KESATUAN GEREJA

a)      Allah berkenan menghimpun  orang-orang yang beriman akan Kristus menjadi Umat Allah (lih. 1Ptr 2: 5-10) dan membuat  mereka menjadi satu tubuh  (lih. 1Kor 12: 12). Tetapi, bagaimana rencana Allah itu dilaksanakan oleh setiap orang Kristen? Semangat persatuan harus selalu dipupuk dan diperjuangkan oleh setiap orang Kristen itu sendiri.

b)      Kesatuan Gereja pertama-tama adalah kesatuan iman (lih. Ef 4: 3-6) yang mungkin dirumuskan dan diungkapkan secara berbeda-beda.

c)       Kristus memang mengangkat Petrus menjadi ketua para rasul, supaya kolegialitas para rasul tetap satu dan tidak terbagi. Di dalam diri Petrus, Kristus menetapkan asas dan dasar kesatuan iman serta persekutuan yang tetap kelihatan. Kesatuan ini tidak boleh dilihat pertama-tama  secara universal. Tidak hanya Paus tetapi masing-masing uskup  (pemimpin  Gereja lokal) menjadi  asas dan  dasar yang kelihatan dari kesatuan dalam Gereja.

d)      Kristus akan tetap mempersatukan  Gereja, tetapi dari pihak lain disadari pula bahwa perwujudan konkret harus diperjuangkan dan dikembangkan serta disempurnakan terus menerus. Oleh karena itu kesatuan iman mendorong semua orang Kristen supaya mencari “persekutuan” dengan semua saudara seiman.

e)      Kesatuan Gereja pertama-tama  harus diwujudkan dalam persekutuan  konkret antara orang beriman yang hidup bersama dalam satu negara atau daerah yang sama. Tuntutan  zaman dan  tantangan  masyarakat merupakan  dorongan  kuat untuk menggalang kesatuan iman dalam menghadapi tugas bersama. Kesatuan Gereja terarah  kepada kesatuan yang jauh melampaui batas-batas Gereja dan terarah kepada kesatuan semua orang yang “berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” (2Tim 2: 22).

f)        Kesatuan Gereja itu terungkap dalam:

1)      Kesatuan iman para anggotanya; Kesatuan iman ini bukan kesatuan yang statis, tetapi kesatuan yang dinamis. Iman adalah prinsip kesatuan batiniah Gereja.

2)      Kesatuan dalam pimpinannya, yaitu hierarki; Hierarki mempunyai tugas untuk mempersatukan umat. Hierarki sering dilihat sebagai prinsip  kesatuan lahiriah dari Gereja.

3)      Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan sakramental. Kebaktian dan sakramen-sakramen merupakan ekspresi simbolis dari kesatuan Gereja itu (lih. Ef 4: 3-6).

 

D.      MENGGALI AJARAN GEREJA TENTANG MAKNA KESATUAN GEREJA

KEGEMBIRAAN DAN  HARAPAN,  duka  dan  kecemasan  orang-orang  zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan  harapan,  duka dan  kecemasan para murid  Kristus juga. Tiada sesuatu pun  yang sungguh manusiawi, yang tak bergema di hati mereka. Sebab persekutuan  mereka  terdiri  dari  orang-orang,  yang dipersatukan  dalam  Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan mereka menuju Kerajaan Bapa, dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang. Maka persekutuan mereka itu mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya. (Gaudium et Spes (GS) artikel 1).

Penjelasan:

a.       Umat Katolik merupakan satu persekutuan dalam Roh Kudus. Umat terjalin satu sama lain dengan ikatan iman dan sarana-sarana rahmat yang sama. Persatuan umat turut mengusahakan persaudaraan, perdamaian dan cinta kasih serta pengembangan  kehidupan  manusia  yang lebih layak. Dengan demikian  umat turut menyumbangkan terwujudnya Kerajaan Allah.

b.      Semangat dan Roh Kristus adalah semangat dan Roh cinta kasih harus menjadi pendorong seluruh jajaran umat untuk mengabdi kepada persatuan, kesatuan dan solidaritas bangsa, untuk membina toleransi dan kerukunan, untuk mengikhtiarkan kepentingan umum dan turut membangun di segala sektor. Semuanya dilakukan sambil menghormati otonomi dunia  dalam terang cahaya Injil.

c.       Gereja itu Ilahi sekaligus insani, berasal dari Yesus dan berkembang dalam sejarah. Gereja itu bersifat dinamis, tidak sekali jadi dan statis. Oleh karena itu, kesatuan Gereja harus selalu diperjuangkan.

d.      Kita menyadari bahwa kenyataannya dalam Gereja sering terjadi perpecahan dan keretakan-keretakan. Perpecahan dan keretakan yang terjadi dalam Gereja itu tentu saja disebabkan oleh perbuatan manusia.

e.       Katekismus Gereja Katolik (KGK) menjelaskan bahwa Gereja itu satu, karena tiga alasan.

                                                               i.      Gereja itu satu menurut  asalnya, yang adalah Tritunggal Mahakudus, kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi - Bapa, Putra dan Roh Kudus.

                                                             ii.      Gereja itu satu menurut  pendiri-Nya, Yesus Kristus, yang telah mendamaikan  semua orang dengan Allah melalui darah-Nya  di salib.

                                                           iii.      Gereja itu satu menurut  jiwanya, yakni Roh Kudus, yang tinggal di hati umat beriman, yang menciptakan  persekutuan  umat  beriman, dan yang memenuhi serta membimbing seluruh Gereja (KGK art.813).

f.         “Kesatuan”  Gereja  juga  kelihatan  nyata.  Sebagai orang-orang Katolik, kita dipersatukan dalam pengakuan iman yang satu dan sama, dalam perayaan ibadat bersama  terutama   sakramen-sakramen,   dan  struktur   hierarkis  berdasarkan suksesi apostolik yang dilestarikan dan diwariskan melalui Sakramen Tahbisan Suci. Sebagai contoh, kita ikut ambil bagian dalam Misa di Surabaya, Larantuka, Alexandria, San Francisco, Moscow, Mexico City, Etiopia  atau  di  manapun, Misanya sama; bacaan-bacaan, tata perayaan, doa-doa, dan lain sebagainya terkecuali bahasa yang dipergunakan  dapat  berbeda - dirayakan  oleh orang- orang percaya yang sama-sama beriman Katolik, dan dipersembahkan oleh Imam yang dipersatukan dengan Uskupnya, yang dipersatukan dengan Bapa Suci, Paus, penerus tahta St. Petrus.

g.       Gereja  yang  satu  memiliki  kemajemukan  yang  luar  biasa.  Umat  beriman menjadi saksi iman dalam panggilan hidup  yang berbeda-beda dan beraneka bakat serta talenta, tetapi saling bekerjasama untuk meneruskan misi Tuhan kita. Keanekaragaman budaya dan tradisi memperkaya Gereja kita dalam ungkapan iman yang satu. Pada intinya, cinta kasih haruslah merasuki Gereja, sebab melalui cinta kasihlah para anggotanya saling dipersatukan dalam kebersamaan dan saling bekerjasama dalam persatuan yang harmonis.

 

E.       REFLEKSI

a.       Usaha-usaha  yang dapat digalakkan untuk menguatkan persatuan kita ke dalam adalah antara lain;

                                                               i.      Aktif berpartisipasi dalam kehidupan bergereja.

                                                             ii.      Berusaha setia dan taat kepada persekutuan umat, termasuk hierarki, dsb.

b.      Usaha-usaha yang dapat digalakkan untuk menguatkan persatuan antar-Gereja adalah antara lain;

                                                               i.      Lebih bersifat jujur dan terbuka kepada satu sama lain.

                                                             ii.      Lebih melihat kesamaan daripada perbedaan.

                                                           iii.      Mengadakan berbagai kegiatan sosial dan peribadatan bersama, dsb.

 

DOA PENUTUP

Terima kasih ya Tuhan  Yesus, juru  selamat kami atas pertemuan  ini, yang telah mengingatkan  kami  akan  sifat-sifat Gereja-Mu  yang  Satu, Kudus,  Katolik dan Apostolik sebagaimana iman  para Rasul. Kami mohon  ya Tuhan,  tambahkanlah kepada kami iman, agar kami semakin mampu untuk bersatu mempersiapkan masa depan kami dalam iman akan Yesus Sang Putera yang telah mendirikan Gereja bagi kami. Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin


1 komentar: