Cari Blog Ini

Senin, 13 September 2021

SUARA HATI (Bagian 2)

 

SUARA HATI (Bagian 2)

PEMBINAAN SUARA HATI

Suara hati dapat keliru dikarenakan:

1)      Suara hati tidak pernah dihiraukan, yakni:

Suara hati itu telah menunjukkan bahwa perbuatan itu buruk, tapi karena alasan tertentu perbuatan itu tetap dilakukan.

2)      Pengaruh emosi seperti malu, takut, marah, dan sebagainya.

Karena pengaruh emosi tertentu, seseorang tidak lagi melakukan pertimbangan baik buruk dalam bertindak.

3)      Kurangnya pendidikan nilai dalam keluarga, misalnya: kejujuran, pengampunan, peduli, dan lain-lain.

4)      Pengaruh lingkungan dan pandangan dalam masyarakat.

 

Suara hati dapat dibina dengan cara:

1)      Mengikuti suara hati dalam segala hal

a)                  Seseorang yang selalu berbuat sesuai dengan hati nuraninya, hati nurani akan semakin terang dan berwibawa.

b)                  Seseorang yang selalu mengikuti dorongan suara hati, keyakinannya akan menjadi sehat dan kuat. Dipercayai orang lain, karena memiliki hati yang murni dan mesra dengan Allah. “Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan memandang Allah.” (Matius 5:8).

2)      Mencari keterangan pada sumber yang baik

a)                  Dengan membaca: Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan buku-buku lain yang bermutu.

b)                  Dengan  bertanya  kepada  orang  yang  punya  pengetahuan/pengalaman dan dapat dipercaya

c)                   Ikut dalam kegiatan rohani, misalnya rekoleksi, retret, dan sebagainya.

d)                  Koreksi diri atau introspeksi

Koreksi   atas   diri   sangat   penting   untuk   dapat   selalu mengarahkan hidup kita.

3)      Menjaga kemurnian hati

a)                  Menjaga kemurnian hati terwujud dengan melepaskan emosi dan nafsu, serta tanpa pamrih, yang nampak dalam tiga hal:

                                                               i.      Maksud yang lurus (recta intentio): ia konsisten dengan apa yang direncanakan, tanpa dibelokkan ke kiri atau ke kanan.

                                                             ii.      Pengaturan  emosi  (ordinario  affectum):  ia  tidak menentukan keputusan secara emosional.

                                                           iii.      Pemurnian hati (purification cordis): tidak ada kepentingan pribadi atau maksud-maksud tertentu di balik keputusan yang diambil.

b)                  Hal ini dapat dilatih dengan penelitian batin, seperti merefleksikan rangkaian kata dan tindakan sepanjang hari itu, berdoa sebelum melakukan aktivitas, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar