SUARA HATI BAGIAN 3
SUARA HATI DALAM PANDANGAN KITAB SUCI DAN
AJARAN GEREJA
Doa Pembukaan
Doa
Mohon Kerendahan Hati (PS 141)
Allah yang Mahatinggi,
Putra-Mu Yesus telah memberikan teladan kerendahan hati yang tiada tara.
Walaupun Allah, Ia telah menghampakan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dengan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Terima kasih, ya Bapa, atas
teladan Yesus ini. Berilah kami semangat Yesus sendiri, agar dengan rendah hati
kami menganggap orang lain lebih utama daripada kami sendiri.
Bebaskanlah kami dari
kesombongan, dan berilah kami ketabahan kalau karena nama-Mu kami direndahkan.
Semoga kami tidak sakit hati kalau kami kurang di hargai atau kurang dihormati,
kalau kami diabaikan atau dilupakan. Sebaliknya, semoga kami ikut bahagia kalau
orang lain berhasil dan mendapat pujian serta penghargaan.
Ya Bapa, jadikanlah hati kami
seperti hati Yesus yang lembut dan rendah hati. Sebab Dialah Tuhan, pengantara
kami. Amin
Mendalami Kitab Suci
Roma 2:14–16
14Apabila
bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri
melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki
hukum Taurat, mereka menjadi
hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.
15Sebab dengan itu
mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut
bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
16Hal itu akan
nampak pada hari, bilamana Allah,
sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati
manusia, oleh Kristus
Yesus.
Mendalami Dokumen Konsili Vatikan II dan Katekismus Gereja Katolik
1. Gaudium
et Spes, art. 16
“Di lubuk
hati nuraninya, manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya
sendiri, melainkan harus ditaati. Suara hati itu selalu menyerukan
kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan menghindari apa
yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan dalam lubuk hatinya:
jalankan ini, elakkan itu. Sebab dalam hatinya, manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu,
dan menurut hukum itu pula ia
akan diadili.
Suara hati ialah inti manusia yang
paling rahasia, sanggar suci; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang
pesan-Nya menggema dalam hatinya. Berkat hati nurani dikenallah secara
ajaib hukum, yang dilaksanakan
dalam cinta kasih terhadap Allah dan terhadap sesama. Atas kesetiaan terhadap hati nurani,
umat Kristiani bergabung dengan sesama lainnya untuk mencari kebenaran, dan
untuk dalam kebenaran itu memecahkan sekian banyak persoalan moral, yang timbul
baik dalam hidup perorangan maupun dalam kehidupan kemasyarakatan.”
2. Katekismus
Gereja Katolik
a) No.
1778: Hati nurani adalah
keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret
yang ia rencanakan, sedang laksanakan, atau sudah laksanakan, baik atau buruk
secara moral. Dalam segala sesuatu yang ia katakan atau lakukan, manusia
berkewajiban mengikuti dengan seksama apa yang ia tahu, bahwa itu benar dan
tepat. Oleh keputusan hati nurani manusia mendengar dan mengenal penetapan
hukum ilahi.
b) No.
1779: Supaya dapat
mendengarkan dan mengikuti suara hati nurani, orang harus mengenal hatinya
sendiri. Upaya mencari kehidupan batin menjadi lebih penting lagi,
karena kehidupan sering kali mengalihkan perhatian kita dari setiap
pertimbangan, dari pemeriksaan diri atau dari introspeksi.
Peneguhan
a. Santo Paulus mengatakan kepada
kita bahwa dalam diri kita ada dua hukum, yaitu hukum Allah dan hukum dosa. Kedua hukum itu saling bertentangan.
Hukum Allah menuju kepada kebaikan, sedangkan hukum dosa menuju kepada
kejahatan. Santo Paulus menyadari bahwa selalu ada pergulatan antara yang baik
dan yang jahat dalam hati manusia (lihat Roma 7:13–26).
b. Dalam
GS art. 16 ditegaskan bahwa manusia
tidak boleh tunduk dan mengalah pada situasi yang membelenggu suara hati.
Dengan bantuan Roh Allah
kita dimampukan untuk mengalahkan kekuatan dahsyat yang menguasai suara hati
kita, yang oleh Santo Paulus dinamai kuasa/ keinginan daging.
c. Dalam
Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1778 ditekankan bahwa hati nurani adalah keputusan akal budi, di mana
manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret yang ia rencanakan, sedang
laksanakan, atau sudah laksanakan, baik atau buruk secara moral.” Dalam
segala sesuatu yang ia katakan atau lakukan, manusia berkewajiban mengikuti
dengan seksama apa yang ia tahu, bahwa itu benar dan tepat. Oleh keputusan hati
nurani manusia mendengar dan mengenal penetapan hukum ilahi. Suara hati
merupakan hukum yang diberikan oleh Allah dalam hati manusia.
d. Lewat hati nuraninya yang bersih,
setiap orang dipanggil untuk bekerja sama memecahkan persoalan-persoalan dalam
masyarakat, sehingga persoalan-persoalan dalam masyarakat seharusnya dipecahkan
pertama-tama melalui dialog yang dilandasi hati nurani, karena hati nurani
adalah hukum yang ditanam oleh Allah.
Langkah Ketiga: Refleksi dan
Aksi
1. Refleksi.
Harga Kejujuran
SATUHARAPAN.COM – Saat itu
saya sedang menunggu taksi di pinggir jalan raya. Beberapa waktu menunggu,
tiba-tiba sebuah taksi menepi dan berhenti tepat di depan saya. Seorang
penumpangnya, perempuan muda, keluar
dan menghampiri saya
untuk menanyakan letak
sebuah jalan di Jakarta Timur.
Karena bukan warga setempat dan tidak hapal nama- nama jalan, dengan didahului
permintaan maaf saya mengatakan tidak tahu. Bukannya terima kasih, perempuan
itu justru tidak mau menerima ketidaktahuan saya. ”Nggak tahu jalan berdiri di
sini!” katanya sambil meludah di depan saya.
Kejadian lain, di dalam sebuah
taksi, Sang Pengemudi minta tolong saya untuk menjawab HP yang baru saja
berbunyi. HP tersebut milik penumpang yang tertinggal. Ketika saya menghubungi
nomor yang baru saja misscall ke HP tersebut, orang yang menjawab panggilan
tersebut langsung memaki-maki dengan kata-kata kasar serta menuduh saya telah
mencuri HP miliknya.
Kata kunci dari dua kejadian
tadi adalah kejujuran.
Kisah pertama berkata jujur
dan kisah kedua berbuat jujur.
Meski tampaknya berbeda, hasilnya sama yaitu maki-makian dengan kata-kata
kasar, kemarahan dan penghinaan, bahkan tuduhan sebagai pencuri.
Apa pun resikonya, kejujuran harus kita junjung tinggi
dan harus praktikkan dalam hidup sehari-hari. Sebab kejujuran merupakan salah
satu refleksi dari rasa takut kita akan Tuhan. Selain itu, kejujuran juga merupakan salah
satu bentuk kesaksian kita sebagai manusia terpilih yang harus mengabarkan
Berita Kesukaan kepada lingkungan di sekitar kita.
Untuk itu, jika ya hendaklah
kita berani berkata, ”Ya!” Jika tidak, hendaklah kita juga berani berkata,
”Tidak!”
Editor: ymindrasmoro
Email:
inspirasi@satuharapan.com
http://www.satuharapan.com/read-detail/read/harga-kejujuran
Resapkanlah!
Suara hati adalah tempat di mana Allah membisikkan apa
yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Maka, menaati suara hati sama artinya
menaati Allah sendiri.
Ketaatan kepada suara hati atau ketaatan kepada Allah itu
perlu dilatihkan mulai dari hal-hal kecil. Banyak orang tahu bahwa
berbohong itu tidak baik tetapi banyak orang terbiasa melakukannya. Kalau
kebiasaan itu tidak dikikis sejak awal, maka kebiasaan tersebut akan terbawa
seumur hidup. Bahkan awalnya berbohong kecil-kecilan bisa menjadi bohong besar
dan penipuan.
Doa Penutup
Mazmur
64:1⎯11
Hukum
Allah kepada Orang yang Fasik
1Untuk pemimpin biduan. Mazmur
Daud.
2Ya Allah,
dengarlah suaraku pada
waktu aku mengaduh,
jagalah nyawaku terhadap musuh
yang dahsyat.
3Sembunyikanlah aku terhadap
persepakatan orang jahat, terhadap kerusuhan orang-orang yang melakukan
kejahatan,
4yang menajamkan lidahnya seperti
pedang, yang membidikkan kata yang pahit seperti panah,
5untuk menembak orang yang tulus
hati dari tempat yang tersembunyi; sekonyong- konyong mereka menembak dia
dengan tidak takut-takut.
6Mereka berpegang teguh pada
maksud yang jahat, mereka membicarakan hendak
memasang perangkap dengan sembunyi; kata
mereka: “Siapa yang melihatnya?”
7Mereka merancang
kecurangan-kecurangan: “Kami sudah siap, rancangan sudah
rampung.” Alangkah dalamnya batin dan hati
orang!
8Tetapi Allah
menembak mereka dengan
panah; sekonyong-konyong mereka terluka.
9Ia membuat mereka tergelincir
karena lidah mereka; setiap orang yang melihat mereka menggeleng kepala.
10Maka semua orang takut dan
memberitakan perbuatan Allah, dan mengakui pekerjaan-Nya.
11Orang benar akan bersukacita
karena TUHAN dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh
Kudus,
Seperti pada permulaan, sekarang dan
sepanjang segala abad. Amin.
Pertanyaan
1. Santo
Paulus mengatakan kepada kita bahwa dalam diri kita ada dua hukum, yaitu hukum
Allah dan hukum dosa. Jelaskan kedua hukum tersebut!
2. Apa
yang dimaksud dengan hati nurani menurut
Gaudium et Spes, art. 16?
3. Apa
yang dimaksud dengan hati nurani menurut
Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1778 ?
4. Bagaimana
cara kita mendengarkan dan mengikuti suara hati nurani menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1779?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar