Cari Blog Ini

Selasa, 09 Juli 2024

AKU PRIBADI YANG UNIK

 

AKU PRIBADI YANG UNIK

 

Doa Pembuka

Allah yang Maha Baik, kami bersyukur atas penyelenggaraan-Mu. Engkau menciptakan semua baik adanya, termasuk diri kami yang Kau ciptakan begitu indah dan sempurna.

Ya, Allah kami pada saat ini ingin belajar mengenal keunikan diri kami dengan lebih baik Utuslah Roh Kudus-Mu hadir di tengah-tengah kami, sehingga kami dapat membuka diri tentang berbagai hal berkaitan dengan kekuatan dan keterbatasan kami. Dengan demikian kamipun akan dapat mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya demi kemuliaan Nama-Mu.

Amin.

 

Langkah Pertama: Menggali Pengalaman Hidup Berkaitan dengan Keunikan Diri dan Orang Lain

1.    Guru mengkondisikan peserta didik agar siap menerima pelajaran dan bisa memulai dengan pertanyaan untuk memotivasi, misalnya: Mengapa manusia diciptakan secara berbeda antara satu dengan yang lain? Apa yang membedakannya? Bagaimana sikap saya terhadap perbedaan itu? Nah, untuk menjawab itu marilah kita menyimak kisah berikut!

 

Tarjono Slamet:Saya Butuh Waktu yang Lama untuk Bisa Bangkit

yudhistira hananta, kurnia agung prabowo, bambang gustiawan/25 Desember 2015

 

 Gambar 1.2. Tarjono Slamet (43), Manajer Mandiri Craft

Description: images (1)Bantul, DIY – Tarjono Slamet, lelaki kelahiran Pekalongan 29 Desember 1972 ini harus kehilangan kaki kirinya yang terpaksa diamputasi pada tahun 1990. Dia juga harus menerima kenyataan bahwa 10 jari tangannya tak bisa lagi digerakkan lantaran mengalami kerusakan syaraf.

Kejadiannya terhitung sangat cepat. Begitu lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM) tahun 1989, Tarjono diterima bekerja di Perusahaan Listrik Negara (PLN) bagian instalasi. Ia ditugaskan di wilayah Klaten Jawa Tengah. Belum genap setahun bekerja, Tarjono dan dua orang temannya kesetrum listrik tegangan tinggi. Meski ketiganya selamat, semuanya mengalami cacat seumur hidup, termasuk Tarjono yang harus kehilangan kaki dan fungsi jari-jari tangannya.

Tarjono butuh waktu dua tahun lebih untuk mengembalikan rasa percaya dirinya. Meski sudah setahun belajar di Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) di Yogyakarta, dan mengikuti sejumlah pendidikan serta keterampilan khusus bagi orang cacat, semangat hidup Tarjono tak juga datang. “Saya butuh waktu yang lama untuk bisa bangkit,” ujar Tarjono

Kebersamaan dengan sesama penderita cacat akhirnya menggugah Tarjono untuk bangkit dari keputusasaan. Ia juga makin tekun menggeluti latihan keterampilan yang diajarkan di Yakkum. Bahkan, Tarjono sempat dikirim ke Selandia Baru, Australia, dan Belanda untuk mengikuti berbagai kursus termasuk pelatihan fund rising.

Sepulang dari Australia, Tarjono memutuskan memulai hidup baru menjadi enterpreneur dan pekerjaan sebagai staf Yakkum ditinggalkannya. Dengan bekal keterampilan yang dimiliki dan modal warisan serta uang sisa gaji, Trajono mendirikan CV Mandiri Craft yang memproduksi aneka macam kerajinan kayu seperti alat peraga pendidikan dan puzzle.

Tarjono merekrut 25 orang yang semuanya penyandang cacat sebagai karyawan. Tak banyak kesulitan saat memulai usaha karena mayoritas karyawannya adalah alumni Yakkum yang sudah dibekali keterampilan membuat aneka macam kerajinan.

Tidak heran jika kemampuan produksi CV Mandiri Craft juga cukup besar mencapai 650 unit per bulannya,  jumlah yang setara dengan kapasitas produksi suatu perusahaan yang dikerjakan oleh tenaga tanpa cacat fisik.

Soal pemasaran, bukan masalah serius bagi Tarjono. Pengalaman pernah belajar  ke Eropa dan Australia membuka jaringan pemasaran untuk barang produksinya. Sebagian besar produk Mandiri Craft memang dieskpor, utamanya ke Eropa dan Amerika.

Dengan pangsa ekspor itu, tak heran jika Tarjono mampu membayar semua karyawannya dengan upah di atas ketentuan pemerintah. Semua karyawan Mandiri Craft digaji di atas Upah Minimum Provinsi atau UMP. (Bambang Gustiawan)

https://umkmkreatifjogja.wordpress.com/2015/12/25/tarjono-slamet-saya-butuh-waktu-yang-lama-untuk-bisa-bangkit-1/

 

2.    Guru meminta peserta didik menggali pengalaman hidup Tarjono Slamet dalam mengatasi keterbatasan yang dimiliki dengan memunculkan pertanyaan, misalnya:

a.      Bagaimana kesan kalian ketika membaca cerita di atas?

b.      Apa yang dialami oleh Tarjono Slamet dalam kisah di atas?

c.       Apa yang mendorong Tarjono Slamet sehingga bisa mengubah keterbatasan yang dia miliki menjadi sebuah kekuatan?

d.      Nilai-nilai positif apa saja yang dapat kalian pelajari dari pribadi Tarjono Slamet?

3.    Guru dapat mengajak peserta didik mendalami lebih lanjut, dengan mengajukan pertanyaan: coba kemukakan contoh lain yang menunjukkan sikap tidak menerima diri! Bila demikian, apa yang membuat seseorang “bernilai” di mata orang lain: kecantikan, kekayaan, atau apa?

4.    Selanjutnya, guru mengajak masing-masing peserta didik mengamati keadaan dirinya, lalu menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar berikut:

 

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kekuatan dan Keterbatasanku

Nama

:

 

Aspek-Aspek Diriku

Kekuatanku

Keterbatasanku

Fisik/Jasmani

 

 

Bakat/Kemampuan

 

 

Materi/Ekonomi

 

 

Sifat – Sifat

 

 

Impian (sukses) yang ingin ku raih:

 

 

 

5.    Guru dapat memberi kesempatan peserta didik melengkapi data keunikan dirinya dengan meminta temannya untuk mengisi lembar isian di bawah ini:

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kekuatan dan Keterbatasanku

Nama teman

:

 

Aspek-Aspek Diriku

Kekuatanku

Keterbatasanku

Fisikku

 

 

Sifat-sifatku

 

 

Lain-lain

 

 

 

 

 

 

6.    Peserta didik menggali dari berbagai literasi atau studi pustaka dan mensharingkan hasil temuannya tersebut dalam kelompok, misalnya:

a.      Apa yang dimaksud manusia itu unik?

b.      Hal apa yang paling mencirikan seseorang disebut unik?

c.       Mengapa penting seseorang mengenali dan menyadari apa yang menjadi kekuatan dan keterbatasannya?

d.      Sikap dan tindakan apa saja yang harus akan saya lakukan dalam rangka mengembangkan diri?

7.    Bila dipandang perlu, guru dapat menyampaikan beberapa gagasan pokok berikut:

a.    Setiap manusia itu unik (unique atau unus = satu), tak ada satu orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/kemampuan serta pengalaman- pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara khusus pula.

b.   Setiap orang mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Tidak pernah ada di dunia ini, manusia yang sempurna tanpa keterbatasan. Manusia yang paling kuat sekalipun, pasti mempunyai keterbatasan. Sebaliknya sekecil apapun keterbatasan kita, selalu ada kekuatan dibaliknya. Meskipun pribadi kita tidak sempurna, namun pasti ada keunikan didalamnya.

c.    Menurut Alan Downs, dalam bukunya The Half Empty Heart: A Supportive Guide for Breaking Free From Chronic Discontent, kebanyakan orang cenderung terlalu memikirkan kelemahan ketimbang fokus pada kekuatan-kekuatan mereka. Berikut, cara mengubah beberapa sifat negatif yang paling umum menjadi kekuatan.

1)        Ubah sikap pesimistis menjadi realistis

Gunakan sifat dan bakat kalian yang praktis dan realistis untuk mencari solusi dengan melihat sisi terang dari situasi apapun dan dengan mengubah sifat pesimis bisa membuat Anda bahagia.

2)        Ubah sikap menunda menjadi pemikir yang dalam

Daripada menghukum diri sendiri karena sifat suka menunda, lebih baik fokus pada kemampuan kalian dalam mempertimbangkan pilihan-pilihan.

3)        Ubah sikap suka mencela diri sendiri menjadi analitis

Jika kalian melakukan kesalahan, berhentilah mencela diri, melainkan analisalah mengapa kesalahan itu terjadi dan buattlah sebuah rencana baru yang lebih baik.

4)        Ubah sikap impulsif menjadi spontan

Sikap impulsif mendorong kalian membuat keputusan yang tergesa- gesa atau gegabah, sedangkan spontanitas adalah sikap-sikap yang fleksibel dan terbuka terhadap perubahan.

 

Langkah Kedua: Mendalami Pesan Kitab Suci Tentang Keunikan Diri

1.    Guru memberi kesempatan peserta didik mencari teks Kitab Suci yang berbicara tentang keunikan diri, misalnya kutipan Kitab Suci: Kej. 1:26–31.

26Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

29Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh- tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.

30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian.

31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

2.    Guru mengajak peserta didik membaca dan merenungkan teks sekali lagi dalam hati, dengan mengganti kata “manusia” dan kata “mereka” dengan nama mereka sendiri.

3.    Guru meminta peserta didik mensharingkan tanggapan mereka tentang isi teks, misalnya dengan pertanyaan: Perasaan apa yang kamu rasakan saat mengganti kata “manusia” dan kata “mereka” dengan namamu? Pesan apa yang hendak disampaikan Kitab Kejadian berkaitan dengan keunikan manusia umumnya dan keunikanmu sendiri?

4.    Bila dipandang perlu guru dapat menyampaikan beberapa gagasan pokok berikut:

a.    Keunikan manusia dalam Kitab Suci:

1)   Waktu menciptakan manusia, Allah merencanakan dan menciptakannya menurut gambar dan rupa-Nya. Menurut citra- Nya. (Kej. 1:26).

2)   Allah menjadikan manusia berkuasa atas buatan Tuhan, segala- galanya telah diletakkan di bawah kakinya (Mzm. 8:7).

3)   Waktu menciptakan manusia, Allah seolah-olah perlu “bekerja” secara khusus. “Tuhan Allah membentuk manusia dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya” (Kej. 2:7). Bukankah manusia itu istimewa? Tuhan memperlakukan manusia secara khusus. Manusia sudah dipikirkan dan direncanakan oleh Allah sejak keabadian. Kehadiran manusia di muka bumi telah disiapkan dan diatur secara teliti dan mengagumkan. Manusia sungguh diperlakukan sebagai “orang”, sebagai pribadi, “seperti” Tuhan sendiri. Betapa uniknya kita manusia ini!

b.    Setelah kita menyadari bahwa Allah menciptakan kita secara istimewa dengan anugerah yang begitu luar biasa, maka sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah dengan cara mengembangkan dan mengolah segenap kekuatan dan keterbatasan dengan sebaik-baiknya.

c.     Menurut Aristoteles, manusia akan bahagia jika ia secara aktif merealisasikan bakat-bakat dan potensinya. Manusia adalah makhluk yang mempunyai banyak potensi, tetapi potensi-potensi itu akan menjadi nyata jika kita merealisasikannya. Kebahagiaan tercapai dalam mempergunakan atau mengaktifkan bakat dan kemampuannya.

d.    Setiap orang mempunyai kemampuan dan bakat-bakat dalam ukuran tertentu. Kemampuan dan bakat yang dimiliki seseorang seharusnya dikembangkan dan digunakan. Kemampuan dan bakat adalah anugerah Tuhan, yang dalam Kitab Suci sering disebut talenta. Tuhan menghendaki agar talenta itu dikembangkan dan digunakan. Dalam Injil Matius 25:1430, dikisahkan tentang seorang tuan yang memanggil hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk “dikembangkan” dan “digunakan” dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama. Iapun menindak tegas kepada seorang hamba yang tidak mau mengembangkan talenta dan hanya memendamnya ke dalam tanah.

e.    Karena itu maka manusia harus mampu mengembangkan potensinya sebagai seorang individu yang unik. Pengembangan potensi dan mendayagunakan segala kemampuan kita untuk turut mengembangkan peradaban manusia itu sendiri serta kelestarian ciptaan merupakan wujud dari rasa syukur dan tanggung jawab kita atas anugerah yang kita terima dari Tuhan.

f.      Sebagai orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin memahami, menerima, bangga, dan percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama. Dari semula ia menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya. Dari cara berpikir, bersikap dan bertindak, ia tidak ragu menunjukkan diri sebagai pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagai seorang pribadi kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya. Dengan demikian, kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan kesadaran diri (self-consciousness), penerimaan diri (self-acceptance), kepercayaan diri (self-confidence) dan perasaan aman diri (self-assurance) yang tinggi. Dengan dasar itu kita dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan melaksanakan panggilan Allah.

 

Langkah Ketiga: Menghayati Pesan Kitab Suci tentang Keunikan Diri

1.    Guru meminta peserta didik untuk duduk dengan tenang dan rileks, serta menyuruh peserta didik membaca dan meresapkan dalam hati dari Douglas Mallock yang berjudul Be The Best, Jadilah Diri Sendiri yang Terbaik.

Jadilah Diri Sendiri Yang Terbaik!

Jika kau tak dapat menjadi pohon meranti di puncak bukit, jadilah semak belukar di lembah.

Jadilah semak belukar yang teranggun di sisi bukit, kalau bukan rumput, semak belukar pun jadilah!

Jika kau tak boleh merijadi rimbun, jadilah rumput, dan hiasilah jalan dimana-mana.

Jika kau tak dapat menjadi ikan mas, jadilah ikan sepat. Tapi jadilah ikan sepat terlincah di dalam payau.

Tidak semua dapat menjadi nahkoda, lainnya harus menjadi awak kapal dan penumpang.

Pasti ada sesuatu untuk semua.

Karena ada tugas berat, maka ada tugas ringan di antaranya dibuat yang lebih berdekatan.

Jika kau tak dapat menjadi bulan, jadilah bintang. Jika kau tak dapat menjadi jagung, jadilah kedelai Bukan dinilai kau kalah ataupun menang.

Jadilah dirimu sendiri yang terbaik!

(Douglas Mallock)

 

2.    Guru menyimpulkan seluruh proses pembelajaran dengan menyampaikan hal berikut:

Kita sudah belajar bersama tentang pribadi yang unik di mana kita memiliki kekhasan tersendiri dalam menghayati keberadaan diri dan bagaimana kita menghayati hidup. Kita sadar bahwa sumber sejati keunikan pribadi manusia adalah Allah sendiri, yang telah menciptakan manusia secara khusus, pribadi demi pribadi secara ajaib. Diri kita adalah sebuah “karya seni atau masterpiece” dari Allah yang luar biasa. Singkatnya diri kalian adalah pribadi yang indah dan istimewa.

3.    Guru meminta peserta didik membuat sebuah simbol/gambar diri atau puisi yang mengungkapkan penghayatan keunikan diri.

4.    Guru memberi penugasan peserta didik untuk membuat rencana program jangka pendek dan jangka panjang yang dapat mereka lakukan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi/kemampuan yang dimilikinya.

 

Doa Penutup

Guru mengajak peserta didik untuk menutup kegiatan dengan mendaraskan Mazmur 138:18, berikut:

1Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu

2Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.

3Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

4Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu;

5mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN.

6TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.

7Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku.

8TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama- lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!

Kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus,

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar