AKU PRIBADI YANG UNIK
Doa Pembuka
Allah yang Maha Baik, kami
bersyukur atas penyelenggaraan-Mu. Engkau menciptakan semua baik adanya,
termasuk diri kami yang Kau ciptakan begitu indah dan sempurna.
Ya, Allah kami pada saat ini ingin
belajar mengenal keunikan diri kami dengan lebih baik Utuslah Roh Kudus-Mu
hadir di tengah-tengah kami, sehingga kami dapat membuka diri tentang berbagai
hal berkaitan dengan kekuatan dan keterbatasan kami. Dengan demikian kamipun
akan dapat mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya demi kemuliaan Nama-Mu.
Amin.
Langkah Pertama: Menggali Pengalaman Hidup Berkaitan dengan
Keunikan Diri dan Orang Lain
1. Guru
mengkondisikan peserta didik agar siap menerima pelajaran dan bisa memulai
dengan pertanyaan untuk memotivasi, misalnya: Mengapa manusia diciptakan secara
berbeda antara satu dengan yang lain? Apa yang membedakannya? Bagaimana sikap
saya terhadap perbedaan itu? Nah, untuk menjawab itu marilah kita menyimak
kisah berikut!
Tarjono Slamet:Saya Butuh Waktu
yang Lama untuk Bisa Bangkit
yudhistira
hananta, kurnia agung prabowo, bambang gustiawan/25 Desember 2015
Gambar
1.2. Tarjono Slamet (43), Manajer Mandiri Craft
Bantul, DIY –
Tarjono Slamet, lelaki kelahiran Pekalongan 29 Desember 1972 ini harus
kehilangan kaki kirinya yang terpaksa diamputasi pada tahun 1990. Dia juga
harus menerima kenyataan bahwa 10 jari tangannya tak bisa lagi digerakkan
lantaran mengalami kerusakan syaraf.
Kejadiannya
terhitung sangat cepat. Begitu lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM) tahun
1989, Tarjono diterima bekerja di Perusahaan Listrik Negara (PLN) bagian
instalasi. Ia ditugaskan di wilayah Klaten Jawa Tengah. Belum genap setahun bekerja,
Tarjono dan dua orang temannya kesetrum listrik tegangan tinggi. Meski
ketiganya selamat, semuanya mengalami cacat seumur hidup, termasuk Tarjono yang
harus kehilangan kaki dan fungsi jari-jari tangannya.
Tarjono butuh
waktu dua tahun lebih untuk mengembalikan rasa percaya dirinya. Meski sudah
setahun belajar di Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum
(Yakkum) di Yogyakarta, dan mengikuti sejumlah pendidikan serta keterampilan
khusus bagi orang cacat, semangat hidup Tarjono tak juga datang. “Saya
butuh waktu yang lama untuk bisa bangkit,” ujar Tarjono
Kebersamaan
dengan sesama penderita cacat akhirnya menggugah Tarjono untuk bangkit dari
keputusasaan. Ia juga makin tekun menggeluti latihan keterampilan yang
diajarkan di Yakkum. Bahkan, Tarjono sempat dikirim ke Selandia Baru,
Australia, dan Belanda untuk mengikuti berbagai kursus termasuk
pelatihan fund rising.
Sepulang dari
Australia, Tarjono
memutuskan memulai hidup baru menjadi enterpreneur dan pekerjaan
sebagai staf Yakkum ditinggalkannya. Dengan bekal keterampilan yang dimiliki
dan modal warisan serta uang sisa gaji, Trajono mendirikan CV Mandiri Craft
yang memproduksi aneka macam kerajinan kayu seperti alat peraga pendidikan
dan puzzle.
Tarjono
merekrut 25 orang yang semuanya penyandang cacat sebagai karyawan. Tak banyak
kesulitan saat memulai usaha karena mayoritas karyawannya adalah alumni Yakkum
yang sudah dibekali keterampilan membuat aneka macam kerajinan.
Tidak heran
jika kemampuan produksi CV Mandiri Craft juga cukup besar mencapai 650 unit per
bulannya, jumlah yang setara dengan kapasitas produksi suatu perusahaan
yang dikerjakan oleh tenaga tanpa cacat fisik.
Soal
pemasaran, bukan masalah serius bagi Tarjono. Pengalaman pernah belajar
ke Eropa dan Australia membuka jaringan pemasaran untuk barang produksinya.
Sebagian besar produk Mandiri Craft memang dieskpor, utamanya ke Eropa dan
Amerika.
Dengan pangsa
ekspor itu, tak heran jika Tarjono mampu membayar semua karyawannya dengan upah
di atas ketentuan pemerintah. Semua karyawan Mandiri Craft digaji di atas Upah
Minimum Provinsi atau UMP. (Bambang Gustiawan)
https://umkmkreatifjogja.wordpress.com/2015/12/25/tarjono-slamet-saya-butuh-waktu-yang-lama-untuk-bisa-bangkit-1/
2. Guru
meminta peserta didik menggali pengalaman hidup Tarjono Slamet dalam mengatasi
keterbatasan yang dimiliki dengan memunculkan pertanyaan, misalnya:
a. Bagaimana
kesan kalian ketika membaca cerita di atas?
b. Apa
yang dialami oleh Tarjono Slamet dalam kisah di atas?
c. Apa
yang mendorong Tarjono Slamet sehingga bisa mengubah keterbatasan yang dia
miliki menjadi sebuah kekuatan?
d. Nilai-nilai
positif apa saja yang dapat kalian pelajari dari pribadi Tarjono Slamet?
3. Guru
dapat mengajak peserta didik mendalami lebih lanjut, dengan mengajukan
pertanyaan: coba kemukakan contoh lain yang menunjukkan sikap tidak menerima
diri! Bila demikian, apa yang membuat seseorang “bernilai” di mata orang lain:
kecantikan, kekayaan, atau apa?
4. Selanjutnya,
guru mengajak masing-masing peserta didik mengamati keadaan dirinya, lalu
menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar berikut:
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK |
||
Kekuatan dan Keterbatasanku |
||
Nama |
: |
|
|
||
Aspek-Aspek
Diriku |
Kekuatanku |
Keterbatasanku |
Fisik/Jasmani |
|
|
Bakat/Kemampuan |
|
|
Materi/Ekonomi |
|
|
Sifat – Sifat |
|
|
Impian (sukses) yang ingin ku raih: |
5. Guru
dapat memberi kesempatan peserta didik melengkapi data keunikan dirinya dengan
meminta temannya untuk mengisi lembar isian di bawah ini:
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK |
||
Kekuatan dan Keterbatasanku |
||
Nama teman |
: |
|
|
||
Aspek-Aspek
Diriku |
Kekuatanku |
Keterbatasanku |
Fisikku |
|
|
Sifat-sifatku |
|
|
Lain-lain |
|
|
|
|
|
6. Peserta
didik menggali dari berbagai literasi atau studi pustaka dan mensharingkan
hasil temuannya tersebut dalam kelompok, misalnya:
a. Apa
yang dimaksud manusia itu unik?
b. Hal
apa yang paling mencirikan seseorang disebut unik?
c. Mengapa
penting seseorang mengenali dan menyadari apa yang menjadi kekuatan dan
keterbatasannya?
d. Sikap
dan tindakan apa saja yang harus akan saya lakukan dalam rangka mengembangkan
diri?
7. Bila
dipandang perlu, guru dapat menyampaikan beberapa gagasan pokok berikut:
a. Setiap
manusia itu unik (unique atau unus = satu), tak ada satu orang pun yang
mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu
mempunyai perbedaan. Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis,
bakat/kemampuan serta pengalaman- pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri
itu merupakan anugerah yang menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal
dan diperlakukan secara khusus pula.
b. Setiap
orang mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Tidak pernah ada di dunia ini,
manusia yang sempurna tanpa keterbatasan. Manusia yang paling kuat sekalipun,
pasti mempunyai keterbatasan. Sebaliknya sekecil apapun keterbatasan kita,
selalu ada kekuatan dibaliknya. Meskipun pribadi kita tidak sempurna, namun
pasti ada keunikan didalamnya.
c. Menurut
Alan Downs, dalam bukunya The Half Empty Heart: A Supportive Guide for Breaking
Free From Chronic Discontent, kebanyakan orang cenderung terlalu memikirkan
kelemahan ketimbang fokus pada kekuatan-kekuatan mereka. Berikut, cara mengubah
beberapa sifat negatif yang paling umum menjadi kekuatan.
1)
Ubah sikap pesimistis menjadi realistis
Gunakan
sifat dan bakat kalian yang praktis dan realistis untuk mencari solusi dengan
melihat sisi terang dari situasi apapun dan dengan mengubah sifat pesimis bisa
membuat Anda bahagia.
2)
Ubah sikap menunda menjadi pemikir yang dalam
Daripada
menghukum diri sendiri karena sifat suka menunda, lebih baik fokus pada
kemampuan kalian dalam mempertimbangkan pilihan-pilihan.
3)
Ubah sikap suka mencela diri sendiri menjadi analitis
Jika
kalian melakukan kesalahan, berhentilah mencela diri, melainkan analisalah
mengapa kesalahan itu terjadi dan buattlah sebuah rencana baru yang lebih baik.
4)
Ubah sikap impulsif menjadi spontan
Sikap
impulsif mendorong kalian membuat keputusan yang tergesa- gesa atau gegabah,
sedangkan spontanitas adalah sikap-sikap yang fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan.
Langkah Kedua: Mendalami Pesan Kitab Suci Tentang Keunikan Diri
1. Guru
memberi kesempatan peserta didik mencari teks Kitab Suci yang berbicara tentang
keunikan diri, misalnya kutipan Kitab Suci: Kej. 1:26–31.
26Berfirmanlah
Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya
mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi.”
27Maka
Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.”
29Berfirmanlah
Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh- tumbuhan yang berbiji
di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan
menjadi makananmu.
30Tetapi
kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang
merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi
makanannya.” Dan jadilah demikian.
31Maka
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang
dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
2. Guru
mengajak peserta didik membaca dan merenungkan teks sekali lagi dalam hati,
dengan mengganti kata “manusia” dan kata “mereka” dengan nama mereka sendiri.
3. Guru
meminta peserta didik mensharingkan tanggapan mereka tentang isi teks, misalnya
dengan pertanyaan: Perasaan apa yang kamu rasakan saat mengganti kata “manusia”
dan kata “mereka” dengan namamu? Pesan apa yang hendak disampaikan Kitab
Kejadian berkaitan dengan keunikan manusia umumnya dan keunikanmu sendiri?
4. Bila
dipandang perlu guru dapat menyampaikan beberapa gagasan pokok berikut:
a. Keunikan
manusia dalam Kitab Suci:
1) Waktu
menciptakan manusia, Allah merencanakan dan menciptakannya menurut gambar dan
rupa-Nya. Menurut citra- Nya. (Kej. 1:26).
2) Allah
menjadikan manusia berkuasa atas buatan Tuhan, segala- galanya telah diletakkan
di bawah kakinya (Mzm. 8:7).
3) Waktu
menciptakan manusia, Allah seolah-olah perlu “bekerja” secara khusus. “Tuhan
Allah membentuk manusia dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas hidup ke
dalam hidungnya” (Kej. 2:7). Bukankah manusia itu istimewa? Tuhan memperlakukan
manusia secara khusus. Manusia sudah dipikirkan dan direncanakan oleh Allah
sejak keabadian. Kehadiran manusia di muka bumi telah disiapkan dan diatur secara
teliti dan mengagumkan. Manusia sungguh diperlakukan sebagai “orang”, sebagai
pribadi, “seperti” Tuhan sendiri. Betapa uniknya kita manusia ini!
b. Setelah
kita menyadari bahwa Allah menciptakan kita secara istimewa dengan anugerah
yang begitu luar biasa, maka sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah
dengan cara mengembangkan dan mengolah segenap kekuatan dan keterbatasan dengan
sebaik-baiknya.
c. Menurut
Aristoteles, manusia akan bahagia jika ia secara aktif merealisasikan
bakat-bakat dan potensinya. Manusia adalah makhluk yang mempunyai banyak
potensi, tetapi potensi-potensi itu akan menjadi nyata jika kita
merealisasikannya. Kebahagiaan tercapai dalam mempergunakan atau mengaktifkan
bakat dan kemampuannya.
d. Setiap
orang mempunyai kemampuan dan bakat-bakat dalam ukuran tertentu. Kemampuan dan
bakat yang dimiliki seseorang seharusnya dikembangkan dan digunakan. Kemampuan
dan bakat adalah anugerah Tuhan, yang dalam Kitab Suci sering disebut talenta.
Tuhan menghendaki agar talenta itu dikembangkan dan digunakan. Dalam Injil
Matius 25:14⎯30, dikisahkan tentang seorang
tuan yang memanggil hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk
“dikembangkan” dan “digunakan” dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama.
Iapun menindak tegas kepada seorang hamba yang tidak mau mengembangkan talenta
dan hanya memendamnya ke dalam tanah.
e. Karena
itu maka manusia harus mampu mengembangkan potensinya sebagai seorang individu
yang unik. Pengembangan potensi dan mendayagunakan segala kemampuan kita untuk
turut mengembangkan peradaban manusia itu sendiri serta kelestarian ciptaan
merupakan wujud dari rasa syukur dan tanggung jawab kita atas anugerah yang
kita terima dari Tuhan.
f. Sebagai
orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin memahami, menerima,
bangga, dan percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama.
Dari semula ia menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya.
Dari cara berpikir, bersikap dan bertindak, ia tidak ragu menunjukkan diri
sebagai pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagai seorang pribadi
kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya. Dengan demikian,
kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan
kesadaran diri (self-consciousness), penerimaan diri (self-acceptance),
kepercayaan diri (self-confidence) dan perasaan aman diri (self-assurance) yang
tinggi. Dengan dasar itu kita dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan
melaksanakan panggilan Allah.
Langkah Ketiga: Menghayati Pesan Kitab Suci tentang Keunikan Diri
1. Guru
meminta peserta didik untuk duduk dengan tenang dan rileks, serta menyuruh
peserta didik membaca dan meresapkan dalam hati dari Douglas Mallock yang
berjudul Be The Best, Jadilah Diri Sendiri yang Terbaik.
Jadilah
Diri Sendiri Yang Terbaik!
Jika
kau tak dapat menjadi pohon meranti di puncak bukit, jadilah semak belukar di
lembah.
Jadilah
semak belukar yang teranggun di sisi bukit, kalau bukan rumput, semak belukar
pun jadilah!
Jika
kau tak boleh merijadi rimbun, jadilah rumput, dan hiasilah jalan dimana-mana.
Jika
kau tak dapat menjadi ikan mas, jadilah ikan sepat. Tapi jadilah ikan sepat
terlincah di dalam payau.
Tidak
semua dapat menjadi nahkoda, lainnya harus menjadi awak kapal dan penumpang.
Pasti
ada sesuatu untuk semua.
Karena
ada tugas berat, maka ada tugas ringan di antaranya dibuat yang lebih
berdekatan.
Jika
kau tak dapat menjadi bulan, jadilah bintang. Jika kau tak dapat menjadi
jagung, jadilah kedelai Bukan dinilai kau kalah ataupun menang.
Jadilah
dirimu sendiri yang terbaik!
(Douglas Mallock)
2. Guru
menyimpulkan seluruh proses pembelajaran dengan menyampaikan hal berikut:
Kita
sudah belajar bersama tentang pribadi yang unik di mana kita memiliki kekhasan
tersendiri dalam menghayati keberadaan diri dan bagaimana kita menghayati hidup.
Kita sadar bahwa sumber sejati keunikan pribadi manusia adalah Allah sendiri,
yang telah menciptakan manusia secara khusus, pribadi demi pribadi secara
ajaib. Diri kita adalah sebuah “karya seni atau masterpiece” dari Allah yang
luar biasa. Singkatnya diri kalian adalah pribadi yang indah dan istimewa.
3. Guru
meminta peserta didik membuat sebuah simbol/gambar diri atau puisi yang
mengungkapkan penghayatan keunikan diri.
4. Guru
memberi penugasan peserta didik untuk membuat rencana program jangka pendek dan
jangka panjang yang dapat mereka lakukan sebagai upaya untuk mengembangkan
potensi/kemampuan yang dimilikinya.
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik untuk
menutup kegiatan dengan mendaraskan Mazmur 138:1⎯8,
berikut:
1Aku
hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku
akan bermazmur bagi-Mu
2Aku
hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena
kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi
segala sesuatu.
3Pada
hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam
jiwaku.
4Semua
raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji
dari mulut-Mu;
5mereka
akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN.
6TUHAN
itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong
dari jauh.
7Jika
aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah
musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku.
8TUHAN
akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama- lamanya;
janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
Kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan
Roh Kudus,
Seperti pada permulaan, sekarang,
selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar