BERSIKAP KRITIS TERHADAP IDEOLOGI DAN GAYA HIDUP YANG BERKEMBANG DEWASA INI
Doa Pembuka
Doa Mohon Kehendak yang Kuat (PS 144)
Ya Allah, Engkau
telah memberikan kehendak yang kuat pada Yesus, Tuhan kami. Tanpa takut atau
goyah Ia berpegang pada kehendak-Mu meski harus menanggung pengurbanan yang
berat. Takala digoda iblis, Ia tidak goyah. Demikian pula ketika harus
menderita sengsara sampai mati. Bunda Maria pun Kauberikan kepada kami sebagai
panutan yang berkehendak kuat. Berilah kami kehendak yang kuat, agar pada saat
goyah kami tidak berbelok arah dan menyeleweng. Semoga kami tidak kecil hati
menghadapi aneka kesulitan dan tantangan.
Allah, gunung
batu kami, berilah kami kehendak yang kuat laksana batu karang yang tetap tegar
meski tak henti diterpa gelombang. Semoga kami tetap teguh bila kami digoda
untuk menyeleweng, bila kami dibujuk untuk menipu dan berlaku tidak jujur, bila
kami digoda berlaku munafik, bila kami digoda untuk berbuat dosa, mencuri,
berkhianat; terlebih bila kami dibujuk untuk mengkhianati Kasih-Mu.
Ya Allah,
kekuatan kami, buatlah kami kuat seperti Yesus yang lebih suka mati daripada
menyimpang dari kehendak-Mu. Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang
masa.
Amin.
Langkah Pertama: Mendalami Pengalaman-pengalaman Hidup Sehari-hari
Berkaitan dengan Ideologi dan Gaya Hidup.
1.
Guru membangkitkan motivasi/minat
belajar peserta didik untuk tema berikutnya, yakni “Bersikap Kritis terhadap
Ideologi dan Gaya Hidup yang Berkembang”, misalnya dengan kalimat berikut:
perkembangan teknologi yang begitu luar biasa dewasa ini banyak memberikan tawaran
dalam kehidupan kita, termasuk di dalamnya bermacam-macam paham atau ideologi
dan gaya hidup. Tidak semua tawaran tersebut membawa kita pada kebaikan, oleh
karena itu diperlukan selektif, sehingga kita bisa memilih apa yang sungguh
berguna bagi hidup kita. Mengapa kita perlu selektif ? Apa itu ideologi?
Mengapa kita perlu memilih gaya hidup yang benar? Marilah kita simak puisi
berikut!
a.
Puisi tentang Ideologi:
Jangan
Merubah Ideologi Bangsaku
Ini
negara kami
Jangan
di acak-acak
Jika
tidak menyukainya
Pergilah
saja
Tak
usah dirubah-rubah Bentuk jenis apapun Ideologi bangsa tetap satu; Pancasila
Adalah
kita
Bhinneka
Tunggal Ika
Kokoh
dalam persatuan
Jangan
coba-coba menghancurkan
Ingatlah...!!
Siapapun kamu
Tidak
gentar menghadapi
Meskipun
harus bertaruh nyawa
Surabaya
16 Agustus 2019
Sumber:
https://www.kompasiana.com/rudyuswantoro/5d55f01a0d82305ee6376522/jangan-
merubah-ideologi-bangsaku
b.
Puisi tentang Gaya Hidup Hedonis
Puisi
| Perihal Hedonisme
Baikkah
hedonisme? ya baik untuk orang tertentu saja. Benarkah hedonisme? ya benar
untuk orang tertentu saja. Silahkan jalani jika itu paham sempurna menurut
Anda. Tapi tak usah ajak diriku untuk menapaki.
Karena
bagiku, hedonisme itu paham yang cacat, bagai memisahkan kepala dari kaki;
hanya tentang satu sisi saja dari manusia. Mengganggap kesenangan dan
kenikmatan pribadi sebagai tempat berlabuh; tujuan akhir perjalanan.
Jadinya,
menghindari
hal yang tidak menyenangkan, menghindari tanggung jawab sosial.
Hanya
mengejar materi,
paham
orang-orang yang berlomba mengejar kekayaan pribadi;
individualisme.
Tapi mengabaikan derita sosial.
Kusingkat
saja.
Hedonisme
itu membuat seseorang selalu haus kesenangan. Berpacu dalam waktu,
ingin
merengkuh ‘kebahagiaan tertinggi’, tetapi tak akan pernah,
karena
pijakannya rapuh; tak utuh.
(Catatan
langit)
Sumber:https://www.kompasiana.com/armansyarif/
5ca963aca8bc15622143f 755/ perihal-hedonisme
2.
Guru mengajak peserta didik mendalami
artikel berkaitan dengan ideologi dan gaya hidup dengan bantuan pertanyaan
sebagai berikut:
a.
Bagaimana pendapat kalian tentang
Ideologi dan hedonisme di atas?
b.
Apa yang kalian ketahui tentang
ideologi?
c.
Apa itu hedonisme?
d.
Gaya hidup yang seperti apa yang
dianut orang dewasa ini?
e.
Kalian sendiri menganut gaya hidup
yang seperti apa?
3.
Guru meminta peserta didik untuk
mendiskusikan beberapa pertanyaan di atas dengan teman dan mencatat hasil
diskusi.
4.
Kemudian guru dapat menugaskan peserta
didik untuk menggali informasi tentang macam-macam ideologi dan berbagai gaya
hidup yang berkembang dalam masyarakat dewasa ini melalui studi pustaka
(literasi) dan mencatat berbagai informasi yang didapat dalam buku catatan
untuk kemudian melaporkannya.
5.
Selanjutnya guru dapat memberikan
peneguhan sebagai berikut:
a.
Pengertian ideologi sendiri dapat
diartikan sebagai sebuah sistem keyakinan yang akan memandu perilaku dan
tindakan sosial. Dari bahasanya, ideologi berasal dari perpaduan dua istilah
Yunani yaitu idein dan logos. Idein berarti memandang, melihat, ide, dan
cita-cita, sementara logos adalah logia atau ilmu. Dari perpaduan kata
tersebut, ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat ide yang membentuk
keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.
Macam-macam
ideologi:
1)
Nasionalisme
Nasionalisme
dapat disebut semacam etno-sentrisme atau pandangan yang berpusat pada bangsa
sendiri. Gejala seperti semangat nasionalisme, patriotisme, dan sebagainya.
terdapat pada semua bangsa untuk menciptakan rasa setia kawan dari suatu
kelompok yang senasib.
Nasionalisme
negatif atau nasionalisme sempit ialah nasionalisme
yang mengagung-agungkan bangsa sendiri dan meremehkan/ menghina bangsa lain.
(Right or Wrong My Country).
Nasionalisme
positif adalah nasionalisme yang mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatan bangsa, sekaligus menghormati kemerdekaan dan
kedaulatan bangsa lain!
2)
Marxisme
Marxisme
ialah suatu kumpulan ajaran yang menjadi dasar sosialisme dan komunisme. Tujuan
utama dari marxisme ialah menghapuskan kapitalisme yang dianggap menyengsarakan
dan menjajah kaum proletar, yaitu kaum buruh/rakyat kecil.
Marxisme
hanya percaya pada materi, tidak percaya pada dunia adikodrati, termasuk tidak
percaya kepada Tuhan. Manusia merupakan satu unsur materi, suatu unsur yang
sangat terbatas dalam proses perubahan keseluruhan umat manusia dan semesta
alam. Maka, manusia dapat digunakan untuk tujuan marxisme itu. Jika manusia itu
menjadi penghalang, maka ia dapat dilenyapkan.
Yang
kiranya positif dari ideologi marxisme ini ialah perjuangan dan opsinya kepada
kaum buruh/proletar. Hanya sayangnya, ideologi marxisme ini menghalalkan segala
cara.
3)
Komunisme
Komunisme
adalah anak dari marxisme. Komunisme mencita- citakan suatu sistem masyarakat
di mana sarana-sarana produksi dilakukan berdasarkan asas bahwa setiap anggota
masyarakat dapat memperoleh hasil sesuai dengan kebutuhan. Cita-cita komunisme
ini praktis diperjuangkan dan dimonopoli oleh partai komunis.
4)
Teokrasi
Teokrasi
merupakan sebuah paham yang menghendaki agama menguasai masyarakat politis.
Dalam hal ini, pemerintahan dianggap melakukan kehendak ilahi seperti
diwahyukan menurut kepercayaan agama tertentu. Negara adalah negara agama.
Segala bentuk teokrasi bersifat statis-konservatif, karena hukum agama
dipandang tetap.
5)
Neo-Liberalisme
Liberalisme
adalah suatu paham dan gerakan yang
memperjuangkan kebebasan dari penindasan apapun. Namun, kebebasan itu dapat
memberi peluang bagi yang kuat untuk menekan yang lemah dan yang kaya memeras
yang miskin. Oleh sebab itu, liberalisme di Indonesia sering berkonotasi
negatif.
Neo-Liberalisme
ialah paham yang berkembang dewasa ini dalam hubungannya dengan globalisasi dan
pasar bebas, yang akan dikuasai oleh mereka yang kuat secara ekonomis dan
politis. Neo- Liberalisme mempunyai konotasi negatif untuk negara-negara yang
sedang berkembang.
6)
Kapitalisme
Ideologi
kapitalisme menekankan kepada penguasaan modal oleh pihak swasta yang di mana
negara tidak berhak mengatur dan membuat undang-undang yang dapat mempersulit
jalannya usaha mereka.
7)
Femininisme
Ideologi
ini merupakan ideologi yang menitikberatkan kepada kesetaraan hak serta
kewajiban bagi perempuan. Kesetaraan tersebut meliputi hak ekonomi, politik,
sosial, budaya, ruang pribadi, dan ruang publik. Tujuan utama dari ideologi ini
adalah memperjuangkan hak perempuan yang dahulu kala tidak boleh bersekolah,
berpolitik, dan lain sebagainya
8)
Pancasila
Kita
sebagai bangsa Indonesia berideologi “Pancasila” daam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sejatinya, Pancasila yang berasal dari bahasa Sanskerta terdiri dari
dua kata, yakni panca dan sila. Panca berarti lima dan sila artinya prinsip.
Jika diartikan secara menyeluruh, Pancasila berarti pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Sebagai
ideologi negara, Pancasila juga dapat diartikan sebagai landasan fundamental
dalam kehidupan. Dengan kata lain, Pancasila memuat nilai dan norma yang bisa
dijadikan pedoman untuk berperilaku.
b.
Gaya Hidup (Bahasa Inggris: lifestyle)
adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung
zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup bisa
dilihat dari cara berpakaian, kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai
relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan
contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik: makan dan
istirahat secara teratur, makan makanan 4 sehat 5 sempurna, dan lain-lain.
Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak sepatutnya, makan sembarangan,
dan lain-lain.
Macam-macam
gaya hidup yang berkembang dalam masyarakat kita misalnya:
1)
Budaya Materialistik dan Hedonistik
Budaya
materialistik dan hedonistik adalah hidup berlimpah materi dan berkesenangan.
Manusia diukur dari apa yang dia miliki (rumah, mobil, dan sebagainya), bukan
karakter. Pengorbanan, menanggung penderitaan, askese dan tapa, kesederhanaan
dan kerelaan untuk melepaskan nikmat demi cita-cita luhur tidak mempunyai
tempat dalam budaya materialistik dan hedonistik. Budaya materialistik dan
hedonistik itu antara lain melahirkan sikap konsumerisme.
2)
Konsumerisme
Sikap
orang yang terdorong untuk terus-menerus menambahkan tingkat konsumsi, bukan
karena konsumsi itu dibutuhkan, melainkan lebih demi status yang dianggap akan
diperoleh melalui konsumsi tinggi itu.
3)
Individualisme
Individualisme
umumnya muncul akibat dari perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan budaya
yang sedang berlangsung. Sikap individualistik ini umumnya muncul pada
masyarakat yang hidup di kota, terutama pada masyarakat kelas menengah ke atas.
Sikap individualistik ini umumnya jarang terjadi pada kaum petani, nelayan,
tukang, dan pedagang tradisional yang pekerjaannya tidak terpisahkan dari
kehidupan keluarga.
4)
Gaya hidup modern
Hidup
dalam keluarga dan pekerjaan semakin tidak ada sangkut- pautnya satu sama yang
lain. Pagi hari ayah secara fisik dan emosional meninggalkan rumah dan
keluarganya, selama delapan sampai sebelas jam, menyibukkan diri dengan
pekerjaannya di kantor. Apabila pulang malam hari jika tidak membawa pekerjaan
kantor, barulah tersedia waktunya bagi keluarganya. Dengan demikian, budaya
kampung, ketetanggaan dan kekeluargaan dalam arti luas berubah. Orang menjadi
individualistik dan privatistik.
5)
Pluralisme
Pluralisme
berarti bahwa orang dari berbagai suku, daerah, agama, keyakinan religius, dan
politik bercampur-baur di kampung- kampung, di tempat kerja, kendaraan umum, di
rumah sakit, dan di mana pun juga; tidak ada masyarakat yang tertutup dan
tradisional murni. Dengan kata lain, kontrol sosial terhadap pelaksanaan
keagamaan dan hidup bermasyarakat rakyat makin berkurang. Lingkungan sosial
semakin tidak menentukan lagi dalam hal agama, keyakinan, politik, atau
kepercayaan. Orang menentukan sendiri keterlibatan dalam bidang-bidang tersebut.
Dalam arti ini, agama menjadi urusan pribadi seseorang, bukan urusan masyarakat
atau pemerintah. Orang tidak harus mengetahui dan tidak mempedulikan
kepercayaan tetangganya.
6)
Fundamentalisme
Gerakan
fundamentalisme sekarang banyak muncul, baik di negara- negara berkembang
maupun di negara-negara maju. Gerakan fundamentalisme ini umumnya muncul karena
adanya suatu tekanan atau ketidakpuasan terhadap kelompok tertentu atau negara
tertentu. Gerakan-gerakan fundamentalisme ini umumnya berkedok agama atau
kepentingan politik tertentu, seperti yang kita alami di negeri kita saat ini.
Selain fundamentalisme agama dan politik, ada juga fundamentalisme yang
bersifat non-agama, misalnya sukuisme, nasionalisme, dan sebagainya.
c.
Bagi kaum muda sekarang ini, gaya
hidup atau tren apapun bentuknya mulai dari mode, musik, film, sampai pada
berbagai gaya hidup lainnya, hingga perangkat teknologi, tak bisa dilepaskan
pengaruhnya bagi kita. Tingkatan pengaruhnya sangat tergantung pada kedewasaan
kita dalam menjalani dan menentukan pilihan.
d.
Kita harus bersikap kritis terhadap
tren-tren yang sedang berkembang pesat pada saat ini. Tren-tren yang sangat
pesat berkembang antara lain: materialisme, konsumerisme, individualisme,
pluralisme, fundamentalisme, dan sebagainya. Gaya hidup ataupun tren yang
berkembang dewasa ini sangat mempengaruhi kaum muda dalam usaha pencarian
identitasnya.
Langkah Kedua: Mendalami Ajaran Kitab Suci Berkaitan dengan
Tawaran Ideologi Maupun Gaya Hidup yang Berkembang Dewasa Ini.
1.
Guru membagi peserta didik tiga
kelompok: kelompok pertama mendiskusikan Teks Mat. 4:1-11 dan kelompok kedua
Mat. 22:22-33 dan ketiga mendikusikan Mat. 23:1-33.
a.
Teks Kitab Suci untuk Kelompok 1
Pencobaan
di Padang Gurun (Mat 4:1-11)
1Maka
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
2Dan
setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah
Yesus.
3Lalu
datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.”
4Tetapi
Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”
5Kemudian
Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
6lalu
berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah,
sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-
malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu
jangan terantuk kepada batu.”
7Yesus
berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!”
8Dan
Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
9dan
berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku.”
10Maka
berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
11Lalu
Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
b.
Teks Kitab Suci untuk Kelompok 2
Pertanyaan
Orang Saduki tentang Kebangkitan (Mat 22:23-33)
23Pada
hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa
tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
24“Guru,
Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya
harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya
itu.
25Tetapi
di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian
mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu
bagi saudaranya.
26Demikian
juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh.
27Dan
akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.
28Siapakah
di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari
kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia.”
29Yesus
menjawab mereka: “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa
Allah!
30Karena
pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup
seperti malaikat di sorga.
31Tetapi
tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan
Allah, ketika Ia bersabda:
32Akulah
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati,
melainkan Allah orang hidup.”
33Orang
banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.
c.
Teks Kitab Suci untuk Kelompok 3
Yesus
Mengecam Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi (Mat 23:1-33)
1Maka
berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
2“Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
3Sebab
itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu,
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka
mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
4Mereka
mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi
mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
5Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka
memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
6mereka
suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah
ibadat;
7mereka
suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
8Tetapi
kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua
adalah saudara.
9Dan
janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu,
yaitu Dia yang di sorga.
10Janganlah
pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
11Barangsiapa
terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
12Dan
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan.
13Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab
kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
14(Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang
dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman
yang lebih berat.)
15Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang- orang
munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan
satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu
menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
16Celakalah
kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu
mengikat.
17Hai
kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas
atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
18Bersumpah
demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada
di atasnya, sumpah itu mengikat.
19Hai
kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang
menguduskan persembahan itu?
20Karena
itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi
segala sesuatu yang terletak di atasnya.
21Dan
barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi
Dia, yang diam di situ.
22Dan
barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi
Dia, yang bersemayam di atasnya.
23Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar,
tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan
belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan
diabaikan.
24Hai
kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi
unta yang di dalamnya kamu telan.
25Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah
dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
26Hai
orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka
sebelah luarnya juga akan bersih.
27Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang- orang
munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah
luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang
belulang dan pelbagai jenis kotoran.
28Demikian
jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di
sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
29Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang- orang
munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang
saleh
30dan
berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut
dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
31Tetapi
dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah
keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
32Jadi,
penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
33Hai
kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu
dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?
2.
Pertanyaan
a.
Pertanyaan untuk Kelompok 1
1)
Yesus digoda untuk menyalahgunaan
kedudukan dan kekuasaan- Nya sebagai Anak Allah, penyalahgunaan kedudukan dan
kekuasaan seperti apa yang biasa terjadi dewasa ini?
2)
Ada tiga godaan yang dialami oleh
Yesus (mengubah batu menjadi roti; menjatuhkan diri dari bumbungan/menara Bait
Allah dan menyembah Iblis), apa arti ketiga godaan tersebut?
3)
Godaan apa yang paling sering kalian
alami dan juga oleh orang- orang dewasa ini?
4)
Manurut kalian, bagaimana kita mesti menghadapi
godaan tersebut?
b.
Pertanyaan untuk Kelompok 2 dan 3
1)
Bagaimana Yesus menghadapi sikap
orang-orang Saduki?
2)
Bagaimana menghadapi orang Farisi?
3)
Aliran apa saja yang ada pada Zaman
Yesus (Farisi, Saduki, Eseni, Zelot)?
4)
Aliran apa saja yang ada di Indonesia
dewasa ini?
5)
Bagaimana kita seharusnya menghadapi
bermacam-macam aliran tersebut?
d.
Guru meminta peserta didik mencatat
hasil diskusi dalam buku catatan dan membuat kesimpulan dari seluruh rangkaian
pembelajaran. Setiap kelompok memberikan laporan hasil diskusi.
e.
Selanjutnya, guru dapat memberikan
peneguhan sebagai berikut:
1) Sesudah
Yesus berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun, secara fisik Yesus
lemah. Kondisi “lemah” tersebut dimanfaatkan oleh iblis untuk mencobai Yesus. Ia
mencobai Yesus dengan menawarkan hal-hal yang menggiurkan (lihat Mat 4:1-11).
1)Pertama:
Yesus digoda untuk menyalahgunakan kedudukan- Nya sebagai Anak Allah dengan
membuat keajaiban yang dapat membuktikan diri-Nya sebagai Anak Allah.. Di
samping itu, dalam godaan yang pertama Yesus juga digoda untuk lebih
mementingkan “harta”, mencari "jalan pintas” dan "kenikmatan hidup”
Kedua: Yesus digoda dalam hal iman, membuat keajaiban dan
ketenaran .
Ketiga: Yesus digoda untuk berkuasa atau untuk menguasai dunia menurut
kehendak Iblis, yang menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kuasanya.
2) Godaan-godaan
iblis bertujuan agar Yesus menggagalkan pilihan (opsi) mewartakan Kerajaan
Allah, dan supaya Yesus menyibukkan diri dengan jaminan sosial, ekonomi,
kekuasaan, dan kesenangan. Yesus menolaknya, bukan karena hal-hal itu jelek,
tetapi karena ada hal yang lebih pokok, yaitu Kerajaan Allah!
3) Yesus
bersikap kritis terhadap ideologi dan aliran pada zaman-Nya. Waktu Yesus hidup
di Palestina telah ada berbagai kelompok dan aliran, misalnya:
a) Farisi.
(dari kata Ibrani Pharesees = terpisah). Kelompok Farisi adalah kelompok
orang-orang Yahudi saleh yang menerima hukum tertulis dan lisan dan dengan amat
teliti menaati berbagai macam kewajiban. Mereka mengecam Yesus karena Ia mengampuni
dosa, melanggar peraturan Sabat, dan bergaul dengan pendosa. Sebaliknya, Yesus
melawan sikap legalisme lahirilah dan formalisme pembenaran diri mereka. Mereka
bekerja sama dengan para Saduki (lawan mereka) untuk membunuh Yesus.
b) Saduki.
Kata Saduki berasal dari bahasa Yunani saddoukaios, dari kata Aram Zaddaqaya
berasal dari nama pribadi Imam Besar, yaitu Sadoq (Yun: Sadok) yang memiliki
nama asal Ibrani Syaddiq yang berarti benar, adil. Para keturunan Sadoq
berpengaruh besar pada kaum imam Yerusalem, sehingga mereka tidak disebut
anak-anak Harun lagi, melainkan anak- anak Sadoq. Kelompok Saduki merupakan
salah satu kelompok politik Palestina zaman Yesus. Mereka mempunyai pengaruh
besar dalam bidang politik. Mereka berhubungan erat dengan para Imam Agung,
kaum ningrat, dan golongan konservatif. Dalam hal agama, mereka menolak tradisi
lisan, kebangkitan orang mati, dan adanya malaikat. Mereka menentang Yesus dan
bersama para Farisi mengusahakan penyaliban Yesus, karena Yesus dianggap
mengancam kedudukan politis dan kepentingan mereka.
c) Eseni.
Kata Eseni berasal dari bahasa Aram hasin yang berarti saleh. Dalam bahasa
Yunani disebut essenoi. Kelompok Eseni ini menganggap diri sebagai orang
terpilih dari antara orang- orang saleh. Mereka hidup bermatiraga melaksanakan
Hukum Taurat dengan sangat ketat, hidup berkelompok tanpa milik pribadi, dan
sebagian dari mereka tidak menikah. Mereka hidup demikian karena yakin bahwa
mereka akan bangkit dan hidup pada akhir zaman, waktu di mana hampir semua
orang menjadi murtad termasuk pimpinan bangsa dan imam-imam Yahudi.
d) Zelot.
Kata Zelot berarti “bersemangat”. Kaum Zelot dapat berarti: pembela hukum,
orang bersemangat. Kelompok Zelot adalah pejuang-pejuang kemerdekaan Yahudi
melawan orang- orang Roma pada awal abad pertama Masehi dan dalam perang yang
berakhir dengan kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi.
4) Yesus
ternyata tidak memilih salah satu dari kelompok-kelompok atau aliran-aliran
tersebut di atas. Yesus memilih aliran dan gerakan-Nya sendiri, yaitu
mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah. Dalam rangka
mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah, Yesus menyapa
orang-orang miskin.
5) Walaupun
ia berasal dari kelompok kelas menengah, Yesus secara sosial bercampur dengan orang-orang
yang paling rendah dan menyamakan diri-Nya dengan mereka. Mereka adalah orang
miskin, buta, lumpuh, kusta, kerasukan setan (dikuasai oleh roh najis), pendosa,
pelacur, pemungut cukai, rakyat gembel yang buta hukum, lintah darat, dan
penjudi. Mereka ini dianggap oleh orang Farisi sebagai sampah masyarakat yang
harus dibuang, tidak berguna atau najis. Mereka harus disingkirkan dari
pergaulan masyarakat, karena menyimpang dari hukum dan warisan adat- istiadat.
6) Bersikap
kritis terhadap media dan ideologi tanpa tanggung jawab dan dasar yang kuat
akan menyebabkan kita hanya ingin tampil beda saja. Sebagai murid Kristus,
sikap kritis harus berdasar dan dapat dipertanggungjawabkan. Kita harus
mengkritisi berbagai media, cara pandang, dan ideologi yang mempengaruhi kita
agar kita menemukan kehidupan yang autentik (dapat dipercaya) atau yang sejati.
7) Budaya
modern dengan berbagai teknologi, gaya hidup, dan ideologi cenderung tidak lagi
memusatkan nilai iman dan hanya sedikit memberi dukungan untuk menghayati iman
dalam kehidupan sehari-hari. Bersikap kritis pada media dan berbagai ideologi
menunjukkan bahwa kita mempunyai sikap iman.
8) Sikap
iman merupakan bentuk sikap bagaimana kita menerima Allah dan kasih Allah yang
diwahyukan kepada kita dalam pribadi Yesus melalui komitmen-komitmen kita. Sikap
kritis terhadap ideologi yang ada, semestinya membuat kita mampu bertahan dan
berkembang sebagai seorang Kristen sejati di tengah-tengah dunia ini.
9) Konsekuensi
dan dasar dari hidup kritis adalah berani menyatukan diri ke dalam perkembangan
dunia, dan berani melepas apa yang “nikmat” dan menjadi murid Kristus. Sikap
kritis mempunyai 3 proses dasar:
a) Berusaha
memusatkan diri pada perkembangan nilai-nilai atau cita-cita yang kita anggap
luhur.
b) Berusaha
memalingkan diri dari keegoisan dan mengarahkan segala perhatian kepada
kepentingan bersama.
c) Membuka
perhatian kepada hidup yang lebih sempurna, yaitu ke arah hidup Allah sendiri.
Ayat untuk Direnungkan:
Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk
melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. (Yoh. 6:38)
Langkah Ketiga: Refleksi dan Aksi
1.
Refleksi.
Guru
mengajak peserta didik membaca puisi berikut ini:
Pancasila
Tetap Abadi
Kepakan
Sayap Garuda Menerbangkan Pancasila
Sudah
cukup banyak nyawa yang kita korbankan
Sudah
cukup banyak tangis yang kita dengarkan
Sudah
cukup banyak darah dan keringat yang kita sumbangkan
Hanya
untuk satu kata
MERDEKA…!!!
Merdeka..
Mulai
menyongsong lahirnya ideologi Negara Suatu ideologi yang dapat menyatukan
bangsa Puluhan bangsa dari ribuan pulau di Nusantara Menjadi pilar berbangsa
dan bernegara
Selamat
datang Pancasila…
Ketika
gunung sebesar apapun bisa diruntuhkan Ketika batu sekeras apapun bisa
dipecahkan Ketika besi sekuat apapun bisa dipatahkan
Jangan
harap kamu dapat menghancurkan pancasila
Karena
pancasila lebih dari sakti dari itu semua
Lima
dasar Negara yang memiliki makna yang dalam
Makna
yang kongkrit, kaku dan mengikat
Memiliki
simbol yang bermakna kuat pada setiap sila
Terpampang
kokoh pada dada sang garuda
Garuda
terbang jauh menyusuri nusantara
Terbang
membusungkan dadanya yang kekar Membanggakan diri telah membawa pancasila Tidak
ada yang bisa menghalanginya
Terbang
sampai ke penjuru dunia
Sayapnya
yang cantik pun tak mampu menutupinya
Jangan
kamu sia-siakan berjuta nyawa
Jangan
kamu sia-siakan berjuta tangisan
Jangan
kamu sia-siakan darah yang telah tercurah Jangan kamu membunuh burung garuda kami
Dengan sifat egois dan pikiran yang sempit
Dia
telah lahir menjadi pilar bangsa Lahir dan tumbuh di tengah-tengah kita Tumbuh
menjadi pemersatu bangsa Indonesia Terbang terus burung garuda ku
Bawalah
pancasila sampai ujung dunia
Dan
abadilah sampai akhir hayat Sudah saatnya bangkit kembali Lipat lengan baju mu
kawan Kepal tangan mu yang kekar
Angkat
tanganmu setinggi-tingginya
Dan
teriakkanlah kata “PANCASILA”
Writerdesmon Mahasiswa
Sumber:https://www.idntimes.com/fiction/poetry/yohannedabutar/pancasila-tetap-abadi-c1c2
2.
Aksi.
a.
Guru meminta peserta didik membuat
sebuah doa supaya Ideologi Pancasila dihidupi dan menjadi ideologi bangsa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
b.
Guru menugaskan peserta didik membuat slogan
untuk melawan gaya hidup yang tidak sehat di kalangan remaja (materialisme,
konsumerisme, hedonisme, dan lain-lain). Slogan tersebut kemudian bisa ditempel
pada majalah dinding/tempat yang sudah disiapkan atau diunggah di media
sosial).
Doa Penutup
Guru mengajak
peserta didik untuk mendaraskan Mazmur 141:1⎯10
berikut ini:
Doa
dalam Pencobaan
1Mazmur
Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah
telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu!
2Biarlah
doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat
seperti persembahan korban pada waktu petang.
3Awasilah
mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
4Jangan
condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang
fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku
mengecap sedap-sedapan mereka.
5Biarlah
orang benar memalu dan menghukum aku, itulah kasih; tetapi janganlah minyak
orang fasik menghiasi kepalaku! Sungguh aku terus berdoa menentang
kejahatan-kejahatan mereka.
6Apabila
mereka diserahkan kepada hakim-hakimnya, maka mereka akan mendengar, bahwa
perkataan-perkataanku menyenangkan.
7Seperti
batu yang dibelah dan dihancurkan di tanah, demikianlah akan berhamburan
tulang-tulang mereka di mulut dunia orang mati.
8Tetapi
kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung,
jangan campakkan aku!
9Lindungilah
aku terhadap katupan jerat yang mereka pasang terhadap aku, dan dari perangkap
orang-orang yang melakukan kejahatan.
10Orang-orang
fasik akan jatuh serentak ke dalam jala mereka, tetapi aku melangkah lalu.
Kemuliaan kepada
Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
Seperti pada
permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar