Cari Blog Ini

Rabu, 15 Januari 2025

PERAN ROH KUDUS

PERAN ROH KUDUS

 

Gagasan Pokok:

Dalam kehidupan sehari-hari kita baru akan mengenal sahabat kita secara benar dan utuh, apabila kita sudah bergaul lama dengan sahabat kita itu. Pengenalan yang benar dan utuh, selain merupakan proses yang tidak sebentar, juga mengandaikan pemahaman kita tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlihatkan sahabat kita itu. Kita tidak bisa menyimpulkan begitu saja tentang pribadi sahabat kita hanya dengan mendengar, melihat atau mengalaminya dalam satu kali peristiwa.

Demikian pula pengenalan kita akan Roh Kudus. Banyak orang menyangka bahwa Roh Kudus baru muncul dalam Perjanjian Baru, seolah-olah dalam Perjanjian Lama Roh Kudus belum ada. Tentu anggapan itu sangat salah, sebab kemanunggalan Bapa, Putra dan Roh Kudus sudah ada sejak semula. Sesungguhnya pengenalan kita akan Roh Kudus tidak akan pernah dapat dilepaskan dalam kaitan dengan pribadi Allah lainnya, Bapa dan Putra. Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus dikenal dengan penamaan yang berbeda, dan peranannya masih terselubung. Roh kudus seperti yang kita pahami saat ini, baru terkuak sempurna dalam Perjanjian Baru, khususnya sejak peristiwa Pentakosta.

Dalam peristiwa Pentakosta, Roh Kudus yang dicurahkan Bapa melalui Yesus Kristus memperlihatkan daya kekuatannya yang luar biasa. Ia mempertobatkan banyak orang yang mendengar kesaksian para murid tentang Yesus Kristus, membentuk mereka menjadi komunitas yang menjadi cikal bakal Gereja Kristus. Selanjutnya daya kerja Roh Kudus senantiasa hadir dalam perjalanan hidup dan pelayanan Gereja, baik sebagai pribadi anggota-anggotanya maupun sebagai dalam kebersamaan sebagai. Kenyataan ini semakin membuktikan janji Yesus sendiri, bahwa Ia akan menyertai Gereja-Nya sepanjang zaman.

Anugerah yang besar ini perlu dihayati sebagai panggilan bagi Gereja dan setiap anggotanya, agar dalam setiap gerak langah pelayanannya, tak henti- hentinya memohon penyertaan Roh Kudus.

 

Kegiatan Pembelajaran:

 

Doa/Lagu Pembuka

Guru mengajak peserta didik mengawali pembelajaran dengan berdoa atau bernyanyi yang bertema Roh Kudus, misalnya Lagu Datanglah Roh Maha Kudus, dari Madah Bhakti 448:

 

Datanglah Roh Maha Kudus

Datanglah Roh Maha Kudus, masuki hati umatMu

Sirami jiwa yang layu, dengan embun kurniaMu

 

Roh cinta Bapa dan Putra, taburkanlah cinta mesra

Dalam hati manusia, cinta anak pada Bapa

 

Datanglah Roh Maha Kudus, bentara cinta Sang Kristus

Tolong kami jadi saksi, membawa cinta ilahi

 

Lidah api angin taufan, lambang Roh Kudus yang datang

Maka kami dibaharui, oleh Pembaharu yang suci

 

Roh Kristus ajari kami, bahasa cinta ilahi

Satulah bangsa semua, karena bahasa cinta

 

Cinta yang laksana api, kobarkan semangat kami

Agar musnalah terbasmi, jiwa angkuh hati dengki

 

Sang penghibur umat Allah, kuatkan iman yang lemah

Agar hati bergembira, walau dilanda derita

 

Penggerak pada RasulMu, lepaskan lidah yang kelu

Supaya kami wartakan, karya keselamatan Tuhan

 

 

Langkah Pertama: Memahami sebutan untuk Roh Kudus dan Perannya serta Pengalaman Merasakan Kehadiran Roh Kudus

1.      Guru mengajak siswa untuk mendalami makna lagu yang tadi dinyanyikan dengan pertanyaan:

a.         Apa saja sebutan lain dari Roh Kudus dalam lagu di atas?

b.         Apa saja peranan Roh Kudus yang diungkapkan dalam lagu tersebut?

c.         Pernahkah kalian merasakan kehadiran Roh Kudus dalam hidupmu? Cobalah kalian sharingkan!

2.      Bila dianggap perlu Guru memberi peneguhan atas jawaban peserta didik:

a.         Dalam tiap bait terdapat sebutan Roh Kudus. Roh Kudus disebut:

1)        Roh Maha Kudus,

2)        Roh Cinta Bapa dan Putra, artinya Roh yang berasal dari Bapa dan Putra,

3)        Bentara cinta Sang Kristus. Kata “bentara” dalam KBBI artinya pembantu raja yg bertugas melayani dan menyampaikan titah raja, atau abdi dalem. Jadi Roh Kudus itu pelayan Allah,

4)        Cinta yang laksana api, Roh Kudus itu kasih Allah sendiri,

5)        Sang penghibur umat Allah,

6)        Penggerak pada rasul-Mu. Roh Kudus itu menggerakkan dan mengibarkan semangat para Rasul Kristus.

b.         Dalam lagu tadi, diungkapkan juga peran Roh Kudus, baik dalam kehidupan pribadi maupun komunitas:

1)      Menyirami jiwa untuk memberi ketenangan kesejukan dalam hati kita

2)      Menaburkan cinta dalam hati kita, sehingga kita menerima cinta bagaikan cinta Bapa pada anak-Nya

3)      Menolong kita mampu menjadi saksi cinta Tuhan

4)      Menguatkan iman yang lemah terutama saat kita dilanda derita atau kesulitan

5)      Menyucikan diri kita sehingga mampu mewartakan karya keselamatan Tuhan

 

c.         Injil Yohanes menyebutkan bahwa Allah itu Roh (Yoh. 4:24). Karena Allah itu Roh maka Allah itu tidak berbentuk, Allah bukan materi. Karena Allah adalah Roh maka keberadaan Allah bersifat kekal.

d.         Pewahyuan akan Roh Kudus sebagai pribadi baru menjadi jelas dalam Perjanjian Baru, tetapi sesungguhnya Roh Kudus dan karyanya sudah ada sejak saat penciptaan.

Dalam Perjanjian Lama kata Roh Kudus secara langsung baru muncul dalam Yes. 63:1014. Kata Ibrani untuk "Roh" adalah “ruah”, yang sering diterjemahkan dengan "angin" atau "nafas". Maka Roh Allah artinya “nafas” Allah atau “angin” dari Allah (mis. Kej. 2:7; Yeh. 37:910), kata- kata tersebut mengacu kepada karya Roh Kudus. Walaupun demikian, secara cukup jelas bahwa Roh Allah atau Roh Tuhan berbeda dengan Allah sendiri.

1)    Roh Sebagai Daya Ilahi yang Menghidupkan dan Menyelamat-kan Umat-Nya.

Dalam Kej. 1:12: “Pada mulanya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi masih belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Kutipan tersebut menegaskan bahwa dalam kisah penciptaan Roh Allah adalah Roh yang menata dan memberi daya hidup terhadap semua ciptaan Allah. Berkat Roh segala yang hidup terhubung dengan Allah (Kej. 2:7; 6:3. 17; 7:15.22).

2)    Roh Allah hadir dalam tokoh-tokoh tertentu untuk menjalankan tugas tertentu

Roh atau ”ruah” Allah hadir dalam tokoh-tokoh tertentu, seperti para Hakim dan Nabi dan Raja. Dalam Kitab Hakim-hakim 3:10 dikisahkan yang dipenuhi Roh Kudus untuk melawan musuh- musuh Israel. Roh Allah juga menghinggapi Simson (Hak. 13:25) dan Yefta (Hak. 11:29). Berkat kehadiran Roh dalam dirinya, mereka tampil sebagai pahlawan bagi Israel, sebagaimana yang dialami Raja Saul (1Sam. 11:6). Roh Allah juga menganugerahi seseorang untuk menduduki jabatan tertentu, seperti yang dialami oleh Daud (1Sam. 16:13).

Kesimpulannya, Roh Allah itu menghidupkan umat Allah dengan membangkitkan dan menguatkan tokoh-tokoh bangsa Israel yang dibutuhkan demi keselamatan dan perkembangan umat.

 

e.         Dalam bagian awal Perjanjian Baru, kehadiran Roh dan peran Roh Kudus lebih banyak berkaitan pada diri Yesus atau orang-orang yang diutus Allah untuk mempersiapkan kedatangan dan pelaksanaan misi- Nya. Masing-masing kitab dalam Perjanjian Baru memiliki penekanan yang berbeda tentang bagaimana Roh Kudus bekerja pada diri Yesus.

1)    Injil Markus dan Injil Matius Kedua Injil ini menekankan bahwa Roh Kudus akan dicurahkan sepenuhnya oleh Yesus Kristus, yakni melalui baptisan. Dalam Markus 1:8, Yohanes Pembaptis berkata: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus”. Ia yang dimaksudkan Yohanes di sini adalah Yesus, Sang Mesias, yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama, dan yang mencurahkan Roh Kudus ke atas jemaat-Nya.

2)    Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, menekankan Yesus yang sejak awal dipersiapkan dan dikandung oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya, Yesus tidak hanya Ia dikandung dari Roh Kudus, bahkan Maria yang akan mengandungnya pun sudah dicurahi Roh Kudus. Kepada Bunda Maria, malaikat Gabriel berkata: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Luk. 1:35). Secara khusus Allah mencurahkan Roh Kudus di hadapan publik kepada Yesus saat dibaptis Yohanes. Sejak saat itu Yesus penuh dengan Roh Kudus (Luk. 4:1). Dengan kata lain, persatuan yang erat Yesus dengan Roh Kudus sudah terjadi sejak Ia dikandung oleh Maria. Pencurahan Roh Kudus atas diri Yesus itulah yang menyebabkan pengajaran maupun tindakan-Nya memperlihatkan daya kekuatan Roh kudus yang bekerja dalam diri-Nya.

3)    Injil Yohanes menekankan bahwa Roh Kudus yang akan dicurahkan Yesus itulah yang akan memimpin manusia ke dalam “seluruh kebenaran”, sebagaimana dijanjikan Yesus sebelum naik ke surga Ia berkata: “Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata- kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar- Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya daripada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya daripada-Ku” (Yoh. 16:1315)

4)    Santo Paulus dalam surat-suratnya memahami Roh Kudus sebagai anugerah Allah yang dicurahkan berkat jasa Yesus Kristus (Rm. 5:5). Roh Kudus itulah yang hidup dan bekerja dalam diri manusia agar manusia mampu mengenal dan percaya akan Yesus Kristus. Dengan demikian, manusia akan memahami seluruh rahasia penyelamatan Allah hanya dengan percaya kepada-Nya dan mau mengalami hidup seperti Yesus Kristus, sebab “Bapa menunjukkan kepada kita kasih-Nya yang tak terlampaui dengan menyerahkan Putra-Nya” (Rm. 8:32.39).

 

 

 

Langkah Kedua: Memahami Makna Peristiwa Pentakosta dan Karya Roh Kudus dalam Gereja

1.    Guru memberi pengantar singkat, misalnya:

Dalam Injil Yohanes dituliskan bahwa sebelum Yesus ditangkap, Yesus sudah memberitahukan bahwa Ia harus kembali kepada Bapa. Tetapi Ia tidak akan membiarkan murid-murid-Nya berjalan sendiri. Itulah sebabnya Ia menjanjikan akan mengutus Roh Kudus, yakni Roh Kebenaran, Roh Penghibur (Yoh. 14:15. 15:26). Janji bahwa Yesus akan menyertai para murid-Nya disebutkan juga dalam Injil Lukas sebelum Yesus terangkat ke surga: “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." (Luk. 24:49). Tetapi Injil Lukas tidak secara langsung menyebut Roh Kudus.

Janji Yesus itu dipenuhi dalam peristiwa Pentakosta, sebagaimana dikisahkan dalam Kis. 2:113, 1440 dan 4147

2.    Guru meminta peserta didik masuk dalam kelompok, untuk membaca kisah Pentakosta, dan menjawab pertanyaan.

a.      Pentakosta

1Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.

2Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;

3dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

4Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

5Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.

6Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.

7Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?

8Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:

9kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,

10Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,

11baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."

12Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?"

13Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis"

 

b.      Khotbah Petrus

14Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.

15Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan,

16tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:

17Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan- penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.

18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh- Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.

19Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap.

20Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.

21Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.

22Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.

23Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.

24Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.

25Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

26Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram,

27sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.

28Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.

29Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.

30Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.

31Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.

32Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.

33Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.

34Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku:

35Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.

36Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

37Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

38Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

39Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."

40Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."

 

c.       Cara Hidup Jemaat yang Pertama

41Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

42Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

43Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.

44Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

45dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi- bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

46Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

47sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

 

Pertanyaan:

a.      Bertolak dari ketiga bacaan tersebut:

b.      Bagaimana Roh Kudus turun atas para rasul dikisahkan?

c.       Apa yang dialami para rasul setelah Roh Kudus turun atas mereka?

d.      Bagaimana reaksi/ tanggapan orang-orang yang menyaksikan peristiwa tersebut?

e.      Apa yang harus orang-orang itu lakukan sebagai tanggapan mereka terhadap khotbah para rasul?

f.        Apa dampak Pentakosta terhadap perkembangan orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus?

 

3.    Guru memberi kesempatan tiap kelompok mempresentasikan hasilnya.

4.    Guru menyampaikan kesimpulan:

a.      Kata Pentakosta berarti “hari kelima puluh”, yaitu 50 hari sesudah perayaan Paskah. Lima puluh hari setelah kebangkitan-Nya Yesus memenuhi janji-Nya untuk mencurahkan Roh Kudus kepada para rasul, sebagaimana Ia janjikan sebelum kenaikan-Nya ke surga (Kis. 1:8; 2:113).

b.      Pada hari itu, para rasul yang tadinya diliputi ketakutan, berkat turunnya Roh Kudus, berubah menjadi berani tampil dengan gagah di hadapan publik. Hati mereka berkobar-kobar. Mereka menjadi semakin percaya dengan semua yang diajarkan dan dilakukan Yesus. Melalui kotbah kesaksian mereka, mereka berhasil meyakinkan para pendengarnya kepada iman akan Yesus Kristus. Sehingga seketika itu, jumlah mereka bertambah sampai tiga ribu jiwa (bdk. Kis. 2:41).

c.       Jumlah mereka yang awalnya terbatas pada para rasul, beberapa perempuan dan Bunda Maria (dan beberapa orang lain), berkat Pentakosta menjadi ribuan. Itulah sebabnya Pentakosta sering dipandang sebagai hari kelahiran Gereja.

d.      Daya kekuatan Roh Kudus yang diterima oleh para rasul dalam Pentakosta, dan yang sekarang hadir dalam orang banyak yang telah menerima baptisan, dihayati dan diwujudkan dalam cara hidup yang luar biasa. Hal ini pula yang menyebabkan makin banyak orang percaya akan Yesus Kristus.

 

 

5.    Guru memberi kesempatan peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami atau memberikan tanggapan atas kesimpulan di atas

 


 

6.    Setelah selesai, Guru meminta tiap kelompok membaca satu perikop Kitab Suci, kemudian merumuskan pesan yang terdapat dalam kutipan tersebut berkaitan dengan peran Roh Kudus.

a.      Kis. 4

b.      Kis. 10:4448

c.       Kis 67

d.      Kis 15:134

 

2.    Guru menyampaikan kesimpulan atau meminta peserta didik membaca kesimpulan dalam buku siswa.

a.      Berbeda dengan peran Roh Kudus dalam Perjanjian Lama, yang terbatas pada tokoh-tokoh tertentu, sejak Pentakosta Roh Kudus benar-benar dicurahkan kepada semua orang yang percaya. Dan daya Roh Kudus bekerja secara lebih dahsyat, sehingga berkat kehadiran Roh Kudus mereka memiliki kekuatan dan keberanian untuk memberi kesaksian akan iman tentang karya keselamatan Allah Bapa yang dinyatakan secara penuh dalam dan melalui Yesus Kristus. Berkat Roh Kudus, Petrus dan Yohanes mewartakan Injil dengan berani sekalipun mendapat ancaman (Kis. 4). Stefanus dipenuhi Roh Kudus, sehingga dapat bersaksi sampai akhir hidupnya (Kis. 6 dan 7). Hal yang sama juga dialami Paulus dan Barnabas (lih. Kis. 13:2).

b.      Roh Kudus menggerakkan mereka melakukan mukjizat dan tanda- tanda yang membuat orang percaya. Tetapi juga menggerakkan mereka melakukan karya-karya kreatif yang menghadirkan keselamatan, seperti nampak dalam keinginan mereka melayani dan memperhatikan orang-orang miskin di luar komunitas mereka (Kis. 6).

c.       Roh Kudus membimbing para rasul (Gereja) pada saat mereka harus mengambil keputusan berkaitan dengan ajaran atau sikap terhadap suatu masalah yang dihadapi. Misalnya, pada terjadi perbedaan pendapat tentang boleh-tidaknya membaptis Kornelius, yang defacto seorang tentara Romawi (yang dianggap kafir). Petrus dengan bimbingan Roh Kudus meyakinkan para rasul yang lain bahwa siapapun bisa diterima sebagai murid Kristus (Kis. 10:4448).

d.      Roh Kudus telah terbukti sebagai Pelindung dari serangan kaum bidaah yang berusaha menyerang ajaran Gereja dan mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Yesus sendiri. Roh Kudus bekerja melalui para Paus dan Santo-Santa untuk mempertahankan ajaran yang benar. Contoh: pada waktu bidaah Arianisme, maka Roh Kudus bekerja melalui St. Athanasius (373) melawan ajaran mereka; Roh Kudus juga menyemangati Paus St. Gregorius VII untuk membenahi Gereja (1085); Roh Kudus menguatkan iman St. Dominic (1221) untuk melawan bidaah Albigenses, melalui St. Katharina dari Siena (1380) Gereja terhindar dari bahaya perpecahan, dan sebagainya.

e.      Gereja mengimani bahwa Roh Kudus adalah mengajar Gereja untuk berani mewartakan kebenaran serta menjamin kebenaran ajaran yang ditetapkan melalui para Paus. Banyak ajaran-ajaran Gereja yang memberi pengaruh pada sikap dan pandangan para pemimpin agama yang lain, maupun para tokoh pemerintahan, seperti tentang kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan sebagainya.

f.        Roh Kudus yang dianugerahkan oleh Allah Bapa berkat Yesus Kristus tinggal di dalam diri setiap orang beriman, yang memungkinkan mereka memiliki cara pikir dan cara tindak seperti Allah. Paulus mengatakan: “tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah” (1Kor. 6:19). Roh itu pula yang membimbing kita bagaimana berdoa (Rm. 8:26), dan menumbuhkan buah-buah roh (Gal. 5:2223).

g.      Dan yang paling penting dari semuanya itu, Gereja percaya bahwa Roh Kuduslah yang telah menjadikan kita anak-anak Allah, sehingga kita mempunyai relasi yang sangat akrab dengan Allah, dan dengan penuh keyakinan boleh menyapa Allah dengan "Abba, ya Bapa" (Rm. 8: 1516). Dengan menjadi anak-anak Allah hidup kita sepenuhnya dipimpin oleh- Nya dan memperoleh karunia kasih-Nya (bdk. Rm. 8:14).

 

h.      Pemberian (Pengaruniaan) Roh Kudus kepada umat beriman

Gereja Katolik mengimani bahwa Roh Kudus dikaruniakan secara khusus kepada umat beriman melalui Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan. Dalam Sakramen Baptis, Roh Kudus yang kita terima membersihkan dosa dan memberikan hidup baru kepada mereka, memungkinkan kita mengalami persekutuan dengan hidup Allah Tritunggal (bdk. Yoh. 17:2023). Pada saat penerimaan Sakramen Penguatan, kita mendapat pencurahan Roh Kudus dalam kelimpahannya, seperti dialami para rasul saat Pentakosta. (KGK 1320), ia memampukan seseorang untuk menjadi murid Kristus yang memikul tanggung jawab menjadi saksi Kristus.

 

Langkah Ketiga: Memahami Lambang Kehadiran Roh Kudus

1.    Guru mengajak peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk membahas tugas berikut:

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering memakai atau memasang benda tertentu; atau melakukan gerakan tertentu; atau mengucapkan kata-kata tertentu untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, ajakan atau kepercayaan akan sesuatu. Kemukakan contoh penggunaan benda, gerakan, kata-kata untuk menyimbolkan sesuatu, dan jelaskan apa yang disimbolkannya.

Apa saja yang sering dipakai sebagai simbol Roh Kudus?

2.    Guru merangkum jawaban peserta didik, dan memberi peneguhan:

Lambang atau simbol itu baru bisa dimengerti oleh orang yang mempunyai relasi. Mendapatkan bunga dari pacar, akan berbeda maknanya dengan menerima bunga dari orang lain yang kadar relasi atau kedekatannya berbeda. Demikian juga dengan simbol atau lambang Roh Kudus, hanya akan mempunyai makna bagi yang mengimaninya

Dalam Gereja, ada beberapa simbol yang melambangkan Roh Kudus:

a.      Air

Dalam upacara Pembaptisan air adalah lambang tindakan Roh Kudus, karena sesudah menyerukan Roh Kudus, air menjadi tanda sakramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali. Seperti pada kelahiran kita yang pertama kita tumbuh dalam air ketuban, maka air Pembaptisan adalah tanda bahwa kelahiran kita untuk kehidupan ilahi, dianugerahkan kepada kita dalam Roh Kudus. “Dibaptis dalam satu Roh”, kita juga “diberi minum dari satu Roh” (1 Korintus 12:13). Jadi Roh dalam pribadi-Nya adalah air yang menghidupkan, yang mengalir, dari Kristus yang disalibkan dan yang memberi kita kehidupan abadi.

b.      Urapan

Salah satu lambang Roh Kudus adalah juga urapan dengan minyak, malahan sampai ia menjadi sinonim dengan-Nya. Dalam inisiasi Kristen, urapan adalah tanda sakramental dalam Sakramen Penguatan, yang karenanya dinamakan “Khrismation” dalam Gereja-gereja Timur. Tetapi untuk mengerti sepenuhnya bobot nilai dari lambang ini, orang harus kembali ke urapan pertama, yang Roh Kudus kerjakan: Urapan Yesus. “Khristos” (terjemahan dari perkataan Ibrani “Messias”) berarti yang “diurapi dengan Roh Allah”. Dalam Perjanjian Lama sudah ada orang yang “diurapi” Tuhan; terutama Daud adalah seorang yang diurapi. Tetapi Yesus secara khusus adalah Dia yang diurapi Allah: kodrat manusiawi yang Putra terima, diurapi sepenuhnya oleh “Roh Kudus”. Oleh Roh Kudus, Yesus menjadi “Kristus”. Perawan Maria mengandung Kristus dengan perantaraan Roh Kudus, yang mengumumkan-Nya melalui malaikat pada kelahiran-Nya sebagai Kristus, dan yang membawa Simeon ke dalam kenisah, supaya ia dapat melihat yang diurapi Tuhan. Ia yang memenuhi kristus, dan kekuatan-Nya keluar dari Kristus, waktu Ia melakukan penyembuhan dan karya-karya keselamatan. Pada akhirnya Ia jugalah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Dalam kodrat manusiawi- Nya, yang adalah pemenang atas kematian, setelah sepenuhnya dan seutuhnya menjadi “Kristus”, Yesus memberikan Roh Kudus secara berlimpah ruah, sampai “orang-orang kudus” dalam persatuanNya dengan kodrat manusiawi Putra Allah menjadi “manusia sempurna” dan “menampilkan Kristus dalam kepenuhan-Nya” (Efesus 4:13): “Kristus paripurna”, seperti yang dikatakan Santo Agustinus.

 

c.       Api

Sementara air melambangkan kelahiran dan kesuburan kehidupan yang dianugerahkan dalam Roh Kudus, api melambangkan daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Nabi Elia, yang “tampil bagaikan api dan perkataannya bagaikan obor yang menyala” (Sir. 48:1), dengan perantaraan doanya menarik api turun atas korban di gunung Karmel - lambang api Roh Kudus yang mengubah apa yang Ia sentuh. Yohanes Pembaptis, yang mendahului Tuhan “dalam roh dan kuasa Elia” (Lukas 1:17) mengumumkan Kristus sebagai Dia, yang “akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api” (Lukas 3:16). Mengenai Roh ini Yesus berkata: “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala” (Lukas 12:49). Dalam “Lidah-lidah seperti api” Roh Kudus turun atas para Rasul pada pagi hari Pentakosta dan memenuhi mereka (Kisah Para Rasul 2:34). Dalam tradisi rohani, lambang api ini dikenal sebagai salah satu lambang yang paling berkesan mengenai karya Roh Kudus”. “Janganlah padamkan Roh” (1 Tesalonika 5:19).

d.      Awan dan Sinar

Kedua lambang ini selalu berkaitan satu sama lain, kalau Roh Kudus menampakkan Diri. Sejak masa teofani Perjanjian Lama, awan - baik yang gelap maupun yang cerah - menyatakan Allah yang hidup dan menyelamatkan, dengan menyelubungi kemuliaan-Nya yang adikodrati. Demikian juga dengan Musa di Gunung Sinai”, dalam kemah wahyu” dan selama perjalanan di padang gurun”; pada Salomo waktu pemberkatan kenisah”. Semua gambaran ini telah dipenuhi dalam Roh Kudus oleh Kristus. Roh turun atas Perawan Maria dan “menaunginya”, supaya ia mengandung dan melahirkan Yesus (Lukas 1:35). Di atas Gunung Transfigurasi Ia datang dalam awan, “yang menaungi” Yesus, Musa, Elia, Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan “satu suara kedengaran dari dalam awan: Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia” (Lukas 9:3435). “Awan” yang sama itu akhirnya menyembunyikan Yesus pada hari kenaikan- Nya ke Surga dari pandangan para murid (Kis. 1:9); pada hari kedatangan-Nya awan itu akan menyatakan Dia sebagai Putra Allah dalam segala kemuliaan-Nya.

e.      Meterai

Meterai adalah sebuah lambang, yang erat berkaitan dengan pengurapan. Kristus telah disahkan oleh “Bapa dengan meterai- Nya” (Yohanes 6:27) dan di dalam Dia, Bapa juga memeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Karena gambaran meterai [bahasa Yunani sphragis] menandaskan akibat pengurapan Roh Kudus yang tidak terhapuskan dalam penerimaan Sakramen Pembaptisan, Penguatan, dan Tahbisan, maka ia dipakai dalam beberapa tradisi teologis untuk mengungkapkan “karakter”, yang tidak terhapuskan, tanda yang ditanamkan oleh ketiga Sakramen yang tidak dapat diulangi itu.

f.        Tangan

Yesus menyembuhkan orang sakit dan memberkati anak-anak kecil, dengan meletakkan tangan ke atas mereka. Atas nama-Nya para Rasul melakukan yang sama. Melalui peletakan tangan para Rasul, Roh Kudus diberikan. Surat kepada umat Ibrani memasukkan peletakan tangan dalam “unsur-unsur pokok” ajarannya. Dalam epiklese sakramentalnya, Gereja mempertahankan tanda pencurahan Roh Kudus ini yang mampu mengerjakan segala sesuatu.

g.      Jari

“Dengan jari Allah” Yesus mengusir setan (Lukas 11:20). Sementara perintah Allah ditulis dengan “jari Allah” atas loh-loh batu (Keluaran 31:18), “surat Kristus” yang ditulis oleh para rasul, “ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging yaitu di dalam hati manusia” (2 Korintus 3:3). Madah “Veni, Creator Spiritus” berseru kepada Roh Kudus sebagai “jari tangan kanan Bapa”.

h.      Merpati

Pada akhir air bah (yang adalah lambang Pembaptisan), merpati, yang diterbangkan oleh Nuh dari dalam bahtera, - kembali dengan sehelai daun zaitun segar di paruhnya sebagai tanda bahwa bumi sudah dapat didiami lagi. Waktu Kristus naik dari air Pembaptisan- Nya, Roh Kudus dalam rupa merpati turun atas-Nya dan berhenti di atas-Nya. Roh turun ke dalam hati mereka yang sudah dimurnikan oleh Pembaptisan dan tinggal di dalamnya. Di beberapa Gereja, Ekaristi Suci disimpan dalam satu bejana logam yang berbentuk merpati [columbarium] dan digantung di atas altar. Merpati dalam ikonografi Kristen sejak dahulu adalah lambang Roh Kudus.

 

Langkah Keempat: Memahami Tujuh Karunia Roh Kudus

1.    Guru meminta peserta didik membaca Yes. 11:12, dan menjawab pertanyaan tentang kutipan tersebut:

1Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

2Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;

 

Pertanyaan:

a.    Temukan karunia Roh Kudus yang ada dalam Yes. 11:2!

b.    Sebutkan ketujuh karunia Roh Kudus!

c.     Apa makna tujuh karunia itu?

 

2.    Guru dapat memberi masukan sebagai berikut:

Dalam Tradisi Gereja, kita mengenal adanya tujuh karunia Roh Kudus. Karunia-karunia Roh Kudus itu biasanya dihubungkan dengan Yes 11:2: “Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan.” Keenam kurnia roh yang disebut dalam Yes. 11: 2 ini kemudian dilengkapi dengan roh kesalehan, sehingga jumlahnya lengkap menjadi tujuh. Ketujuh karunia Roh Kudus itu adalah sebagai berikut:

a.      Karunia Takut akan Tuhan

Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan. Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang dalam pertobatan awal. Namun, bukankah Rasul Yohanes mengatakan bahwa dalam kasih tidak ada ketakutan? (lihat Yoh. 4:18) Takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, kalau didasarkan pada kasih. Inilah yang disebut takut karena kasih, seperti anak yang takut menyedihkan hati bapanya.

b.      Karunia Keperkasaan

Karunia keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut. Karunia keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan, bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada kemampuan Tuhan. Inilah yang dikatakan oleh rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Juga, “Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8:31) Melalui karunia ini, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk yakin dan percaya akan kekuatan Allah. Allah dapat menggunakan kita yang terbatas dalam banyak hal untuk memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebab Allah memilih orang-orang yang bodoh, yang lemah, agar kemuliaan Allah dapat semakin dinyatakan dan agar tidak ada yang bermegah di hadapanNya (lihat 1 Korintus 1:2729).

c.       Karunia Kesalehan

Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan kita dengan Allah seperti anak dengan bapa; dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada Allah, yang diwujudkan dengan agama, dan keadilan kepada sesama. Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, yang dapat berseru “Abba, Bapa!” (lihat Roma 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, kita dapat melakukan apa saja yang diminta oleh Allah dengan segera, karena percaya bahwa Allah mengetahui yang terbaik. Dalam doa, orang ini menaruh kepercayaan yang besar kepada Allah, karena percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik, sama seperti seorang bapa akan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Mereka yang menerima karunia kesalehan akan memberikan penghormatan kepada Bunda Maria, para malaikat, para kudus, Gereja, sakramen, karena mereka semua berkaitan dengan Allah. Juga, mereka yang diberi karunia ini, juga akan membaca Kitab Suci dengan penuh hormat dan kasih, karena Kitab Suci merupakan surat cinta dari Allah kepada manusia. Dalam hubungannya dengan sesama, karunia kesalehan dapat menempatkan sesama sebagai saudara/i di dalam Kristus, karena Allah mengasihi seluruh umat manusia dan menginginkan agar mereka juga mendapatkan keselamatan. Mereka yang saleh ini akan menjadi lebih bermurah hati kepada sesama. Dan dalam derajat yang lebih tinggi, mereka bersedia memberikan dirinya demi kebaikan bersama.

d.      Karunia Nasihat

Karunia Roh Kudus ini adalah karunia untuk mampu memberikan petunjuk jalan yang harus ditempuh seseorang agar dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia ini menerangi kebajikan kebijaksanaan, yang dapat memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat dan keadaan tertentu. Karunia ini perlu dijalankan dengan benar-benar mendengarkan Roh Kudus, membiarkan diri dibimbing olehNya, sehingga apapun nasihat dan keputusan yang kita berikan sesuai dengan kehendak Allah.

e.      Karunia Pengenalan

Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada kita untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Penciptanya (bandingkan Keb. 13:15) Dengan karunia ini, seseorang dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari dan mengangkat ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan kekudusan. Ini berarti semua profesi harus dilakukan dengan jujur dapat menjadi cara untuk bertumbuh dalam kekudusan. Semua hal di dunia ini dapat dilihat dengan kaca mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai masing-masing ciptaan-Nya.

f.        Karunia Pengertian

Karunia pengertian adalah karunia yang memungkinkan kita mengerti kedalaman misteri iman, mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh pengharapan dia menuliskan, “Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.” (Mazmur 119:34). Karunia ini memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci, kehidupan rahmat, pertumbuhan dalam sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan tujuan akhir kita, yaitu Surga. Karunia ini mendorong agar apapun yang kita lakukan mengarah pada tujuan akhir hidup ini.

g.      Karunia Kebijaksanaan

Karunia kebijaksanaan ini memungkinkan seseorang mampu melihat segala sesuatu dari kacamata ilahi. Orang yang memiliki karunia ini dapat menimbang segala sesuatu dengan tepat, mempunyai sudut pandang yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupan sebagai rahmat Tuhan yang perlu disyukuri, sehingga ia tetap mampu bersukacita sekalipun di dalam penderitaan. Karunia ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terarah kepada Tuhan. Karunia ini membuat seseorang menjadi cermin akan Kristus, seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar- Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (1Korintus 3:8).

 

 

 

Ayat untuk Direnungkan:

Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (Yoh. 16:13)

 

Langkah Kelima: Refleksi dan Aksi

1.    Refleksi.

a.    Guru mengajak peserta untuk hening, lalu membaca dan merenungkan kutipan Gal. 5:16,1923

Hidup Menurut Daging atau Roh

16Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

19Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,

20penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,

21kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

22Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

23kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

b.    Mengamati dan merefeksikan: unsur hidup dalam daging yang dirasakan masih sangat kuat/sering dilakukan dan unsur hidup dalam roh yang dirasakan masih kurang nyata dalam kehidupan

c.     Menyusun niat untuk melakukan satu kebaikan dalam satu hari selama satu minggu sebagai wujud hidup yang dibimbing oleh Roh Kudus.

 

2.    Aksi.

a.      Mewujudkan niat yang sudah diungkapkan, lalu mencatat pelaksanaan- nya dalam jurnal atau buku catatan.

b.      Mencari informasi dari berbagai sumber dan menguraikannya secara tertulis tentang lambang-lambang Roh Kudus dan Tujuh Karunia Roh Kudus disertai penjelasan.

 

Penutup

DOA MOHON ROH KUDUS TETAP TINGGAL DALAM HATIKU

Ya Roh Kudus,

Penasihat yang penuh kuasa,

pengikat yang kudus antara Bapa dan Putra, harapan bagi mereka yang bersedih.

Turunlah dalam hatiku dan tinggallah di dalamnya, nyalakanlah jiwaku yang nyaris padam dengan kasihMu, agar aku dapat sepenuhnya menjadi milikMu.

Aku percaya,

bila Engkau tinggal di dalam aku,

Engkau juga akan menyediakan tempat tinggal bagi Bapa dan Putra.

Oleh karenanya,

berkenanlah datang kepadaku, Penasihat jiwa-jiwa yang ditinggalkan, Pelindung mereka yang membutuhkan.

Bantulah aku dalam kelemahanku dan dukunglah dalam kegoyahanku.

Datang dan sucikanlah diriku,

semoga iblis tidak berniat memiliki diriku.

Engkau mengasihi yang bersahaja dan menyingkirkan yang sombong.

Datanglah kepadaku,

kemuliaan orang yang hidup dan harapan orang mati.

Tuntunlah diriku dengan karunia kasihMu, agar aku senantiasa menyenangkan hatiMu.

Amin.

 

Sumber: https://hape3.blogspot.com/2010/01/mohon-tujuh-karunia-roh-kudus-datanglah.html

 

 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar