PERAN ROH KUDUS
Gagasan Pokok:
Dalam kehidupan sehari-hari kita
baru akan mengenal sahabat kita secara benar dan utuh, apabila kita sudah
bergaul lama dengan sahabat kita itu. Pengenalan yang benar dan utuh, selain
merupakan proses yang tidak sebentar, juga mengandaikan pemahaman kita tentang
berbagai aspek kehidupan yang diperlihatkan sahabat kita itu. Kita tidak bisa
menyimpulkan begitu saja tentang pribadi sahabat kita hanya dengan mendengar,
melihat atau mengalaminya dalam satu kali peristiwa.
Demikian pula pengenalan kita akan
Roh Kudus. Banyak orang menyangka bahwa Roh Kudus baru muncul dalam Perjanjian
Baru, seolah-olah dalam Perjanjian Lama Roh Kudus belum ada. Tentu anggapan itu
sangat salah, sebab kemanunggalan Bapa, Putra dan Roh Kudus sudah ada sejak
semula. Sesungguhnya pengenalan kita akan Roh Kudus tidak akan pernah dapat
dilepaskan dalam kaitan dengan pribadi Allah lainnya, Bapa dan Putra. Dalam
Perjanjian Lama, Roh Kudus dikenal dengan penamaan yang berbeda, dan peranannya
masih terselubung. Roh kudus seperti yang kita pahami saat ini, baru terkuak
sempurna dalam Perjanjian Baru, khususnya sejak peristiwa Pentakosta.
Dalam peristiwa Pentakosta, Roh
Kudus yang dicurahkan Bapa melalui Yesus Kristus memperlihatkan daya
kekuatannya yang luar biasa. Ia mempertobatkan banyak orang yang mendengar
kesaksian para murid tentang Yesus Kristus, membentuk mereka menjadi komunitas
yang menjadi cikal bakal Gereja Kristus. Selanjutnya daya kerja Roh Kudus
senantiasa hadir dalam perjalanan hidup dan pelayanan Gereja, baik sebagai
pribadi anggota-anggotanya maupun sebagai dalam kebersamaan sebagai. Kenyataan
ini semakin membuktikan janji Yesus sendiri, bahwa Ia akan menyertai Gereja-Nya
sepanjang zaman.
Anugerah yang besar ini perlu
dihayati sebagai panggilan bagi Gereja dan setiap anggotanya, agar dalam setiap
gerak langah pelayanannya, tak henti- hentinya memohon penyertaan Roh Kudus.
Kegiatan Pembelajaran:
Doa/Lagu Pembuka
Guru mengajak peserta didik mengawali pembelajaran dengan berdoa
atau bernyanyi yang bertema Roh Kudus, misalnya Lagu Datanglah Roh Maha Kudus,
dari Madah Bhakti 448:
Datanglah
Roh Maha Kudus
Datanglah Roh Maha Kudus, masuki
hati umatMu
Sirami jiwa yang layu, dengan embun
kurniaMu
Roh cinta Bapa dan Putra,
taburkanlah cinta mesra
Dalam hati manusia, cinta anak
pada Bapa
Datanglah Roh Maha Kudus, bentara
cinta Sang Kristus
Tolong kami jadi saksi, membawa
cinta ilahi
Lidah api angin taufan, lambang
Roh Kudus yang datang
Maka kami dibaharui, oleh
Pembaharu yang suci
Roh Kristus ajari kami, bahasa
cinta ilahi
Satulah bangsa semua, karena
bahasa cinta
Cinta yang laksana api, kobarkan
semangat kami
Agar musnalah terbasmi, jiwa angkuh
hati dengki
Sang penghibur umat Allah, kuatkan
iman yang lemah
Agar hati bergembira, walau
dilanda derita
Penggerak pada RasulMu, lepaskan
lidah yang kelu
Supaya kami wartakan, karya
keselamatan Tuhan
Langkah Pertama: Memahami sebutan untuk Roh Kudus dan Perannya
serta Pengalaman Merasakan Kehadiran Roh Kudus
1. Guru
mengajak siswa untuk mendalami makna lagu yang tadi dinyanyikan dengan
pertanyaan:
a.
Apa
saja sebutan lain dari Roh Kudus dalam lagu di atas?
b.
Apa
saja peranan Roh Kudus yang diungkapkan dalam lagu tersebut?
c.
Pernahkah
kalian merasakan kehadiran Roh Kudus dalam hidupmu? Cobalah kalian sharingkan!
2. Bila
dianggap perlu Guru memberi peneguhan atas jawaban peserta didik:
a.
Dalam
tiap bait terdapat sebutan Roh Kudus. Roh Kudus disebut:
1)
Roh
Maha Kudus,
2)
Roh
Cinta Bapa dan Putra, artinya Roh yang berasal dari Bapa dan Putra,
3)
Bentara
cinta Sang Kristus. Kata “bentara” dalam KBBI artinya pembantu raja yg bertugas
melayani dan menyampaikan titah raja, atau abdi dalem. Jadi Roh Kudus itu
pelayan Allah,
4)
Cinta
yang laksana api, Roh Kudus itu kasih Allah sendiri,
5)
Sang
penghibur umat Allah,
6)
Penggerak
pada rasul-Mu. Roh Kudus itu menggerakkan dan mengibarkan semangat para Rasul
Kristus.
b.
Dalam
lagu tadi, diungkapkan juga peran Roh Kudus, baik dalam kehidupan pribadi
maupun komunitas:
1)
Menyirami
jiwa untuk memberi ketenangan kesejukan dalam hati kita
2)
Menaburkan
cinta dalam hati kita, sehingga kita menerima cinta bagaikan cinta Bapa pada
anak-Nya
3)
Menolong
kita mampu menjadi saksi cinta Tuhan
4)
Menguatkan
iman yang lemah terutama saat kita dilanda derita atau kesulitan
5)
Menyucikan
diri kita sehingga mampu mewartakan karya keselamatan Tuhan
c.
Injil
Yohanes menyebutkan bahwa Allah itu Roh (Yoh. 4:24). Karena Allah itu Roh maka
Allah itu tidak berbentuk, Allah bukan materi. Karena Allah adalah Roh maka
keberadaan Allah bersifat kekal.
d.
Pewahyuan
akan Roh Kudus sebagai pribadi baru menjadi jelas dalam Perjanjian Baru, tetapi
sesungguhnya Roh Kudus dan karyanya sudah ada sejak saat penciptaan.
Dalam Perjanjian Lama kata Roh
Kudus secara langsung baru muncul dalam Yes. 63:10⎯14. Kata Ibrani untuk
"Roh" adalah “ruah”, yang sering diterjemahkan dengan
"angin" atau "nafas". Maka Roh Allah artinya “nafas” Allah
atau “angin” dari Allah (mis. Kej. 2:7; Yeh. 37:9⎯10), kata- kata tersebut mengacu
kepada karya Roh Kudus. Walaupun demikian, secara cukup jelas bahwa Roh Allah
atau Roh Tuhan berbeda dengan Allah sendiri.
1)
Roh
Sebagai Daya Ilahi yang Menghidupkan dan Menyelamat-kan Umat-Nya.
Dalam Kej. 1:1⎯2: “Pada mulanya ketika Allah
menciptakan langit dan bumi. Bumi masih belum berbentuk dan kosong; gelap
gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air.” Kutipan tersebut menegaskan bahwa dalam kisah penciptaan Roh Allah adalah
Roh yang menata dan memberi daya hidup terhadap semua ciptaan Allah. Berkat Roh
segala yang hidup terhubung dengan Allah (Kej. 2:7; 6:3. 17; 7:15.22).
2)
Roh
Allah hadir dalam tokoh-tokoh tertentu untuk menjalankan tugas tertentu
Roh atau ”ruah” Allah hadir dalam
tokoh-tokoh tertentu, seperti para Hakim dan Nabi dan Raja. Dalam Kitab
Hakim-hakim 3:10 dikisahkan yang dipenuhi Roh Kudus untuk melawan musuh- musuh
Israel. Roh Allah juga menghinggapi Simson (Hak. 13:25) dan Yefta (Hak. 11:29).
Berkat kehadiran Roh dalam dirinya, mereka tampil sebagai pahlawan bagi Israel,
sebagaimana yang dialami Raja Saul (1Sam. 11:6). Roh Allah juga menganugerahi
seseorang untuk menduduki jabatan tertentu, seperti yang dialami oleh Daud
(1Sam. 16:13).
Kesimpulannya, Roh Allah itu
menghidupkan umat Allah dengan membangkitkan dan menguatkan tokoh-tokoh bangsa
Israel yang dibutuhkan demi keselamatan dan perkembangan umat.
e.
Dalam bagian awal Perjanjian Baru, kehadiran Roh dan peran Roh
Kudus lebih banyak berkaitan pada diri Yesus atau orang-orang yang diutus Allah
untuk mempersiapkan kedatangan dan pelaksanaan misi- Nya. Masing-masing kitab
dalam Perjanjian Baru memiliki penekanan yang berbeda tentang bagaimana Roh
Kudus bekerja pada diri Yesus.
1)
Injil
Markus dan Injil Matius Kedua Injil ini menekankan bahwa Roh Kudus akan
dicurahkan sepenuhnya oleh Yesus Kristus, yakni melalui baptisan. Dalam Markus
1:8, Yohanes Pembaptis berkata: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan
membaptis kamu dengan Roh Kudus”. Ia yang dimaksudkan Yohanes di sini adalah
Yesus, Sang Mesias, yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama, dan yang mencurahkan
Roh Kudus ke atas jemaat-Nya.
2)
Injil
Lukas dan Kisah Para Rasul, menekankan Yesus yang sejak awal dipersiapkan dan
dikandung oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya, Yesus tidak hanya Ia dikandung dari
Roh Kudus, bahkan Maria yang akan mengandungnya pun sudah dicurahi Roh Kudus.
Kepada Bunda Maria, malaikat Gabriel berkata: “Roh Kudus akan turun atasmu dan
kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau
lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Luk. 1:35). Secara khusus Allah
mencurahkan Roh Kudus di hadapan publik kepada Yesus saat dibaptis Yohanes.
Sejak saat itu Yesus penuh dengan Roh Kudus (Luk. 4:1). Dengan kata lain, persatuan
yang erat Yesus dengan Roh Kudus sudah terjadi sejak Ia dikandung oleh Maria.
Pencurahan Roh Kudus atas diri Yesus itulah yang menyebabkan pengajaran maupun
tindakan-Nya memperlihatkan daya kekuatan Roh kudus yang bekerja dalam
diri-Nya.
3)
Injil
Yohanes menekankan bahwa Roh Kudus yang akan dicurahkan Yesus itulah yang akan
memimpin manusia ke dalam “seluruh kebenaran”, sebagaimana dijanjikan Yesus
sebelum naik ke surga Ia berkata: “Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia
akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-
kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar- Nya itulah
yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan
datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterima-Nya daripada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya;
sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya
daripada-Ku” (Yoh. 16:13⎯15)
4)
Santo
Paulus dalam surat-suratnya memahami Roh Kudus sebagai anugerah Allah yang
dicurahkan berkat jasa Yesus Kristus (Rm. 5:5). Roh Kudus itulah yang hidup dan
bekerja dalam diri manusia agar manusia mampu mengenal dan percaya akan Yesus
Kristus. Dengan demikian, manusia akan memahami seluruh rahasia penyelamatan
Allah hanya dengan percaya kepada-Nya dan mau mengalami hidup seperti Yesus
Kristus, sebab “Bapa menunjukkan kepada kita kasih-Nya yang tak terlampaui
dengan menyerahkan Putra-Nya” (Rm. 8:32.39).
Langkah Kedua: Memahami Makna Peristiwa Pentakosta dan Karya Roh
Kudus dalam Gereja
1. Guru
memberi pengantar singkat, misalnya:
Dalam Injil Yohanes dituliskan
bahwa sebelum Yesus ditangkap, Yesus sudah memberitahukan bahwa Ia harus
kembali kepada Bapa. Tetapi Ia tidak akan membiarkan murid-murid-Nya berjalan
sendiri. Itulah sebabnya Ia menjanjikan akan mengutus Roh Kudus, yakni Roh
Kebenaran, Roh Penghibur (Yoh. 14:15. 15:26). Janji bahwa Yesus akan menyertai
para murid-Nya disebutkan juga dalam Injil Lukas sebelum Yesus terangkat ke
surga: “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu
harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari
tempat tinggi." (Luk. 24:49). Tetapi Injil Lukas tidak secara langsung menyebut
Roh Kudus.
Janji Yesus itu dipenuhi dalam
peristiwa Pentakosta, sebagaimana dikisahkan dalam Kis. 2:1⎯13, 14⎯40 dan 41⎯47
2. Guru
meminta peserta didik masuk dalam kelompok, untuk membaca kisah Pentakosta, dan
menjawab pertanyaan.
a. Pentakosta
1Ketika tiba hari Pentakosta, semua
orang percaya berkumpul di satu tempat.
2Tiba-tiba turunlah dari langit
suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana
mereka duduk;
3dan tampaklah kepada mereka
lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka
masing-masing.
4Maka penuhlah mereka dengan Roh
Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang
diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
5Waktu itu di Yerusalem diam
orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.
6Ketika turun bunyi itu,
berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing
mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.
7Mereka semua tercengang-cengang
dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu
orang Galilea?
8Bagaimana mungkin kita
masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu
bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:
9kita orang Partia, Media, Elam,
penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,
10Frigia dan Pamfilia, Mesir dan
daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari
Roma,
11baik orang Yahudi maupun penganut
agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata
dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan
Allah."
12Mereka semuanya tercengang-cengang
dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah
artinya ini?"
13Tetapi orang lain menyindir:
"Mereka sedang mabuk oleh anggur manis"
b. Khotbah
Petrus
14Maka bangkitlah Petrus berdiri
dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka:
"Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem,
ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
15Orang-orang ini tidak mabuk
seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan,
16tetapi itulah yang difirmankan
Allah dengan perantaraan nabi Yoel:
17Akan terjadi pada hari-hari
terakhir – demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas
semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan
teruna-terunamu akan mendapat penglihatan- penglihatan, dan orang-orangmu yang
tua akan mendapat mimpi.
18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku
laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh- Ku pada hari-hari itu dan mereka
akan bernubuat.
19Dan Aku akan mengadakan
mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan
api dan gumpalan-gumpalan asap.
20Matahari akan berubah menjadi
gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang
besar dan mulia itu.
21Dan barangsiapa yang berseru
kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
22Hai orang-orang Israel, dengarlah
perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah
ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan
mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan
Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.
23Dia yang diserahkan Allah menurut
maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan
bangsa-bangsa durhaka.
24Tetapi Allah membangkitkan Dia
dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada
dalam kuasa maut itu.
25Sebab Daud berkata tentang Dia:
Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku,
aku tidak goyah.
26Sebab itu hatiku bersukacita dan
jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram,
27sebab Engkau tidak menyerahkan aku
kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat
kebinasaan.
28Engkau memberitahukan kepadaku
jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.
29Saudara-saudara, aku boleh
berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia
telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.
30Tetapi ia adalah seorang nabi dan
ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa
Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.
31Karena itu ia telah melihat ke
depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan,
bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya
tidak mengalami kebinasaan.
32Yesus inilah yang dibangkitkan
Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.
33Dan sesudah Ia ditinggikan oleh
tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka
dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini.
34Sebab bukan Daud yang naik ke
sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku:
35Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.
36Jadi seluruh kaum Israel harus
tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu,
menjadi Tuhan dan Kristus."
37Ketika mereka mendengar hal itu
hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul
yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
38Jawab Petrus kepada mereka:
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima
karunia Roh Kudus.
39Sebab bagi kamulah janji itu dan
bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan
dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
40Dan dengan banyak perkataan lain
lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan
menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan
yang jahat ini."
c. Cara
Hidup Jemaat yang Pertama
41Orang-orang yang menerima
perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka
bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42Mereka bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan
roti dan berdoa.
43Maka ketakutanlah mereka semua,
sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
44Dan semua orang yang telah menjadi
percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
45dan selalu ada dari mereka yang
menjual harta miliknya, lalu membagi- bagikannya kepada semua orang sesuai
dengan keperluan masing-masing.
46Dengan bertekun dan dengan sehati
mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati,
47sambil memuji Allah. Dan mereka
disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan
orang yang diselamatkan.
Pertanyaan:
a.
Bertolak
dari ketiga bacaan tersebut:
b.
Bagaimana
Roh Kudus turun atas para rasul dikisahkan?
c.
Apa
yang dialami para rasul setelah Roh Kudus turun atas mereka?
d.
Bagaimana
reaksi/ tanggapan orang-orang yang menyaksikan peristiwa tersebut?
e.
Apa
yang harus orang-orang itu lakukan sebagai tanggapan mereka terhadap khotbah
para rasul?
f.
Apa
dampak Pentakosta terhadap perkembangan orang-orang yang percaya pada Yesus
Kristus?
3. Guru
memberi kesempatan tiap kelompok mempresentasikan hasilnya.
4. Guru
menyampaikan kesimpulan:
a.
Kata
Pentakosta berarti “hari kelima puluh”, yaitu 50 hari sesudah perayaan Paskah.
Lima puluh hari setelah kebangkitan-Nya Yesus memenuhi janji-Nya untuk
mencurahkan Roh Kudus kepada para rasul, sebagaimana Ia janjikan sebelum
kenaikan-Nya ke surga (Kis. 1:8; 2:1⎯13).
b.
Pada
hari itu, para rasul yang tadinya diliputi ketakutan, berkat turunnya Roh
Kudus, berubah menjadi berani tampil dengan gagah di hadapan publik. Hati
mereka berkobar-kobar. Mereka menjadi semakin percaya dengan semua yang diajarkan
dan dilakukan Yesus. Melalui kotbah kesaksian mereka, mereka berhasil
meyakinkan para pendengarnya kepada iman akan Yesus Kristus. Sehingga seketika
itu, jumlah mereka bertambah sampai tiga ribu jiwa (bdk. Kis. 2:41).
c.
Jumlah
mereka yang awalnya terbatas pada para rasul, beberapa perempuan dan Bunda
Maria (dan beberapa orang lain), berkat Pentakosta menjadi ribuan. Itulah
sebabnya Pentakosta sering dipandang sebagai hari kelahiran Gereja.
d.
Daya
kekuatan Roh Kudus yang diterima oleh para rasul dalam Pentakosta, dan yang
sekarang hadir dalam orang banyak yang telah menerima baptisan, dihayati dan
diwujudkan dalam cara hidup yang luar biasa. Hal ini pula yang menyebabkan
makin banyak orang percaya akan Yesus Kristus.
5. Guru
memberi kesempatan peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami
atau memberikan tanggapan atas kesimpulan di atas
6. Setelah
selesai, Guru meminta tiap kelompok membaca satu perikop Kitab Suci, kemudian
merumuskan pesan yang terdapat dalam kutipan tersebut berkaitan dengan peran
Roh Kudus.
a.
Kis.
4
b.
Kis.
10:44⎯48
c.
Kis
6⎯7
d.
Kis
15:1⎯34
2. Guru
menyampaikan kesimpulan atau meminta peserta didik membaca kesimpulan dalam
buku siswa.
a.
Berbeda
dengan peran Roh Kudus dalam Perjanjian Lama, yang terbatas pada tokoh-tokoh
tertentu, sejak Pentakosta Roh Kudus benar-benar dicurahkan kepada semua orang
yang percaya. Dan daya Roh Kudus bekerja secara lebih dahsyat, sehingga berkat
kehadiran Roh Kudus mereka memiliki kekuatan dan keberanian untuk memberi
kesaksian akan iman tentang karya keselamatan Allah Bapa yang dinyatakan secara
penuh dalam dan melalui Yesus Kristus. Berkat Roh Kudus, Petrus dan Yohanes
mewartakan Injil dengan berani sekalipun mendapat ancaman (Kis. 4). Stefanus
dipenuhi Roh Kudus, sehingga dapat bersaksi sampai akhir hidupnya (Kis. 6 dan
7). Hal yang sama juga dialami Paulus dan Barnabas (lih. Kis. 13:2).
b.
Roh
Kudus menggerakkan mereka melakukan mukjizat dan tanda- tanda yang membuat
orang percaya. Tetapi juga menggerakkan mereka melakukan karya-karya kreatif
yang menghadirkan keselamatan, seperti nampak dalam keinginan mereka melayani
dan memperhatikan orang-orang miskin di luar komunitas mereka (Kis. 6).
c.
Roh
Kudus membimbing para rasul (Gereja) pada saat mereka harus mengambil keputusan
berkaitan dengan ajaran atau sikap terhadap suatu masalah yang dihadapi.
Misalnya, pada terjadi perbedaan pendapat tentang boleh-tidaknya membaptis
Kornelius, yang defacto seorang tentara Romawi (yang dianggap kafir). Petrus
dengan bimbingan Roh Kudus meyakinkan para rasul yang lain bahwa siapapun bisa
diterima sebagai murid Kristus (Kis. 10:44⎯48).
d.
Roh
Kudus telah terbukti sebagai Pelindung dari serangan kaum bidaah yang berusaha
menyerang ajaran Gereja dan mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran
Yesus sendiri. Roh Kudus bekerja melalui para Paus dan Santo-Santa untuk
mempertahankan ajaran yang benar. Contoh: pada waktu bidaah Arianisme, maka Roh
Kudus bekerja melalui St. Athanasius (373) melawan ajaran mereka; Roh Kudus
juga menyemangati Paus St. Gregorius VII untuk membenahi Gereja (1085); Roh
Kudus menguatkan iman St. Dominic (1221) untuk melawan bidaah Albigenses,
melalui St. Katharina dari Siena (1380) Gereja terhindar dari bahaya
perpecahan, dan sebagainya.
e.
Gereja
mengimani bahwa Roh Kudus adalah mengajar Gereja untuk berani mewartakan
kebenaran serta menjamin kebenaran ajaran yang ditetapkan melalui para Paus.
Banyak ajaran-ajaran Gereja yang memberi pengaruh pada sikap dan pandangan para
pemimpin agama yang lain, maupun para tokoh pemerintahan, seperti tentang
kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan sebagainya.
f.
Roh
Kudus yang dianugerahkan oleh Allah Bapa berkat Yesus Kristus tinggal di dalam
diri setiap orang beriman, yang memungkinkan mereka memiliki cara pikir dan
cara tindak seperti Allah. Paulus mengatakan: “tubuhmu adalah bait Roh Kudus
yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah” (1Kor. 6:19).
Roh itu pula yang membimbing kita bagaimana berdoa (Rm. 8:26), dan menumbuhkan
buah-buah roh (Gal. 5:22⎯23).
g.
Dan
yang paling penting dari semuanya itu, Gereja percaya bahwa Roh Kuduslah yang
telah menjadikan kita anak-anak Allah, sehingga kita mempunyai relasi yang
sangat akrab dengan Allah, dan dengan penuh keyakinan boleh menyapa Allah
dengan "Abba, ya Bapa" (Rm. 8: 15⎯16). Dengan menjadi anak-anak Allah hidup kita sepenuhnya dipimpin
oleh- Nya dan memperoleh karunia kasih-Nya (bdk. Rm. 8:14).
h.
Pemberian
(Pengaruniaan) Roh Kudus kepada umat beriman
Gereja Katolik mengimani bahwa Roh
Kudus dikaruniakan secara khusus kepada umat beriman melalui Sakramen Baptis
dan Sakramen Penguatan. Dalam Sakramen Baptis, Roh Kudus yang kita terima
membersihkan dosa dan memberikan hidup baru kepada mereka, memungkinkan kita mengalami
persekutuan dengan hidup Allah Tritunggal (bdk. Yoh. 17:20⎯23). Pada saat penerimaan Sakramen
Penguatan, kita mendapat pencurahan Roh Kudus dalam kelimpahannya, seperti
dialami para rasul saat Pentakosta. (KGK 1320), ia memampukan seseorang untuk menjadi
murid Kristus yang memikul tanggung jawab menjadi saksi Kristus.
Langkah Ketiga: Memahami Lambang Kehadiran Roh Kudus
1. Guru
mengajak peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk membahas tugas berikut:
Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia sering memakai atau memasang benda tertentu;
atau melakukan gerakan tertentu; atau mengucapkan kata-kata tertentu untuk
mengungkapkan perasaan, keinginan, ajakan atau kepercayaan akan sesuatu.
Kemukakan contoh penggunaan benda, gerakan, kata-kata untuk menyimbolkan
sesuatu, dan jelaskan apa yang disimbolkannya.
Apa
saja yang sering dipakai sebagai simbol Roh Kudus?
2. Guru
merangkum jawaban peserta didik, dan memberi peneguhan:
Lambang atau simbol itu baru bisa
dimengerti oleh orang yang mempunyai relasi. Mendapatkan bunga dari pacar, akan
berbeda maknanya dengan menerima bunga dari orang lain yang kadar relasi atau
kedekatannya berbeda. Demikian juga dengan simbol atau lambang Roh Kudus, hanya
akan mempunyai makna bagi yang mengimaninya
Dalam Gereja, ada beberapa simbol
yang melambangkan Roh Kudus:
a.
Air
Dalam upacara Pembaptisan air
adalah lambang tindakan Roh Kudus, karena sesudah menyerukan Roh Kudus, air
menjadi tanda sakramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali. Seperti
pada kelahiran kita yang pertama kita tumbuh dalam air ketuban, maka air
Pembaptisan adalah tanda bahwa kelahiran kita untuk kehidupan ilahi,
dianugerahkan kepada kita dalam Roh Kudus. “Dibaptis dalam satu Roh”, kita juga
“diberi minum dari satu Roh” (1 Korintus 12:13). Jadi Roh dalam pribadi-Nya
adalah air yang menghidupkan, yang mengalir, dari Kristus yang disalibkan dan
yang memberi kita kehidupan abadi.
b.
Urapan
Salah satu lambang Roh Kudus
adalah juga urapan dengan minyak, malahan sampai ia menjadi sinonim dengan-Nya.
Dalam inisiasi Kristen, urapan adalah tanda sakramental dalam Sakramen
Penguatan, yang karenanya dinamakan “Khrismation” dalam Gereja-gereja Timur.
Tetapi untuk mengerti sepenuhnya bobot nilai dari lambang ini, orang harus
kembali ke urapan pertama, yang Roh Kudus kerjakan: Urapan Yesus. “Khristos”
(terjemahan dari perkataan Ibrani “Messias”) berarti yang “diurapi dengan Roh
Allah”. Dalam Perjanjian Lama sudah ada orang yang “diurapi” Tuhan; terutama
Daud adalah seorang yang diurapi. Tetapi Yesus secara khusus adalah Dia yang
diurapi Allah: kodrat manusiawi yang Putra terima, diurapi sepenuhnya oleh “Roh
Kudus”. Oleh Roh Kudus, Yesus menjadi “Kristus”. Perawan Maria mengandung
Kristus dengan perantaraan Roh Kudus, yang mengumumkan-Nya melalui malaikat
pada kelahiran-Nya sebagai Kristus, dan yang membawa Simeon ke dalam kenisah,
supaya ia dapat melihat yang diurapi Tuhan. Ia yang memenuhi kristus, dan
kekuatan-Nya keluar dari Kristus, waktu Ia melakukan penyembuhan dan
karya-karya keselamatan. Pada akhirnya Ia jugalah yang membangkitkan Yesus dari
antara orang mati. Dalam kodrat manusiawi- Nya, yang adalah pemenang atas
kematian, setelah sepenuhnya dan seutuhnya menjadi “Kristus”, Yesus memberikan
Roh Kudus secara berlimpah ruah, sampai “orang-orang kudus” dalam persatuanNya
dengan kodrat manusiawi Putra Allah menjadi “manusia sempurna” dan “menampilkan
Kristus dalam kepenuhan-Nya” (Efesus 4:13): “Kristus paripurna”, seperti yang
dikatakan Santo Agustinus.
c.
Api
Sementara air melambangkan
kelahiran dan kesuburan kehidupan yang dianugerahkan dalam Roh Kudus, api
melambangkan daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Nabi Elia, yang “tampil
bagaikan api dan perkataannya bagaikan obor yang menyala” (Sir. 48:1), dengan
perantaraan doanya menarik api turun atas korban di gunung Karmel - lambang api
Roh Kudus yang mengubah apa yang Ia sentuh. Yohanes Pembaptis, yang mendahului
Tuhan “dalam roh dan kuasa Elia” (Lukas 1:17) mengumumkan Kristus sebagai Dia,
yang “akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api” (Lukas 3:16). Mengenai Roh
ini Yesus berkata: “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku
harapkan, api itu telah menyala” (Lukas 12:49). Dalam “Lidah-lidah seperti api”
Roh Kudus turun atas para Rasul pada pagi hari Pentakosta dan memenuhi mereka
(Kisah Para Rasul 2:3⎯4).
Dalam tradisi rohani, lambang api ini dikenal sebagai salah satu lambang yang
paling berkesan mengenai karya Roh Kudus”. “Janganlah padamkan Roh” (1
Tesalonika 5:19).
d.
Awan
dan Sinar
Kedua lambang ini selalu berkaitan
satu sama lain, kalau Roh Kudus menampakkan Diri. Sejak masa teofani Perjanjian
Lama, awan - baik yang gelap maupun yang cerah - menyatakan Allah yang hidup
dan menyelamatkan, dengan menyelubungi kemuliaan-Nya yang adikodrati. Demikian
juga dengan Musa di Gunung Sinai”, dalam kemah wahyu” dan selama perjalanan di
padang gurun”; pada Salomo waktu pemberkatan kenisah”. Semua gambaran ini telah
dipenuhi dalam Roh Kudus oleh Kristus. Roh turun atas Perawan Maria dan
“menaunginya”, supaya ia mengandung dan melahirkan Yesus (Lukas 1:35). Di atas
Gunung Transfigurasi Ia datang dalam awan, “yang menaungi” Yesus, Musa, Elia,
Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan “satu suara kedengaran dari dalam awan: Inilah
Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia” (Lukas 9:34⎯35). “Awan” yang sama itu akhirnya
menyembunyikan Yesus pada hari kenaikan- Nya ke Surga dari pandangan para murid
(Kis. 1:9); pada hari kedatangan-Nya awan itu akan menyatakan Dia sebagai Putra
Allah dalam segala kemuliaan-Nya.
e.
Meterai
Meterai adalah sebuah lambang,
yang erat berkaitan dengan pengurapan. Kristus telah disahkan oleh “Bapa dengan
meterai- Nya” (Yohanes 6:27) dan di dalam Dia, Bapa juga memeteraikan tanda
milik-Nya atas kita. Karena gambaran meterai [bahasa Yunani sphragis]
menandaskan akibat pengurapan Roh Kudus yang tidak terhapuskan dalam penerimaan
Sakramen Pembaptisan, Penguatan, dan Tahbisan, maka ia dipakai dalam beberapa
tradisi teologis untuk mengungkapkan “karakter”, yang tidak terhapuskan, tanda
yang ditanamkan oleh ketiga Sakramen yang tidak dapat diulangi itu.
f.
Tangan
Yesus menyembuhkan orang sakit dan
memberkati anak-anak kecil, dengan meletakkan tangan ke atas mereka. Atas
nama-Nya para Rasul melakukan yang sama. Melalui peletakan tangan para Rasul,
Roh Kudus diberikan. Surat kepada umat Ibrani memasukkan peletakan tangan dalam
“unsur-unsur pokok” ajarannya. Dalam epiklese sakramentalnya, Gereja
mempertahankan tanda pencurahan Roh Kudus ini yang mampu mengerjakan segala
sesuatu.
g.
Jari
“Dengan jari Allah” Yesus mengusir
setan (Lukas 11:20). Sementara perintah Allah ditulis dengan “jari Allah” atas
loh-loh batu (Keluaran 31:18), “surat Kristus” yang ditulis oleh para rasul,
“ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan
pada loh-loh daging yaitu di dalam hati manusia” (2 Korintus 3:3). Madah “Veni,
Creator Spiritus” berseru kepada Roh Kudus sebagai “jari tangan kanan Bapa”.
h.
Merpati
Pada akhir air bah (yang adalah
lambang Pembaptisan), merpati, yang diterbangkan oleh Nuh dari dalam bahtera, -
kembali dengan sehelai daun zaitun segar di paruhnya sebagai tanda bahwa bumi
sudah dapat didiami lagi. Waktu Kristus naik dari air Pembaptisan- Nya, Roh
Kudus dalam rupa merpati turun atas-Nya dan berhenti di atas-Nya. Roh turun ke
dalam hati mereka yang sudah dimurnikan oleh Pembaptisan dan tinggal di dalamnya.
Di beberapa Gereja, Ekaristi Suci disimpan dalam satu bejana logam yang
berbentuk merpati [columbarium] dan digantung di atas altar. Merpati dalam
ikonografi Kristen sejak dahulu adalah lambang Roh Kudus.
Langkah Keempat: Memahami Tujuh Karunia Roh Kudus
1. Guru
meminta peserta didik membaca Yes. 11:1⎯2,
dan menjawab pertanyaan tentang kutipan tersebut:
1Suatu tunas akan keluar dari
tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
2Roh TUHAN akan ada padanya, roh
hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut
akan TUHAN;
Pertanyaan:
a.
Temukan
karunia Roh Kudus yang ada dalam Yes. 11:2!
b.
Sebutkan
ketujuh karunia Roh Kudus!
c.
Apa
makna tujuh karunia itu?
2. Guru
dapat memberi masukan sebagai berikut:
Dalam Tradisi Gereja, kita
mengenal adanya tujuh karunia Roh Kudus. Karunia-karunia Roh Kudus itu biasanya
dihubungkan dengan Yes 11:2: “Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan
pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan.”
Keenam kurnia roh yang disebut dalam Yes. 11: 2 ini kemudian dilengkapi dengan
roh kesalehan, sehingga jumlahnya lengkap menjadi tujuh. Ketujuh karunia Roh
Kudus itu adalah sebagai berikut:
a.
Karunia
Takut akan Tuhan
Takut akan Tuhan adalah takut akan
penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan. Ketakutan pada
tahap ini membantu seseorang dalam pertobatan awal. Namun, bukankah Rasul
Yohanes mengatakan bahwa dalam kasih tidak ada ketakutan? (lihat Yoh. 4:18) Takut
akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, kalau
didasarkan pada kasih. Inilah yang disebut takut karena kasih, seperti anak
yang takut menyedihkan hati bapanya.
b.
Karunia
Keperkasaan
Karunia keperkasaan adalah
keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan tersebut. Karunia
keperkasaan dari Roh Kudus adalah keberanian untuk mencapai misi yang diberikan
oleh Tuhan, bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada
kemampuan Tuhan. Inilah yang dikatakan oleh rasul Paulus, “Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Juga,
“Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8:31) Melalui
karunia ini, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk yakin dan percaya
akan kekuatan Allah. Allah dapat menggunakan kita yang terbatas dalam banyak
hal untuk memberikan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebab Allah memilih orang-orang
yang bodoh, yang lemah, agar kemuliaan Allah dapat semakin dinyatakan dan agar
tidak ada yang bermegah di hadapanNya (lihat 1 Korintus 1:27⎯29).
c.
Karunia
Kesalehan
Karunia kesalehan adalah karunia
Roh Kudus yang membentuk hubungan kita dengan Allah seperti anak dengan bapa;
dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan
sesama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu keadilan kepada
Allah, yang diwujudkan dengan agama, dan keadilan kepada sesama. Karunia
kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih, sama
seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan karena kita
telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, yang dapat berseru
“Abba, Bapa!” (lihat Roma 8:15). Dengan hubungan kasih seperti ini, kita dapat
melakukan apa saja yang diminta oleh Allah dengan segera, karena percaya bahwa
Allah mengetahui yang terbaik. Dalam doa, orang ini menaruh kepercayaan yang
besar kepada Allah, karena percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik, sama
seperti seorang bapa akan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Mereka
yang menerima karunia kesalehan akan memberikan penghormatan kepada Bunda
Maria, para malaikat, para kudus, Gereja, sakramen, karena mereka semua
berkaitan dengan Allah. Juga, mereka yang diberi karunia ini, juga akan membaca
Kitab Suci dengan penuh hormat dan kasih, karena Kitab Suci merupakan surat
cinta dari Allah kepada manusia. Dalam hubungannya dengan sesama, karunia
kesalehan dapat menempatkan sesama sebagai saudara/i di dalam Kristus, karena
Allah mengasihi seluruh umat manusia dan menginginkan agar mereka juga
mendapatkan keselamatan. Mereka yang saleh ini akan menjadi lebih bermurah hati
kepada sesama. Dan dalam derajat yang lebih tinggi, mereka bersedia memberikan
dirinya demi kebaikan bersama.
d.
Karunia
Nasihat
Karunia Roh Kudus ini adalah
karunia untuk mampu memberikan petunjuk jalan yang harus ditempuh seseorang
agar dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia ini
menerangi kebajikan kebijaksanaan, yang dapat memutuskan dengan baik, pada
waktu, tempat dan keadaan tertentu. Karunia ini perlu dijalankan dengan
benar-benar mendengarkan Roh Kudus, membiarkan diri dibimbing olehNya, sehingga
apapun nasihat dan keputusan yang kita berikan sesuai dengan kehendak Allah.
e.
Karunia
Pengenalan
Karunia pengenalan memberikan
kemampuan kepada kita untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat
kaitannya dengan Sang Penciptanya (bandingkan Keb. 13:1⎯5) Dengan karunia ini, seseorang
dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari dan
mengangkat ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan kekudusan. Ini
berarti semua profesi harus dilakukan dengan jujur dapat menjadi cara untuk
bertumbuh dalam kekudusan. Semua hal di dunia ini dapat dilihat dengan kaca
mata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai masing-masing
ciptaan-Nya.
f.
Karunia
Pengertian
Karunia pengertian adalah karunia
yang memungkinkan kita mengerti kedalaman misteri iman, mengerti apa yang
sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus
kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh
pengharapan dia menuliskan, “Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang
Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.” (Mazmur 119:34).
Karunia ini memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci, kehidupan rahmat,
pertumbuhan dalam sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan tujuan akhir kita,
yaitu Surga. Karunia ini mendorong agar apapun yang kita lakukan mengarah pada
tujuan akhir hidup ini.
g.
Karunia
Kebijaksanaan
Karunia kebijaksanaan ini
memungkinkan seseorang mampu melihat segala sesuatu dari kacamata ilahi. Orang
yang memiliki karunia ini dapat menimbang segala sesuatu dengan tepat,
mempunyai sudut pandang yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi
dalam kehidupan sebagai rahmat Tuhan yang perlu disyukuri, sehingga ia tetap
mampu bersukacita sekalipun di dalam penderitaan. Karunia ini memungkinkan
seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terarah kepada
Tuhan. Karunia ini membuat seseorang menjadi cermin akan Kristus, seperti yang
dituliskan oleh Rasul Paulus “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan
dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari
Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar- Nya,
dalam kemuliaan yang semakin besar.” (1Korintus 3:8).
Ayat
untuk Direnungkan:
Apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak
akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu
hal-hal yang akan datang. (Yoh. 16:13)
Langkah Kelima: Refleksi dan Aksi
1. Refleksi.
a.
Guru mengajak peserta untuk hening, lalu membaca dan merenungkan
kutipan Gal. 5:16,19⎯23
Hidup
Menurut Daging atau Roh
16Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh,
maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
19Perbuatan daging telah nyata,
yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
20penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah,
21kedengkian, kemabukan, pesta pora
dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah
kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
22Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
23kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
b.
Mengamati dan merefeksikan: unsur hidup dalam daging yang
dirasakan masih sangat kuat/sering dilakukan dan unsur hidup dalam roh yang
dirasakan masih kurang nyata dalam kehidupan
c.
Menyusun niat untuk melakukan satu kebaikan dalam satu hari selama
satu minggu sebagai wujud hidup yang dibimbing oleh Roh Kudus.
2. Aksi.
a. Mewujudkan
niat yang sudah diungkapkan, lalu mencatat pelaksanaan- nya dalam jurnal atau
buku catatan.
b. Mencari
informasi dari berbagai sumber dan menguraikannya secara tertulis tentang
lambang-lambang Roh Kudus dan Tujuh Karunia Roh Kudus disertai penjelasan.
Penutup
DOA
MOHON ROH KUDUS TETAP TINGGAL DALAM HATIKU
Ya Roh Kudus,
Penasihat yang penuh kuasa,
pengikat yang kudus antara Bapa
dan Putra, harapan bagi mereka yang bersedih.
Turunlah dalam hatiku dan
tinggallah di dalamnya, nyalakanlah jiwaku yang nyaris padam dengan kasihMu,
agar aku dapat sepenuhnya menjadi milikMu.
Aku percaya,
bila Engkau tinggal di dalam aku,
Engkau juga akan menyediakan
tempat tinggal bagi Bapa dan Putra.
Oleh karenanya,
berkenanlah datang kepadaku,
Penasihat jiwa-jiwa yang ditinggalkan, Pelindung mereka yang membutuhkan.
Bantulah aku dalam kelemahanku dan
dukunglah dalam kegoyahanku.
Datang dan sucikanlah diriku,
semoga iblis tidak berniat
memiliki diriku.
Engkau mengasihi yang bersahaja
dan menyingkirkan yang sombong.
Datanglah kepadaku,
kemuliaan orang yang hidup dan
harapan orang mati.
Tuntunlah diriku dengan karunia
kasihMu, agar aku senantiasa menyenangkan hatiMu.
Amin.
Sumber: https://hape3.blogspot.com/2010/01/mohon-tujuh-karunia-roh-kudus-datanglah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar