YESUS PUTRA ALLAH DAN JURU SELAMAT
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik mampu memahami Yesus
Kristus sebagai Putra Allah dan Juru Selamat, bersedia menanggung konsekuensi
atas imannya akan Yesus sebagai Putra Allah dan Juru Selamat serta mewujudkan
imannya dalam kehidupan sehari-hari.
Gagasan Pokok:
Dalam banyak kebudayaan, identitas
merupakan sesuatu yang penting untuk diketahui secara jelas dan pasti, sebab
bila tidak seperti itu, kita bisa salah berhubungan dengan orang lain. Salah
satu identitas yang paling umum dipakai adalah nama. Tetapi hal itu pun bukan
tanpa masalah, sebab dalam kenyataannya banyak manusia di dunia memiliki nama
yang sama.
Ada banyak gelar Yesus yang dapat
kita temukan dalam Kitab Suci, antara lain: Mesias/Kristus, Putra Allah,
Putra/Anak Manusia, Firman, Gembala, Pintu, Pokok Anggur, Kebangkitan dan
Hidup, dan sebagainya. Dalam rangka pelajaran ini akan dibicarakan gelar-gelar
Yesus. Namun, tidak semua gelar Yesus akan diuraikan dalam pelajaran ini. Dalam
pembelajaran ini hanya akan membahas Yesus sebagai Tuhan, Putra Allah dan Juru
Selamat.
“Yesus Anak Allah”/Putra Allah
merupakan gelar yang paling kerap diucapkan, namun barangkali tidak salah kalau
dikatakan bahwa dari sejumlah gelar Yesus, gelar ini termasuk yang paling kabur
artinya. Dalam pelajaran ini tidak akan diuraikan tentang latar belakang gelar
tersebut. Namun, dalam pelajaran ini langsung mau dijelaskan apa artinya gelar
Yesus sebagai Anak Allah.
Tidak ada gelar Yesus yang lebih berharga
daripada gelar “Juru Selamat” atau “Penyelamat”. Yesus datang untuk menggapai
dambaan manusia yang paling mendalam, yaitu keselamatan. Dalam Kitab Suci
Perjanjian Baru, Yesus disebut dan diakui sebagai Juru Selamat, karena Ia
membebaskan umat dari dosa (lih. Mat. 1: 21) dan mendekatkan manusia kepada
Allah (lih. Ibr. 7: 25).
Sebagai orang beriman kristiani,
peserta diharapkan memahami dan menghayati Yesus sebagai Putra Allah dan Juru
Selamat serta bersedia menanggung dan menjalani konsekuensi atas imannya itu
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Doa Pembuka
Allah, Bapa yang Mahabaik,
Kami bersyukur kepada-Mu, karena
Engkau mengasihi kami,
dan atas Yesus Kristus, Putra-Mu
yang berkat sengsara dan wafat-Nya telah menebus dosa kami.
Kami mohon sudilah mengutus
Roh-Mu,
Agar kami dapat menata hidup kami
seturut teladan Yesus
Sebab Dia-lah Juru Selamat kami,
kini dan sepanjang segala masa, Amin.
Langkah Pertama: Menggali Pengalaman tentang Pentingnya Identitas
1. Guru
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, misalnya
dengan menggunakan gerak dan lagu; Guru bertanya jawab tentang materi pelajaran
sebelumnya, atau memberi kesempatan mereka untuk bertanya tentang materi yang
sudah dipelajari
2. Guru
memberi pengantar singkat, misalnya:
a. Mengapa
memiliki identitas yang jelas itu penting dalam kehidupan sehari-hari?
b. Unsur
apa saja yang biasanya dianggap penting mengenai identitas seseorang?
3. Guru
memberi kesempatan beberapa peserta didik untuk menjawab dan memberi
kesimpulan.
4. Guru
mengajak peserta untuk memahami pentingnya identitas dengan melakukan game
sederhana. Game dilakukan sebagai berikut:
a. Guru
menjelaskan cara melakukan permainan yakni meminta peserta didik perempuan,
menentukan 5 nama teman perempuan; dan peserta didik laki-laki menuliskan 5
teman laki-laki. Tapi kelima teman itu namanya sama semua. Teman perempuan,
sesuai dengan aktenya hanya bernama Theresia; dan teman yang laki-laki sesuai
dengan aktenya, namanya hanya Thomas.
b. Tugas
mereka, memberi nama tambahan sehingga identitas mereka berbeda satu dengan
yang lain, sehingga pada saat mereka memanggil nama tersebut, hanya nama itu
yang menanggapi panggilanmu, dan yang lain tidak menanggapi. Contoh: Theresia
Satu. Atau Thomas Satu. Contoh ini tidak boleh dipakai lagi, tapi harus mencari
yang kreatif, dan tidak mengandung unsur penghinaan.
Hasilnya
dapat ditulis seperti berikut:
NO. |
NAMA PANGGILAN ASLI |
NAMA DALAM GAME |
NAMA PEMBEDA |
1 |
|
Theresia/Thomas |
|
2 |
|
Theresia/Thomas |
|
3 |
|
Theresia/Thomas |
|
5. Setelah
selesai mengerjakan, guru meminta beberapa peserta, melanjutkan permainan
dengan cara: guru menunjuk satu peserta, lalu meminta menyebutkan 5 teman yang
disebutkan nama aslinya untuk berdiri. Kemudian peserta didik berpura-pura
memperkenalkan temannya itu dengan mengatakan: “Teman-teman, perkenalkan teman-
teman baru saya, yang pertama namanya Theresia.............................
(atau Thomas...............). Yang kedua namanya................ dan seterusnya“
6. Mendalami
makna permainan:
a. Apa
makna dari permainan tadi?
b. Mengapa
memiliki identitas yang jelas itu penting dalam kehidupan sehari-hari?
c. Unsur
apa saja yang biasanya dianggap penting mengenai identitas seseorang?
7. Guru
menyimpulkan makna permainan:
William
Shakespeare pernah mengungkapkan: "What's in a name? That which we call a
rose by any other name would smell as sweet", yang artinya kurang lebih
“Apalah arti sebuah nama? Sekalipun kita menyebut bunga mawar dengan nama lain,
ia akan tetap harum. Tapi tidak demikian untuk masyarakat dalam kebudayaan
tertentu; nama itu merupakan hal yang dianggap penting, bahkan sakral.
Kebanyakan orang tua tidak sembarangan saat memberi nama kepada anaknya. Nama
yang disematkan pada anaknya seringkali merupakan doa atau harapan, agar
perjalanan hidup serta masa depan anaknya bisa seperti yang tertera dalam
namanya. Nama juga penting untuk memberi identitas yang jelas pada seseorang.
Identitas
juga dapat dilihat dari gelar yang dimiliki. Gelar akademis menunjukkan
kompetensi seseorang dalam ilmu pengetahuan, gelar kebangsawanan menunjukkan
kedudukan dan fungsi dalam kerajaan dan sejenisnya. Dan masih banyak jenis
gelar lainnya.
Langkah 2: Memahami Gelar Yesus sebagai Tuhan
1. Guru
mengajak peserta didik membaca kutipan Kitab Suci Mat. 8:23-27, dan menjawab
pertanyaan tentang kutipan tersebut.
Yesus
Meredakan Angin Ribut
23Lalu Yesus naik ke dalam perahu
dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
24Sekonyong-konyong mengamuklah
angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus
tidur.
25Maka datanglah murid-murid-Nya
membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."
26Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus
menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
27Dan heranlah orang-orang itu,
katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat
kepada-Nya?"
Pertanyaan:
a. Apa
gelar Yesus yang kalian temukan dalam perikop tersebut?
b. Apa
arti gelar Yesus sebagai Tuhan dalam perikop tersebut?
c. Apa
arti Yesus sebagai Tuhan menurut kalian sendiri?
2. Guru
merangkum jawaban peserta didik dilanjutkan dengan peneguhan:
a. Gelar
Yesus sebagai “Tuhan” dibandingkan dengan gelar-gelar yang lain merupakan gelar
ini yang paling terkenal. Tulisan-tulisan Perjanjian Baru memakai istilah
antara lain: Yesus Tuhan, Tuhan Yesus, Tuhan kita, Tuhan kita Yesus Kristus.
Bahkan, dalam surat-surat Paulus gelar ini dipakai lebih dari 200 kali. Kata
“Tuhan” (dalam bahasa Yunani “Kyrios”) berarti “Dia yang mengatur seseorang
atau sesuatu”. Maka kalau Yesus disebut Tuhan hal itu berarti Yesus yang
memiliki kuasa untuk mengatur atau memimpin.
b. Gelar
“Tuhan” menunjukkan kedudukan dan peranan Yesus sebagai tokoh yang diurapi
Allah (bdk. Luk. 2: 11) yang memiliki wibawa mulia.
c. Gelar
“Tuhan” dikaitkan dengan peranan Yesus sebagai Penyelamat manusia (bdk. 2Ptr.
1:11). Wibawa kemuliaan bukan untuk menghancur- kan, melainkan untuk
menyelamatkan. Yesus memiliki kuasa untuk menyelamatkan.
d. Gelar
“Tuhan” erat sekali hubungannya dengan kemuliaan yang akan datang kembali
dengan kemuliaan-Nya. Orang Kristen mendambakan kedatangan-Nya kembali dalam
kemuliaan-Nya. Pada akhir zaman, Tuhan Yesus memiliki kuasa dan wewenang untuk
mengadili atau menghakimi
e. Gelar
“Tuhan” adalah gelar yang sarat dengan wibawa atau kekuasaan Yesus. Anak
Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat (bdk. Mrk. 2:28). Perintah Yesus adalah
perintah yang mengikat karena merupakan perintah Tuhan (bdk. 1Kor. 9:14). Gelar
Tuhan menjadi gelar yang menunjukkan bahwa wibawa Yesus menyatakan kata
terakhir yang tidak dapat digugat.
f. Gelar
“Tuhan” teristimewa adalah seruan doa dan ibadat. Dalam doa orang Kristen
menyapa Yesus sebagai Tuhan. Yesus adalah satu-satunya Junjungan (bdk. 1Kor.
8:5). Bila orang Kristen berkumpul dan bernyanyi, mereka bernyanyi bagi Tuhan.
g. Seruan
“Yesus Tuhan” adalah seruan iman. Kepercayaan khas orang Kristen adalah
kepercayaan akan Yesus, Kristus Tuhan (bdk. Rm. 10: 9). Roh Kuduslah yang
mengantar orang sampai pada pengakuan bahwa Yesuslah Tuhan (bdk. 1Kor. 12:3).
Langkah 3: Memahami Gelar Yesus sebagai Putra Allah
1. Guru
mengajak peserta didik membaca kutipan Kitab Suci dari Injil Matius 16:13-20
dan menjawab pertanyaan berkaitan dengan kutipan tersebut.
Pengakuan
Petrus
13Setelah Yesus tiba di daerah
Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid- Nya: "Kata orang,
siapakah Anak Manusia itu?"
14Jawab mereka: "Ada yang
mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang
mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
15Lalu Yesus bertanya kepada mereka:
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16Maka jawab Simon Petrus:
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
17Kata Yesus kepadanya:
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan
itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
18Dan Akupun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku
dan alam maut tidak akan menguasainya.
19Kepadamu akan Kuberikan kunci
Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa
yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
20Lalu Yesus melarang
murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.
Pertanyaan:
a. Apa
saja gelar Yesus yang ditemukan dalam perikop tersebut?
b. Apa
arti gelar Yesus seperti dikatakan Petrus: “Engkau adalah Mesias Anak Allah
yang hidup?
c. Apa
arti gelar Yesus sebagai Anak Allah/Putra Allah menurut kalian?
2. Guru
merangkum jawaban peserta didik dilanjutkan dengan peneguhan:
a. Gelar
“Anak Allah” menunjukkan hubungan khas antara Yesus dan Allah. Tidak ada
hubungan yang begitu erat dan mesra seperti Yesus dan Allah(bdk. Yoh. 10:30).
b. Gelar
“Anak Allah” juga menunjukkan bahwa antara Yesus dan Bapa berbeda. Kendati
hubungan erat dan mesra, namun Yesus tidak pernah “sama dengan Allah Bapa.
Allah Bapa berbeda dengan Yesus Sang Anak (bdk. Yoh. 14:28). Anak dan Bapa
memiliki peranan yang berbeda.
c. Gelar
“Anak Allah” menunjukkan hubungan antara Bapa dan Anak adalah hubungan istimewa
dalam segi “ketaatan”. Anak taat sempurna terhadap Allah, Bapa-Nya (bdk. Yoh.
4:34). Yesus datang untuk melaksanakan kehendak Bapa. Seluruh hidup-Nya hanya
diperuntukkan bagi Bapa- Nya. Ia taat sampai mati di kayu salib.
d. Gelar
“Anak Allah” juga menunjukkan pengetahuan-Nya yang istimewa tentang Allah.
Hanya Anaklah yang mengenal Bapa dengan baik (bdk. Mat. 11:27). Pengetahuan-Nya
bukan sekadar pemahaman intelektual, melainkan lebih sebagai sikap pribadi.
e. Gelar
“Anak Allah” juga memperlihatkan “kewibawaan Yesus”. Yesus adalah Anak Allah
yang berwibawa.
Langkah 4: Memahami Gelar Yesus sebagai Juru Selamat
1. Guru
mengajak peserta didik membaca kutipan Kitab Suci dari Kis. 4:8-14 dan menjawab
pertanyaan berkaitan dengan kutipan tersebut:
8Maka jawab Petrus, penuh dengan
Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,
9jika kami sekarang harus diperiksa
karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa
manakah orang itu disembuhkan,
10maka ketahuilah oleh kamu sekalian
dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret,
yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara
orang mati--bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat
sekarang di depan kamu.
11Yesus adalah batu yang dibuang
oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu
penjuru.
12Dan keselamatan tidak ada di dalam
siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada
nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan."
13Ketika sidang itu melihat
keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang
tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai
pengikut Yesus.
14Tetapi karena mereka melihat orang
yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat
mengatakan apa-apa untuk membantahnya.
Pertanyaan:
a. Apa
artinya ungkapan “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam
Dia, sebab di bawah kolong langit tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan?
b. Carilah
dalam teks Kitab Suci yang menunjukkan gelar Yesus sebagai Juru Selamat.
c. Apa
arti gelar Yesus sebagai Juru Selamat menurut kalian?
2. Guru
merangkum jawaban peserta didik dilanjutkan dengan peneguhan:
a. Yesus
datang ke dunia untuk menanggapi kerinduan manusia yang paling dalam yaitu
keselamatan secara paripurna. Oleh karena itu, Yesus diberi gelar “Juru
Selamat” atau “Penyelamat”. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus disebut dan
diakui sebagai “Juru Selamat” karena Ia membebaskan umat dari dosa (bdk. Mat. 1:
21) dan mendekatkan manusia kepada Allah (bdk. Ibr. 7: 25).
b. Yesus
datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Tidak ada nama lain yang begitu
erat dihubungkan dengan keselamatan (bdk. Kis. 4:12). Siapa yang menyerukan
nama-Nya akan selamat (bdk. Kis. 2:21). Yesus yakin bahwa karya-Nya memang
sangat erat hubungannya dengan keselamatan (bdk. Yoh. 3:17).
c. Keselamatan
yang dibawa Yesus erat hubungannya dengan kasih karunia Allah (bdk. Kis.
15:11). Allah menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus bukan karena manusia
berhak diselamatkan, melainkan karena semata-mata karunia kasih-Nya (bdk. 1Kor.
1:21). Kendati keselamatan adalah karunia (pemberian Allah secara cuma-cuma),
namun manusia harus menjawab dan memperjuangkan keselamatan itu.
d. Keselamatan
Kristen dihubungkan dengan hidup dan perjuangan Yesus Kristus. Hidup dan
perjuangan Yesus ialah mendekatkan hubungan manusia dan Allah (bdk. Rm. 5:10).
e. Keselamatan
itu berkembang dalam pewartaan (bdk. Yak. 1:21). Seperti biji yang ditaburkan,
sabda keselamatan itu tumbuh dan membawa buah (bdk. Mat. 13:1-9).
f.
Keselamatan dalam Gereja terlaksana secara sakramental. Baptis,
misalnya, adalah tanda iman dan tawaran keselamatan.
g. Yesus
sebagai Juru Selamat datang untuk menolong manusia karena manusia tidak dapat
menolong dirinya sendiri di hadirat Allah. Yesus juga menolong manusia untuk
mengisi masa depan, menciptakan segalanya baru. Keselamatan bukan sekadar
pelarian, melainkan juga kemenangan. Yesus Juru Selamat menjadi dambaan
terbesar umat manusia sepanjang masa.
Langkah Keempat: Menghayati Iman akan Yesus sebagai Tuhan , Putra
Allah dan Juru Selamat
1. Guru
mengajak peserta didik untuk berdiskusi, merumuskan konsekuensi bagi orang yang
mengimani Yesus Kristus dengan gelar-gelar di atas
2. Guru
bersama peserta didik merumuskan konsekuensi atas iman akan Yesus sebagai Tuhan
Kristus, Putra Allah dan Juru Selamat penting tentang pelajaran hari ini,
misalnya:
Jika
kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, maka itu berarti:
a. Kita
menjadikan Yesus sebagai pimpinan atau junjungan yang mengarahkan hidup kita.
Hidup kita setiap hari ada di dalam pimpinan-Nya.
b. Kita
menjadikan kata-kata Yesus sebagai kata terakhir, sebab kata-kata-Nya adalah
sabda Tuhan. Kata-kata-Nya adalah ukuran terakhir dan tertinggi.
c. Pengakuan
kita terhadap Yesus merupakan pengakuan iman yang merupakan semboyan perjuangan
sampai tuntas. Yesus Tuhan dulu dan sekarang. Pengakuan ini adalah suatu sikap
penyerahan diri kepada-Nya dengan segala risiko.
3. Jika
kita mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, maka itu berarti:
a. Yesus
merupakan teladan bagi kita dalam hal ketaatan kepada kehendak Allah daripada
ketaatan kepada kehendak sendiri.
b. Yesus
adalah pribadi yang menampilkan wibawa dan pesona Ilahi. Orang yang berhadapan
dengan Yesus berarti berhadapan dengan wibawa dan pesona Ilahi itu
c. Yesus
dekat dengan Allah yang tersuci dan pantas dihormati. Sebutan itu menumbuhkan
rasa devosi dan penyerahan diri.
4. Jika
kita mengakui bahwa Yesus adalah Juru Selamat, maka itu berarti:
a. Kita
bersedia mengikuti-Nya dan bersedia dibaptis sebagai tanda iman akan tawaran
keselamatan dari Yesus.
b. Kita
menjadikan Yesus sebagai Penolong untuk sampai kepada Allah, karena kita tidak
dapat menolong diri kita sendiri di hadirat Allah.
c. Kita
percaya bahwa Yesus telah membebaskan kita dari dosa dan maut; percaya bahwa
kita adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Untuk menunjukkan diri sebagai
orang yang telah diselamatkan, kita hidup sesuai dengan firman-Nya.
5. Ayat
untuk Direnungkan:
Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus), sebab
di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia
yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kis. 4:12).
Langkah Kelima: Refleksi dan Aksi
1. Refleksi
Guru
mengajak para peserta didik hening untuk membaca artikel di bawah ini:
Jangan
Bilang, Kamu Mencintai Tuhan Tapi Melupakan Sesama. Pun Sebaliknya!
Kita
kembali diingatkan. Bahwa tidak lengkap ketika kita mengklaim, mencintai Tuhan
tapi melupakan sesama. Atau pun sebaliknya, mencintai sesama namun melupakan
Tuhan.
Yesus
sendiri mengajarkan agar kita mencintai Tuhan dan sesama sekaligus. Keduanya
tidak dapat terpisahkan, bahkan berurutan. Kamu mencintai Tuhan, di waktu yang
bersamaan pula harus mencintai sesamamu.
Inilah
perintah Yesus yang kembali ditegaskan Paus Fransiskus, dalam audiensi umumnya
kemarin. Bapa Suci mengingatkan kita untuk bisa mencintai Tuhan dan sesama
dengan kadar dan kekuatan yang sama.
Inilah
dua landasan ajaran Yesus yang masih sangat relevan untuk sekarang dan
sepanjang masa. Tinggal kita yang menyebut diri pengikut Yesus, berusaha dan
bertekun untuk mengamalkannya dalam kehidupan kita setiap hari.
“Semua
perintah Yesus berfungsi untuk melaksanakan dan mengungkapkan cinta ganda yang
tak terpisahkan itu,” tegas Paus Fransiskus, Minggu, 26/10/2020.
Ia
melanjutkan, “Cinta untuk Tuhan diekspresikan di atas segalanya dalam doa,
khususnya dalam adorasi. Dan cinta kepada sesama, yang disebut juga amal
persaudaraan, terdiri dari kedekatan, mendengarkan, berbagi, dan peduli
sesama”.
Pimpinan
tertinggi Gereja Katolik itu mengingatkan agar kita selalu memandang pada Yesus
Kristus yang adalah sumber cinta. Bahkan, Yesus senantiasa mengundang kita
untuk datang pada-Nya, yang adalah sumber cinta.
“Komuni
adalah anugerah yang harus dipuja setiap hari. Tapi kita juga harus berkomitmen
agar hidup kita tidak diperbudak oleh berhala dunia ini.”
“Verifikasi
perjalanan pertobatan dan kekudusan kita selalu dalam kasih kepada sesama.
Selama kita masih menutup hati kepada seorang saudara kita, tandanya bahwa kita
masih jauh dari kehendak untuk menjadi murid seperti yang diminta Yesus dari
kita. “
Paus
kembali menegaskan bahwa rahmat Ilahi tidak memungkinkan kita untuk berkecil
hati. Sebaliknya, Dia memanggil kita untuk memulai lagi setiap hari, untuk
menjalankan Injil secara konsisten.”
Sumber:https://katolikpedia.id/ajaran-yesus-tentang-mencintai-tuhan-dan-
sesama/
2. Aksi.
a. Guru
meminta peserta didik menuliskan buah-buah refleksi mereka setelah membaca
artikel di atas.
b. Siswa
menuliskan tindakan konkret yang akan mereka lakukan berdasarkan buah-buah
refleksi mereka dan melaporkan hasilnya dengan menuliskannya di buku
jurnal/catatan.
Doa Penutup
Litani
Nama Yesus Yang Tersuci
Sumber:
Puji Syukur No. 208
Tuhan, kasihanilah kami.
Tuhan, kasihanilah kami. Kristus,
kasihanilah kami.
Kristus, kasihanilah kami.
Tuhan, kasihanilah kami; Kristus,
dengarkanlah kami.
Kristus, kabulkanlah doa kami.
Allah Bapa di surga,
* kasihanilah kami.
Allah Putra Penebus Dunia, *
Allah Roh Kudus, *
Allah Tritunggal Kudus, Tuhan Yang
Maha Esa, *
Yesus, Hamba Allah, *
Yesus, Anak Daud, *
Yesus, Anak Manusia,
* Yesus, Anak Allah, *
Yesus, Nabi Agung, *
Yesus, Gembala yang baik,
* Yesus, Roti Hidup, *
Yesus, Terang Dunia,
* Yesus, Pokok Anggur, *
Yesus, Jalan, Kebenaran, dan
Hidup, *
Yesus, Kebangkitan dan Hidup, *
Yesus, Hakim yang adil, *
Yesus, Anak domba Allah, *
Yesus, Pengantara, *
Yesus, Imam Agung, *
Yesus, Anak Terkasih Bapa, *
Yesus, Anak Tunggal Allah, *
Yesus, Yang akan datang kembali, *
Yesus, Kegenapan janji Allah, *
Yesus,Citra Allah, *
Yesus, Putra Sulung, *
Yesus, Sang Sabda, *
Yesus, sungguh Allah sungguh
Manusia, *
Yesus, Penyembah Ilahi, *
Yesus, Pintu Keselamatan, *
Yesus, Penyelamat dunia, *
Yesus, Raja Semesta, *
Yesus, Pengantin Gereja, *
Yesus, Rasul Utama, *
Yesus, Sang Terpilih, *
Yesus, Kristus, Sang Terurapi, *
Yesus, Awal dan Akhir, *
Yesus, Kepala Gereja, *
Yesus, Bintang Timur Cemerlang, *
Yesus, Tuhan yang mahakuasa, *
Berbelas-kasihanlah kiranya,
sayangilah kami, ya Yesus.
Berbelas-kasihanlah kiranya,
kabulkanlah doa kami, ya Yesus.
Dari segala kejahatan,
** bebaskanlah kami, ya Tuhan.
Dari segala godaan, **
Dari segala dosa, **
Dari tipu daya setan, **
Dari nafsu percabulan, **
Dari kematian kekal, **
Dari kelalaian akan nasihat-Mu, **
Berkat penjelmaan-Mu,
*** selamatkanlah kami, ya Tuhan.
Berkat kelahiran-Mu, ***
Berkat masa muda-Mu, ***
Berkat segala karya-Mu, ***
Berkat segala sabda-Mu, ***
Berkat sengsara-Mu, ***
Berkat salib-Mu, ***
Berkat wafat dan pemakaman-Mu, ***
Berkat kebangkitan-Mu, ***
Berkat kenaikan-Mu ke surga, ***
Berkat kemuliaan-Mu, ***
Anak domba Allah yang menghapus
dosa-dosa dunia, sayangilah kami.
Anak domba Allah yang menghapus
dosa-dosa dunia, kabulkanlah doa kami.
Anakdomba Allah yang menghapus
dosa-dosa dunia, kasihanilah kami.
Yesus, dengarkanlah doa kami.
Yesus, kabulkanlah doa kami.
Marilah kita berdoa.
(....Hening....)
Ya Allah, Bapa kami, Putra-Mu,
Yesus Kristus telah bersabda: Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu
akan mendapat, dan ketuklah maka pintu akan dibukakan. Kami mohon, anugerahilah
kami cinta ilahi yang kami dambakan, agar kami mencintai Engkau dengan segenap
hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap
kekuatan.
Ya Allah, buatlah kami selalu
hormat dan cinta akan nama Yesus yang suci, karena Ia selalu membimbing
orang-orang yang telah Kauikat dalam cintakasih-Mu. Engkau takkan melepaskan
dari pelukan cinta-Mu orang- orang yang mengakui Engkau dalam nama Putra-Mu.
Sebab Dialah Tuhan, pengantara
kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar